komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif.
17
b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang
pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram-positif, seperti Actinomices viscosus dan
Streptococus sanguis.
17,18,20
Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.
Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah
melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya.
17
Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari
lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah
mikroorganisme anaerob gram-negatif.
17,20
c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan
gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis.
Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri
pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Pada stadium akhir pembentukan plak, yang dominan adalah koagregrasi antara spesies gram-negatif, misalnya koagregrasi
Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromornas gingivalis.
17
2.2 Penyakit Periodontal dan Karies Gigi
Plak gigi merupakan suatu massa atau kumpulan mikroorganisme yang melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak yang terus menumpuk
pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak dalam rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
Penyakit pada jaringan keras gigi dapat berupa karies. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan keras, dimulai dari
permukaan gigi meluas ke arah pulpa.
1,7
Karies merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh faktor host, mikroorganisme atau agen, substrat, dan waktu.
14
Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut tidak ada, maka karies tidak akan terjadi.
Karies dapat terjadi karena adanya karbohidrat dan aktivitas mikroorganisme dalam rongga mulut yang mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan
keras gigi.
7
S. mutans merupakan bakteri asidogenik utama dalam plak dental yang menguraikan karbohidrat berupa monosakarida dan disakarida menjadi asam laktat.
Asam laktat yang dihasilkan akan berdifusi dari permukaan plak dental menuju ke lapisan enamel gigi dibawahnya sehingga dapat terjadi proses demineralisasi gigi.
Proses terjadinya demineralisasi gigi tidak terjadi dalam waktu singkat namun bertahap karena adanya faktor penetralisir seperti kemampuan buffer saliva.
21
Penyakit pada jaringan lunak mulut atau penyakit periodontal dapat berupa gingivitis maupun periodontitis. Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak
sehingga penyakit periodontal disebut juga penyakit plak.
14,22
Diperkirakan bahwa 1mm
3
plak gigi dengan berat 1mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme. Mikroorganisme lain seperti mikoplasma, yeast dan protozoa, dapat ditemukan pada
plak yang sudah matang.
14
Mikroorganisme tersebut akan mengadakan interaksi dengan jaringan periodontal sebagai agen atau penjamu. Aksi mikroorganisme ini akan diperhebat
oleh beberapa faktor bersifat lokal maupun sistemik.
14
Faktor lokal dapat berupa iritan yang diproduksi oleh bakteri dalam plak, berupa enzim histolitik
hyalurodinase, kolagenase, protease, dan lain sebagainya, agen sitotoksik seperti endotoksin serta sisa toksin metabolisme bakteri tersebut ammonia, asam organik,
serta hidrogen sulfida. Faktor sistemik yaitu respon host terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh, berupa sel-sel imun tubuh, seperti sel T, sel B, fibroblast, sel-
sel epitelial gingiva, dan lain sebagainya.
11,22
Benda-benda asing yang diproduksi bakteri dapat mempengaruhi kondisi gingiva normal dan merangsang terjadinya respon inflamasi jaringan yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
dekstruktif. Protease yang diproduksi bakteri digunakan untuk menghancurkan enzim pada host dan mengubah peptida pada enzim menjadi nutrisi bagi bakteri itu sendiri.
Substansi tersebut dapat mengganggu respon host, integritas jaringan, dan memfasilitasi invasi mikroorganisme ke jaringan periodonsium sehat.
11,22
Dengan berpedoman kepada interaksi faktor tersebut, maka konsep pencegahan penyakit perodontal ditujukan untuk menghambat pembentukan dan
penumpukan plak, meningkatkan pertahanan jaringan periodontal, dan memperbaiki faktor lokal maupun sistemik.
14
Prinsip pencegahan penyakit periodontal yang tidak berubah selama bertahun-tahun adalah kontrol plak mekanis secara teratur dan
konsisten pada gigi dan sulkus gingiva, yang meliputi menyikat gigi, menggunakan alat pembersih interdental, dan berkumur-kumur dengan larutan antimikrobial.
14,22
2.3 Kontrol Plak