Perspektif Global Dalam Sejarah

Perbedaan suku bangsa, negara dan agama serta perbedaan tempat tinggal di dunia banyak menimbulkan keanekaragaman budaya. Perbedaan budaya ini bukan merupakan masalah namun hendaknya dijadikan kekayaan bangsa di dunia, sehingga kehidupan di dunia menjadi semakin indah, semakin baik dalam kehidupan yang harmonis, aman dan nyaman. Walapun kebudayaan berbeda, namun ada persamaan yang diinginkan setiap manusia manusia yaitu adanya kebebasan beragama, bebas rasa takut, bebas kelaparan bebas berpendapat, ingin hidup aman dan nyaman. Menurut Bernet setiap individu penemu budaya, menurut Morgan kemajuan budaya seiring dengan IPTEK. Pada Era globalisasi bidang budaya banyak terjadi peristiwa yang behubungan dengan perubahan budaya yaitu terjadi inovasi budaya, difusi budaya, akulturasi budaya, asimilasi budaya. Perubahan budaya pada era globalisasi meliputi perubahan secara kualitatif, dan perubahan secara kuantitatif dan muncul budaya instan. Perkembangan budaya yang bergerak mengarah universal terutama: musik, pakaian, makanan.

D. Perspektif Global Dalam Bidang HAM

Hak asasi manusia bersifat kodrati anugerah Tuhan Yang Maha Esa, semua manusia memiliki hak yang sama. Berdasarkan sejarah perjuangan hak asasi manusia, sebenarnya perjuangan hak asasi manusi sudah dimulai dari, jaman Nabi. Persitiwa dunia yang memperjuangan hak asasi manusia antara laian, Magna Charta 1215, Bill of Rihts 1689, Declaration des droit de I Home et do Citoyen 1789. Universal Declaration of Human Rights 1958 PBB. Di Indonesia penegakan HAM secara jelas dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 di Indonesia dan UU N0. 391999. Pada Era Globalisasi hak asasi manusia mendapat perhatian yang sangat besar bagi semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun dibalik perjuangan penegakan HAM juga terjadi pelanggaran HAM, dan muncul ”daerah panas”. Daerah Panas adalah daerah rawan konflik misalnya, Timur Tengah, Semenanjung Balkan, AfrikaSudan, Asia Timur, Asia Selatan, dan juga di Indonesia. Cara mengatasi konflik yang biasa di gunakan dengan diselenggarakan islah, musyawarah, rekonsiliasi, perjanjian, konflik dengan negara tetangga dapat diatasi dengan perjanjian bilateral, perjanjian multilateral dan resolusi Dewan Keamanan PBB.

E. Perspektif Global Dalam Sejarah

Sejarah mempelajari peristiwa masa lalu, konsep dasar sejarah; waktu, tempat dan peristiwa. Sejarah dilihat dari pengaruh peristiwanya sejarah dapat di bedakan menjadi sejarah lokal, sejarah nasional, sejarah dunia. Sejarah lokal memiliki lingkup dari sejarah desa, sejarah kecamatan, sejarah kabupaten, sampai sejarah propinsi. Sejarah lokal sering disebut sejarah mikro karena ruang lingkup sangat terbatas. Sejarah lokal termasuk materi yang dipelajari di sekolah dasar. Materi sejarah lokal tersebut mengutamakan daerah sekitar sekolah. Dengan sejarah lokal siswa menjadi mengerti mengenal perkembangan sejarah daerahnya sendiri. Sejarah lokal memiliki arti yang sangat penting untuk menghubungkan dengan dengan sejarah nasional. Siswa tidak asing dengan sejarah tempat tinggalnya sendiri. Sejarah nasional mengkaji negara secara keseluruhan nation state. Sejarah nasional juga disebut sejarah makro karena materinya mencakup wilayah negara. Sejarah nasional bukan kumpulan dari sejarah lokal, namum mengkaji peristiwa yang sifatnya nasional. Sejarah nasional sangat penting untuk mengenalkan peristiwa-peristiwa yang sifatnya nasional, dan sangat penting untuk menanamkan semangat nasionalisme, menanamkan rasa bangga sebagai suatu bangsasebagai bangsa Indonesia. Sangat penting untuk menumbuh kembangkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, rasa saling hormat -menghormati, bekerjasama antar suku bangsa yang ada dalam negara kita dan untuk menjaga integritas bangsa. Dengan belajar sejarah nasional akan menjadi jelas perkembangan masyarakat bangsa tersebut sejak jaman dahulu sampai sekarang dan masa yang akan datang. Dengan belajar sejarah nasional akan diketahui tahapan perjuangan bangsa sampai sekarang dan masa yang akan datang. Sejarah nasional tidak hanya memperkenalkan perjuang bangsa tetapi lebih penting lagi dapat tertanam semangat nasionalisme sesuai dengan jamannya. Perkembangan sejarah nasional Indonesia akan memberikan gambaran nasionalisme pada era penjajahan yang berbeda dengan jaman pembangunan dan jaman pasca reformasi. Pada masa pejajahan tertanam benih-benih dan semangat nasonalisme melawan penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Pada era perjuang fisik setelah merdeka akan menanamkan benih dan semangat perjuangan mempertahankan kemedekaan, sehingga muncul semangat 45. Pada era pembangunan nasional yang dimulai 1 April 1969 banyak menanamkan benih dan semangat nasionalisme pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pada era globalisasi pasca reformasi tumbuh benih-benih semangat nasiolisme ekonomi, semangat cinta produk Indonesia, nasionalisme budaya. Ahli sejarah membedakan sejarah menjadi sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai cerita. Sejarah sebagai peristiwa bersifat objektif, karena hanya bicara peritiwa itu sendiri, belum memasukan pendapatpemikiran atau pandangan dari penulis. Sejarah sebagai ilmu sejarah tersebut ditulis dengan teknik langkah-langkah ilmiah. Sejarah sebagai cerita sangat subyektif karena sudah banyak diwarnai pandangan pemikiran penulis. Mata pelajaran sejarah memiliki tempat yang strategis untuk membangun semangat nasionalisme dan membangun moral bangsa. Pembangunan moral bangsa harus berpedoman pada Pancasila dan disesuaikan dengan kebutuhan bangsa kita sendiri. Pembangunan moral yang diharapkan oleh bangsa Indonesia adalah bermoral Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa harus dapat mewarnai moral bangsa Indonesia. Pada era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas semangat nasionalisme mengutamakan nasioanlisme ekonomi cinta produk Indonesia, dan bangga terhadap produk Indonesia. Dan nasionalisme kebudayaan untuk menjaga kebudayaan kita agar tetap tumbuh dan berkembangan tidak diambil bangsa lain, namun demikian tidak mengabaikan semangat nasionalisme dalam arti cinta bangsa dan negara secara keseluruhan. Sejarah dunia mengkaji peristiwa-peristiwa di luar negara Indonesia. Peristiwa yang dikaji sejarah dunia pada umumnya peristiwa-peristiwa besar yang menjadi perhatian dunia luarnegara lain. Dilihat dari pengaruhnya peristiwa yang dikaji pada sejarah dunia pada umumnya berpengaruh pada dunia. Sejarah dunia banyak memperhatikan dalam bidang politik, ekonomi dan budaya. Sejarah dunia memberikan gambaran tentang perkembangan masyarakat dunia sejak masa lampau hingga masa kini, baik dalam bidang politik, ekonomi dan budaya. Dengan belajar perkembangan sejarah bangsa lain, sejarah dunia memberikan wawasan yang luas pada peserta didik, sehingga dapat untuk memperkuat rasa nasionalisme dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Pada era globalisasi muncul paradok sejarah “semakin demokrasi, semakin banyak negara yang merdeka” muncul “konsep 1000 negara”. Peristiwa satu mempengaruhi peristiwa, misalnya revolusi Melati di Tunisia mempengaruhi munculnya Revolusi Nil di Mesir, Revolusi di Lybia.

F. Perspektif Global Dalam Geografi