9
BAB II TINJAUAN SAR
2.1 Pengertian SAR
Badan SAR Nasional adal ah l embaga pemerint ah yang bergerak di bidang pencarian dan pert ol ongan
Sear ch And Rescue yang awalnya berada dibawah naungan Depart emen Perhubungan, dalam
melaksanakan t ugas pokoknya memerlukan dukungan dan part isipasi dari semua pihak dal am memanf aat kan berbagai f asil it as sarana, prasarana,
personil , dan met erial yang dimil iki ol eh berbagai inst ansi Pemerint ah, Swast a, Organisasi, dan Masyarakat . Mul ai bulan November 2006, Badan
SAR Nasional Basarnas t idak lagi berada di bawah Depart emen Perhubungan Dephub. Sesuai Perat uran Pemerint ah PP No. 36 2006,
badan ini l angsung di bawah presiden. Menurut Hat t a Raj asa 24 11 2006 sel aku ment eri perhubungan, Basarnas berbeda dengan
Komisi Nasional Kecelakaan Transport asi KNKT dan Dewan Kesel amat an. KNKT bert ugas mengecek dan menyel idiki penyebab suat u
kecelakaan t ransport asi agar kecelakaan serupa t idak t erulang. Dewan Kesel amat an memberi masukan sebagai penguat an aspek kesel amat an
sebelum kecelakaan t erj adi. Sedangkan Basarnas bert ugas mencari korban, baik dal am kecel akaan t ransport asi maupun bencana al am.
Sepert i hal nya Badan Met eorol ogi dan Geof isika BMG yang merupakan l embaga pemerint ah nondepart emen, Basarnas akan memil iki anggaran
sendiri.
2.1.1 Sejarah SAR
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawal i dengan adanya penyebut an
” Black Area” bagi suat u negara yang
t idak memil iki organisasi SAR. Dengan berbekal kemerdekaan, maka t ahun 1950 Indonesia masuk
menj adi anggot a organisasi penerbangan int ernasional ICAO
10
Int er nat i onal Ci vi l Avi at i on Or gani zat i on. Sej ak saat it u Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pel ayaran yang
t erj adi di Indonesia. Sebagai konsekuensi l ogis at as masuknya Indonesia menj adi anggot a
ICAO t ersebut , maka pemerint ah menet apkan Perat uran Pemerint ah Nomor 5 t ahun 1955 t ent ang Penet apan Dewan Penerbangan unt uk
membent uk panit ia SAR. Panit ia t eknis mempunyai t ugas pokok unt uk membent uk Badan Gabungan SAR, menent ukan pusat -pusat regional
sert a anggaran pembiayaan dan mat erial. Sebagai negara yang merdeka, t ahun 1959 Indonesia menj adi
anggot a Int er nat i onal Mar i t i me Or gani zat i on IMO. Dengan masuknya
Indonesia sebagai anggot a ICAO dan IMO t ersebut , t ugas dan t anggung j awab SAR semakin mendapat perhat ian. Sebagai negara yang besar dan
dengan semangat got ong royong yang t inggi, bangsa Indonesia ingin mewuj udkan harapan dunia int ernasional yait u mampu menangani
musibah penerbangan dan pel ayaran. Dari pengal aman-pengalaman t ersebut diat as, maka t imbul
pemikiran bahwa perl u diadakan suat u organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiat an-kegiat an SAR dibawah sat u komando.
Unt uk mengant isipasi t ugas-t ugas SAR t ersebut , maka pada t ahun 1968 dit et apkan Keput usan Ment eri Perhubungan Nomor T. 20 I 2-4 mengenai
dit et apkannya Tim SAR Lokal Jakart a yang pembent ukannya diserahkan kepada Direkt orat Perhubungan Udara. Tim inil ah yang akhirnya menj adi
embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibent uk kemudian.
Pada t ahun 1968 j uga, t erdapat proyek Sout h East Asi a Coor di nat i ng
Commi t t ee on Tr anspor t and Communi cat i ons, yang mana Indonesia merupakan proyek payung
Umbr el l a Pr oj ect unt uk negara-negara Asia Tenggara. Proyek t ersebut dit angani ol eh
US Coast Guar d Badan SAR Amerika, guna mendapat kan dat a yang diperl ukan unt uk rencana
pengembangan dan penyempurnaan organisasi SAR di Indonesia.
11
2.1.2 Perkembangan Organisasi BASARNAS