17
dikawat irkan hil ang, at au menghadapi bahaya dal am pel ayaran dan at au penerbangan, sert a memberikan bant uan SAR dalam
bencana dan musibah l ainnya sesuai dengan perat uran SAR nasional dan int emasional .
2.3 Peraturan dan Perundangan SAR
A. Perat uran Perundang-undangan Nasional Pe n y e l e n gga r a a n SAR Na si o n a l d i l a k sa n a k a n
b e r d a sa r k a n p e r a t u r a n p e r u n d a n ga n n a si o n a l sb b : 1. UU No. 15 Tahun 1992 t ent ang Penerbangan.
2. UU No. 21 Tahun 1992 t ent ang Pel ayaran, 3. Perat uran Pemerint ah No. 36 Tahun 2006 t ent ang Pencarian
dan Pert ol ongan. 4. Perat uran Pemerint ah No. 3 Tahun 2001 t ent ang Keamanan
dan Kesel amat an Penerbangan. 5. Keput usan Ment eri Perhubungan nomor KM 79 Tahun 2001
t ent ang Kant or SAR 6. Perat uran Ment eri Perhubungan nomor KM 43 Tahun 2005,
t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Perhubungan. 7. Perat uran Ment eri Perhubungan Nomor KM 40 Tahun 2006
t ent ang Pos Sear ch and Rescue
B. Perat uran Perundang-undangan Int ernasional Penyel enggaraan SAR Nasional dil aksanakan berdasarkan
perat uran perundangan int ernasional sebagai berikut : 1.
Int er nat i onal Convent i on f or t he Saf et y of Li f e at Sea SOLAS, 1974
2. Int er nat i onal Avi at i on Mar i t i me Sear ch and Rescue
IAMSAR, ICAO IMO, 1998. 3.
Seacr h and Rescue, Int ernat ional Civil Aviat ion Organiza- t ion, Annex 12, t ahun 2000
4. UNCLOS-82 yang dirat if ikasi dengan UU No. 17Th 1985, Indonesia dit erima dan diakui sebagai negara kepul auan yang
18
memiliki laut pedalaman, namun Indonesia harus menyediakan j al ur l aut int emasional .
Sel ain it u, saat ini Basarnas sedang mengupayakan unt uk merat if ikasi
Int er nat i onal Convent i on on Mar i t i me SAR 1979 guna meningkat kan st andar dan pelaksanaan SAR t erhadap musibah yang
t erj adi di wil ayah perairan Indonesia.
2.4 Pengendalian Operasi SAR
Operasi SAR akan berhasil dengan bal k j ika berbagai pot ensi yang bergabung dal am operasi SAR dikendal ikan secara t erpadu,
melaksanakan operasi SAR sesuai dengan rencana operasi yang t elah di buat . sehingga pel aksanaan operasi SAR t idak berj al an masing-masing,
organisasi operasi adal ah sebagai berikut :
•
SC SAR Coor di nat or dij abat oleh Kepala Badan SAR Nasional,
dapat di delegasikan kepada Gubernur Bupat i Walikot a Madya Tk. Pej abat l ain yang dianggap mampu.
•
SMC SAR Mi ssi on Coor di nat or dij abat ol eh pej abat Basarnas
Kant or SAR pej abat dari Inst ansi l ain yang memenuhi persyarat an kual if ikasi, mampu memimpin dan mengendal ikan
t ugas SAR secara t erkoordinasi dan t erpadu.
•
OSC On Scene Coor di nat or dij abat ol eh Kapt en nahkoda kapal ,
yang armadanya dat ang pert ama kal i dit empat musibah pel ayaran dan penerbangan. OSC ini bekerj a t erus hingga ada
yang menggant ikannya.
•
SRU Sear ch and Rescue Uni t yait u Sat uan Tugas SAR yang t erdiri
dari beberapa kapal , pesawat t erbang dan Tim Rescue. Sat gas SAR di t iap l okasi musibah dipimpin ol eh seorang OSC yang
berada di bawah SMC.
19
2
.4.1 Penanganan Korban Bencana dan M usibah
1. St rukt ur Organisasi t ugas t erdiri dari SRU yang berada di set iap Kant or SAR yang sel al u siap unt uk t ugas SAR dal am penanggul angan
bencana dan musibah l ainnya. 2. Penugasan SRU di l okasi musibah bencana al am adal ah berdasarkan
permint aan dari Gubernur Bupat i Wal ikot a ke Kant or SAR bersangkut an dan kegiat an SRU di l okasi bencana berada di bawah
komando Bupat i Kepal a Daerah Tk. II Wal ikot a. 3. Penugasan SRU ke l okasi musibah l ainnya berdasarkan permint aan
Pej abat dari inst ansi yang bert anggung j awab dan kegiat an SRU sel anj ut nya di bawah komando Pej abat yang bersangkut an.
4. Penugasan SRU ke l okasi bencana dan at au musibah l ainnya pal ing l ama 7 hari berst at us di BKO kan. Apabil a masih diperl ukan sesuai
dengan permint aan dari Bakornas PBP, keberadaan SRU dit anggung ol eh Bakornas PBP.
2.5 Sarana dan Peralatan SA R