TINJAUAN SAR MARKAS KOMANDO DAN PELATIHAN TIM SAR PANTAI PARANGTRITIS DENGAN TRANSFORMASI KARAKTER SAR PANTAI "LUGAS, CEPAT, TEGAS".

(1)

BAB II

TINJAUAN SAR

2.1 Pengertian SAR

Badan SAR Nasional adal ah l embaga pemerint ah yang bergerak di bidang pencarian dan pert ol ongan (Sear ch And Rescue) yang awalnya berada dibawah naungan Depart emen Perhubungan, dalam melaksanakan t ugas pokoknya memerlukan dukungan dan part isipasi dari semua pihak dal am memanf aat kan berbagai f asil it as sarana, prasarana, personil , dan met erial yang dimil iki ol eh berbagai inst ansi Pemerint ah, Swast a, Organisasi, dan Masyarakat . Mul ai bulan November 2006, Badan SAR Nasional (Basarnas) t idak lagi berada di bawah Depart emen Perhubungan (Dephub). Sesuai Perat uran Pemerint ah (PP) No. 36/ 2006, badan ini l angsung di bawah presiden. Menurut Hat t a Raj asa (24/ 11/ 2006) sel aku ment eri perhubungan, Basarnas berbeda dengan Komisi Nasional Kecelakaan Transport asi (KNKT) dan Dewan Kesel amat an. KNKT bert ugas mengecek dan menyel idiki penyebab suat u kecelakaan t ransport asi agar kecelakaan serupa t idak t erulang. Dewan Kesel amat an memberi masukan sebagai penguat an aspek kesel amat an sebelum kecelakaan t erj adi. Sedangkan Basarnas bert ugas mencari korban, baik dal am kecel akaan t ransport asi maupun bencana al am. Sepert i hal nya Badan Met eorol ogi dan Geof isika (BMG) yang merupakan l embaga pemerint ah nondepart emen, Basarnas akan memil iki anggaran sendiri.

2.1.1 Sejarah SAR

Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawal i dengan adanya penyebut an ”Black Area” bagi suat u negara yang

t idak memil iki organisasi SAR.

Dengan berbekal kemerdekaan, maka t ahun 1950 Indonesia masuk menj adi anggot a organisasi penerbangan int ernasional ICAO


(2)

(Int er nat i onal Ci vi l Avi at i on Or gani zat i on). Sej ak saat it u Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pel ayaran yang t erj adi di Indonesia.

Sebagai konsekuensi l ogis at as masuknya Indonesia menj adi anggot a ICAO t ersebut , maka pemerint ah menet apkan Perat uran Pemerint ah Nomor 5 t ahun 1955 t ent ang Penet apan Dewan Penerbangan unt uk membent uk panit ia SAR. Panit ia t eknis mempunyai t ugas pokok unt uk membent uk Badan Gabungan SAR, menent ukan pusat -pusat regional sert a anggaran pembiayaan dan mat erial.

Sebagai negara yang merdeka, t ahun 1959 Indonesia menj adi anggot a Int er nat i onal Mar i t i me Or gani zat i on (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggot a ICAO dan IMO t ersebut , t ugas dan t anggung j awab SAR semakin mendapat perhat ian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat got ong royong yang t inggi, bangsa Indonesia ingin mewuj udkan harapan dunia int ernasional yait u mampu menangani musibah penerbangan dan pel ayaran.

Dari pengal aman-pengalaman t ersebut diat as, maka t imbul pemikiran bahwa perl u diadakan suat u organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiat an-kegiat an SAR dibawah sat u komando. Unt uk mengant isipasi t ugas-t ugas SAR t ersebut , maka pada t ahun 1968 dit et apkan Keput usan Ment eri Perhubungan Nomor T. 20/ I/ 2-4 mengenai dit et apkannya Tim SAR Lokal Jakart a yang pembent ukannya diserahkan kepada Direkt orat Perhubungan Udara. Tim inil ah yang akhirnya menj adi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibent uk kemudian.

Pada t ahun 1968 j uga, t erdapat proyek Sout h East Asi a Coor di nat i ng Commi t t ee on Tr anspor t and Communi cat i ons, yang mana Indonesia merupakan proyek payung (Umbr el l a Pr oj ect ) unt uk negara-negara Asia Tenggara. Proyek t ersebut dit angani ol eh US Coast Guar d (Badan SAR Amerika), guna mendapat kan dat a yang diperl ukan unt uk rencana pengembangan dan penyempurnaan organisasi SAR di Indonesia.


(3)

2.1.2 Perkembangan Organisasi BASARNAS

Berdasarkan hasil survey dit et apkan Keput usan Presiden Nomor 11 t ahun 1972 t anggal 28 Februari 1972 t ent ang pembent ukan Badan SAR Indonesia (BASARI). Adapun susunan organisasi BASARI t erdiri dari :

1. Unsur Pimpinan

2. Pusat SAR Nasional (Pusarnas) 3. Pusat -pusat Koordinasi Rescue (PKR) 4. Sub-sub Koordinasi Rescue (SKR) 5. Unsur-unsur SAR

Pusarnas merupakan unit Basari yang bert anggungj awab sebagai pel aksana operasional kegiat an SAR di Indonesia. Wal aupun dengan personil dan peral at an yang t erbat as, kegiat an penanganan musibah penerbangan dan pel ayaran t el ah dil aksanakan dengan hasil yang cukup memuaskan, ant ara lain Boeing 727-PANAM t ahun 1974 di Bali dan operasi pesawat Twinot t er di Sul awesi yang dikenal dengan operasi Tinombal a.

Secara perl ahan Pusarnas t erus berkembang dibawah pimpinan (al m) Marsma S. Dono Indart o. Dal am rangka pengembangan ini pada t ahun 1975 Pusarnas resmi menj adi anggot a NASAR (Nat i onal Associ at i on of SAR) yang bermarkas di Amerika, sehingga Pusarnas secara resmi t el ah t erl ibat dal am kegiat an SAR secara int ernasional . Tahun berikut nya Pusarnas t urut sert a dalam kelompok kerj a yang melakukan penelit ian t ent ang penggunaan sat elit unt uk kepent ingan kemanusiaan (Wor ki ng Gr oup On Sat el i t t e Ai ded SAR) dari Int er nat i onal Aer onaut i cal Feder at i on.

Bersamaan dengan pengembangan Pusarnas t ersebut , dirint is kerj asama dengan negara-negara t et angga yait u Singapura, Malaysia, dan Aust ral ia.

Unt uk l ebih mengef ekt if kan kegiat an SAR, maka pada t ahun 1978 Ment eri Perhubungan sel aku kuasa Ket ua Basari mengel uarkan Keput usan Nomor 5/ K. 104/ Pb-78 t ent ang penunj ukkan Kepala Pusarnas sebagai Ket ua Basari pada kegiat an operasi SAR di l apangan. Sedangkan unt uk penanganan SAR di daerah dikel uarkan Inst ruksi Ment eri


(4)

Perhubungan IM 4/ KP/ Phb-78 unt uk membent uk Sat uan Tugas SAR di KKR (Kant or Koordinasi Rescue).

Unt uk ef isiensi pelaksanaan t ugas SAR di Indonesia, pada t ahun 1979 mel al ui Keput usan Presiden Nomor 47 t ahun 1979, Pusarnas yang semul a berada dibawah Basari, dimasukkan kedal am st rukt ur organisasi Depart emen Perhubungan dan namanya diubah menj adi Badan SAR Nasional (BASARNAS).

Dengan diubahnya Pusarnas menj adi Basarnas, Kepala Pusarnas yang semula esselon II menj adi Kepala Basarnas esselon I. Demikian j uga st rukt ur organisasinya disempurnakan dan Kabasarnas membawahi 3 pej abat essel on II. Dal am perkembangannya keluar Keput usan Ment eri Perhubungan Nomor 80 t ahun 1998 t ent ang Organisasi Tat a Kerj a Basarnas, yang sal ah sat u isinya mengenai pej abat essel on II di Basarnas, yait u :

1. Sekret aris Badan;

2. Kepal a Pusat Bina Operasi; 3. Kepal a Pusat Bina Pot ensi;

Adanya organisasi SAR akan memberikan rasa aman dal am penerbangan dan pel ayaran. Sej al an dengan perkembangan roda t ransport asi sert a kemaj uan IPTEK di bidang t ransport asi, maka mobil it as manusia dan barang dari suat u t empat ke t empat l ain dal am l ingkup nasional maupun int ernasional mempunyai resiko yang t inggi t erhadap kemungkinan t erj adinya kecel akaan yang menimpa pengguna j asa t ransport asi darat , l aut dan udara. Penerbangan dan pel ayaran int ernasional yang mel int asi wil ayah Indonesia membut uhkan j aminan t ersedianya penyelenggaraan SAR apabila mengalami musibah di wilayah Indonesia. Tanpa adanya hal it u maka Indonesia akan dikat egorikan sebagai "bl ack ar ea" unt uk penerbangan dan pelayaran. St at us "bl ack ar ea" dapat berpengaruh negat if dalam hubungan ekonomi dan polit ik Indonesia secara int ernasional . Terkait dengan masalah t ersebut , Badan SAR Nasional sebagai inst ansi resmi pemerint ah yang bert anggungj awab di bidang SAR ikut mempunyai andil yang besar dal am menj aga cit ra Indonesia sebagai daerah yang aman unt uk penerbangan dan pel ayaran.


(5)

Dengan cit ra yang baik t ersebut diharapkan arus t ransport asi akan dapat bej al an dengan l ancar dan pada gil irannya akan meningkat kan perekonomian nasional Indonesia.

Dengan meningkat nya t unt ut an masyarakat mengenai pelayanan j asa SAR dan adanya perubahan sit uasi dan kondisi Indonesia sert a unt uk t erus mengikut i perkembangan IPTEK, maka organisasi SAR di Indonesia t erus mengal ami penyesuaian dari wakt u ke wakt u. Organisasi SAR di Indonesia saat ini diat ur dengan Perat uran Ment eri Perhubungan No. KM 43 Tahun 2005 t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Perhubungan dan Keput usan Ment eri Perhubungan No. KM 79 Tahun 2002 t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Kant or SAR. Dal am rangka t erus meningkat kan pel ayanan SAR kepada masyarakat , maka pemerint ah t elah menet apkan Perat uran Pemerint ah No. 36 Tahun 2006 t ent ang Pencarian dan Pert olongan yang mengat ur bahwa Pelaksanaan SAR (yang mel iput i usaha dan kegiat an mencari, menol ong, dan menyel amat kan j iwa manusia yang hil ang at au menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran, dan/ at au penerbangan, at au bencana at au musibah lainnya) dikoordinasikan ol eh Basarnas yang berada dibawah dan bert anggungj awab langsung kepada Presiden. Menindak lanj ut i Perat uran Pemerint ah t ersebut , Basarnas saat ini sedang berusaha mengembangkan organisasinya sebagai Lembaga Pemerint ah Non Depart emen sebagai upaya menyelenggarakan pelaksanaan SAR yang ef ekt if , ef isien, cepat , handal , dan aman.

2.1.3 Visi dan M isi BASARNAS

Visi :

Berhasil nya pel aksanaan operasi SAR pada set iap wakt u dan t empat dengan cepat , handal , dan aman

Misi :

Menyel enggarakan kegiat an operasi SAR yang ef ekt if dan ef isien mel al ui upaya t indak awal yang maksimal sert a pengerahan pot ensi SAR yang didukung ol eh sumber daya manusia yang prof esional , f asil it as SAR yang


(6)

memadai, dan prosedur kerj a yang mant ap dalam rangka mewuj udkan Visi Badan SAR Nasional

2.1.4 Tugas, Fungsi dan Sasaran BASARNAS

A. Tugas Pokok

Dal am Perat uran Ment eri Perhubungan Nomor KM. 43Tahun 2005 Tent ang Organisasi dan t at a kerj a Depart emen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai t ugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendal ian pot ensi Sear ch and Rescue (SAR) dalam kegiat an SAR t erhadap orang dan mat erial yang hilang at au dikhawat irkan hil ang, at au menghadapi bahaya dalam pelayaran dan at au penerbangan, sert a memberikan bant uan SAR dalam penanggul angan bencana dan musibah l ainnya sesuai dengan perat uran SAR Nasional dan Int ernasional .

B. Fungsi

Dal am mel aksanakan t ugas pokok t ersebut di at as, Badan SAR Nasional menyel enggarakan f ungsi :

1. Perumusan kebij akan t eknis di bidang pembinaan pot ensi SAR dan pembinaan operasi SAR

2. Pel aksanaan program pembinaan pot ensi SAR dan operasi SAR 3. Pelaksanaan t indak awal

4. Pemberian bant uan SAR dal am bencana dan musibah l ainnya 5. Koordinasi dan pengendal ian operasi SAR al as pot ensi SAR

yang dimil iki ol eh inst ansi dan organisasi l ain

6. Pelaksanaan hubungan dan kerj a sama di bidang SAR balk di dal am maupun l uar negeri

7. Eval uasi pel aksanaan pembinaan pot ensi SAR dan operasi SAR 8. Pel aksanaan administ rasi di l ingkungan Badan SAR Nasional

C. Sasaran Pengembangan BASARNAS

Dalam rangka mewuj udkan visi dan misi BASARNAS, perlu dil aksanakan st rat egi-st rat egi sebagai berikut :


(7)

1. Menj adikan BASARNAS sebagai yang t erdepan dal am melaksanakan operasi SAR dalam musibah pel ayaran dan penerbangan, bencana dan musibah l ainnya

2. Pembent ukan Inst it usi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penat aran di l ingkungan BASARNAS

3. Mengembangkan regulasi yang mampu mengerahkan pot ensi SAR mel al ui mekanisme koordinasi yang dipat uhi ol eh semua pot ensi SAR

4. Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang t erarah dan berlanj ut agar dapat dibent uk t enaga-t enaga SAR yang prof esional

5. Mel aksanakan pemenuhan sarana/ prasarana dan peral at an SAR secara bert ahap agar dapat menj adikan operasi t indak awal SAR yang mandiri, cepat , t epat , dan handal sesuai ket ent uan nasional dan int ernasional

6. Mel aksanakan pendidikan dan pel at ihan SAR mel al ui j enj ang pendidikan sesuai dengan kebut uhan dal am l ingkungan BASARNAS

7. Pencipt aan sist em sosial isasi dan penyul uhan kepada masyarakat t ent ang penyelenggaraan operasi SAR

8. Mengembangkan kerj asama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan inst ansi berpot ensi SAR, bal k dal am negeri maupun l uar negeri dal am rangka pembinaan pot ensi SAR

2.2 Jenis-jenis M usibah SAR

Wil ayah negara Republ ik Indonesia t erdiri dari wil ayah perairan dan kepulauan dimana sebagai penghubung ant ar pulau dalam rangka menunj ang pembangunan perekonomian adal ah segi t ransport asi. Kondisi sepert i ini berdampak l al ul int as t ransport asi menj adi sangat ramai.

Disisi lain kesadaran masyarakat t ent ang keselamat an belum menj adi priorit as, sehingga apabil a t erj adi musibah, masih banyak para


(8)

pengguna j asa t ransport asi laut / udara menyulit kan t im SAR dalam mel akukan pencarian dan pert ol ongan (SAR), sepert i :

1. Li f e vest yang kurang at au penempat annya t idak sesuai. 2. Tidak adanya radio komunikasi,

3. Tidak adanya si gnal di st r ess (ELT/ EPIRB)

Jenis musibah yang sering t erj adi di Indonesia, t el ah diket ahui dan selama ini dit angani oleh Basarnas adal ah :

A. Pel ayaran 1. Kebocoran 2. Kandas 3. Man over boat 4. Kerusakan mesin 5. Medi vak

6. Kebakaran Kapal

7. Perompakan t erhadap kapal -kapal adalah penerusan berit a ke Bakorkamla maupun inst ansi t erkait (AL, Polri)

B. Penerbangan 1. Lost cont act 2. Cr ash l andi ng 3. Engi ne f ai l ur e C. Bencana al am

Dal am hal kej adian bencana al am, koordinat or penanganan berada pada BAKORNAS PBP, disini Basarnas menj adi sal ah sat u unsur dari Bakornas PBP. Peranan SAR adal ah yang pal ing mengemuka karena harus bert indak pal ing awal pada set iap bencana al am yang t erj adi, sehingga SAR menj adi t it ik pandang bagi masyarakat yang t ert impa musibah.

D. Bencana l ainnya

Dal am penanganan t erhadap bencana l ain ini dipert egas dal am Keput usan Ment eri Perhubungan No KM 43 t ahun 2003, dimana dinyat akan "Basarnas mempunyai t ugas membina, mengkoordinasikan dan mengendal ikan pot ensi SAR dal am kegiat an SAR t erhadap orang at au mat erial yang hil ang at au


(9)

dikawat irkan hil ang, at au menghadapi bahaya dal am pel ayaran dan at au penerbangan, sert a memberikan bant uan SAR dalam bencana dan musibah l ainnya sesuai dengan perat uran SAR nasional dan int emasional ".

2.3 Peraturan dan Perundangan SAR

A. Perat uran Perundang-undangan Nasional

Pe n y e l e n gga r a a n SAR Na si o n a l d i l a k sa n a k a n b e r d a sa r k a n p e r a t u r a n p e r u n d a n ga n n a si o n a l sb b :

1. UU No. 15 Tahun 1992 t ent ang Penerbangan. 2. UU No. 21 Tahun 1992 t ent ang Pel ayaran,

3. Perat uran Pemerint ah No. 36 Tahun 2006 t ent ang Pencarian dan Pert ol ongan.

4. Perat uran Pemerint ah No. 3 Tahun 2001 t ent ang Keamanan dan Kesel amat an Penerbangan.

5. Keput usan Ment eri Perhubungan nomor KM 79 Tahun 2001 t ent ang Kant or SAR

6. Perat uran Ment eri Perhubungan nomor KM 43 Tahun 2005, t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Perhubungan. 7. Perat uran Ment eri Perhubungan Nomor KM 40 Tahun 2006

t ent ang Pos Sear ch and Rescue

B. Perat uran Perundang-undangan Int ernasional

Penyel enggaraan SAR Nasional dil aksanakan berdasarkan perat uran perundangan int ernasional sebagai berikut :

1. Int er nat i onal Convent i on f or t he Saf et y of Li f e at Sea (SOLAS), 1974

2. "Int er nat i onal Avi at i on & Mar i t i me Sear ch and Rescue (IAMSAR)", ICAO/ IMO, 1998.

3. "Seacr h and Rescue", Int ernat ional Civil Aviat ion Organiza-t ion, Annex 12, Organiza-t ahun 2000

4. UNCLOS-82 yang dirat if ikasi dengan UU No. 17Th 1985, Indonesia dit erima dan diakui sebagai negara kepul auan yang


(10)

memiliki laut pedalaman, namun Indonesia harus menyediakan j al ur l aut int emasional .

Sel ain it u, saat ini Basarnas sedang mengupayakan unt uk merat if ikasi Int er nat i onal Convent i on on Mar i t i me SAR 1979 guna meningkat kan st andar dan pelaksanaan SAR t erhadap musibah yang t erj adi di wil ayah perairan Indonesia.

2.4 Pengendalian Operasi SAR

Operasi SAR akan berhasil dengan bal k j ika berbagai pot ensi yang bergabung dal am operasi SAR dikendal ikan secara t erpadu, melaksanakan operasi SAR sesuai dengan rencana operasi yang t elah di buat . sehingga pel aksanaan operasi SAR t idak berj al an masing-masing, organisasi operasi adal ah sebagai berikut :

SC (SAR Coor di nat or) dij abat oleh Kepala Badan SAR Nasional, dapat di delegasikan kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a Madya Tk. Pej abat l ain yang dianggap mampu.

SMC (SAR Mi ssi on Coor di nat or ) dij abat ol eh pej abat Basarnas/ Kant or SAR/ pej abat dari Inst ansi l ain yang memenuhi persyarat an kual if ikasi, mampu memimpin dan mengendal ikan t ugas SAR secara t erkoordinasi dan t erpadu.

OSC (On Scene Coor di nat or ) dij abat ol eh Kapt en/ nahkoda kapal , yang armadanya dat ang pert ama kal i dit empat musibah (pel ayaran dan penerbangan). OSC ini bekerj a t erus hingga ada yang menggant ikannya.

SRU (Sear ch and Rescue Uni t ) yait u Sat uan Tugas SAR yang t erdiri dari beberapa kapal , pesawat t erbang dan Tim Rescue. Sat gas SAR di t iap l okasi musibah dipimpin ol eh seorang OSC yang berada di bawah SMC.


(11)

2.4.1 Penanganan Korban Bencana dan M usibah

1. St rukt ur Organisasi t ugas t erdiri dari SRU yang berada di set iap Kant or SAR yang sel al u siap unt uk t ugas SAR dal am penanggul angan bencana dan musibah l ainnya.

2. Penugasan SRU di l okasi musibah bencana al am adal ah berdasarkan permint aan dari Gubernur / Bupat i / Wal ikot a ke Kant or SAR bersangkut an dan kegiat an SRU di l okasi bencana berada di bawah komando Bupat i Kepal a Daerah Tk. II / Wal ikot a.

3. Penugasan SRU ke l okasi musibah l ainnya berdasarkan permint aan Pej abat dari inst ansi yang bert anggung j awab dan kegiat an SRU sel anj ut nya di bawah komando Pej abat yang bersangkut an.

4. Penugasan SRU ke l okasi bencana dan at au musibah l ainnya pal ing l ama 7 hari berst at us di BKO kan. Apabil a masih diperl ukan sesuai dengan permint aan dari Bakornas PBP, keberadaan SRU dit anggung ol eh Bakornas PBP.

2.5 Sarana dan Peralatan SA R

2.5.1 Sarana SAR

A. Sarana SAR Udara

Sebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, sarana dan peral at an SAR t el ah diupayakan unt uk sel al u t et ap

Bagan 2.1 Organisasi Operasi SAR Sumber : www.basarnas.go.id(2007)


(12)

beriringan dengan kemaj uan IPTEK baik kualit as maupun kuant it asnya.

1. Juml ah, t ipe dan kemampuan pesawat .

Sarana udara yang dimiliki BASARNAS adalah Helikopt er NBO-105 buat an IPTN t ahun 1980 sebanyak 2 buah, kemudian mendapat hibah dari Badan Diklat Perhubungan dan PT Pelit a Air Service sebanyak 8 (del apan) buah t erdiri dari 7 buah j enis NB0-105 dan 1 (sat u) buah j enis Bell 206.

2. Pengoperasian pesawat .

a. Kegiat an Operasi berj adwal .

Unt uk kegiat an ini dial okasikan rat a-rat a 100 j am, mel iput i:

• Dukungan VIP sebanyak 25 j am

• Dukungan Siaga SAR hari Nat al dan Tahun Baru sebanyak 25 j am

• Dukungan Siaga SAR Idul Fit ri sebanyak 50 j am b. Kegiat an Operasi t ak berj adwal

Mel iput i operasi SAR dan dukungan SAR t erhadap penanganan bencana al am dan kegiat an l ain yang dipandang perl u menyiagakan pesawat B0-105 sebagai unsur SAR. Dari kegiat an ini dialokasikan wakt u sekit ar 200 j am. Cont oh kegiat an ini ant ara lain pada wakt u t anggap darurat bencana

Gambar 2.1

Jenis helicopter yang digunakan tim SAR Sumber : www.basarnas.go.id(2007)


(13)

Tsunami Aceh. Kegiat an operasi kemanusiaan ini ber basis di Bl ang Pidie unt uk mendukung dist ribusi l ogist ik di daerah Meul aboh dan sekit arnya yang berj al an l ancar, karena kerj asama yang baik dengan t im Helikopt er dari t ipe yang sej enis sebanyak 5 buah dibawah koordinasi dan bant uan Avt ur dari Perhubungan Udara.

c. Lat ihan SAR

Kegiat an l at ihan dit uj ukan pada pembent ukan dan upaya mempert ahankan sert a meningkat kan kual if ikasi yang akan dan t el ah dimil iki penerbang dalam rangka mendukung kegiat an operasi SAR. Dari al okasi j am t erbang bidang l at ihan sebanyak 150 j am, t erdiri at as; lat ihan SAR 50 j am, konversi 30 j am, prof isiensi 40 j am, kapt ensi 30 j am.

Lat ihan dengan dukungan hel ikopt er yang t el ah dil aksanakan sampai saat ini ant ara l ain:

• Pel at ihan Dasar Rescuer ,

• MARPOLEX diperairan Indonesia.

• Lat ihan SAR Mal indo (dengan Mal aysia)

• Lat ihan SAR Indopura (dengan Singapura)

• Lat ihan SAR Ausindo (dengan Aust ral ia) B. Sarana SAR Laut

Unt uk mendukung kegiat an SAR dal am penanganan musibah diperairan, yang t erj adi di set iap wil ayah, maka dibut uhkan Sarana SAR Laut pada saat pel aksanaan operasi SAR.

1. Rescue boat

Rescue boat merupakan kapal dengan versi SAR, sarana ini sangat menunj ang dal am penyel amat an korban di l aut an. Selain

sebagai sarana angkut t im r escue yang akan memberikan

pert olongan, j uga harus mempunyai kemampuan mencari dan mengarungi l aut an dengan t et ap mempert imbangkan keselamat an. Guna mendukung upaya SAR dilaut BASARNAS t elah didukung dengan r escue boat .


(14)

2. Ri gi d Inf l at abl e Boat

Sarana operasional ini dipergunakan pada daerah dekat pant ai dan sangat ef isien unt uk penyelamat an korban di air pada permukaan yang dangkal , berbent uk menyerupai perahu karet dengan l unas f iber gl ass sert a dil engkapi kemudi dibagian t engah unt uk memberikan sudut pandang yang l uas bagi operat ornya.

A. Sarana SAR Darat

Sebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, sarana dan peral at an SAR t el ah diupayakan unt uk sel al u t et ap beriringan dengan kemaj uan IPTEK baik kualit as maupun kuant it asnya.

1. Rescue Tr uck

Rescue t r uk merupakan sarana penunj ang operasi pert olongan t erhadap musibah l ain, sepert i gempa bumi at au bangunan runt uh, sarana ini dapat dij adikan sebagai pert imbangan dari f ungsi BASARNAS dan posisi kant or Pusat di ibu kot a.

Sampai saat ini BASARNAS memil iki 3 unit Rescue t r uck yang dioperasikan di Jakart a, Surabaya dan Denpasar. Priorit as

menempat kan RescueTr uck ini karena pert imbangan

kemungkinan musibah yang t erj adi khususnya gempa bumi at au gedung runt uh dan kecel akaan j al an raya yang sangat padat di pulau Jawa, t ermasuk kecelakaan keret a api.

2. Rescue Car

Gambar 2.2 Rigid Inflatable Boat Sumber : www.basarnas.go.id(2007)


(15)

Rescue car disiapkan dal am rangka mendukung kecepat an mobil isasi t im r escue yang akan memberikan bant uan per -t olongan. Dengan kelengkapan r escue -t ool , maka -t im r escue dapat segera memberikan bant uan pada korban yang t erj epit . Sampai dengan t ahun 2004 t elah didist ribusi kan Rescue car ke sel uruh kant or SAR, sepert i yang t erl ihat pada gambar.

2.5.2 Peralatan SAR (SAR Equipment)

Peral at an SAR adal ah merupakan bagian pent ing bagi r escuer ket ika mel aksanakan pert ol ongan t erhadap korban musibah dil apangan, sehingga dengan dukungan peralat an yang memadai akan membant u proses pert ol ongan dan sel anj ut nya akan meningkat kan prosent asi keberhasil an operasi.

Peral at an SAR ini dikl asif ikasikan dal am dua kel ompok yait u: 1. Peral at an perorangan

Terdiri at as Peral at an pokok perorangan dan Peral at an pendukung perorangan.

2. Peral at an beregu

Terdiri at as Peral at an pokok beregu dan Peral at an pendukung beregu. Dengan kl asif ikasi ini akan memberikan kemudahan dal am memilah ket ika melakukan penyimpanan maupun penyiapan unt uk operasi.

Gambar 2.3 Rescue Car


(16)

Unt uk mendukung kegiat an dan operasi SAR, sert a dalam rangka mendukung Siaga SAR, Kant or-kant or SAR t el ah dil engkapi dengan peral at an SAR, meskipun bel um dapat memenuhi sel uruh kebut uhan sesuai persyarat an mengingat ket erbat asan anggaran dan biaya operasional . Peral at an SAR masing-masing Kant or SAR sedikit berbeda j enis maupun j uml ahnya, t ergant ung l okasi dan kondisi set empat .

2.6 Pelatihan dan Pembinaan SAR

Pel at ihan dan pembinaan SAR dil akukan dalam rangka meningkat kan kemampuan personil SAR t el ah dil akukan pendidikan dan pel at ihan, penyul uhan kepada masyarakat sert a pembinaan SDM Pot ensi SAR.

A. Pel at ihan SAR

Pel at ihan dil akukan dengan menyelenggarakan kegiat an :

1. Pel at ihan dasar dan l anj ut an SAR ol eh BASARNAS, sert a masing-masing inst ansi/ organisasi.

• Lat ihan/ Gladi Pos Komando (Gladi Posko), unt uk melat ih prosedur t et ap at au pet unj uk pel aksanaan operasi SAR, dan mel at ih mekanisme st af dengan simul asi skenario l at ihan.

• Perencanaan dan pengendal ian.

• Pencarian.

• Pert ol ongan.

• Penanggulangan Penderit a Gawat Darurat (PPGD)

• Evakuasi

2. Pendidikan khusus at au spesial isasi yang dil aksanakan oleh BASARNAS, mel iput i :

• Pendidikan SAR Mi ssi on Coor di nat or ( SMC )

• Kemampuan perencanaan dan pengendal ian operasi.

• Pendidikan SAR Cont r ol l er .

• Pendidikan operat or radio/ komunikasi el ekt ronika.

• Pendidikan r escue (kemampuan pert ol ongan)


(17)

3. Mengikut sert akan pendidikan ke l uar negeri, unt uk membekali penget ahuan dasar SAR.

B. Pembinaan SAR

Pembinaan pot ensi SAR dilakukan sebagai bagian dari st rat egi j angka pendek Badan SAR Nasional yang dil aksanakan secara bert ahap, bert ingkat dan berl anj ut . Unt uk menuj u siapnya t enaga SAR yang handal dan prof esional maka pendidikan dan lat ihan dalam rangka pembinaan pot ensi SAR dapat dil aksanakan menj adi t iga t ingkat :

• Dikl at SAR t ingkat Dasar

• Diklat SAR t ingkat Lanj ut an

• Dikl at SAR t ingkat Spesial is

• Dikl at SAR t ingkat Pendukung

Dengan banyaknya pot ensi yang ada di berbagai kalangan

masyarakat , maka inst ansi/ organisasi dapat mel aksanakan dikl at SAR dengan kurikul um, sil abus, inst rukt ur dan sert if ikasi dari BASARNAS.

2.7 Kantor dan Pos SAR

A. Kant or SAR

Kant or SAR adal ah Unit Pel akasana Teknis (UPT) Basarnas di wil ayah yang mempunyai t ugas mel aksanakan t indakan awal ,

Gambar 2.4 Letak kantor SAR di Indonesia Sumber : www.basarnas.go.id(2007)


(18)

koordinasi, dan pengerahan pot ensi SAR dal am rangka operasi SAR t erhadap musibah pel ayaran, penerbangan, dan bencana l ainya, sert a pel aksanaan l at ihan SAR di wil ayah t anggungj awabnya (Keput usan Ment eri Perhubungan Nomor 81 t ahun 1998 t ent ang Organisasi Tat a Kerj a Kant or SAR).

B. Pos SAR

Kemampuan bert ahan seseorang dal am kondisi sur vi ve sangat t erbat as dan membut uhkan penanganan segera. Rescuer yang dat ang dal am wakt u singkat akan membangun kondisi ment al korban sehingga kemampuan bert ahan akan semakin t inggi. Perl u disadari bahwa orang yang pal ing cepat dapat memberikan bant uan pert ol ongan adal ah orang yang dekat dengan l okasi korban. Termot ivasi dengan kondisi ini Badan SAR nasional mencoba mengimpl ement asikan dengan membangun Pos SAR agar personil Rescuer dekat dengan l okasi korban sehingga respon wakt u bisa l ebih pendek. Pet ugas r escuer yang ada di Pos SAR t idak hanya siaga t et api j uga mel akukan pat rol i baik dal am upaya observasi daerah

kerj anya maupun mel akukan pembinaan t erhadap masyarakat

set empat agar saat t erj adi musibah dapat membant u sebelun t im Int i dari Kant or SAR dat ang ke lokasi kecelakaan. Unt uk sement ara wakt u Pos SAR dit empat kan di wil ayah kant or SAR di dua t empat dengan priorit as daerah yang mempunyai t ingkat kerawanan t inggi t erhadap t erj adinya bencana/ musibah. Sesuai dengan Perat uran Ment eri Perhubungan no : KM 40 Tahun 2006, t ent ang Pos Search And Rescue (POS SAR) sebanyak 48 Pos SAR yang berada :


(19)

Tabel 2.1 Pos SAR

Sumber : www. basarnas. go. id(2007)

NO KOTA NO KOTA

1 Sibol ga 25 Yogyakart a

2 Tanj ung Bal ai 26 Cil acap

3 Nias 27 Wadu Mbol o

4 Cirebon 28 Kayanangan

5 Bandung 29 Kabupat en Manggarai

6 Jember 30 Maumere

7 Tul ungagung 31 Sint et e

8 Pel abuhan Gil imanuk 32 Kendawangan

9 Pel abuhan Padangbai 33 Kot abaru

10 Kabupat en Bone 34 Pal angkaraya

11 Kabupat en Sel ayar 35 Tarakan

12 Pal u 36 Kut ai Timur

13 Kabupat en Nabire 37 Bau-bau/ But on

14 Kabupat en Serui 38 Kol aka

15 Lhokseumawe 39 Goront al o

16 Meul aboh 40 Ternat e

17 Bengkul u 41 Naml ea

18 Lubuk Sikaping/ Jambi 42 Banda

19 Bengkal is 43 Manokwari

20 Jambi 44 Fakf ak

21 Pul au Nat una Besar 45 Waimena

22 Tanj ung Bal ai Karimun 46 Sarmi

23 Bangka Bel it ung 47 Agat s


(20)

2.8 Kerja Sama SAR

A. Kerj asama dengan inst ansi l ain

Keberhasil an kegiat an pencarian, pert ol ongan dan penyel amat an sangat dit ent ukan ol eh koordinasi ant ar inst ansi t erkait dengan pot ensi SAR dal am penyel enggaraan pel ayanan SAR.

Sesuai dengan f ungsinya, BASARNAS perl u mel akukan koordinasi dal am rangka penyusunan kebij aksanaan t eknis, koordinasi pembinaan dan koordinasi operasi t ingkat pusat . Unt uk meningkat kan kemampuan pel ayanan SAR, BASARNAS j uga mel akukan kerj asama dengan negara t et angga dal am bent uk perj anj ian bil at eral di bidang SAR, sepert i SAR Mal indo, Indopura dan Ausindo. Dalam rangka kerj a sama t ersebut , dilakukan rapat dan l at ihan bersama yang dilakukan secara bergant ian, sesuai dengan kesepakat an.

Dalam rangka peningkat an kemampuan operasi, BASARNAS mel aksanakan koordinasi operasional yang berkait an dengan penyuluhan/ pemasyarakat an kegiat an SAR, pendidikan, pelat ihan, penggunaan sert a pengembangan t enaga dan peralat an SAR.

Koordinasi operasional SAR yang t el ah dil akukan, mel iput i:

• Koordinasi pemberit aan;

• Koordinasi perencanaan operasi;

• Koordinasi penyiagaan;

• Koordinasi pengerahan dan pengendal ian;

• Koordinasi eval uasi operasi;

• Koordinasi unt uk hal -hal yang berkait an dengan l int as bat as. Pel aksanaan koordinasi operasional , mempergunakan prosedur t et ap operasi yang disusun secara bersama ant ara BASARNAS dan inst ansi pemil ik pot ensi SAR.

B. Kerj asama Int ernasional

Kerj asama int ernasional merupakan sal ah sat u upaya meningkat kan kemampuan pel aksanaan kegiat an SAR nasional . Perj anj ian bil at eral di bidang SAR dengan negara-negara


(21)

t et angga dan negara-negara yang berbat asan wil ayah t anggung j awab dengan Indonesia, dil akukan dal am rangka penanganan SAR di daerah-daerah t ersebut .

Perj anj ian bil at eral yang t el ah dil akukan ant ara l ain dengan Mal aysia, Singapura, Aust ral ia dan West Pasif ic RCC (USA), sedangkan perj anj ian dengan Papua Nugini, dan Phil ipina, masih dal am t ahap penj aj akan. Sel ain menj al in hubungan kerj asama int ernasional , Indonesia j uga berusaha t urut menj adi anggot a Cospas SAR Sat t el it e, agar dapat menggunakan j asa sat el it t ersebut . Hal ini sehubungan dengan dimil ikinya Local User Terminal (LUT) yang dit empat kan di Jakart a, yang pengoperasiannya memanf aat kan j asa sat elit t ersebut .

Unt uk it u, saat ini BASARNAS t el ah mendaf t arkan diri ke Pusat Cospas Sarsat di USA dan sudah mendapat kan cal l sign yait u IDMCC.

Tabel 2.2

Kerjasama Internasional

NO. NEGARA TGL PERJANJIAN

1. Singapura 10-07-1985

2. Malaysia 26-08-1986

3. Filipina 01-11-1980

4. Australia 05-04-2004

5. Papua Nugini 16-09-1989

6. Amerika Serikat 05-07-1988


(1)

Unt uk mendukung kegiat an dan operasi SAR, sert a dalam rangka mendukung Siaga SAR, Kant or-kant or SAR t el ah dil engkapi dengan peral at an SAR, meskipun bel um dapat memenuhi sel uruh kebut uhan sesuai persyarat an mengingat ket erbat asan anggaran dan biaya operasional . Peral at an SAR masing-masing Kant or SAR sedikit berbeda j enis maupun j uml ahnya, t ergant ung l okasi dan kondisi set empat .

2.6 Pelatihan dan Pembinaan SAR

Pel at ihan dan pembinaan SAR dil akukan dalam rangka meningkat kan kemampuan personil SAR t el ah dil akukan pendidikan dan pel at ihan, penyul uhan kepada masyarakat sert a pembinaan SDM Pot ensi SAR.

A. Pel at ihan SAR

Pel at ihan dil akukan dengan menyelenggarakan kegiat an :

1. Pel at ihan dasar dan l anj ut an SAR ol eh BASARNAS, sert a masing-masing inst ansi/ organisasi.

• Lat ihan/ Gladi Pos Komando (Gladi Posko), unt uk melat ih prosedur t et ap at au pet unj uk pel aksanaan operasi SAR, dan mel at ih mekanisme st af dengan simul asi skenario l at ihan. • Perencanaan dan pengendal ian.

• Pencarian. • Pert ol ongan.

• Penanggulangan Penderit a Gawat Darurat (PPGD) • Evakuasi

2. Pendidikan khusus at au spesial isasi yang dil aksanakan oleh BASARNAS, mel iput i :

• Pendidikan SAR Mi ssi on Coor di nat or ( SMC )

• Kemampuan perencanaan dan pengendal ian operasi. • Pendidikan SAR Cont r ol l er .

• Pendidikan operat or radio/ komunikasi el ekt ronika. • Pendidikan r escue (kemampuan pert ol ongan) • Pendidikan Inst rukt ur SAR.


(2)

3. Mengikut sert akan pendidikan ke l uar negeri, unt uk membekali penget ahuan dasar SAR.

B. Pembinaan SAR

Pembinaan pot ensi SAR dilakukan sebagai bagian dari st rat egi j angka pendek Badan SAR Nasional yang dil aksanakan secara bert ahap, bert ingkat dan berl anj ut . Unt uk menuj u siapnya t enaga SAR yang handal dan prof esional maka pendidikan dan lat ihan dalam rangka pembinaan pot ensi SAR dapat dil aksanakan menj adi t iga t ingkat :

• Dikl at SAR t ingkat Dasar • Diklat SAR t ingkat Lanj ut an • Dikl at SAR t ingkat Spesial is • Dikl at SAR t ingkat Pendukung

Dengan banyaknya pot ensi yang ada di berbagai kalangan masyarakat , maka inst ansi/ organisasi dapat mel aksanakan dikl at SAR dengan kurikul um, sil abus, inst rukt ur dan sert if ikasi dari BASARNAS.

2.7 Kantor dan Pos SAR


(3)

koordinasi, dan pengerahan pot ensi SAR dal am rangka operasi SAR t erhadap musibah pel ayaran, penerbangan, dan bencana l ainya, sert a pel aksanaan l at ihan SAR di wil ayah t anggungj awabnya (Keput usan Ment eri Perhubungan Nomor 81 t ahun 1998 t ent ang Organisasi Tat a Kerj a Kant or SAR).

B. Pos SAR

Kemampuan bert ahan seseorang dal am kondisi sur vi ve sangat t erbat as dan membut uhkan penanganan segera. Rescuer yang dat ang dal am wakt u singkat akan membangun kondisi ment al korban sehingga kemampuan bert ahan akan semakin t inggi. Perl u disadari bahwa orang yang pal ing cepat dapat memberikan bant uan pert ol ongan adal ah orang yang dekat dengan l okasi korban. Termot ivasi dengan kondisi ini Badan SAR nasional mencoba mengimpl ement asikan dengan membangun Pos SAR agar personil Rescuer dekat dengan l okasi korban sehingga respon wakt u bisa l ebih pendek. Pet ugas r escuer yang ada di Pos SAR t idak hanya siaga t et api j uga mel akukan pat rol i baik dal am upaya observasi daerah kerj anya maupun mel akukan pembinaan t erhadap masyarakat set empat agar saat t erj adi musibah dapat membant u sebelun t im Int i dari Kant or SAR dat ang ke lokasi kecelakaan. Unt uk sement ara wakt u Pos SAR dit empat kan di wil ayah kant or SAR di dua t empat dengan priorit as daerah yang mempunyai t ingkat kerawanan t inggi t erhadap t erj adinya bencana/ musibah. Sesuai dengan Perat uran Ment eri Perhubungan no : KM 40 Tahun 2006, t ent ang Pos Search And Rescue (POS SAR) sebanyak 48 Pos SAR yang berada :


(4)

Tabel 2.1 Pos SAR

NO KOTA NO KOTA

1 Sibol ga 25 Yogyakart a

2 Tanj ung Bal ai 26 Cil acap

3 Nias 27 Wadu Mbol o

4 Cirebon 28 Kayanangan

5 Bandung 29 Kabupat en Manggarai

6 Jember 30 Maumere

7 Tul ungagung 31 Sint et e 8 Pel abuhan Gil imanuk 32 Kendawangan 9 Pel abuhan Padangbai 33 Kot abaru 10 Kabupat en Bone 34 Pal angkaraya 11 Kabupat en Sel ayar 35 Tarakan

12 Pal u 36 Kut ai Timur

13 Kabupat en Nabire 37 Bau-bau/ But on 14 Kabupat en Serui 38 Kol aka

15 Lhokseumawe 39 Goront al o

16 Meul aboh 40 Ternat e

17 Bengkul u 41 Naml ea

18 Lubuk Sikaping/ Jambi 42 Banda

19 Bengkal is 43 Manokwari


(5)

2.8 Kerja Sama SAR

A. Kerj asama dengan inst ansi l ain

Keberhasil an kegiat an pencarian, pert ol ongan dan penyel amat an sangat dit ent ukan ol eh koordinasi ant ar inst ansi t erkait dengan pot ensi SAR dal am penyel enggaraan pel ayanan SAR.

Sesuai dengan f ungsinya, BASARNAS perl u mel akukan koordinasi dal am rangka penyusunan kebij aksanaan t eknis, koordinasi pembinaan dan koordinasi operasi t ingkat pusat . Unt uk meningkat kan kemampuan pel ayanan SAR, BASARNAS j uga mel akukan kerj asama dengan negara t et angga dal am bent uk perj anj ian bil at eral di bidang SAR, sepert i SAR Mal indo, Indopura dan Ausindo. Dalam rangka kerj a sama t ersebut , dilakukan rapat dan l at ihan bersama yang dilakukan secara bergant ian, sesuai dengan kesepakat an.

Dalam rangka peningkat an kemampuan operasi, BASARNAS mel aksanakan koordinasi operasional yang berkait an dengan penyuluhan/ pemasyarakat an kegiat an SAR, pendidikan, pelat ihan, penggunaan sert a pengembangan t enaga dan peralat an SAR.

Koordinasi operasional SAR yang t el ah dil akukan, mel iput i: • Koordinasi pemberit aan;

• Koordinasi perencanaan operasi; • Koordinasi penyiagaan;

• Koordinasi pengerahan dan pengendal ian; • Koordinasi eval uasi operasi;

• Koordinasi unt uk hal -hal yang berkait an dengan l int as bat as. Pel aksanaan koordinasi operasional , mempergunakan prosedur t et ap operasi yang disusun secara bersama ant ara BASARNAS dan inst ansi pemil ik pot ensi SAR.

B. Kerj asama Int ernasional

Kerj asama int ernasional merupakan sal ah sat u upaya meningkat kan kemampuan pel aksanaan kegiat an SAR nasional . Perj anj ian bil at eral di bidang SAR dengan negara-negara


(6)

t et angga dan negara-negara yang berbat asan wil ayah t anggung j awab dengan Indonesia, dil akukan dal am rangka penanganan SAR di daerah-daerah t ersebut .

Perj anj ian bil at eral yang t el ah dil akukan ant ara l ain dengan Mal aysia, Singapura, Aust ral ia dan West Pasif ic RCC (USA), sedangkan perj anj ian dengan Papua Nugini, dan Phil ipina, masih dal am t ahap penj aj akan. Sel ain menj al in hubungan kerj asama int ernasional , Indonesia j uga berusaha t urut menj adi anggot a Cospas SAR Sat t el it e, agar dapat menggunakan j asa sat el it t ersebut . Hal ini sehubungan dengan dimil ikinya Local User Terminal (LUT) yang dit empat kan di Jakart a, yang pengoperasiannya memanf aat kan j asa sat elit t ersebut .

Unt uk it u, saat ini BASARNAS t el ah mendaf t arkan diri ke Pusat Cospas Sarsat di USA dan sudah mendapat kan cal l sign yait u IDMCC.

Tabel 2.2

Kerjasama Internasional

NO. NEGARA TGL PERJANJIAN

1. Singapura 10-07-1985 2. Malaysia 26-08-1986 3. Filipina 01-11-1980 4. Australia 05-04-2004 5. Papua Nugini 16-09-1989 6. Amerika Serikat 05-07-1988