25 ii. Penjadwalan Job Shop
Proses produksi dengan aliran jobshop berarti proses produksi dengan pola aliran atau rute proses pada tiap mesin yang spesifik untuk setiap pekerjaan,
dan mungkin berbeda untuk tiap job. Akibat aliran proses yang tidak searah ini, maka setiap job yang akan diproses pada satu mesin dapat
merupakan job yang baru atau job dalam proses, dan job yang keluar dari suatu mesin dapat merupakan job tadi atau job dalam proses.
Gambar 2. 10. Jalur Proses Jobshop
iii. Assembly Line Hampir serupa dengan flow shop, akan tetapi proses hanya meliputi bagian
perakitan dengan volume yang tinggi dan karakteristik produk yang sedikit. Tidak ditemui buffer inventory, kecuali pada bagian awal lini perakitan.
d. Berdasarkan sifat informasi yang diterima i. Penjadwalan deterministik yaitu informasi yang diperoleh pasti, misalnya
informasi tentang pekerjaan dan mesin seperti waktu kedatangan pekerjaan dan waktu proses.
ii. Penjadwalan stokastik yaitu informasi yang diperoleh tidak pasti tetapi memiliki kecenderungan yang jelas atau menyangkut adanya distribusi
probabilitas tertentu.
2.2.14. Istilah dan Notasi Umum dalam Penjadwalan
Dalam pembahasan mengenai masalah penjadwalan akan dijumpai beberapa istilah, Baker 2009 menyebutkan sebagai berikut:
a. Pekerjaan job i Pekerjaan yang datang dari konsumen atau aktivitas yang akan dilakukan pada
lantai produksi. b. Waktu siap ready time ri
Waktu dimana suatu pekerjaanjobdapat dikerjakan.
26 c. Waktu proses processing time ti
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan. d. Batas waktu due date di
Batas waktu yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan harus selesai dikerjakan. e. Waktu alir flow time Fi
Rentang waktu antara saat suatu pekerjaan dapat dimulai available dan saat pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.
f. Waktu penyelesaian completion time Ci Rentang waktu antara awal pekerjaan pada pekerjaan pertama t = 0 dan
selesainya pekerjaan tersebut. g. Kelambatan lateness Li
Selesih antara waktu penyelesaian pekerjaan dengan batas waktunya Li= Ci
–di. Terdapat tiga kemungkinan yakni: Li 0, terjadi jika pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang ditentukan.
Li = 0, terjadi jika pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditentukan. Li 0, terjadi jika pekerjaan selesai setelah batas waktu yang ditentukan atau
terlambat. h. Kelambatan positif tardiness Ti
Ukuran kelembatan yang positifTi= max [0,Li] Hal tersebut terjadi jika pekerjaan selesai setelah waktu yang ditentukan,
sehingga pekerjaan tersebut dikategorikan sebagai pekerjaan yang terlambat. i. Kelambatan negatif earliness Ei
Ukuran kelambatan yang negatif Ei= max [-Li,0] Hal tersebut terjadi jika pekerjaan selesai sebelum waktu yang ditentukan,
sehingga pekerjaan tersebut dikategorikan sebagai pekerjaan terlalu cepat selesai.
j. Kelonggaran slack Sli Waktu yang tersisa dari suatu pekerjaan yaitu selisih antara batas waktu
dengan waktu prosesnya Sli= di – ti.
2.2.15. Metode Penjadwalan
Menurut Ginting 2009 ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penjadwalan antara lain :
27 a. Metode Forward
Metode ini menjadwalakan proses kerja dalam setiap sumber daya mulai sejak awal produksi dimulai saat t= 0 sampai dapat diselesaikan keseruhan produk
yang direncanakan atau dengan kata lain produksi penjadwalan operasi bergerak searah dengan pergerakan waktu. Keunggulan metode ini adalah
minimunya flow time sedangakan kekurangan dari metode ini adalah adanya kemungkinan untuk melewati due date.
b. Metode Backward Metode ini menjadwalkan produksi mulai dari batas akhir diselesaikannya
keseluruhan produk due date kemudian mundur ke belakang sampai didapat waktu dimulainya produksi. Keunggulan dari metode ini adalah tidak adanya
produksi yang terlambat. due date terpenuhi sedangkan kelemahan dari metode ini adalah penjadwalan tidak dapat mendeteksi adanya sumber daya
yang menganggur sehingga utilitas sumber daya yang ada tidak dapat maksimum.
2.2.16. Aturan Prioritas