2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan guna menentukan kebijakan di sektor pertanian, teru- tama masalah penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kedelai.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan
informasi dan referensi bagi penelitian masalah yang sama.
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Kedelai
Glycine max L Merrill
Indonesia sudah melakukan penanaman kedelai sejak tahun 1750, terutama di Pulau Jawa dan Bali. Kedelai merupakan tanaman semusim,
berupa semak rendah, tumbuh tegak, berdaun lebat, dengan beragam
morfologi. Nama botani kedelai yang dibudidayakan ialah
Glycine max L Merrill
. Tinggi tanaman berkisar 10-200 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Kultivar berdaun lebar
dapat memberikan hasil biji yang lebih tinggi karena mampu menyerap sinar matahari yang lebih banyak jika dibandingkan dengan berdaun
sempit Lamina, 1989. Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan taksono-
mi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosae Papilonaceae
Sub-famili : Pipilionoideae
Genus : Glicyne
Species :
Glicyne max L
Merill Rukmana dan Yuyun, 1996.
Tanaman kedelai sebagian besar dapat tumbuh di daerah yang ber- iklim tropis dan subtropis. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik jika dita-
nam di tempat yang berhawa panas, di tempat-tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 - 400 mm
3
per bulan. Oleh karena itu, tanaman kedelai kebanyakan ditanam di daerah yang terletak kurang dari 400 m di atas
permukaan laut dan jarang sekali ditanam di daerah yang terletak 600 m diatas permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik jika dita-
nam di daerah beriklim kering. Melihat kondisi iklim yang ada di Indone- sia, maka tanaman kedelai umumnya ditanam pada musim
mareng
mu-
sim kemarau, yaitu setelah panen padi
rendheng
padi musim hujan Anonim, 1989.
Tanaman kedelai mempunyai kegunaan yang luas dalam tatanan ke- hidupan manusia. Penanaman tanaman kedelai dapat meningkatkan kesu-
buran tanah, karena akar-akarnya dapat mengikat Nitrogen bebas N
2
dari udara dengan bantuan bakteri
Rhizobium
sp., sehingga unsur Nitrogen bagi tanaman tersedia dalam tanah Rukmana dan Yuyun, 1996.
Perakaran tanaman kedelai membentuk bintil-bintil nodula-nodula akar. Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau tidak beraturan yang me-
rupakan koloni dari bakteri
Rhizobum japonicum.
Bakteri Rhizobium bersimbiose dengan akar tanaman kedelai untuk menambat nitrogren be-
bas N
2
dari udara. Unsur nitrogen tersebut dimanfaatkan untuk partum- buhan tanaman kedelai, sedangkan bakteri rhizobium memerlukan ma-
kanan yang berasal dari tanaman kedelai sehingga proses ini merupakan hubungan hidup yang saling menguntungkan simbiosis mutualisme
Rukmana dan Yuyun, 1996. Tanaman Kedelai merupakan sumber protein nabati yang efisien,
dalam arti bahwa untuk memperoleh jumlah protein yang cukup diper- lukan kedelai dalam jumlah yang kecil. Tanaman Kedelai dibagi menjadi
dua golongan, pertama berdasarkan jenisnya, yaitu kedelai putihkuning, kedelai coklat, kedelai hijau, dan kedelai hitam. Kedua yaitu menurut
umurnya, terbagi atas umur pendek 60-80 hari, sedang 90-100 hari, dan panjang 110-120 hari Cahyadi, 2007.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan rendahnya hasil tanaman kedelai di Indonesia antara lain : kekeringan, banjir, hujan terlalu besar
pada saat panen, serangan hama, dan persaingan dengan rerumputan gul- ma. Pandangan petani yang masih menganggap kedelai sebagai tanaman
sampingan juga mengakibatkan rendahnya tingkat teknologi budidaya un- tuk tanaman kedelai. Kedelai merupakan tanaman kering, sehingga banyak
mendapat gangguan gulma. Bila pemeliharaannya kurang intensif, tana-
man kedelai akan disaingi oleh gulma, dan hasil panen akan menurun Suprapto, 1993.
2. Usahatani