ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI 2 DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI

(1)

commit to user

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2

DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh : Nian Tunjung Sari

H 0307015

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2

DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI

yang dipersiapkan dan disusun oleh: NIAN TUNJUNG SARI

NIM. H0307015

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 28 April 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji Ketua

Ir. Rhina Uchyani F.MS. NIP. 19570111 198503 2 001

Anggota I

Ir. Sugiharti Mulya H. MP NIP. 19650626 199003 2 001

Anggota II

Mei Tri Sundari, SP. M.Si. NIP. 19780503 200501 2 002

Surakarta, Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. NIP. 19551217 198203 1 003


(3)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 di Kecamatn Jatiroto, Kabupaten Wonogiri”.

Usaha dan upaya untuk melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “ Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 di Kecamatn Jatiroto, Kabupaten Wonogiri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :

1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

3. Bapak Ir. Agustono., M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P. selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Prodi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dosen Pembimbing Pendamping yang telah begitu sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

5. Ibu Ir. Rhina Uchyani F.MS. selaku selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan kasih selalu memberikan pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada penulis.


(4)

commit to user

6. Ibu Mei Tri Sundari, SP. M.Si. selaku selaku penguji skripsi atas diskusi, bimbingan, serta arahannya kepada penulis.

7. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing Akademik yang selalu bimbingan serta arahan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

8. Bapak Saino dan Ibu Ngatini tercinta yang telah memberi segenap perhatian, doa, pengorbanan, kasih sayang, dukungan materi dan spiritual kepada penulis.

9. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura, serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan penulis.

10.Kantor Kecamatan Jatiroto, Kepala Desa, Penyuluh lapangan Kecamatan Jatiroto dan responden di Desa Sanggong Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri atas bantuan kepada penulis selama penelitian.

11.Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

12.Bapak Mandimin, Bapak Syamsuri dan Mbak Ira yang dengan sabar membantu menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi dan skripsi penulis.

13.Saudara-saudaraku Kunti Karisma Media, Adnan Luqman, Mas Arip, Mbak Novi, Mbak Diah dan Mas Soni yang telah memberi doa dan semangat untuk terus berjuang.

14.Keluarga Besar Jakarta (Bulek Minil, Om lis, Bulek Tum, Mas Udin, Dek Iam, Dek Ana dan Dek Dina) yang telah memberi perhatian yang lebih, memberi doa dan dukungan.

15.Sahabat-sahabat perempuanku tercinta Eni L, Agnes Y.,W, Serafina S.,N, Anisa P, Fahmi Iqlima S, Dini K.,W, Dian I, Elisabet E, Widy R.,H yang selalu memberi semangat, doa, teman berbagi cerita, teman berkeluh kesah dan membuat hidupku penuh warna.


(5)

commit to user

16.Saudaraku seperjuangan Eka Nur A, Diky A, dan Linda R yang selalu memberi bantuan dan sebagai semangat tersendiri bagiku.

17.Teman-teman HIBITU (Maman, Alya, Prima, Yosep, Kiky, Pepy, Rahmat, Venty, Dea, Desi, dll) empat tahun bersama sungguh memberi warna tersendiri dalam hidupku. Semoga Allah senantiasa memberikan kesuksesan untuk kita semua. Amin.

18.Teman-teman agrobisnis 2005, 2006 (Mbak Atik, Mbak Galih, Mbak Mutiah dan Mbak Rani), 2008, yang telah memberi semangat, masukan, dan tambahan pengetahuan.

19.Teman-teman magang PT. Kepurun Pawana Indonesia (Eni, Agnes, Fina, Fahmi, Nisa, Widy, Bela, Adam, Andi, Nugroho, Wisnu, Damar dan Afif) yang telah memberi kenangan indah selama magang.

20.Seluruh pengurus dan mantan pengurus Bursa Mahasiswa FP UNS khususnya Divisi Promosi, Penelitian Pengembangan (P3) dan Divisi Usaha, Mas Jack dan Mas Yanto yang telah memberi berbagai pengalaman dan dukungan. Semoga selalu Maju dalam Usaha dan Kokoh dalam Berkarya.

21.Keluarga Cemara, Keluarga Kauman ku tercinta (Fatwanita, Dian F, Mbak Ita, Mbak Putri, Mbak Estri) yang menjadi tempat pelepas segala penat dan memberi cerita hidup yang indah.

22.Sahabatku Nety, Andros dan Lukman Nulhakim, yang selalu semangat menjalani hidup dan selalu memberi keceriaan.

23.Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan.

24.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, trima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca.

Surakarta, April 2011 Penulis


(6)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

RINGKASAN ... xiii

SUMMARY ... xv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 5

II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Tanaman Jagung (Zea mays L.) ... 6

2. Tanaman Jagung Bisi-2 ... 7

3. Usahatani ... 9

4. Produksi, Faktor Produksi dan Fungsi Produksi ... 8

5. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi ... 13

6. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 16

C. Hipotesis ... 19

D. Asumsi-asumsi ... 20

E. Pembatasan Masalah ... 20

F. Definisi Operasional ... 20

III.METODE PENELITIAN ... 23

A. Metode Dasar Penelitian ... 23

B. Metode Penentuan Sampel ... 23

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 23

2. Metode Pengambilan Sampel Responden ... 25

C. Jenis dan Sumber Data ... 26

1. Data Primer ... 26


(7)

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Observasi ... 26

2. Wawancara ... 26

3. Pencatatan ... 26

E. Metode Analisis Data ... 27

1. Analisis Pendapatan Usahatani ... 27

2. Analisis Hubungan Faktor-faktor Produksi terhadap Produksi ... 27

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 31

4. Analisis Tingkat Efisiensi Ekonomi ... 32

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 33

A. Kondisi Geografis ... 33

1. Letak Daerah Penelitian ... 33

2. Topografi Daerah ... 33

3. Keadaan Iklim ... 34

B. Keadaan Penduduk ... 35

1. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamin ... 35

2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 36

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 38

C. Keadaan Pertanian ... 39

1. Tata Guna Lahan ... 39

2. Produksi Tanaman Semusim ... 40

D. Kondisi Sarana Perekonian... 41

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Budidaya Tanaman Jagung Varietas Bisi-2 ... 42

B. Hasil Penelitian ... 45

1. Identitas Petani Sampel ... 45

2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 48

3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2... 51

C. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 56

1. Hubungan Faktor-faktor Produksi dengan Hasil Produksi Jagung Varietas Bisi-2 ... 56

2. Pengaruh Faktor-faktor Produksi dengan Hasil Produksi Jagung Varietas Bisi-2 ... 56

D. Pengujian Asumsi Klasik... 60

E. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 61

F. Pembahasan ... 62

1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 62

2. Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 65

3. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 70


(8)

commit to user

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(9)

commit to user DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di

Kabupaten Wonogiri Tahun 2007-2010 ... 2 Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Per

Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009 ... 24 Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Per Desa

di Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 25 Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri dan

Kecamatan Jatitoto Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2009 ... 35 Tabel 5. Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri dan

Kecamatan Jatiroto Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

2009 ... 36 Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 38 Tabel 7. Tata Guna Lahan di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan

Jatiroto Tahun 2009 ... 39 Tabel 8. Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Wonogiri dan

Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 40 Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri dan

Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 41 Tabel 10. Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2

MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,

Kabupaten Wonogiri ... 46 Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani

Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011

di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 48 Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani

Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011

di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 49 Tabel 13. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Jagung

Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di

Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 51 Tabel 14. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung

Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di


(10)

commit to user

Tabel 15. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan

Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 53 Tabel 16. Rata-rata Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2

MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,

Kabupaten Wonogiri ... 54 Tabel 17. Rata-rata Penerimaan Total Usahatani Jagung Varietas

Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan

Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 55 Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2

MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan

Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 55 Tabel 19. Analisis Varians Penggunaan Faktor Produksi pada

Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 -

Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 57 Tabel 20. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan

Faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,

Kabupaten Wonogiri ... 57 Tabel 21. Nilai Standard Koefisien Regresi ... 59 Tabel 22. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-faktor

Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,


(11)

commit to user DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Tabel 1. Gambar 1. Hubungan antara Produk Total, Produk

Rata-rata, dan Produk Marginal dalam Proses Produksi ... 12 Tabel 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 19


(12)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Keadaan Iklim di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan

Jatiroto ... 76

2 Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 79

3 Biaya Saprodi Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 80

4 Biaya Tenaga Kerja Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 81

5 Biaya Penyusutan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 83

6 Biaya Lain-lain Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 85

7 Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 86

8 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 87

9 Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 88

10 Analisis Regresi ... 89

11 Perhitungan Perbandingan NPMxi dan Pxi (NPMxi/Pxi) Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 90

12 Hasil Analisis Regresi SPSS ... 91

13 Foto Penelitian ... 95

14 Peta Kecamatan Jatiroto ... 96

15 Peta Desa Sanggrong ... 97


(13)

commit to user

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2

DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI Nian Tunjung Sari

H 0307015

RINGKASAN

Nian Tunjung Sari. H0307015. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Vatietas Bisi-2 Di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Dibimbing oleh Ir. Rhina Uchyani F. MS. dan Ir. Sugiharti Mulya H. MP. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan mengkaji besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2; mengkaji pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2; dan mengkaji tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kecamatan Jatiroto. Pemilihan sampel desa yang dilakukan dengan sengaja (purposive sampling), kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel desa yaitu bahwa desa tersebut memiliki produktivitas jagung terbesar di Kecamatan Jatiroto sehingga terpilih Desa Sanggrong. Jumlah petani sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang dan teknik pengambilan petani sampel dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan cara undian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan rata-rata luas lahan 0,16 Ha, sarana produksi yang digunakan yang meliputi benih 15 kg/Ha, pupuk kandang 4.822,92 kg/Ha, pupuk urea 417,71 kg/Ha, pupuk Phonska 220,83 kg/Ha. Tenaga kerja yang digunakan 177,26 HKP/Ha. Biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 Rp Rp.7.323.242,71/Ha/MT, yang terdiri atas biaya sarana produksi sebesar Rp.1.765.104,17/Ha/MT, biaya tenaga kerja Rp.5.317.800,00/Ha/MT, dan biaya lain-lain Rp.240.338,54/Ha/MT yang meliputi biaya pajak tanah Rp.21.458,33/Ha/MT, biaya penyusutan alat Rp.63.532,88/Ha/MT, biaya angkut panen Rp.155.208,33/Ha/MT. Penerimaan usahatani adalah sebesar Rp.15.828.219,00/Ha/MT dan pendapatan usahatani sebesar Rp.8.504.976,29/Ha/MT.

Untuk mengkaji hubungan penggunaan faktor-faktor produksi dengan produksi digunakan model regresi dengan model fungsi produksi Cobb Douglas. Sedangkan uji yang dilakukan adalah uji F, uji keberartian koefisien regresi dengan uji t, dan perbandingan nilai produk marginal faktor produksi dengan


(14)

commit to user

harga faktor produksi. Hubungan penggunaan faktor-faktor produksi dengan produksi jagung varietas Bisi-2 dinyatakan dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, sebagai berikut :

Y = 87,902. X10,188. X20,072. X30,283. X40,161. X50,122. X60,157

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk phonska secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Sedangkan secara individual, faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk Phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, tetapi faktor produksi luas lahan, dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Faktor produksi benih mempunyai pengaruh paling besar terhadap produksi jagung varietas Bisi-2.

Berdasarkan penjumlahan koefisien regresi semua faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska, diperoleh nilai 0,723. Nilai ini menunjukkan bahwa elastisitas produksi usahatani jagung varietas Bisi-2 0 < Ep < 1. Hal ini berarti produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, berada pada tahapan produksi II, yaitu pada skala hasil yang menurun (decreasing return to scale). Berdasarkan pendekatan keuntungan maksimum, diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk phonska, pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan efisiensi ekonomi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 masih dapat ditingkatkan dengan menambahkan penggunaan benih, pupuk kandang, pupuk urea dan penggunaan pupuk Phonska.


(15)

commit to user

ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY IN USE OF PRODUCTION

FACTORS AT BISI-2 VARIETY CORN FARMING IN SUB DISTRICT JATIROTO WONOGIRI REGENCY

Nian Tunjung Sari H 0307015 SUMMARY

Nian Tunjung Sari. H0307015 Analysis of Economic Efficiency In Use of Production Factors at Bisi-2 Variety Corn Farming in Sub Distric Jatiroto, Wonogiri Regency. Guidance by Ir. Rhina Uchyani F. MS. and Ir. Sugiharti Mulya H. MP. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University Surakarta.

This thesis was stack based on the result of research aimed to assessing the costs, revenues, and income of Bisi-2 corn farming; to study the effect on the use of production factors on the production of Bisi-2 corn farming; and to assess economic efficiency level of inputs combination used on Bisi-2 corn farming in Sub District Jatiroto, Wonogiri Regency. The sample of villages was done deliberately (using purposive sampling).

Basic method of the research is descriptive analysis method and its execution is by survey technique. The research is done in Sub Distric Jatiroto, then choose deliberate example of village (using purposive sampling). This research took one village who have the biggest corn productivity, they are Sanggrong village.

The result of this research showed that with land area as wide as 0,16 Ha, using seeds 15 kg/ Ha, manure 4.822,92 kg/ Ha, urea 417,71 kg/Ha, Phonska 220,83 kg/Ha, and labor as much as 177,26 HKP/MT and miscellaneous expenses Rp.240.338, 54/Ha/MT which includes the cost of land tax Rp.21.458, 33/Ha/MT, the reduction cost tools Rp.63.532,88/Ha/MT, transportation costs Rp.155.208,33/Ha/MT. The farming revenue of Bisi-2 corn farming is Rp.15.828.219,00/Ha/MT that produce income amount of Rp.8.504.976,29/Ha/MT.

To study the effect of the use of production factors about production is used regression model with the Cobb Douglas produce function model. While test be used is F test, regression coefficient meaning test with t-test and the compareson marginal product value of production factors with price of production factors. The correlation of the use of production factors with production of Bisi-2 corn is realized in the Cobb Douglas produce function model as this :

Y = 87,902. X10,188. X20,072. X30,283. X40,161. X50,122. X60,157

That equation was analyzed by double linier regression showed that the used of those production factors are affected to corn production. The seeds, manure, urea and phonska also having effect the corn production and positive correlations abviously, so that the add of both inputs will increase Bisi-2 corn production. Based on the sum of regression coefficients of the real effect inputs, obtained value equal to 0,723. It is showing its production elasticity 0 < Ep < 1 so that this farming reside in second step production. Pursuant to maximum advantage


(16)

commit to user

approach can be known that using inputs on Bisi-2 corn farming in Sub District Jatiroto the highest economic efficiency has not been reached yet. Based on research results, increasing the economic efficiency of farming corn varieties Bisi-2 still can be improved by adding the use of seeds, manure, urea and Phonska.


(17)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dengan padi sebagai komoditas utamanya. Dewasa ini prioritas pembangunan pertanian adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah jagung.

Jagung sebagai tanaman pangan di Indonesia, menduduki urutan kedua setelah padi dalam hal luas panennya, luas panen padi pada tahun 2009 sebesar 12.668.898 Ha, sedangkan luas panen jagung sebesar 4.096.838 Ha (Dinas Pertanian, 2010). Namun jagung mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dengan padi. Di negara agraris seperti Indonesia, sangat mendukung dikembangkannya komoditas jagung. Sebab jagung mempunyai potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan mudah diusahakan. Peranan penganekaragaman kebutuhan pangan dari bahan jagung sangat dibutuhkan dalam usahatani. Sehingga dewasa ini jagung mendapat perhatian yang lebih besar (Aksi Agraris Kanisius, 1993:5).

Komoditas jagung tergolong komoditas yang strategis dan memiliki prospek yang cerah. Peningkatan kebutuhan jagung di dalam negeri berkaitan erat dengan perkembangan industri pangan dan pakan. Oleh sebab itu, upaya peningkatan produksi jagung perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui perluasan areal tanam, selain itu produksi jagung sebenarnya masih dapat ditingkatkan dengan perbaikan teknologi produksi di tingkat petani mengingat masih rendahnya produktivitas serta melalui perbaikan penanganan panen dan pascapanen (Subandi et al., 1998:2).


(18)

commit to user

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah penghasil jagung di Jawa Tengah. Produksi jagung di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 sebesar 3.841.720 kw dan produktivitasnya sebesar 57,56 kw/Ha (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011). Tanaman jagung di Wonogiri umumnya dibudidayakan secara sederhana, dan belum tersentuh teknologi modern. Kecamatan Jatiroto merupakan salah satu kecamatan penghasil jagung di Kabupaten Wonogiri. Pada tahun 2010 Kecamatan Jatiroto mempunyai luas panen jagung seluas 3.573 Ha, dengan

produksi sebesar 24.617 kw dan produktivitas sebesar 68,90 kw/Ha (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri,

2011). Perkembangan budidaya jagung di Kecamatan Jatiroto dapat dilihat dari luas panen dan produksi usahatani jagung selama empat tahun terakhir seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri Tahun 2007-2010

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (kw) Produktivitas (kw/Ha)

2007 3.514 20.258 57,65

2008 3.079 17.803 57,82

2009 3.431 24.732 72,08

2010 3.573 24.617 68,90

Jumlah 13.597 87.410 256,45

Rata-rata 3.399,25 21.852,5 64,11

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa selama empat tahun terakhir produksi jagung di Kecamatan Jatiroto mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 produksi jagung Kecamatan Jatiroto menurun, hal ini dapat dikarenakan berkurangnya luas panen jagung, pada tahun 2009 produksi jagung mengalami peningkatan, dari produksi sebesar 17.803 kw pada tahun 2008 menjadi sebesar 24.732 kw pada tahun 2009. Peningkatan produksi jagung pada tahun 2009 dapat dikarenakan meningkatnya luas panen jagung dan produktivitas,


(19)

commit to user

sedangkan pada tahun 2010 produksi jagung mengalami penurunan. Produksi jagung yang berfluktuasi selama empat tahun terakhir ini dapat dikarenakan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan. Apabila faktor-faktor produksi yang digunakan dikombinasikan secara tepat, maka produksi jagung akan meningkat dan petani mendapatkan keuntungan maksimum. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Wonogiri, khususnya di Kecamatan Jatiroto dilakukan dengan penanaman varietas unggul. Varietas jagung yang ditanamam di Wonogiri antara lain Bisi-2, Bisi-816, Bisi-16, NK 22 dan NK 33. Varietas Bisi-2 merupakan varietas unggul yang memiliki keunggulan tahan serangan hama dan penyakit, dapat menghasilkan dua tongkol yang sama besar dan tongkol tertutup rapat atau biji terisi penuh. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

B. Perumusan Masalah

Jagung merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang dapat digunakan sebagai pengganti beras dan berperan penting dalam usaha diversifikasi pangan. Kebutuhan jagung nasional pada tahun 2009 mencapai 19,76 juta ton, dan diperkirakan kebutuhan jagung nasional naik sekitar 2 juta ton per tahun (Sekretariatan Negara Republik Indonesia, 2010). Peningkatan produksi jagung sangat penting untuk mencukupi kebutuhan pangan, penyediaan bahan pakan ternak, dan memenuhi bahan baku industri.

Kabupaten Wonogiri sebagai salah satu sentra penghasil jagung di Jawa Tengah mempunyai potensi besar untuk mengembangkan usahatani jagungnya. Hal ini dapat diketahui dari besarnya luas panen jagung yang mencapai 66.742 Ha pada tahun 2010 (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011). Rata-rata produktivitas jagung Kabupaten Wonogiri selama empat tahun terakhir sebesar 56,26 kw/Ha, sedangkan produktivitas jagung di Kecamatan Jatiroto pada tahun 2010 sebesar 68,90 kw/Ha (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011), dan menurut Badan Penelitian dan


(20)

commit to user

Pengembangan Pertanian, (2007:4) produktivitas jagung dapat ditingkatkan pada tingkat produktivitas 40 - 90 kw/Ha. Walaupun produkitivitas jagung di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Jatiroto sudah diatas standar bawah, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Produktivitas jagung yang belum mencapai standar tertinggi dapat dimaklumi karena dalam menjalankan usahataninya petani banyak menghadapi keterbatasan, seperti keterbatasan pengetahuan. Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki petani sering mengakibatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang kurang tepat. Oleh karena itu, seorang petani harus memperhatikan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi untuk mencapai produksi yang optimal dan mendapatkan keuntungan yang maksimum. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor produksi yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska. Penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan oleh petani, mempengaruhi biaya yang harus dilkeluarkan dalam usahataninya. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh petani.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapakah besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri?

2. Faktor-faktor produksi apa yang mempengaruhi produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri?

3. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri telah mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.


(21)

commit to user

2. Mengkaji pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

3. Mengkaji tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan penulis terkait dengan bahan yang dikaji. Disamping itu, penelitian ini dimaksudkan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat kelengkapan dalam meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi guna menentukan kebijakan di sektor pertanian, khususnya sub sektor tanaman bahan makanan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan referensi bagi pengkajian penelitian masalah yang sama.


(22)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Tanaman jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.

Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut:

Regnum : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup) Classis : Monocotyledone (berkeping satu) Ordo : Graminae (rumput-rumputan) Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. (Warisno, 1998:18).

Tanaman jagung, yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaceae). Menurut sejarahnya tanaman jagung berasal dari Amerika. Jenis jagung menurut bentuk bijinya antara lain dent corn (jagung gigi kuda-Zea mays indentata), flint corn (jagung mutiara-Zea mays indurate), sweet corn (jagung manis-Zea mays saccharata), pop corn (jagung berondong-Zea mays everta), Flour corn (jagung tepung-Zea mays amylaceae), Pod corn (jagung bungkus-Zea mays turnicata) dan waxy corn (jagung lilin-Zea mays ceratina) yang memiliki kandungan amilopektin lebih besar dalam endospermnya (Warisno, 1998:11-13).


(23)

commit to user

Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi) beras sebab:

a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung pada padi

b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi sehingga jagung dapat pula menyumbangkan sebagian kebutuhan protein yang diperlukan manusia

c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang agak kering pun jagung masih dapat ditanam. (Aksi Agraris Kanisius, 1993:11).

Tanaman jagung banyak sekali gunanya, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman yang masih muda bisa digunakan untuk pakan ternak. Batang dan daun tanaman jagung yang sudah tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau pupuk kompos. Biji jagung yang telah tua bisa digunakan untuk pengganti nasi. Kegunaan lain jagung ialah sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, sebagai bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin termasuk perekat, dan industri tekstil (Warisno, 1998:14).

2. Tanaman Jagung Bisi-2

Jagung varietas Bisi-2 merupakan salah satu varietas unggulan palawija keluaran tahun 1995 yang berasal dari silang tunggal antara FS4 dengan FS9 (FS4 dan FS9 merupakan tropical inbred yang dikembangkan oleh Charoen Seed co., Ltd. Thailand dan Dekalb Plant Genetic, USA). Varietas ini termasuk golongan hibrida yang toleran terhadap bulai dan ka-rat daun, 50 persen keluar rambut pada umur ± 56 hari dan masak/panen pada umur ± 103 hari. Ciri lain dari varietas ini adalah memiliki tinggi tanaman ± 232 cm, berbatang tinggi dan tegak, daunnya panjang, lebar,

dan terkulai dengan warna daun hijau cerah (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1999:42).


(24)

commit to user

Tanaman jagung varietas Bisi-2 memiliki keragaman yang seragam, perakarannya baik dan tahan dari kerebahan. Jagung varietas Bisi-2 terkenal dengan jumlah tongkol buah sebanyak 2 tongkol untuk setiap tanamannya. Tongkol Bisi-2 berukuran sedang, berbentuk silindris, seragam, dan kedudukan tongkolnya di tengah-tengah batang dengan kelobot yang menutup tongkol dengan baik.

Biji jagung varietas Bisi-2 termasuk golongan biji semi mutiara dan berwarna kuning orange. Jumlah baris biji setiap tongkolnya ada 12 sampai 14 baris dengan bobot ± 265 gram per 1.000 butir. Jagung varietas Bisi-2 memberikan rata-rata hasil 8,9 ton/Ha pipilan kering, sementara potensi hasilnya 13 ton/Ha pipilan kering. Varietas Bisi-2 baik ditanam di

dataran rendah sampai ketinggian 1.000 mdpl (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1999:42).

3. Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti sinar matahari, tubuh tanah, dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan terhadap tanah tersebut, dan bangunan-bangunan yang telah didirikan di atasnya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Usahatani yang produktif adalah usahatani yang produktivitasnya tinggi. Produktivitas merupakan penggabungan antara efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik ini mengukur banyaknya

hasil produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input (Mubyarto, 1989:66-68).

Menurut Hadisapoetra (1973:7), biaya usahatani dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri.


(25)

commit to user

b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar.

c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Menurut Soekartawi (1995:54), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Secara matematis penerimaan usahatani dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Py x Y dimana :

TR : Total penerimaan

Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py : Harga Y

Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus dikeluarkannya. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi, sedangkan total penerimaan

diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi (Mubyarto, 1989:68).

Pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber di dalam usahatani selama satu tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran atau penaksiran kembali. Sedangkan pendapatan bersih (net return) dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan (Hadisapoetra, 1973:8).

4. Produksi, Faktor Produksi dan Fungsi Produksi

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (masukan, faktor, sumberdaya, atau jasa-jasa


(26)

commit to user

produksi) dalam pembuatan suatu output atau produk. Produk tersebut dapat berupa barang ataupun jasa (Beattle dan Taylor, 1995:3).

Faktor produksi adalah semua masukan atau korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, production factor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya

disebut dengan fungsi produksi atau factor relationship (Soekartawi, 2003:45-46).

Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manajemen (pengelolaan). Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor terdahulu, seperti tanah, modal, dan tenaga kerja (Daniel, 2002:50).

Mubyarto (1989:68) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, …, …, Xn) Keterangan:

Y = Hasil produksi fisik X1, X2,…Xn = Faktor-faktor produksi

Analisis fungsi produksi banyak diminati dan dianggap penting oleh para peneliti, karena mereka menginginkan informasi bagi sumberdaya yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja, dan modal dapat dikelola dengan baik agar produksi maksimal dapat diperoleh. Salah satu fungsi produksi tersebut adalah fungsi Cobb-Douglas (Soekartawi, 1994:157).


(27)

commit to user

Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi berpangkat yang terdiri dari dua variabel atau lebih, dimana variabel yang satu disebut variabel yang dijelaskan Y (variabel tak bebas) dan yang lain disebut variabel yang menjelaskan X (variabel bebas). Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya adalah dengan cara regresi dimana variasi Y akan dipengaruhi oleh variasi X (Soekartawi, 1994:159).

Hubungan antara hasil produksi dengan faktor produksi pada fungsi Cobb-Douglas dapat diketahui dengan melakukan analisis regresi linier berganda. Analisis tersebut kemudian dilakukan dengan cara melogaritmakan fungsi Cobb-Douglas agar diperoleh fungsi yang linier. Oleh karena itu, ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan fungsi Cobb-Douglas yaitu:

a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol sebab logaritma dari bilangan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui. b. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan

teknologi pada setiap pengamatan (non neutral difference in the respective technology). Hal ini berarti, kalau fungsi Cobb-douglas yang dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan analisis yang merupakan lebih dari satu model (katakanlah dua model), maka perbedaan tersebut terletak pada intercept dan bukan pada kemiringan garis (slope) model tersebut

c. Tiap variabel X adalah perfect competition.

d. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan.

(Soekartawi, 1994:161-162).

Menurut Daniel (2002:130-135) dalam perhitungan ekonomi usaha tani, dikenal tiga macam produk, yaitu produk rata-rata (PR), produk total (PT) dan produk marginal (PM). Hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dalam proses produksi digambarkan pada Gambar 1.


(28)

commit to user

Gambar 1. Hubungan antara Produk Total, Produk Rata-rata, dan Produk Marginal dalam Proses Produksi

(Daniel 2002:132)

Masing-masing daerah I, II, dan III adalah suatu daerah yang menunjukkan elastisitas produksi (EP) yang besarnya berbeda-beda. Elastisitas produksi adalah persentase perubahan hasil total dibagi persentase perubahan faktor produksi.

a. Daerah I, dengan EP > 1 sampai EP = 1. Selama EP > 1, Bila produk total menaik pada tahap increasing rate dan produk rata-rata juga menaik di daerah I. Pada tahap ini petani masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah input ditambahkan.

b. Daerah II, dengan 0<EP<1. Dalam keadaan ini tambahan sejumlah input tidak diimbangi secara proporsional oleh tambahan output yang diperoleh, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka produk total tetap menaik pada tahap decreasing rate.

PM=PR PRmax

MP max Ep= 1 Ep=0

Ep>1

0<Ep<1

Ep<0 Daerah II

0

PT

PR

PM

Daerah Daerah III


(29)

commit to user

c. Daerah III, dengan EP = 0 sampai EP < 0. Dalam keadaan ini produk total dalam keadaan menurun, nilai produk marginal menjadi negatif dan produk rata-rata dalam keadaan menurun. Maka setiap upaya untuk menambah sejumlah input tetap merugikan

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi pangkat dari bentuk:

Q = A. Ka. Lb Keterangan:

Q = Kuantitas hasil produksi K = Modal

L = Tenaga kerja

A, a, b = Parameter yang akan diestimasi

Fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai beberapa ciri yang berguna. Pertama, produk marjinal dari modal dan produk marjinal dari tenaga kerja tergantung pada kuantitas kedua-duanya, baik kuantitas modal maupun kuantitas tenaga kerja yang digunakan dalam produksi. Kedua, pangkat K dan L (yaitu a dan b) mencerminkan elastisitas tenaga kerja dan modal terhadap output (EK dan EL), dan jumlah dari pangkatnya (a+b) mengukur skala hasil. Jika a+b = 1, diperoleh skala hasil tetap; jika a+b > 1, diperoleh skala hasil meningkat; dan jika a+b < 1, diperoleh skala hasil menurun. Ketiga, fungsi Cobb-Douglas dapat diperoleh dengan estimasi melalui analisis regresi dan mentransformasikannya menjadi linier dalam logaritma. Terakhir, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dengan mudah

dikembangkan dengan menggunakan lebih dari dua masukan (Salvatore, 2002:277).

5. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

Dalam kegiatan usahatani seorang petani akan selalu berfikir untuk mengalokasikan faktor produksi seefisien mungkin untuk memperoleh produksi yang maksimal. Hal ini dilakukan karena petani melakukan konsep memaksimumkan keuntungan. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan dua pendekatan:


(30)

commit to user

a. Pendekatan Keuntungan Maksimum (Profit maximization)

Yaitu upaya untuk mengalokasikan sarana produksi (input) yang dimiliki seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi maksimal.

b. Pendekatan Biaya Minimal (Cost minimization)

Yaitu upaya memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menekan biaya produksi sekecil-kecilnya.

(Soekartawi, 1994:30).

Efisiensi ekonomi adalah efisiensi fisik yang dinilai dengan uang. Efisiensi fisik sendiri adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Pada setiap panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas lahan dikalikan hasil per satuan luas dan semua dinilai dengan uang. Tetapi hasil itu masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Setelah semua biaya-biaya tersebut dikurangi, barulah petani memperoleh hasil bersih. Apabila hasil bersih petani besar, maka ini mencerminkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya. Makin tinggi rasio ini berarti usahatani makin efisien (Mubyarto, 1989:70).

Menurut Soekartawi (1994:41-42), efisiensi ekonomi tertinggi akan terjadi jika petani mampu membuat suatu upaya sehingga Nilai Produk Marjinal (NPMx) untuk suatu faktor produksi sama dengan harga faktor produksi (Px), atau dapat dituliskan:

NPMx = Px ; atau 1

Px NPMx

=

Pada kenyataannya, NPMx tidak selalu sama dengan Px, yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

a. NPMx / Px > 1; artinya penggunaan faktor produksi x belum efisien. Untuk mencapai efisien, faktor produksi x perlu ditambah.


(31)

commit to user

b. NPMx / Px < 1; artinya penggunaan faktor produksi x tidak efisien. Untuk menjadi efisien, maka penggunaan faktor produksi x perlu dikurangi.

6. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Puspitasari (2002) yang berjudul Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatni Jagung Pioneer di Kabupaten Grobogan selama musim tanam Juli sampai September 2001 menunjukkan bahwa luas lahan garapan jagung pioneer sebesar 0,498 Ha. Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi untuk setiap hektarnya adalah tenaga kerja 572,179 HKP, pupuk kandang 401,512 kg, pupuk urea 279,373 kg dan pupuk SP-36 151,648 kg. Rata-rata biaya produksi Rp.2.078.699 per Ha, penerimaan Rp.4.461.836 per Ha, pendapatan Rp.2.383.137 per Ha. Dari perhitungan diperoleh persamaan Y = 0,852 X10,769.X20,209.X30,02273.X4-0,337. X50,349. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa luas lahan, tenaga kerja, pupuk urea, pupuk SP-36, dan pupuk kandang secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung pioneer. Luas lahan dan pupuk kandang mempunyai hubungan positif terhadap produksi jagung pioneer dan kedua faktor produksi tersebut berpengaruh nyata. Oleh karena itu, setiap penambahan luas lahan dan pupuk kandang akan mengakibatkan penambahan hasil produksi jagung pioneer. Faktor produksi pupuk SP-36 mempunyai hubungannya negatif berpengaruh nyata terhadap produksi jagung pioneer. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan pupuk SP-36 akan menurunkan hasil produksi jagung pioneer. Indeks efisiensi ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang berarti bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani jagung pioneer belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian Widiyani (2008) yang berjudul Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 di Kabupaten Klaten selama musim tanam April


(32)

commit to user

sampai September 2007 menunjukkan bahwa luas lahan garapan jagung varietas Bisi-2 sebesar 0,21 Ha. Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi untuk setiap hektarnya adalah tenaga kerja 175,38 HKP, benih 18,19 kg, pupuk kandang 9.238,10 kg, dan pupuk urea 1.121,76 kg. Rata-rata biaya produksi Rp.9.194.143,09 per Ha, penerimaan Rp.14.291.667,00 per Ha, pendapatan Rp.5.097.523,91 per Ha. Dari perhitungan diperoleh persamaan Y = 0,852 X10,769.X20,209.X30,02273.X4-0,337. X50,349. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Tenaga kerja dan pupuk urea mempunyai hubungan positif terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 dan kedua faktor produksi tersebut berpengaruh nyata. Oleh karena itu, setiap penambahan tenaga kerja dan pupuk urea akan mengakibatkan penambahan hasil produksi jagung varietas Bisi-2. Indeks efisiensi ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang berarti bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa indeks efisiensi ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang berarti bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung tersebut belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi. Kedua penelitian tersebut dapat memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi ekonomi pada usahatani jagung.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usahatani adalah kesatuan organiasasi antara alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan untuk memperoleh produksi di lapangan pertanian. Setiap kegiatan usahatani akan membutuhkan biaya dan menghasilkan sejumlah penerimaan. Biaya merupakan seluruh korbanan ekonomik yang dikeluarkan untuk usahatani. Biaya usahatani yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan terdiri dari biaya alat-alat luar ditambah biaya tenaga kerja


(33)

commit to user

keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Biaya alat-alat luar terdiri dari biaya untuk upah tenaga kerja luar, benih, pupuk, pajak, pengangkutan, dan biaya penyusutan alat.

Pada usahatani jagung varietas Bisi-2, penerimaan usahatani merupakan nilai produksi total dari usahatani jagung varietas Bisi-2. Penerimaan diukur dengan mengalikan produksi (Y) dengan harga produksi (Py) dan dinyatakan dalam rupiah. Setelah diketahui besarnya penerimaan dan biaya dalam usahatani maka dapat dihitung pendapatan usahatani. Untuk mengetahui pendapatan bersih dari usahatani digunakan rumus:

Pd = TR – TC = Py x Y – BM Keterangan :

Pd : Pendapatan usahatanijagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) TR : Penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) TC : Biaya total usahatanijagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) Py : Harga jagung varietas Bisi-2 per kg (Rp)

Y : Produksi jagung varietas Bisi-2 (kg)

BM : Biaya mengusahakan usahatani (Rp/kg/MT)

Produksi adalah suatu proses dimana faktor-faktor produksi diubah menjadi produk. Hubungan antara faktor produksi dengan produksi jagung varietas Bisi-2 diketahui dengan modifikasi dari modelfungsi produksi Cobb-Douglas yang dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:

Y = a. X1b1. X2b2. X3b3. X4b4. X5b5. X6b6 Keterangan :

Y : Hasil produksi jagung varietas Bisi-2 (kg) a : Konstanta

b1-b6 : Koefisien regresi X1 : Luas lahan (Ha) X2 : Tenaga kerja (HKP) X3 : Benih (kg)


(34)

commit to user X4 : Pupuk kandang (kg)

X5 : Pupuk urea (kg) X6 : Pupuk Phonska (kg)

Hubungan antara hasil produksi jagung varietas Bisi-2 dengan faktor produksi diketahui dengan melakukan analisis regresi linier berganda. Oleh karena itu, persamaan tersebut harus diubah menjadi persamaan linier dengan cara melogaritmakannya menjadi:

Log Y = log a + b1log X1 + b2log X2 + b3log X3 + b4log X4 + b5log X5 + b6log X6

Dalam analisis regresi linier berganda, uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor produksi secara bersama-sama terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 digunakan uji keberartian koefisien regresi dengan menggunakan uji t.

Selain itu, analisis regresi linier berganda juga mencakup analisis koefisien regresi (b’) untuk mengetahui faktor produksi yang paling berpengaruh diantara faktor-faktor produksi yang lain dalam usahatani jagung varietas Bisi-2. Analisis koefisien determinasi (R2) Adjusted ( ) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh faktor produksi yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 dapat menjelaskan produksi jagung varietas Bisi-2.

Efisiensi suatu usahatani dapat menunjukkan perbandingan antara nilai hasil produksi usahatani dengan nilai faktor produksi yang digunakan. Efisiensi ekonomi tertinggi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 akan tercapai jika petani jagung varietas Bisi-2 dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang digunakan secara optimal yaitu apabila nilai produk marjinal untuk suatu faktor produksi (NPMx) sama dengan harga faktor produksi (Px) tersebut, atau dapat dituliskan:

NPMxi = Pxi, atau

Px NPMx


(35)

commit to user Dengan ketentuan:

Px NPMx

= 1, berarti penggunaan faktor produksi xi telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Px NPMx

> 1, berarti penggunaan faktor produksi xi belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Px NPMx

< 1, berarti penggunaan faktor produksi xi tidak efisien.

Skema kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah C. Hipotesis

1. Faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Usahatani Jagung Varietas Bisi-2

Biaya Usahatani

Penerimaan Usahatani

Produksi Usahatani Pendapatan

Usahatani Faktor-faktor Produksi

X1 : luas lahan (Ha) X2 : tenaga kerja (HKP) X3 : benih (Kg)

X4 : pupuk kandang (Kg) X5 : pupuk urea (Kg) X6 : pupuk phonska (Kg)

Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor


(36)

commit to user

2. Penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

D. Asumsi-asumsi

1. Petani dalam menjalankan usahataninya bertindak rasional yaitu ingin dan berusaha memperoleh keuntungan maksimal.

2. Keadaan tanah, iklim, ketinggian tempat dan topografi di daerah penelitian dianggap berpengaruh normal terhadap proses produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2.

3. Pasar faktor-faktor produksi yang berupa berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska serta produksi dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 merupakan pasar persaingan sempurna.

4. Produksi dijual secara keseluruhan.

E. Pembatasan Masalah

Data yang dikaji adalah data usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri yang diusahakan dalam satu kali musim tanam yaitu pada Musim Tanam Oktober 2010 sampai Januari 2011. F. Definisi Operasional

1. Usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah usaha budidaya jagung varietas Bisi-2 di lahan sawah secara monokultur di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri selama satu kali musim tanam, yaitu pada Oktober 2010 sampai Januari 2011.

2. Petani sampel adalah petani pemilik penggarap yang menanam jagung varietas Bisi-2 secara monokultur.

3. Produksi jagung varietas Bisi-2 (Y) adalah jumlah hasil panen jagung varietas Bisi-2 yang dihasilkan dari usahatani jagung varietas Bisi-2 pada satu kali musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan kilogram, jagung yang dimaksud adalah dalam bentuk pipil kering (Kg).


(37)

commit to user

4. Jagung varietas Bisi-2 adalah jagung dengan warna kuning orange dalam bentuk pipil kering yang dihasilkan dalam satu kali musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg). 5. Harga produksi jagung varietas Bisi-2 (Py) adalah nilai produk jagung

varietas Bisi-2 per satuan kilogram yang dihasilkan dari usahatani jagung varietas Bisi-2 pada satu musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

6. Penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 (TR) adalah nilai produksi total usahatani jagung varietas Bisi-2 yang dihitung dengan mengkalikan produk fisik jagung varietas Bisi-2 per satuan luas usahatani dengan harga jagung varietas Bisi-2 per kg (Py), dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

7. Biaya total usahatani jagung varietas Bisi-2 (TC) adalah biaya mengusahakan dalam kegiatan usahatani jagung varietas Bisi-2, meliputi biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

8. Pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 (Pd) adalah pendapatan dari usahatani jagung varietas Bisi-2 yang diperhitungkan dari selisih antara penerimaan usahatani jagung varietas Bisi-2 (TR) dengan biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 (TC) selama satu musim tanam dengan satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

9. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor produksi yang digunakan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 untuk satu kali musim tanam, yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska.

10.Luas lahan (X1) adalah luas lahan sawah garapan petani yang digunakan untuk usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu kali musim tanam, dan dinyatakan dengan satuan hektar (Ha).


(38)

commit to user

11.Tenaga kerja (X2) adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2, selama satu musim tanam baik tenaga kerja keluarga, maupun tenaga kerja luar dan dinyatakan dalam satuan Hari Kerja Pria (HKP). Nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan dinyatakan dalam rupiah per Hari Kerja Pria (Rp/HKP).

12.Benih (X3) adalah banyaknya benih yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu kali musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilogram (kg). Harga benih dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

13.Pupuk kandang (X4) adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu kali musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilogram (kg). Harga pupuk kandang dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

14.Pupuk urea (X5) adalah jumlah pupuk urea yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilogram (kg). Harga pupuk urea dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

15.Pupuk Phonska (X6) adalah jumlah pupuk Phonska yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilogram (kg). Harga pupuk Phonska dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).


(39)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik mempunyai ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994:140).

Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei, yaitu pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan berbentuk kuesioner (Surakhmad, 1994:141-142).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatiroto yang merupakan salah satu daerah penghasil jagung di Kabupaten Wonogiri. Kecamatan Jatiroto dipilih sebagai lokasi penelitian karena di kecamatan ini terdapat usahatani jagung dengan produktivitas terbesar di Kabupaten Wonogiri. Data luas panen, produksi dan produktivitas jagung per kecamatan di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 2.

Pengambilan desa sebagai daerah sampel penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling atau sengaja, yaitu pengambilan daerah sampel yang dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan alasan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Sangarimbun dan Efendi, 1995:169). Sampel desa dipilih dengan kriteria bahwa desa tersebut mempunyai produktivitas paling besar, berdasarkan kriteria tersebut terpilih Desa Sanggrong. Data luas panen, produksi dan produktivitas jagung per desa di Kecamatan Jatiroto dapat dilihat pada Tabel 3.


(40)

commit to user

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Per Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Produksi (Kw)

Produktivitas (Kw/Ha)

1. Pracimantoro 6.251 341.492 54,63

2. Paranggubito 1.280 45.747 35,74

3. Giritontro 2.087 112.761 54,03

4. Giriwoyo 3.844 214.226 55,73

5. Batuwarno 2.338 129.104 55,22

6. Karangtengah 6.193 345.198 55,74

7. Tirtomoyo 2.879 157.481 54,70

8. Nguntoronadi 1.579 83.529 52,90

9. Baturetno 1.695 108.175 63,82

10. Eromoko 3.084 170.237 55,20

11. Wuryantoro 2.115 108.013 51,07

12. Manyaran 3.042 116.052 38,15

13. Selogiri 593 31.465 53,06

14. Wonogiri 1.749 90.353 51,66

15. Ngadirojo 4.430 191.908 43,32

16. Sidoharjo 2.767 182.290 65,88

17. Jatiroto 3431 247.306 72,08

18. Kismantoro 1.570 103.793 66,11

19. Purwantoro 3.175 170.275 53,63

20. Bulukerto 1.665 91.575 55,00

21. Slogohimo 2.470 141.951 57,47

22. Jatisrono 2.018 125.479 62,18

23. Jatipuro 1.095 59.305 54,16

24. Girimarto 2.887 158.670 54,96

25. Puh Pelem 1.758 92.611 52,68

Jumlah 65.995 3.618.996 1.369,12

Rata-rata 2.639,8 144.759,88 54.84

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2010


(41)

commit to user

Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Per Desa di Kecamatan Jatiroto Tahun 2009

No. Desa Luas Panen

(Ha)

Produksi (Kw)

Produktivitas (Kw/Ha)

1. Jatiroto 177 13.771 77,80

2. Jatirejo 247 14.286 57,84

3. Mojopuro 139 7.317 52,64

4. Pesido 273 19.438 71,20

5. Pingkuk 330 24.143 73,16

6. Ngelo 223 13.632 61,13

7. Sanggrong 176 18.022 102,40

8. Duren 159 13.199 83,01

9. Cangkring 145 8.958 61,78

10. Sugihan 95 5.807 61,13

11. Pengkol 177 12.886 72,80

12. Dawungan 307 23.519 76,61

13. Guno 175 11.046 63,12

14. Boto 166 10.506 63,29

15. Brenggolo 520 34.996 67,30

Jumlah 3.309 231.526 1.045,21

Rata-rata 220,6 15.435,07 69,68

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2010

2. Metode Pengambilan Sampel Responden

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:171), data yang dianalisis harus menggunakan jumlah sampel yang cukup besar sehingga dapat mengikuti distribusi normal. Sampel yang besar dan mengikuti distribusi normal adalah sampel yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30. Dari 217 petani diambil sampel petani sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel petani jagung varietas Bisi-2 menggunakan metode simple random sampling. Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempuyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 1995:155-156). Metode pengambilan sampel responden secara acak sederhana dilakukan dengan cara undian.


(42)

commit to user

C. Jenis dan Sumber data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani yang mengusahakan jagung varietas Bisi-2 maupun pihak lain yang berhubungan dengan usahatani jagung varietas Bisi-2, yaitu data mengenai produksi jagung varietas Bisi-2, faktor produksi yang digunakan, biaya, penerimaan, serta proses produksi yang dilakukan. Data ini diperoleh melalui wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan terhadap laporan maupun dokumen dari instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian, yaitu Kantor Kecamatan Jatiroto, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, Bapedda Kabupaten Wonogiri dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti (Surakhmad, 1994:165).

2. Wawancara

Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai (Wirartha, 2006:227). Teknik wawancara ini dilakukan dengan bantuan kuesioner (daftar pertanyaan). 3. Pencatatan

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berupa pencatatan yang berasal dari hasil wawancara dan data sekunder yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap data yang ada pada instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian.


(43)

commit to user

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 digunakan rumus :

Pd = TR – TC = Py x Y – BM Keterangan :

Pd : Pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) TR : Penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) TC : Biaya total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) Py : Harga produksi jagung varietas Bisi-2 (Rp/kg)

Y : Produksi jagung varietas Bisi-2 (Kg/Ha/MT)

BM : Biaya mengusahakan usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) 2. Analisis Hubungan Faktor-Faktor Produksi terhadap Produksi

Fakor-faktor produksi pilih dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska, faktor-faktor produksi tersebut dipilih karena faktor-faktor produksi tersebut merupakan faktor-faktor produksi yang sesuai digunakan oleh petani pada usahatani jagung varietas Bisi-2 dan sesuai rekomendasi dari Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Pengkajian hubungan penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska terhadap produksi usahatani jagung varietas Bisi-2 digunakan model regresi dengan model fungsi produksi Cobb Douglas dengan rumus :

Y = a X1b1 .X2b2 .X3b3 .X4b4 .X5b5 . X6b6 Keterangan :

Y : Produksi jagung varietas Bisi-2 (kg) X1 : Luas lahan (Ha)


(44)

commit to user X2 : Tenaga kerja (HKP)

X3 : Benih (kg)

X4 : Pupuk kandang (kg) X5 : Pupuk urea (kg) X6 : Pupuk Phonska (kg) a : Konstanta

b1 – b6 : Koefisien regresi

Hubungan antara faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska yang digunakan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 dengan produksi jagung varietas Bisi-2 dapat diketahui dengan melakukan regresi linier berganda. Oleh karena itu, fungsi produksi Cobb Douglas harus diubah ke dalam bentuk linier dengan cara melogaritmakan menjadi:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4+ b5 log X5 + b6 log X6

Pada penelitian ini uji yang akan digunakan adalah sebagai berikut: a. Uji Serentak (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

) /(

) 1 /(

k N TSS

k ESS F

-=

Dimana :

ESS = Explained Sum of Square

= Jumlah kuadrat yang bisa dijelaskan atau variasi yang bisa dijelaskan

TSS = Total Sum of Square = Jumlah kuadrat total k = Jumlah variabel


(45)

commit to user N = Jumlah sampel

Dengan hipotesis :

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0

Hi : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0 (paling sedikit ada satu bi ≠ 0) Dengan tingkat signifikasi a 5% , maka:

1) Jika Fhitung > Ftabel : Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. 2) Jika Fhitung < Ftabel : Ho diterima dan Hi ditolak, yang berarti faktor

produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. b. Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, dengan rumus sebagai berikut :

) (bi Se

bi thitung = Dimana :

bi = koefisien regresi ke-i

Se (bi) = standard error koefisien regresi ke-i Dengan hipotesis :

Ho : bi = 0 Hi : bi ¹0

Pada tingkat signifikasi a 5% , maka:

1) Jika t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti faktor produksi ke-i berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2.


(46)

commit to user

2) Jika t hitung < t tabel : Ho diterima dan Hi ditolak, yang berarti faktor produksi ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2

c. Uji Standard koefisien Regresi (b’)

Uji standard koefisien regresi (b’) digunakan untuk mengetahui faktor produksi mana yang paling berpengaruh diantara faktor produksi yang lain digunakan dengan rumus:

b’ = Keterangan:

b’ = Standar koefisien regresi variabel bebas bi = Koefisien regresi variabel bebas

dy = Standar deviasi variabel tak bebas di = Standar deviasi variabel bebas ke-i

Nilai standard koefisien regresi yang paling besar merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, (Arief, 1993:11),

d. Uji Koefisien Determinasi (R2) Adjusted ( )

Uji koefisien determinasi (R2) Adjusted ( ) digunakan untuk mengetahui mengetahui besarnya proporsi atau sumbangan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska terhadap variasi produksi. Nilai R2 berkisar antara 0-1, semakin mendekati satu berarti faktor-faktor produksi jagung varietas Bisi-2 semakin dekat hubungannya dengan produksi jagung varietas Bisi-2.

Keterangan:

: R2 Adjusted (koefisien determinasi yang disesuaikan) SSE : Error Sum of Squares (jumlah kesalahan kuadrat)


(1)

commit to user

Sehingga penggunaan pupuk kandang dapat ditambah agar dapat meningkatkan produksi jagung varietas Bisi-2. Pupuk kandang untuk tanaman jagung merupakan sumber hara sekaligus bahan organik. Penambahan penggunaan pupuk kandang berarti meningkatkan sumber hara dan bahan organik tanah, sehingga tanah menjadi lebih subur. Dari tanah yang subur, tanaman dapat menyerap lebih banyak nutrisi yang diperlukan, sehingga kebutuhannya tercukupi. Tanaman yang kebutuhan nutrisinya tercukupi akan tumbuh subur dan memberikan produksi yang tinggi.

Penggunaan pupuk kandang oleh petani 4.822,92 kg/Ha kurang dari rekomendasi Dinas Pertanian yaitu sebesar 5.000 kg/Ha, sehingga penggunaan pupuk kandang harus ditambah agar dapat menaikkan produksi jagung varietas Bisi-2. Penggunaan pupuk kandang yang belum sesuai dengan rekomendasi ini dikarenakan pola pikir petani yang senang menggunakan pupuk kimia dalam jumlah yang banyak, menurut mereka penggunaan pupuk kimia lebih cepat memberikan respon terhadap tanaman, sedangkan pupuk kandang memberikan respon yang lebih lama.

e. Pupuk urea

Pupuk urea merupakan zat yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk urea mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi. Pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis. Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman dan juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.

Penggunaan pupuk urea oleh petani 417,71 kg/Ha, dan rekomendasi penggunaan pupuk dari Dinas Pertanian yaitu sebesar 300 kg/Ha untuk pupuk urea, dan 300 kg/Ha untuk pupuk Phonska. Petani menggunakan jumlah pupuk urea yang lebih banyak, hal ini bisa


(2)

commit to user

dikarenakan rekomendasi dari Dinas Pertanian bersifat umum, oleh karena itu dalam penerapan penggunaan pupuk perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Tanah di daerah penelitian merupakan tanah merah yang sudah sangat tua, dengan pH agak masam. Menurut Kartasapoetra dan Mul Mulyani ( 2002:122) keadaan nutrisi pada tanah jenis ini rendah, demikian pula kandungan bahan organiknya, sehingga tingkat kesuburan kimiawinyapun rendah. Masukan yang perlu diberikan berupa pemupukan dan sejumlah bahan kapur. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesuburan tanah diperlukan jumlah pupuk yang lebih banyak.

Berdasarkan hasil penelitian faktor produksi pupuk urea berpengaruh nyata dan berhubungan positif terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,122. Hal ini berarti setiap penambahan 1% pupuk kandang dapat meningkatkan produksi jagung varietas Bisi-2 sebesar 0,122%. Pupuk urea dapat menambah zat hijau daun, zat hijau daun berperan penting dalam fotosintesis, kegiatan fotosintesis yang berjalan dengan baik akan menghasilkan makanan yang cukup bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan produksinya meningkat. Selain itu pupuk urea dapat meingkatkan kandungan protein jagung, sehingga kualitas biji jagung akan semakin baik.

f. Pupuk Phonska

Pupuk Phonska adalah pupuk kimia majemuk NPK yang mengandung Nitrogen (N) 15%, Fosfat (P2O5) 15%, Kalium (K2O)

15%, Sulfur (S) 10%, dan kadar air maksimal 2%. Pupuk Phonska berbentuk butiran berwarna merah muda. Pupuk Phonska bersifat, mudah larut dalam air, mengandung unsur N, P, K dan S sekaligus, kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata, larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman, sesuai untuk berbagai jenis tanaman, meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan,


(3)

commit to user

menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung butir hijau daun, memacu pembentukan bunga, memperbesar buah, serta masih banyak manfaat lainnya dari pupuk Phonska.

Penggunaan pupuk Phonska oleh petani 220,83kg/Ha, dan rekomendasi Dinas Pertanian yaitu sebesar 300kg/Ha. Penggunaan pupuk Phonska yang belum sesuai dengan rekomendasi dapat dikarenakan petani lebih dahulu mengenal pupuk anorganik lainnya (urea) dari pada pupuk Phonska. Menurut keterangan dari BPP setempat, pupuk urea mulai dikenal pada tahun 1971, sedangkan pupuk Phonska baru dikenal pada tahun 1997, oleh karena itu petani lebih terbiasa dalam penggunaan pupuk urea dibandingkan pupuk Phonska. Berdasarkan hasil penelitian faktor produksi pupuk Phonska berpengaruh nyata dan berhubungan positif terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,157. Hal ini berarti setiap penambahan 1% pupuk kandang dapat meningkatkan produksi jagung varietas Bisi-2 sebesar 0,157%. Sehingga penggunaan pupuk Phonska masih dapat ditambah agar dapat meningkatkan produksi jagung varietas Bisi-2.

Pupuk Phonska merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K dan S, penggunaan pupuk Phonska membuat kebutuhan hara tanaman, khususnya kebutuhan unsur hara makronya terpenuhi. Dengan terpenuninya kebutuhan unsur hara, membuat tanaman tumbuh dengan baik dan berproduksi dengan baik pula. Pupuk Phonska bermanfaat dalam memperbesar buah, meningkatkan produksi dan kualitas panen, oleh karena itu tambahan penggunaan pupuk Phonska diharapkan dapat meningkatkan hasil panennya.

Dari enam faktor produksi yang dimasukkan dalam model, ternyata hanya empat faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, yaitu benih, pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk Phonska. Dengan demikian, petani harus memperhatikan untuk menambah penggunaan benih, pupuk kandang,


(4)

commit to user

pupuk urea dan pupuk Phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2 agar dapat meningkatkan produksi.

3. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2

Berdasarkan hasil penjumlahan koefisien regresi dari faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, yaitu faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk Phonska diperoleh nilai 0,723. Ini menunjukkan bahwa elastisitas produksi usahatani tersebut 0,723 atau 0 < Ep < 1. Dalam keadaan demikian, usahatani jagung varietas Bisi-2 berada pada daerah produksi II yaitu produksi berada pada skala hasil yang menurun (decreasing return to scale). Daerah II merupakan daerah rasional petani untuk berusaha, apabila dilakukan penambahan terhadap faktor produksi dengan satu satuan yang sama, maka produksinya akan meningkat terus, tetapi kenaikan hasilnya lebih rendah dari kenaikan yang sebelumnya.

Oleh karena itu, untuk mengetahui efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi digunakan perbandingan nilai produk marginal faktor produksi dengan harga faktor produksi (NPMx/Px). Jika suatu usahatani efisien secara ekonomi, maka perbandingan nilai produk marginal dengan harga faktor produksi antara satu faktor produksi dengan faktor produksi yang lain harus sama dengan satu. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai efisiensi faktor produksi yang berupa benih sebesar 8,532, untuk faktor produksi pupuk Phonska sebesar 4,688, untuk faktor produksi pupuk urea sebesar 2,719 dan untuk faktor produksi pupuk kandang sebesar 1,055. Keempat nilai efisiensi tersebut tidak sama dan keempatnya bernilai lebih dari satu sehingga kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Penggunaaan faktor produksi benih belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, sehingga penambahan jumlah benih dapat meningkatkan efisiensi ekonominya. Penggunaan pupuk kandang yang belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, karena pupuk


(5)

commit to user

kandang yang digunakan masih belum sesuai dengan rekomendasi sehingga penambahan jumlah penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan efisiensi ekonominya. Penggunaan pupuk urea belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, walaupun penggunaan pupuk urea sudah melebihi rekomendasi, namun penggunaannya masih dapat ditambah untuk meningkatkan efisiensi ekonominya. Penggunaan pupuk urea yang melebihi rekomendasi hal ini dikarenakan rekomendasi dari dinas bersifat umum, dan dalam prakteknya penggunaan pupuk ini harus disesuaikan dengan kondisi kesuburan tanah di tiap-tiap daerah. Penggunaan pupuk Phonska belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, hal ini dapat dikarenakan pupuk Phonska yang digunakan masih belum sesuai dengan rekomendasi sehingga penambahan jumlah penggunaan pupuk Phonska dapat meningkatkan efisiensi ekonominya.


(6)

commit to user

72

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Besarnya biaya mengusahakan adalah Rp.7.323.242,71/Ha/MT,

besarnya penerimaan usahatani adalah Rp.15.828.219,00/Ha/MT,

sehingga pendapatan yang diperoleh petani sebesar

Rp.8.504.976,29/Ha/MT.

2. Faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk phonska secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Pengaruh dari setiap faktor produksi menunjukkan bahwa benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, sedangkan faktor produksi luas lahan dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. 3. Penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih,

pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan efisiensi ekonomi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 masih dapat ditingkatkan dengan menambahkan penggunaan benih, pupuk kandang, pupuk urea dan penggunaan pupuk Phonska.