Pengumpulan data tentang Analisis Daya Saing Investasi di Kota Pematangsiantar dilakukan dengan wawancara dan kuesioner dengan
menggunakan 30 responden yang ada di Kota Pematangsiantar yang telah memenuhi kriteria yang diatas.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu yang merupakan bahan untuk
analisis dalam suatu keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer.
Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri bukan oleh orang lain dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan data itu
sebelumnya tidak ada. Data primer untuk pemeringkatan faktor-faktor yang menjadi daya saing investasi diperoleh dari pemerintah daerah, pelaku usaha,
bagian asosiasi; kadin; apindo, dan bagian akademisi yang berada di Kota Pematangsiantar.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dan wawancara sedangkan pengumpulan data sekunder diambil dari Pematangsiantar dalam angka tahun
2010-2014. Wawancara merupakan metode pengambilan data dengan cara bertanya
langsung dengan responden. Wawancara dilakukan terhadap para pelaku usaha
Universitas Sumatera Utara
kecil, menegah dan besar yang ada di Kota Pematangsiantar. Hasil wawancara tersebut dikemukakan secara tertulis dalam kuesioner. Kuesioner yang diajukan
kepada responden berupa kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup close question jawaban berupa skor nilai yang diberi bobot 1-6
dan responden tinggal memilih nilai skor yang disediakan.
3.8 Metode analisis
Studi penelitian ini menggunakan metode analisis dalam menjawab rumusan masalah beserta tujuan yang akan dicapai. Metode penelitian tersebut: Analisis
Scalogram Cobweb dan Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats.
1 Analisis Scalogram Cobweb
Teknik Scalogram bertujuan untuk mengidentifikasi kota-kota yang dapat dikelompokkan menjadi pusat pertumbuhan berdasarkan fasilitas kota
yang tersedia Blakely,1994. Fasilitas pelayanan yang diberikan semakin tinggi tingkatan kota tersebut dan dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Dalam analisis scalogram, klasifikasi kota berdasarkan pada 3 komponen fasilitas dasar yang dimiliki, yaitu:
1 Differentiation adalah fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas
ekonomi. Fasilitas ini menunjukkan bahwa adanya struktur kegiatan ekonomi lingkungan yang kompleks, jumlah dan tipe fasilitas komersial
akan menunjukkan derajat ekonomi kawasankota dan kemungkinan akan menarik sebagai tempat tinggal dan bekerja. Fasilitas differentiation yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan dalam penelitian ini meliputi pasar, bank dan Bank Perkreditan Rakyat BPR.
2 Solidarity adalah fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas sosial.
Fasilitas ini menunjukkan tingkat kegiatan sosial dari kawasan kota. Fasilitas tersebut dimungkinkan tidak seratus persen merupakan kegiatan
sosial namun pengelompokan tersebut masih dimungkinkan tidak seratus persen merupakan kegiatan sosial namun pengelompokan tersebut masih
dimungkinkan jika fungsi sosialnya relatif lebih besar dibandingkan sebagai kegiatan usaha yang berorientasi pada keuntungan benefit
oriented. Fasilitas solidarity dalam penelitian ini adalah fasilitas
pendidikan yang meliputi SD, SMP dan SMA, fasilitas kesehatan yang meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, tempat praktek
dokter, tempat praktek bidan, tempat praktek dokter gigi, puskesmas, posyandu, apotik dan laboratorium kesehatan.
3 Centrality adalah fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi
politikpemerintahan. Fasilitas ini menunjikkan bagaimana hubungan dari masyarakat dalam sistem kotakomunitas. Sentralitas ini melalui
perkembangan hierarki dari institusi sipil, misalnya kantor pos, sekolahan, kantor pemerintahan dan sejenisnya.
Menurut Blakely 1994 pemberian skor untuk fasilitas dari masing-masing fasilitas perkotaan seperti fasilitas ekonomi, sosial, dan fasilitas ekonomi-
politikpemerintahan diberi nilai 1 satu tanpa ada pembagian, perbedaanya dengan analisis ini adalah pada pemberian skor dan pembagian kelas yang
Universitas Sumatera Utara
disesuaikan dengan skala pelayanan, tingkat kepentingan, jumlah tenaga kerja, spesifikasi dan lain-lain dari fasilitas perkotaan yang dimiliki. Perubahan
pemberian skor dan pembagian kelas merupakan modifikasi dari yang dikemukakan oleh Blakely 1994 tersebut sesuai dengan penelitian yang pernah
dilakukan di Kabupaten Soppeng Haeruddin,2001 2 Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses
serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dalam dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
Peluang opportunities dan Ancaman threats dengan faktor internal Kekuatan strengths,
dan kelemahan weaknesses.
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT
Berbagai Peluang
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman Kelemahan Internal
1. Mendukung Strategi
Agresif
2. Mendukung Strategi
diversivikasi 3. Mendukung
Strategi turn- around
4. Mendukung Strategi
defensif
Universitas Sumatera Utara
Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan atau daerah tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
growth oriented strategy. Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan atau daerah ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluamg jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produkpasar
Kuadran III: Suatu daerah menghadapi peluang pasar yang besar,tetapi di pihak lain, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan
internal. Kondisi pada kuadran 3 ini mirip dengan quesdtion Mark pada BCG Matrix. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Perusahaan Apple
menggunakan strategi
peninjauan kembali
teknologi yang
dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.
Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut hasil survei yang sudah dilakukan terhadap 30 Responden terdiri dari perwakilan bagian akademisi, pemerintah daerah, pihak asosiasi, kadin dan apindo, serta
pelaku usaha. Survei dilakukan dalam kurun waktu Mei-Juni 2016. Dalam penelitian tentang Analisis Daya Saing Investasi di Kota Pematangsiantar terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi daya saing investasi di kota Pematangsiantar yaitu: Faktor Kelembagaan, Faktor Perekonomian Daerah, Faktor Sistem Keuangan, Faktor
Infrastruktur Fisik, dan Faktor Kesehatan dan Pendidikan. Dalam penelitian ini dilakukan pemeringkatan terhadap faktor-faktor tersebut, sehingga diketahui faktor yang menjadi
faktor yang dominan dalam menentukan kegiatan investasi di Kota Pematangsiantar. Berikut ini merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian ini.
4.1 Kondisi Demografi Kota Pematangsiantar
Sebagai kota perdagangan, secara geografi Pematangsiantar diapit Kabupaten Simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan, karet, sawit, teh, dan hasil pertanian.
Kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba Samosir, Tapanuli utara dan Tapanuli selatan. Sehingga posisinya sangat strategis sebagai
kota transit perdagangan antar kabupaten atau transit wisata ke Danau Toba Parapat
Tabel 4.1 Kecamatan di Kota Pematangsiantar
No Kecamatan
Luas km
2
1 Siantar Marihat
7,825
2 Siantar Marimbun
18,006
3 Siantar Selatan
2,020
4
Siantar Barat 3,205
5
Siantar Utara 3,650
6 Siantar Timur
4,520
7 Siantar Martoba
18,022
8 Siantar Sitalasari
22,723
Total 79,9721
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan yaitu: Siantar Marihat, Siantar Marimbun, Siantar Selatan, Siantar Selatan, Siantar Barat, Siantar Utara, Siantar Timur,
Siantar Martoba, Siantar Sitalasari yang terdiri dari 53 Kelurahan. Kondisi Geografis wilayah terletak pada 2
o
53’20’’ - 3
o
01’00’’ Lintang Utara dan 99
o
1’00’’ – 99
o
6’35’’ Bujur Timur, berada di tengah – tengah Kabupaten Simalungun. Luas daratan Kota Pematangsiantar 79,971 km
2
terletak 400 – 500 meter diatas
permukaan laut. Berdasarkan luas kecamatan, kecamatan yang terluas adalah Siantar Sitalasari 22,723 km
2
atau sama dengan 28,41 persen dari total luas Kota Pematangsiantar. Luas wilayah untuk masing-masing kecamatan dapat diliat di tabel 4.1.
4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Pematangsiantar Tabel 4.2