17 c.
Memberikan jasa-jasa lainnya services, jasa-jasa yang iimiimtiya ditawarkan adalah transfer kiriman uang, kliring clear-ing, letter of credit
LC, menerima setoran-setoran dan dan nielayani pembayaran-pembayaran.
2.2 Faktor Internal Bank
Menurut Muljoiio 1996: 210 faktor-faktor internal yang mempenganihi volume penyahiran kredit antara lain:
Sifat usaha dan segmen pasar bank itu sendiri,
a. Financial position seperti capital adequacy ratio, aktiva tertimbang
mennrut resiko, batas maksimum pemberian kredit, b.
Kemampuan dalam menghimpun dana, terutaina dana pihak ketiga, c.
Kualitas aktiva produktifhya, terutaraa kualitas kredit, d.
Faktor-faktor produksi yang tersedia di bank seperti kemampuau manajemen.
Menurut Warjiyo 2005: 435, perilaku penawaran atau penyahiran kredit perbankan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi bank terhadap prospek usaha
debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal bank yang meliputi sumber dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal
capital adequacy ratio dan jumlah kredit bermasalah mm performing loan. Hadad 2004: 22 menambahkan selain faktor-faktor tersebut, fdktor profitabilitas
atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam return on assets juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit.
Universitas Sumatera Utara
18
2.2.1 Dana Pihak Ketiga DPK
Dana pihak ketiga merupakan salah satu sumber dana bank yang diperoleh dart masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa giro, tabungan dan deposito.
Dana-dana yang dihimpim davi masyarakat merupakan sumber dana terbesar dan bisa mencapai 80-90 dari sehiruh dana yang dikelola oleh bank.
1 Giro
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat ditakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan snrat perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang
disebut rekening koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa rekening atas nama perorangan, badan usaha atau lembaga dan rekening bersama. Menurut
Siamat 2005:298, sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sangat labil, karena pemegang rekening giro dapat menarik dananya setiap saat tanpa ada
pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank. Jenis simpanan masyarakat ini tidak memiliki jatuh tempo.
2 Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sumber dana yang berasal dari tabungan mempunyai biaya yang lebih tinggi
dibanding dengan giro, sasarannya adalah nasabah perorangan dan dari sisi pengendapan dananya relative lebih stabil dibandingkan dengan giro.
Universitas Sumatera Utara
19 3
Deposito Deposito adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalamjangka waktn tertentu berdasarkan perjanjian nasabali dengan bank. Menurut Siamat 2005: 300, dari sudut biaya, deposito rnempakan dana
yang relarif mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya giro dan tabungan. Kelebihan sumber dana ini adalah penarikannya yang dapat
diperkirakan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Berbeda dengau giro, dana deposito akan mengendap di bank karena para pemegangnya deposan
tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkau oleh bank dan adanya
keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo apabila tidak ingin memperpanjang dananya dapat ditarik kembali. Ada beberapa jenis deposito, yaitit:
a deposito berjangka time deposit, adalah deposito yang dibuat atas nama
dan tidak dapat dtpindahtangankan, b
sertifikat deposito certificate of deposit, adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat
dijadikan sebagai jaminan bagi pemohon kredit c
deposit on call, adalah sejenis deposito berjangka yang pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, asalkan memberitahu bank dua hari
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
20 Keberhasilan bank dalam menghimpun dana dan masyarakat ditentukan
oleh berbagai faktor yang harus dicermati bank dalam menempuh kebijakan yang berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat. Mennrut Abdullah 2005:
21, adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi; 1
Kepercayaan masyarakat, merupakan hal penting yang dipertirnbangkan calon nasabah. mengingat masyarakat membutuhkan jaminan kelancaran
penarikan kembali dananya apabila suatu saat dibutuhkan. Tingkat kepercayaan masyarakat atau calon nasabali ditentukan oleh kinerja bank yang
mencerminkan bonafit alau tidak dalam mengelola dana nasabah, 2
Pendapatan masyarakat, perubahan tingkat pendapatan masyarakat akaii ikut menentukan perkeinbangan penghimpunan dana. Apabila terjadi kenaikan
pendapatan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi daripada kenaikan harga, maka akan mendorong masyarakat untuk menghimpun dananya
saving mengingat hal tersebut berarti pendapatan masyarakat lebih besar daripada pengeluaran konsumsi masyarakat,
3 Pelayanan pihak perbankan, pelayanan kepada nasabah juga menentukan
keberhasilan bank, dimana nsasyarakat meiighendaki pelayanan pihak bank yang cepat, terampil dan peduli keramahan kepada nasabah yang nasabah
yang dilayaninya 4
Ekspetasi tingkat bunga, bunga simpanan merupakan sesuatu yang diharapkan oieh siapa saja yang menyimpan dananya di bank karena bunga meaipakan
bagian pendapatan nasabah penyiinpan. Perkiraan peadapatan yang akan diterima dan resiko dari keputusan menyimpan dajia di bank merupakan hal
Universitas Sumatera Utara
21 yang selalu dipertimbangkan masyarakat dibandiiig dengan alternatif investasi
lain. Dengan demtkian apabila bank meningkatkan bunga simpanan maka akan mendorong meningkatnya simpanan masyarakat apabila alternatif-
alternatif investasi lainnya menimbulkan resiko yang kiirang lebih sama.
2.2.2 Permodalan Bank
Permodalan menipakan salah satu sumber dana bank yang berasal dari modal sendiri dan sering disebut sebagai dana piliak kesatu. Dana tersebut berasal
dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri maupim pihak pemegang sahara yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu
kemudian, tennasuk para pemegang sahara publik jika misalnya bank tersebut sudah go public.
Modal adalah sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu badan usaha oleh para pemiliknya nntuk melakukan berbagai macam kegiatan usaha yang akan
dilakukannya Dendawijaya, 2005; 46. Menumt Muljono 1996: 227, secara populer modal dapatlah didefinisikan sebagai jumlah dana yang ditanamkan
dalam sualu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian
ataupun berkembang karena keuntungan yang diperoleh. Dengan demikian modal bank merupakan dana yaag diinvestasikan oleh pemilik pada waktu pendirian
bank yang dimaksudkan untuk membiayai usaha bank. Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor: 321PBI2001 lahun 2001 bank
wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aktiva tertimbang menurut resiko. Ketentuan minimum permodalan biasanya menggunakan suatu ukuran
Universitas Sumatera Utara
22 yang disebut Capital Adequacy Ratio CAR atau rasio kecukupan modal dan
dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki bank modal inti dan modal pelengkap dengan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko ATMR.
Rasio kecukupan modal yang vvajib dipelihara oleh bank adalah minimal 8 dan bank yang tidak dapat inemenuhi ketentuan tersebut akan ditempatkan dalam
pengawasan kliusus. Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan
pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan pada kadar resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin
serta sifat agunan Siamat 2005:254. Rasio kecukupan modal CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menyanggah atau menunjang aktiva yang mengandung resiko tenitaina kredit dan aktiva lainnya seperti penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain. Rasio ini juga merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko Dendawijaya 2005:121. Kecukupan modal CAR diformulasikan sebagai berikut:
100 risiko
menurut g
tertimban Aktiva
bank Modal
CAR x
2.2.3 Profitabilitas Bank
Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Laba merupakan hal penting bagi bisnis perbankan karena
sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan
Universitas Sumatera Utara
23 akan meningkatkan kredibilitas tingkat kepercayaan bank di mata masyarakat.
Hal ini akan mendorong pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan laporan-laporan ketiangan dari bank, pendapatan bunga merupakan komponen pendapatan paling besar bagi bank, Komponen ini bisa
mencapai 75 dari total pendapatan bank dan 25 lagi berasal dari pendapatan jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama dari bank adalah
menyaltirkan kredit. Unsur pendapatan lain adalah fee dan hasil penyertaan atau investasi portofolio.
Dari strnktur asset bank, pinjaman merupakan earning asset terbesar, baru kemudian golongan asset yang lain seperti investasi portofolio dan lain-lainnya.
Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan betapa penting pengelolaan pinjaman bagi bank. Kegagaian dari kesalahan dalam pengelolaan akan sangat berpengaruh
terhadap bagian terbesar dari pendapatan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi tingkat prafitabilitas dari bank itu secara keseluruhan.
Ada beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur besamya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan rasio relum on asset ROA. Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Nitai minimum ROA yang ditetapkan oleh
Bank Indobesia adalah minimal 2 Manurung, 2004: 161, Meimrut Dendawijaya 2005: 118, semakin besar return on asset suatu bank, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
24 imsur dalam inengukur tingkat kesehatan bank CAMEL oleh Bank Indonesia
dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
100 aktiva
Total pajak
sebelum Laba
ROA assets
on Return
x
2.2.4 Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah atau non performing loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan
seperti penyimpangan yang ditakukan debitor maupun faktor ketidaksengajaan atau faktor eksternal di kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang
bnnik. Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas menipakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta
tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5 kelompok yaitu lancar, dalam
perhatian khusus. kurang lancar, diragukan dan macet. Apabila dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bennasalah adalah kredit
yang memiliki kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Faktor-faktor penyebab kredit bennasalah ada dua, yaitu:
1 Faktor internal, berhubungan dengan kebijakan dan strategi yang ditempuli
pihak bank, 2
Faktor eksternal, terkait dengan kegiatan usaha debitur. Adapun faktor internal yang dapat menyebabkan kredit bermasalah
meliputi:
Universitas Sumatera Utara
25 a
Kebijakan pcrkreditan yang ekspansif, dimana bank yang memiliki kelebihan dana excess liquidity sering menetapkan kebijakan perkredilan yang terialu
ekspansif dan melebihi pertumbuhan kredit secara wajar yaitu dengan menetapkan sejumlah target kredit yang harus dicapai untuk kurun waktu
tertentu. Hal tersebut cenderang mendorong pejabat kredit menempuh langkah-langkah yang lebili agresif dalam penyaluran kredit sehingga
mengakibatkan tidak lagi selektif dalam memilih calon debitor dan kurang menerapkan prinsip perkreditan yang sehat dalam menilai permohonan kredit
sebagaimana haaisnya. Di samping itu, bank sering saling membajak nasabah dengan memberikan kemudahan yang berlebihan.
b Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, dimana pejabat bank
sering tidak mengikuti dan kurang disipiin dalam menerapkan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit dalam
suatu bank. Hal yang sering teijadi, bank tidak mewajibkan calon debitur membuat stndi kelayakan dan menyampaikan data keuangan yang lengkap.
Penyimpangan siatem dan prosedur perkreditan tersebut bisa disebabkan karena jumlah dan kuatitas sumber daya manusia, klmsusnya yang
menangani masalah perkreditan belum memadat. Di samping itu, juga adanya pihak yang sangat dominan dalam pemutusan kredit.
c Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit yang dapat dilihat dari
dokumen kredit yang seharusnya diminta dari debitur tapi tidak dilakukan oleh bank, berkas perkreditan tidak lengkap dan tidak teratur, pemantauan
terhadap usaha debitor tidak dilakukan secara rutin, termasuk peninjauan
Universitas Sumatera Utara
26 langsung pada lokasi usaha debitur secara periodik. Lemahnya administrasi
dan pengawasan tersebut menyebabkan kredit yang secara potensial akan mengalami masalah tidak dapat dilacak secara dini, sehingga bank terlambat
melakukan langkah-langkah pencegahan d
Lemahnya sistera inforaiasi kredit yang akan memperlemah keakuratan pelaporan bank yang pada gilirannya akan sulit melakukan deteksi dini,
sehingga menyebabkan terlambatnya pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah
e Itikad kurang baik dari pihak bank, dimana pemilik atau pengurus bank
sering memanfaatkan keberadaan bankuya untuk kepentingan kelompok bisnisnya dengan sengaja melanggar ketentuan kehati-hatian perbankan
terntama ketentuan batas maksimum pemberian kredit atau memberikan kredit kepada debitur yang sebenarnya fiktif dan digunakan untuk tujuan
yang lain. Adapun faktor eksternai yang dapat menyebabkan kredit bermasaiah meliputi:
a Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit, dimana
kegiatan usaha debitur rentan terhadap terjadinya penurunan kegiatan ekonomi dan dalam waktu yang sama tingkat suku bunga mengalami
kenaikan yang tinggi. Penurunan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh adanya kebijakan ekonomi yang dilakukan Bank Indonesia yang
menyebabkan tingkat bunga naik dan pada gilirannya debitur tidak lagi mampu membayar cicilan pokok dan bunga kredit
Universitas Sumatera Utara
27 b
Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur, dimana persaingan bank yang ketat dapat dimanfaatkan oleh debitur yang
kurang memiliki itikad baik untuk memperoleh jmnlah kredit melebihi jumlah yang diperlukan, imtuk usaha yang tidak jelas atau untuk kegiatan
spekulatif. Dalam kondisi persaingan yang tajam, sering bank menjadi tidak rasional dalam pemberian kredit dan akan diperburnk dengan keterbatasan
kcmampuan teknis dan pengalaman petugas bank dalam pengelolaan kredit c
Kegagalan usaha debitur yang dapat terjadi karena sifat usaha debitur yang sensitif terhadap pengaruh eksternal, misalnya kegagalan dalam pemasaran
produk, karena pembahan harga di pasar, adanya pembahan pola konsumen dan pengaruh perekonomian nasional
d Debitur mengalami musibah yang dapat saja terjadi pada debitur, misalnya
meninggal dunia, lokasi usahanya mengalami kebakaran atau kemsakan sementara usaha debitur tidak dilindungi dengan asuransi.
2.3 Kredit