Kandungan kimia Khasiat tumbuhan

2

2.1.3 Nama daerah

Nama daerah, Sumatera Utara: lenga-lenga; Sunda: kirinyuh, babanjaran, darismin; Makassar: laruna, lahuna, kopasanda. Istilah dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Siam Weed, Christmas Bush, dan Common Floss Flower Chakraborty, dkk., 2010. Chromolaena odorata L. King H. E. Robins memiliki nama lain: Eupatorium odoratum L., Eupatorium affine Hook Arn., Eupatorium brachiatum Wikstrom, Osmiaodorata L. Schultz-Bip, Osmia floribunda Kunth Schultz-Bip Chakraborty, dkk., 2010.

2.1.4 Sistematika tumbuhan Herbarium Medanense

Sistematika tumbuhan gulma siam adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Chromolaena Spesies : Chromolaena odorata L. King H.E. Robins Nama Lokal : Gulma Siam

2.1.5 Kandungan kimia

Daun gulma siam mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavanoid, saponin, dan tanin Ikewuchi dan Ikewuchi, 2011. Flavonoid mengandung eriodiktol-7- 4’-dimetil eter, naringenin-4’-metil eter dan 2’,4-dihidroksi-4’,5’,6’,- trimetoksi kalkon Johari, dkk., 2012. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada daun gulma siam adalah alkaloid pyrrolizidine, glikosida Universitas Sumatera Utara 3 kardiak, tanin, terpenoid, saponin avenacin, senyawa fenol seperti protocatechuin, p-coumarin, ferulic, p-hidroksibenzoat, asam vanilik, flavonoid jenis quercetagetin, naringenin, kaempferol, sinensetin, skutelareintetrametil eter, scutellarein, luteolin, eriodiktiol, aromadendrin, apigenin, scutellarein, taxifolin, quercetagetin, minyak essensial seperti α-pinen, β-pinen, germakren D, β-copaen- 4-alpha-o l, β-caryopilen, geigeren, pregeijeren, cadinen, camphor, dan limonene Omokhua, dkk., 2015.

2.1.6 Khasiat tumbuhan

Khasiat dari daun gulma siam adalah untuk menangani gigitan lintah, luka jaringan lunak, luka bakar, infeksi kulit. Daun gulma siam secara tradisional digunakan sebagai obat dalam penyembuhan luka, obat kumur untuk pengobatan sakit pada tenggorokan, obat batuk, obat malaria, antimikroba, sakit kepala, antidiare, astringent, antispasmodik, antihipertensi, antiinflamasi, mengobati diabetes, antikolesterol, antioksidan dan diueretik Vital dan Rivera, 2009; Ikewuchi dan Ikewuchi, 2011; Yenti, dkk., 2011. Daun gulma siam juga telah diaplikasikan pada manusia untuk membantu pembekuan darah akibat luka bisul atau borok Hadiroseyani, 2005. 2.2 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavanoid, tanin, glikosida dan lain lain. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan daun mudah diserap oleh pelarut sehingga pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu, dan kulit akar susah diserap oleh pelarut maka perlu Universitas Sumatera Utara 4 diserbuk sampai halus DirJen, POM., 2000: DepKes, RI., 1979. Ada beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan antara lain yaitu: 1. Maserasi Maserasi berasal dari kata “macerare” artinya melunakkan. Maserat adalah hasil penarikkan simplisia dengan cara maserasi. Maserasi adalah cara penarikkan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari Syamsuni, 2006. Dengan kata lain maserasi merupakan proses pengekstrakan dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokkan atau pengadukkan pada temperatur ruangan. Remaserasi pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya DirJen, POM., 2000; DepKes, RI., 1979. 2. Perkolasi Perkolasi berasal dari kata “percolare” yang artinya penetesan Voigt, 1995. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurang-kurangnya selama 3 jam DepKes, RI., 1979; DirJen, POM., 2000.

2.3 Gel