perencanaan dengan mentelaah review dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi, misi, dan tujuan, melakukan klarifikasi melalui
partisipasi dalam proses perencanaan, dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal, nasional, maupun
internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah.
Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi, misi, dan tujuan hingga dicapainya proses
perencanaan pada tahap lebih lanjut, sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah
dan mengusahakan pengembangan. Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses
perencanaan.
F. Perumusan Visi
Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan datang. Sistem pendidikan nasional, misalnya, memiliki visi “terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.” Untuk mencapai visi ini, kita harus mengerahkan semua
daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi.
Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat, sesuatu yang bermakna untuk dicapai. Rumusan visi harus sederhana, mudah dipahami,
lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait, dan menjadi penentu arah yang kita tuju. Visi harus bersifat jangka panjang. Agar memudahkan kita untuk
mengingatnya, kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap.
26
Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah:
“Sosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang?”
Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin
dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang. Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah
pendapat brainstorming yang melibatkan guru, staf sekolah, orang tua, dan komite sekolah. Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau
tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Catat semua kata-kata kunci yang
mengemuka. Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan
karakteristik tertentu. Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori: hasil pendidikan, proses
pendidikan, dan citra sekolah dimasyarakat. Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikut:
“SDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta menjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional
menjelang tahun 2015” Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan
dalam ruang lingkup yang luas. Pada contoh tersebut, makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait.
Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi, langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah
melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi
27
dan validitas dengan kondisi terkini. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain:
1. Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan?
19. Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini, apa yang perlu duperbarui, ditambahkan,
atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut? 20. Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat
sekolah? 21. Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi
tersebut? 22. Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung
dalam visi sekolah? 23. Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan
keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi? 24. Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara
berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut?
25. Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks?
Telaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang
telah ada. Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi
yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan.
28
G. Merumuskan Misi Sekolah