Identifikasi Masalah Batasan Masalah

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Sikap Sosial

Sikap merupakan suatu hal yang kompleks yang dimiliki oleh manusia yang sering dihubungkan dengan perilaku yang dilakukan dalam kehidupan. Menurut Allport yang dikutip oleh Sarlito dan Meinarno 2 009: 81 “sikap merupakan sebuah kesiapan mental dan saraf, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan situasi”. Dengan kata lain sikap dapat diartikan sebagai proses pembentukan mental yang berlangsung dalam diri manusia yang nantinya mental tersebut dapat mengarah dan menentukan respons terhadap objek yang dihadapi. Menu rut Bimo Walgito 1994: 109, “Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek tertentu yang relatif ajeg, yang disertai perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk berperilaku dengan cara tertentu yang dipilihnya”. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa ada hubungan sikap dan perilaku. Pendapat lain disampaikan Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno 2009: 82 yang mengungkapkan bahwa, “sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek”. 8 Maka dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan sebuah kesiapan mental dan pikiran yang dimiliki seseorang dengan membuat respons atau perilaku terhadap objek yang diamati atas dasar perasaan dan pengalaman seseorang. Menurut W. A Gerungan 1991: 150, bahwa suatu attitut sosial dinyatakan oleh carar-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Attitut sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial dan dinyatakan tidak hanya oleh seorang saja tapi sekelompok atau semasyarakat. Sebagai contoh, setiap hari senin di sekolah melaksanakan upacara bendera, menandakan sikap tertentu kepada pahlawan negara. Bergotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar. Hal tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh Siti Partini 1973: 40 yang mengatakan bahwa sikap sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya dan terjadi secara berulang-ulang. Sebagai contoh bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok. Selain itu rasa turut berbela sungkawa terhadap orang lain yang sedang terkena musibah. Menurut Gerungan 1991: 24-25 manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, dan tanpa pergaulan sosial menusia tidak dapat berkembang sebagai manusia selengkap-lengkapnya. Sumaryanto 2002: 42 menjelaskan bahwa pada kemampuan fisik atau jiwanya saja, melainkan kekuatan manusia juga terletak dalam kemampuan bekerjasama dengan manusia lainnya. Tanpa