Indikator Keberhasilan METODE PENELITIAN
51 lalu mengantar itik itu kembali ke pemiliknya yaitu pak tani. Sesampainya di
rumah pak tani, Azi menyerahkan itik itu kepada pak tani. Tetapi pak tani tidak mau menerimanya. Pak tani memberikan itik itu kepada Azi karena Azi sudah
menolong itik itu. Azi sangat senang dan berjanji akan merawat itik itu dengan baik.
Dalam penelitian ini, kegiatan Pratindakan keterampilan berbicara dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi.
Adapun indikator yang dinilai dalam Pratindakan yaitu mampu berbicara dengan jelas sehingga dapat dipahami, mampu menceritakan kembali cerita dengan
lancar, dan mampu membentuk kalimat dengan runtut. Pada kegiatan ini guru membawakan cerita dengan tanpa media. Pada saat kegiatan tersebut
berlangsung, sebagian besar anak asyik ngobrol dengan teman yang lain. Pada saat anak diminta untuk menceritakan kembali isi cerita, sebagian besar anak
belum mampu menjabarkan cerita. Bahkan ada beberapa anak yang tidak mau maju ke depan untuk bercerita.
Pada saat maju, anak belum mampu menceritakan kembali isi cerita dengan lancar. Anak mampu menceritakan isi cerita setelah guru memberikan bantuan
berupa pertanyaan kepada anak. Anak menceritakan isi cerita hanya sebatas yang ditanyakan oleh guru atau anak bercerita berdasarkan pertanyaan guru. Anak
hanya mengucapkan katafrase saja belum berupa kalimat. Anak masih sering lupa dengan isi cerita yang baru saja dibawakan guru.
Hasil yang diperoleh menunjukkan keterampilan berbicara belum optimal, pada Pratindakan sebesar 48. Dengan demikian dapat disimpulkan
52 bahwa keterampilan bicara anak Kelompok A1 TK Kartika III-38 belum
berkembang secara optimal. Hasil keterampilan berbicara Pratindakan disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3. Pencapaian Keterampilan Berbicara Pratindakan Indikator
Jumlah Persentase
Mampu berbicara dengan jelas sehingga dapat dipahami 8
53 Anak mampu mengungkapkan gagasan dengan lancar
7 43
Mampu membentuk kalimat dengan runtut 7
48 Rata-rata
7 48
Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa hasil Pratindakan menggunakan lembar observasi checklist pada indikator mampu berbicara
dengan jelas sehingga dapat dipahami persentase yang dicapai adalah 53, indikator mampu mengungkapkan gagasan dengan lancar persentase yang dicapai
adalah sebesar 43, dan pada indikator mampu membentuk kalimat dengan runtut persentase yang dicapai adalah 48. Rata-rata keterampilan berbicara
pada tahap Pratindakan hanya sebesar 48. Keadaan seperti ini menjadi suatu landasan bagi peneliti untuk melakukan sebuah tindakan dalam rangka
meningkatkan keterampilan
berbicara. Berdasarkan
hasil pengamatan
pembelajaran maka peneliti bersama kolabolator yaitu guru kelas Kelompok A1 TK Kartika III-38 bersama-sama merancang tindakan untuk kegiatan
pembelajaran pada Siklus I dan menggunakan metode bercerita dengan media boneka tangan.