PERANAN FASILITATOR KECAMATAN DALAM MENDINAMISKAN KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS) PADA PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) KABUPATEN TULANG BAWANG

(1)

SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) KABUPATEN TULANG BAWANG

ABSTRAK Oleh

Faizal Aulia Arbianto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peranan Fasilitator Kecamatan (FK) dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang, 2) tingkat dinamika kelompok masyarakat (Pokmas) dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang, dan 3) peranan Fasilitator Kecamatan dalam mendinamiskan kelompok masyarakat dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang yang menjalankan Program GSMK. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 15 Fasilitator Kecamatan dan 151 Pokmas, sampel yang diambil sebanyak 10 Fasilitator Kecamatan dan 10 Pokmas. Analisis data yang digunakan adalah analisis rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan: 1) peranan Fasilitator Kecamatan dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang termasuk dalam kategori tinggi, 2) tingkat dinamika kelompok masyarakat dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang termasuk dalam kategori sangat dinamis, dan 3) terdapat hubungan yang nyata antara peranan Fasilitator Kecamatan dengan dinamika kelompok masyarakat dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang. Artinya, semakin baik peranan Fasilitator Kecamatan dalam program GSMK maka semakin dinamis pula kelompok masyarakat dalam melaksanakan program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang.

Kata kunci: fasilitator kecamatan, kelompok masyarakat, program GSMK


(2)

TULANG BAWANG DISTRICT ABSTRACT

By

Faizal Aulia Arbianto

This research is aimed at investigating: 1) the role of sub-district facilitator of GSMK Program in Tulang Bawang District, 2) the dynamic level of “Pokmas” of GSMK Program in Tulang Bawang District, 3) the role of sub district facilitator on dynamizing “Pokmas” of GSMK Program in Tulang Bawang District. This research was conducted in Tulang Bawang District which conducting GSMK Program. This research used survey method with descriptive analysis. Population in this research were 15 sub-district facilitator and 151 “Pokmas”, samples taken were 10 sub-district facilitator and 10 “Pokmas”. Data analysis used Rank Spearman analysis. The results showed: 1) the role of sub district facilitator of GSMK program in Tulang Bawang District was categorized on high level, 2) the dynamic level of “Pokmas” of GSMK Program in Tulang Bawang district was resulted more dynamic, and 3) there was a real relation between sub district facilitator with Pokmas Dynamic of GSMK program in Tulang Bawang District. It means that the better of the sub district facilitator’s role of GSMK program has led to the more dynamic the “Pokmas” of GSMK program in Tulang Bawang District.


(3)

KABUPATEN TULANG BAWANG

Oleh

FAIZAL AULIA ARBIANTO Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 29 April 1992. Anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Nono Trihono, dan Ibu Anggela Riza Mustika. Penulis pertama kali mengenal dunia pendidikan di Taman Kanak-kanak Bandung Raya lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Negeri Cijerah Indah lulus pada tahun 2004, SMP Negeri 1 Bandung lulus pada tahun 2007, SMA Negeri 15 Bandung lulus pada tahun 2010.

Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti organisasi Himaseperta sebagai anggota bidang minat, bakat dan kreatifitas pada tahun 2011-2012; Kepala Bidang Minat, bakat dan kreatifitas pada tahun 2012-2013; dan Ketua Umum pada periode 2013/2014. Pada tahun 2013 Penulis melaksanakan Praktek Umum (PU) pada CV Mitra Tani Parahyangan Cianjur, Jawa Barat dengan topik Manajemen Pemasaran selama 30 hari. Pada tahun yang sama penulis juga melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Lampung di Desa Surabaya Udik, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung


(7)

yang berjudul “Peranan Fasilitator Kecamatan Dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pada Program Gerakan Serentak Membangun Kampung


(8)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Tujuan Penelitian ... 8

C.Kegunaan penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pengertian Peranan ... 10

2. Fasilitator Kecamatan (FK) dan Peran FK ... 12

3. Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan Peran Pokmas ... 14

4. Dinamika Kelompok ... 16

5. Program Gerakan Serentak Membangun Kampung ... 25

6. Kajian Peneliti Terdahulu ... 29

B.Kerangka Pemikiran... ... 31

C.Hipotesis ... 40

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi ... 41

B.Lokasi, WaktuPenelitian, danResponden ... 58

C.MetodePenelitian Dan Pengumpulan Data ... 59

D.Metode Analisis Data ... 59

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A.Keadaan Umum Kabupaten Tulang Bawang ... 62

1. Keadaan Geografis ... 62

2. Iklim dan Topografi ... 63

3. Pendidikan ... 65

4. Industri, Koperasi dan Usaha-Usaha Ekonomi ... 66

5. Demografi ... 69

B.Keadaan Umum Fasilitator Kecamatan ... 72


(9)

ii V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Identitas Responden ... 79

1. Keadaan Umum Responden Pokmas dalam Program GSMK 79 a. Umur ... 79

b. Pendidikan Anggota Pokmas ... 80

2. Keadaan Umum Responden FK dalam Program GSMK ... 80

a. Umur ... 80

b. Pendidikan ... 81

B.Deskripsi Dinamika Kelompok ... 82

C.Deskripsi Peranan FK ... 96

D.Pengujian Hipotesis ... 103

VI. KESIMPULAN A.Kesimpulan ... 107

B.Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA


(10)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji hanya kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan, juga kepada keluarga, sahabat, dan penerus risalahnya yang mulia.

Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Peranan Fasilitator Kecamatan Dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pada Program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK)

Kabupaten Tulang Bawang”, banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat, serta saran-saran yang membangun. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga nilainya kepada:

1. Dr. Ir. Dewangga Nikmatullah, M.S., selaku Pembimbing Pertama atas bimbingan, nasihat, dukungan dan perhatian yang telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi.

2. Prof. Dr. Ir. Irwan Effendi, M.S., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.


(11)

4. Ir. Achdiansyah Sulaiman, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas dukungan dan sarannya selama proses perkuliahan.

5. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah

diberikan selama Penulis menjadi mahasiswa di Universitas Lampung. 7. Orang tuaku tercinta, Alm. Ayahanda Nono Trihono dan Ibunda Anggela

Riza Mustika, serta kedua kakakku, Meta Ria Gustriana dan Teguh Panca Rinaldi atas semua limpahan dukungan, doa, dan bantuan yang telah diberikan hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.

8. Tante Rabiah Herawati, Om Dwi Mulyono dan Galih yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril sehingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.

9. Bapak Syahrudin, Bapak Miswanto, Mas Agus dan Mas Agung. Bapak Kepala Desa beserta perangkat desa di wilayah penelitian, yang telah membantu penulis selama proses penelitian di Lapangan.

10. Sahabat-sahabat pengurus Himaseperta, Altri Septiyan, S.P., Andhika Praditya Surya Perdana, S.P., Debby Februan Triwijaya, S.P., Rahmad Hidayat Batubara., S.P., Hendra Saputra, S.P., Dion Aji Utama, S.P., dan Kholis Meizari, S.P., terimakasih atas bantuan, kerjasama, dan


(12)

Linggih, Rifki, Dimash, Hasan, Ludi, Yoan, Rahmat, Dani TB, Dani I, Wayan, Seta, Devi, Yuni, Teri, Ike, Nisya, Fitria, Silvia, Rani, Andini, Ayi, Sastra,Vina, Nita, Huda, Wida, Vega, Tania, Fitri K, Asih, Adel, Tunjung, terimakasih atas kebersamaan dan kekompakannya selama ini. Semoga kelak kita semua menjadi orang yang sukses.

12. Kanda, yunda, dan adinda 2003, 2004, 2006, 2007, 2008, 2009, 2011, 2012 dan 2013 atas bantuan dan saran kepada penulis selama proses perkuliahan. 13. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Agribisnis (Mbak Ayi, Mbak Iin,

Mas Kardi, Mas Boim, Mas Bukhari) atas semua kemudahan dan bantuan yang diberikan.

14. Semua pihak yang telah membantu demi terselesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Bandar Lampung, Penulis,


(13)

vi DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Paradigma Peranan Fasilitator Kecamatan dalam

Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program Gerakan Serentak Membangun Kampung Kabupaten

TulangBawang ... 39 Gambar 2. Struktur Organisasi Pelaksana Program Gerakan

Serentak Membangung Kampung (GSMK) Kabupaten

Tulang Bawang ... 78 Gambar 3. Sebaran Tingkat Dinamika Kelompok Masyarakat

(Pokmas) Program Gerakan Serentak Membangung

Kampung (GSMK) Kabupaten Tulang Bawang ... 95 Gambar 4. Sebaran Tingkat Fasilitator Kecamatan (FK) Program

Gerakan Serentak Membangung Kampung (GSMK)


(14)

iii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel1. Tingkat partisipasidalam program GSMK Kabupaten

Tulang Bawang Provinsi Lampung ... 7 Tabel 2. Banyaknya penduduk dan kepadatan penduduk per km²

Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013 ... 70 Tabel 3. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan Kabupaten

Tulang Tahun 2010 ... 70 Tabel 4. Banyaknya penduduk berdasarkan tingkat umur, Kabupaten

Tulang Bawang Tahun 2009 – 2012 ... 71 Tabel 5. Banyaknya perusahaan dan tenaga kerja menurut jenis kelamin

di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013 ... 72 Tabel 6. Daftar nama FK daerah penelitian Program GSMK Kabupaten

Tulang Bawang ... 75 Tabel 7. Pokmas dan Desa di Kabupaten Tulang Bawang ... 77 Tabel 8. Keadaan Pokmas berdasarkan umur ... 79 Tabel 9. Keadaan Anggota Pokmas berdasarkan tingkat pendidikan

Formal ... 80 Tabel 10. Keadaan FK berdasarkan umur ... 81 Tabel 11. Keadaan FK berdasarkan tingkat pendidikan formal ... 81 Tabel 12. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator tujuan

kelompok ... 83 Tabel 13. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator struktur


(15)

iv Tabel 15. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator

pembinaan dan pengembangan kelompok ... 86

Tabel 16. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator kekompakan kelompok ... 87

Tabel 17. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator suasana kelompok ... 89

Tabel 18. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator tekanan kelompok ... 90

Tabel 19. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator keefektifan kelompok ... 91

Tabel 20. Klasifikasi dinamika kelompok berdasarkan indikator agenda terselubung ... 92

Tabel 21. Daftar Peringkat Kampung/Kelurahan Terbaik di Masing-masing Kecamatan Dalam Pelaksanaan Program GSMK Tahun 2013 ... 94

Tabel 22. Klasifikasi tingkat dinamika Pokmas dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014 ... 95

Tabel 23. Rekapitulasi indikator dinamika kelompok pada kelompok masyarakat Program GSMK di Tulang Bawang ... 96

Tabel 24. Klasifikasi Peranan FK berdasarkan indikator pertama ... 97

Tabel 25. Klasifikasi Peranan FK berdasarkan indikator kedua ... 98

Tabel 26. Klasifikasi Peranan FK berdasarkan indikator ketiga ... 99

Tabel 27. Klasifikasi Peranan FK berdasarkan indikator keempat ... 100

Tabel 28. Klasifikasi Peranan FK berdasarkan indikator kelima ... 101

Tabel 29. Klasifikasi peranan FK dalam program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014... 101

Tabel 30. Rekapitulasi indikator peranan FK Program GSMK di Tulang Bawang ... 102


(16)

v

Tabel 32.Identitas Responden (Pokmas) ... 112

Tabel 33. Identitas Responden (Fasilitator Kecamatan) ... 114

Tabel 34. Rekapitulasi Data Dinamika Kelompok ... 115

Tabel 35. Rekapitulasi Data Fasilitator Kecamatan ... 121

Tabel 36. Akumulasi nilai variabel dinamika kelompok (Y) dengan variabel peranan fasilitator kecamatan (X) ... 124

Tabel 37. Hasil korelasi Rank Spearman (rs) antara tingkat peranan FK dengan tingkat dinamika... 124


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk

mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional yang tercantum dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahtetaan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

Pengertian pembangunan itu sendiri menurut Siagian (1984) merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Selanjutnya Ginanjar Kartasasmita (1996) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.


(18)

Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional, karena pembangunan nasional tidak akan tercapai tujuannya tanpa adanya

pembangunan diseluruh daerah yang ada di Indonesia. Pada era otonomi daerah, setiap daerah memiliki kewenangan dalam mengatur daerahnya dan memberikan kewenangan kepada masyarakat secara luas untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan yang ada di daerahnya sesuai dengan potensi sumberdaya, serta kemampuan dan keunikan yang ada pada setiap daerah sesuai dengan karakteristik sosial ekonomi lokal yang ada,

sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.

Berdasarkan UU Otonomi Daerah mengisyaratkan tugas utama pemerintah daerah memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan

memberdayakan masyarakatnya, pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, yang sesuai dengan karakteristik sosial, ekonomi dan budaya lokal. Oleh karena itu, pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang merancang suatu program pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan daerah yang dimana program tersebut dalam perencanaannya dari masyarakat, pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat, dan hasilnya untuk masyarakat itu sendiri. Program ini diberi

nama “Gerakan Serempak Membangun Kampung” (GSMK). GSMK

merupakan model pembangunan berbasis masyarakat proses pembangunan di pedesaan dengan memanfaatkan kebersamaan persaudaraan dan kegotong royongan menuju kampung/kelurahan mandiri. Program ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya:


(19)

1. Memberdayakan dan meningkatkan partisipasi aparat dan masyarakat kampung dalam pembangunan;

2. Proses pembelajaran demokrasi dalam pembangunan;

3. Meningkatkan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan dan pelestarian pembangunan;

4. Meningkatkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam proses pembangunan;

5. Mempercepat pembangunan sarana dan prasarana kampung;

6. Menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap hasil pembangunan yang dilakukan.

Program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) di Kabupaten Tulang Bawang ini pada tahap pertama direncanakan akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2013 –2017) yang dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan tahun anggaran kegiatan Pemerintahan Kabupaten Tulang Bawang. Pada tahap pertama ini pemerintah memfokuskan pada pembangunan infrastruktur kampung. Tahun 2015 – 2018 pemerintah telah merancang program untuk spesifikasi komoditas pertanian yang potensial di masing-masing kampung.

Sarana yang dapat diajukan oleh masyarakat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada di tingkat pekon masing-masing adalah irigasi, jalan, jembatan, dan lain-lain. Pembangunan irigasi bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pasokan air dan efisiensi pemanfaatan air bagi pertanian tanaman pangan. Pembangunan jalan dan jembatan bertujuan untuk memperlancar hubungan antar pekon dan juga memperlancar arus transportasi masyarakat.


(20)

Dalam upaya mensukseskan program GSMK, pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melalui Peratutan Bupati (Perbub) tentang pedoman pelaksanaan program Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan tahun 2013 membentuk tim Fasilitator Kecamatan (FK) yang dapat membantu Pokmas sebagai penyelenggara program GSMK. Adapun tugas dan fungsi dari FK tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membantu dan Memfasilitasi Tim Pembina dan Koordinasi Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Kecamatan, serta Konsultan Manajemen Pendamping dalam kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan Program Serentak Membangun Kampung/Kelurahan;

2. Membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk

menyusun dan memantapkan kembali rencana teknis dan anggaran, rincian penggunaan dana stimulan dan swadaya, tahapan kegiatan, serta

pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) pelaksana kegiatan;

3. Membantu dan memfasilitasi Kelompok Masyarakat (Pokmas) pelaksana kegiatan Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun Rencana Teknis dan Biaya, Desain/Gambar Kegiatan, Memantau peralatan dan bahan yang akan digunakan, dan mengawasi penggunaan dana BLM dan pelaksanaan kegiatan;

4. Membantu pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat melakukan sendiri mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, pelatihan, dan pelaporan;


(21)

5. Membantu Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pelaksana Kegiatan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik dan pelaporan kegiatan serta aspek-aspek lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kampung/Kelurahan.

Pada penyelenggaraan program GSMK ini, terdapat kelompok yang bertugas sebagai pelaksana program ini. Kelompok Masyarakat atau biasa disebut dengan “Pokmas” berperan pada faktor inti yaitu adalah pelaksana program GSMK di kampung/kelurahan. Terdapat 7 orang pengurus Pokmas dari masing-masing Kampung/Kelurahan, yang terdiri dari Ketua, Sekertaris, Bendahara, Seksi Pelaksana Kegiatan, Seksi Monitoring/Pengawasan, Seksi Evaluasi dan Seksi Pemeliharaan. Salah satu tugas dari Pokmas itu sendiri adalah menyelenggarakan dan bertanggung jawab secara teknis dan

administratif dalam pelaksaaan kegiatan. Pokmas sebagai inti dari

keberlangsungan program ini karena merupakan penyelenggara. Keberhasilan dari Pokmas dalam menyelenggarakan Program GSMK tidak terlepas dari dinamika yang terjadi dalam kelompok tersebut. Jenkins (1961, dalam Mardikanto, 1993) mengatakan bahwa dinamika kelompok adalah kajian terhadap kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam maupun luar lingkungan kelompok yang akan menentukan perilaku anggota-anggota kelompok dan perilaku kelompok yang bersangkutan untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang merupakan tujuan kelompok tersebut. Hal itu dilandasi pemikiran bahwa tercapainya tujuan kelompok akan sangat ditentukan oleh tindakan atau kegiatan-kegiatan yang


(22)

dilakukan oleh kelompok yang merupakan perwujudan dari perilaku

kelompok sebagai suatu kesatuan dari perilaku anggota-anggota kelompok. Ciri-ciri dinamika kelompok (Slamet, 1978) adalah:

1. Adanya hubungan sosial antar anggota,

2. Adanya interaksi antar komponen-komponen kelompok, 3. Adanya kegiatan saling mempengaruhi,

4. Adanya konflik dan konsekuensi, 5. Adanya perubahan.

Keberhasilan Pokmas dalam menyelenggarakan program GSMK ini tidak lepas dari peran FK dalam mendinamiskan Pokmas. Peran FK disini tidak kalah penting dari peran Pokmas, selaku teknis pemberdayaan Pokmas dalam penyelenggaraan program GSMK. Selain itu, untuk menjadi seorang FK harus memiliki kompetensi yang telah di tetapkan dalam PERBUB Kabupaten Tulang Bawang tentang pedoman pelaksaan program GSMK tahun 2013.

Salah satu tolak ukur keberhasilan peran Pokmas disini adalah sejauhmana Pokmas dapat menghimpun potensi swadaya masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Tingkat pastisipasi masyarakat merupakan indikator dari

keberhasilan peran Pokmas tersebut. Tabel 1 menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat setiap kecamatan yang merupakan evaluasi tahun pertama


(23)

Tabel 1. Tingkat partisipasi dalam program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

No. Kecamatan Jumlah Kampung Kategori

1. Rawa Jitu Selatan 9 S

2. Banjar Agung 11 R

3. Gedung Aji 10 S

4. Gedung Aji Baru 9 R

5. Rawa Jitu Timur 8 R

6. Menggala Timur 10 R

7. Menggala Kota 9 S

8. Banjar Baru 10 T

9. Penawar Aji 9 T

10. Rawa Pitu 9 R

11. Meraksa Aji 8 R

12. Penawar Tama 14 S

13. Banjar Margo 12 R

14. Gedung Meneng 11 R

15. Dente Teladas 11 SR

Jumlah 151 R Sumber: Laporan Program GSMK, 2013.

Berdasarkan Tabel 1, ada beberapa kategori tingkat partisipasi masyarakat, diantaranya:

a) Sangat Rendah (SR), menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat sangat rendah dengan presentase 0% - 20%,

b) Rendah (R), menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat rendah dengan presentase 21% - 40%,

c) Sedang (S), menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat sedang dengan presentase 41% - 60%,

d) Tinggi (T), menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat tinggi dengan presentase 61% - 80%,

e) Sangat Tinggi (ST), menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi dengan presentase 81% - 100%.


(24)

Hal diatas mencerminkan terhadap kedinamikaan Pokmas dalam merangsang partisipasi masyarakat dalam keberlangsungan program GSMK ini.

Uraian di atas menunjukkan masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Sejauhmana peran “Fasilitator Kecamatan” dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang? 2. Sejauhmana tingkat dinamika Kelompok Masyarakat (Pokmas) dalam

Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang?

3. Apakah peran “Fasilitator Kecamatan” berhubungan dengan Dinamika Kelompok Masyarakat (Pokmas) dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang?

2. Tingkat Dinamika Kelompok Masyarakat (Pokmas) dalam Program Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang? 3. Peranan Fasilitator Kecamatan Dalam Mendinamiskan Kelompok

Masyarakat dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang?


(25)

C. Kegunaan penelitian

Penelitian ini berguna Sebagai :

1. Bahan informasi bagi pemerintah daerah, khususnya bagi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tulang Bawang.


(26)

II.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Peranan

Ndraha (1987) dalam bukunya yang berjudul “Pembangunan

Masyarakat” yang dimaksud dengan peranan (role) adalah aspek dinamis suatu lembaga. Peranan mewakili tata institusional (institusional order) suatu lembaga (dalam hal ini pemerintah). Semua peranan mewakili suatu lembaga secara menyeluruh, tetapi ada beberapa diantaranya yang secara simbolis dapat dianggap mewakili lembaga yang bersangkutan secara total.

Soekanto (1990), peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang tersebut menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.


(27)

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu-individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Roucek dan Warren (1984), mengemukakan bahwa peranan adalah pola tingkah laku yang dilakonkan individu pada saat berinteraksi berdasarkan pada pengalamannya terdahulu dan derajat persetujuannya terhadap apa yang dianggapnya sebagai jangkauan orang lain. Ciri yang ditunjukkan dengan nyata oleh individu dalam saling berinteraksi umum dalam situasi yang disebut peranan sosial.

Menurut Sajogyo dan Sayogyo (1992), peranan adalah seluruh pola kebudayaan yang berhubungan dengan posisi atau kedudukan tertentu yang mencakup nilai dan perilaku seseorang yang diharapkan oleh masyarakat pada kedudukan tertentu. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengertian peranan, maka dalam hal ini akan

dikemukakan beberapa definisi peranan dari para ahli. Ciri yang

ditunjukkan dengan nyata oleh individu dalam saling berinteraksi, lama kelamaan tersusun di sekeliling pola-pola interaksi umum dalam situasi yang disebut peranan sosial. Kedudukan (status) adalah kumpulan hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu yang dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi atau berinteraksi dengan orang lain.


(28)

2. Fasilitator Kecamatan (FK) dan Peran FK

Menurut Peraturan Bupati Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan, FK adalah petugas yang diusulkan oleh Camat berdasarkan musyawarah dengan kepala kampung dan atau diusulkan oleh Tim Pembina Program GSMK Tingkat Kabupaten berdasarkan hasil penilaian kinerja yang baik pada pelaksanaan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung pada tahun sebelumnya, yang dalam

melaksanakan tugas secara aspek program dikoordinir oleh Konsultan Manajemen Pendamping.

FK bertugas dan berkedudukan di bawah Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kecamatan, yang diusulkan dengan memperhatikan:

1) Mempunyai tingkat Pendidikan minimal SLTA berpengalaman dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat atau Diploma 3 atau Strata 1;

2) Mempunyai tempat tinggal sudah relatif lama di wilayah Kecamatan tersebut;

3) Bersedia mengikuti ketentuan yang telah disusun dan arahan dari Konsultan Manajemen Pendamping serta Tim Pembina dan Koordinasi Kabupaten;

4) Membuat Pernyataan Kesanggupan untuk mendampingi pelaksanaan Program/Kegiatan Program Gerakan Serentak Membangun


(29)

FK sebagaimana dimaksud diatas memiliki tugas sebagai berikut :

1) Membantu dan Memfasilitasi Tim Pembina dan Koordinasi

Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Kecamatan, serta Konsultan Manajemen Pendamping dalam kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan Program Serentak Membangun Kampung/Kelurahan;

2) Membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun dan memantapkan kembali rencana teknis dan anggaran, rincian penggunaan dana stimulan dan swadaya, tahapan kegiatan, serta pembentukan Pokmas pelaksana kegiatan;

3) Membantu dan memfasilitasi Pokmas pelaksana kegiatan

Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun Rencana Teknis dan Biaya, Desain/Gambar Kegiatan, Memantau peralatan dan bahan yang akan digunakan, dan mengawasi penggunaan dana BLM dan

pelaksanaan kegiatan;

4) Membantu pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat melakukan sendiri mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, pelatihan, dan pelaporan;

5) Membantu Pokmas Pelaksana Kegiatan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik dan pelaporan kegiatan serta aspek-aspek lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kampung/Kelurahan.


(30)

3. Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan Peran Pokmas

Kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan mengadakan hubungan antara sesama mereka (Soekanto, 1990). Menurut Gerungan (1978 dalam Mardikanto,1993), kelompok adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih orang-orang yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur, sehingga diantara mereka terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan tersebut. Iver dan Page (1961 dalam

Mardikanto, 1993), mengemukakan bahwa kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong-menolong.

Ahmadi (1999), menyatakan masyarakat (society) yaitu wadah segenap individu-individu yang menyelenggarakan antar hubungan sosial, terdiri atas banyak sekali kolektifitas-kolektifitas serta kelompok-kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok kecil atau sub kelompok.

Kelompok Masyarakat (Pokmas) adalah kumpulan dari individu yang saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga terjadinya timbal balik dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan dari Pokmas itu sendiri. Berdasarkan Keputusan Bupati Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Serempak Membangun Kampung/Kelurahan. Pada pasal 12 ayat 3 terdapat tentang Pokmas yang


(31)

merupakan tim pelaksana kegiatan program Gerakan Serempak Membangun Kampung (GSMK) di tingkat kampung/kelurahan. Ditetapkan dengan surat keputusan camat atas usul kepala

kampung/lurah, berdasarkan hasil musyawarah kampung/kelurahan.

Pokmas memiliki tugas seperti yang dijelaskan pada pasal 12 ayat 4 dalam keputusan Bupati Tulang Bawang tentang Pedoman Pelaksaaan Program Gerakan Serempak Membangun Kampung/Kelurahan adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab secara teknis dan administratif dalam pelaksanaan kegiatan;

2) Menyusun proposal dan rencana teknis kegiatan yang akan

dilaksanakan dengan fasilitasi Petugas Teknis Kecamatan, dan Astek (Konsultan Manajemen Pendamping);

3) Menyiapkan dokumen administrasi sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang diberikan;

4) Menginventarisasi dan menghimpun potensi swadaya masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan;

5) Membuat atau membuka Rekening Pokmas di Bank yang ditunjuk dengan spesimen Ketua pokmas dan Bendahara pokmas;

6) Untuk pencairan Dana BLM dari rekening pokmas, bendahara pokmas harus mengajukan usulan untuk penggunaan dana kegiaatan ke Camat/PJOK setelah disetujui baru ke bank untuk dicairkan; 7) Melaksanakan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana yang


(32)

8) Membimbing dan mengarahkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan;

9) Melakukan pembukuan penerimaan dana dan penggunaan dana baik untuk upah tenaga kerja, pembelian bahan material, dan lainnya; 10) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Camat

secara periodik;

11) Pokmas Pelaksana Kegiatan Tingkat Kampung/ Kelurahan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Seksi-seksi (Seksi Pelaksana, Seksi Monitoring dan Evaluasi serta Seksi

Pemeliharaan) sedangkan anggota pokmas disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan..

Peranan Ketua Pokmas adalah sebagai koordinator kegiatan di lapangan yang bersama masyarakatnya memutuskan jenis kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Sekertaris mencatat hasil-hasil rapat, membuat laporan dan administrasi lainnya, sedangkan Bendahara membukukan penerimaan dan pengeluaran dana, serta membuat laporan

pertanggungjawaban keuangan kepada pemerintah dan penyandang dana lainnya. Tim pelaksana menyusun proposal, menyusun rencana anggaran biaya dan membuat rancang bangun, serta mengkordinir seluruh kegiatan dilapangan.

4. Dinamika Kelompok

Masing-masing individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, namun potensi yang dimiliki oleh individu yang


(33)

bersangkutan sangat terbatas, sehingga individu harus berinteraksi kepada individu lain untuk menutupi kekurangan dari potensi yang dimiliki sehingga terbentuklah kelompok. Dinamika berarti tingkah laku individu yang satu secara langsung mempengaruhi individu yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Keseluruhan dari uraian tersebut menyimpulkan bahwa dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologi secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lainnya (Santoso, 2009).

Menurut Abu Huraerah dan Purwanto (2010) unsur – unsur yang terdapat dalam dinamika kelompok adalah :

1. Tujuan kelompok

Setiap kelompok bagaimanapun bentuknya tetap memiliki tujuan yang hendak dicapai dari aktivitas berkelompok tersebut. Tujuan kelompok biasanya dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan – tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok.

2. Kekompakan kelompok

Kekompakan kelompok adalah tingkat kebersamaan yang menggambarkan ketertarikan anggota kelompok kepada

kelompoknya. Kekompakan kelompok sebagai hasil dari semua tindakan yang memperkuat anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok.


(34)

3. Struktur kelompok

Dalam menganalisis struktur kelompok maka tiga unsur penting yang terkait dalam struktur kelompok adalah posisi, status dan peranan. Posisi mengacu pada tempat seseorang dalam suatu kelompok. Status mengacu kedudukan seseorang dalam kelompok, dan peranan mengacu pada hal – hal yang harus dilakukan oleh seseorang dengan statusnya dalam kelompok.

4. Fungsi tugas kelompok

Shaw (dalam Abu Huraeha, 1977) pengelompokkan tugas – tugas kelompok kedalam tiga jenis yaitu : tugas – tugas produksi, tugas – tugas diskusi dan tugas – tugas pemecahan masalah. Fungsi tugas kelompok berkaitan dengan hal – hal yang harus di perhatikan dan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Pengembangan dan pemeliharaan kelompok

Pengembangan dan pemeliharaan kelompok berkaitan dengan apa yang harus ada dalam kelompok. Apa yang harus ada dalam kelompok tersebut antara lain :

a. Pembagian tugas yang jelas.

b. Kegiatan terus – menerus dan teratur.

c. Ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai. d. Peningkatan partisipasi anggota kelompok.

e. Adanya jalinan komunikasi antar anggota kelompok. f. Timbulnya norma – norma kelompok.


(35)

h. Kegiatan untuk menambah anggota baru dan mempertahankan anggota yang lama.

6. Suasana kelompok

Suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam suatu kelompok sebagai hasil dari berlangsungnya hubungan – hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok. Dengan demikian suasana atau iklim kelompok mengacu pada ciri – ciri khas interaksi anggota dalam kelompok.

7. Efektivitas kelompok

Kelompok yang efektif mempunyai tiga aktivitas dasar yaitu : a. Aktivitas pencapaian tujuan.

b. Aktivitas memelihara kelompok secara internal.

c. Aktivitas mengubah dan mengembangkan cara meningkatkan keefektifan kelompok.

Interaksi anggota kelompok yang memperlihatkan aktivitas dengan mengintegrasikan ke tiga macam aktivitas dasar tersebut adalah mencerminkan bahwa kelompok tersebut dapat dikategorikan sebagai kelompok yang berhasil dan efektif.

8. Tekanan kelompok

Tekanan kelompok adalah tekanan atau desakan yang berasal dari dalam kelompok itu sendiri bukan dari luar kelompok.


(36)

9. Maksud terselubung

Maksud terselubung adalah tujuan perorangan yang tidak diketahui oleh anggota – anggota kelompok lainnya dan tujuan tersebut dapat berlainan dan berlawanan arah atau dapat pula sejalan dan searah dengan tujuan kelompok yang dominan.

Selanjutnya Selamet Santoso (2009) menjelaskan dinamika kelompok penting untuk dibahas dengan alasan antara lain : (1) Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat. (2) Individu tidak dapat pula bekerja dalam memenuhi kehidupannya. (3) Dalam masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Hal itu bisa terjadi apabila dikerjakan dalam kelompok kecil. (4) Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif. (5) Semakin banyak diakui manfaat dari penyelidikan yang ditujukan kepada kelompok – kelompok. Menurut Mardikanto (1993), untuk melakukan analisis terhadap

dinamika kelompok dapat dilakukan melalui dua macam pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan sosiologis, yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap bagian-bagian atau komponen kelompok dan analisis terhadap proses sistem sosial tersebut. Pendekatan seperti ini, terutama dilakukan untuk melakukan analisis dinamika

kelompok sosial dengan unsur – unsur sebagai berikut :


(37)

b) Unsur – unsur kelompok yang menyangkut pembagian tugas dan hak serta kewajiban anggota – anggota kelompok yang meliputi :

- Jenjang sosial, yaitu jenjang atau pelapisan anggota – anggota kelompok yang menunjukan perbedaan nilai atau prestise tertentu yang akan menambahkan penghargaan, kehormatan, dan hak/wewenang anggota – anggotanya.

- Peran dan kedudukan, yaitu peran yang harus dilakukan oleh anggota kelompok sesuai dengan kedudukan yang

diperolehnya dalam stuktur sistem sosial yang bersangkutan. - Kekuasaan, yaitu kewenangan yang memungkinkan

seseorang menggerakkan orang lain melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan atau kemauannya yang diinginkan. - unsur – unsur yang berkaitan dengan aturan atau kebiasaan –

kebiasaan yang harus ditaati oleh semua anggota kelompok dalam menunjukan perilaku, melaksanakan tindakan atau peran demi tercapainya tujuan kelompok yang menyangkut kepercayaan, sanksi, norma, perasaan – perasaan, kemudahan serta tegangan dan himpitan.

2. Pendekatan psikososial, yaitu analisis dinamika kelompok dengan pendekatan psikososial, dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap segala sesuatu yang akan berpengaruh terhadap perilaku anggota-anggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok. Faktor – faktor itu adalah :


(38)

a) Tujuan Kelompok (group goal) yaitu hasil akhir atau keadaan yang diinginkan oleh semua anggota kelompok, baik berupa suatu objek atau keadaan serta keinginan – keinginan lain yang diinginkan dan dapat memuaskan semua anggota kelompok yang bersangkutan.

b) Struktur Kelompok (group structure), yaitu bagaimana cara kelompok tersebut mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuan kelompok. Dalam hal ini ada 3 faktor penting yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu : a) struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan, b) struktur

komunikasi atau bagaimana aliran komunikasi terjadi dalam kelompok, c) Wahana bagi kelompok untuk berinteraksi. Struktur ketiga faktor itu harus sesuai dengan keinginan anggota atau setidak – tidaknya memuaskan mereka. c) Fungsi Tugas (task function), yaitu seperangkat tugas yang

harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok sesuai dengan fungsi masing-masing sesuai dengan kedudukannya dalam struktur kelompok. Kelompok haruskah diarahkan sehingga melakukan kegiatan – kegiatan yang mempunyai sifat – sifat : 1) Memuaskan anggota, 2) Menghasilkan inisiatif untuk kegiatan kelompok yang berguna, 3) Memberi informasi tentang hal – hal yang diperlukan oleh anggota, 4)

Menyelenggarakan koordinasi dalam rangka mencapai konsensus dalam kelompok, 5) Mengajak semua kelompok


(39)

untuk berpartisipasi dengan status sama, 6) Menjelaskan kepada anggota tentang hal – hal yang menimbulkan kebingunan atau kekacauan.

d) Pembinaan dan Pengembangan Kelompok (group building and maintanance) yaitu upaya kelompok untuk tetap memelihara dan mengembangkan kehidupan kelompok, utnuk itu

kelompok harus selalu berusaha meningkatkan partisipasi anggota, menyediakan fasilitas yang perlu, melakukan koordinasi pengawasan dan menjaga lancarnya komunikasi, mencari anggota baru dan membimbingnya sehingga menjadi anggota yang baik.

e) Kekompakan Kelompok (group coheciveness) yaitu adanya rasa keterikatan anggota kelompok terhadap kelompoknya. Rasa keterikatan itu dapat dilihat/ditunjukan pada kesamaan tindakan (integrasi), kerjasama, kesadaran menjadi anggota, persamaan nasib, homogenitas perilaku, kesepakatan terhadap tujuan kelompok, dan pengakuan terhadap kepemimpinan kelompok.

f) Suasana Kelompok (group atmosphere) yaitu lingkungan fisik dan non fisik (emosional) yang akan mempengaruhi perasaan setiap anggota kelompok terhadap kelompoknya. Suasana tersebut dapat berupa keramah - tamahan, kesetiakawanan, kebebasan bertindak, dan suasana fisik seperti


(40)

g) Tekanan Kelompok (group pressure), yaitu segala sesuatu yang menimbulkan tekanan atau tegangan pada kelompok untuk menumbuhkan dorongan berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok. Tekanan kelompok baik dari dalam maupun dari luar baik untuk mendinamiskan kelompok, tetapi jika tekanan tersebut berlarut – larut dapat

membahayakan kehidupan kelompok yang bersangkutan, untuk itu tingkat ketegangan kelompok harus dapat dikendalikan sehingga dapat menimbulkan kedinamisan optimal.

h) Keefektifan kelompok (Group effectiveness), yaitu

keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan (fisik maupun non fisik) yang memuaskan anggotanya. i) Agenda Tersembunyi (hidden agenda), yaitu tujuan-tujuan

yang ingin dicapai oleh kelompok yang diketahui oleh semua anggotanya tetapi tidak dinyatakan secara tertulis. Lebih lengkap tentang maksud tersembunyi adalah program, tugas yang tidak diketahui atau disadari oleh anggota kelompok, atau berada di bawah permukaan. Maksud tersebut tidak pernah dibicarakan secara terbuka tetapi ada.

Unsur-unsur dinamika kelompok tersebut dapat menjadi kekuatan maupun kelemahan bagi kedinamisan suatu kelompok. Secara umum kekuatan-kekuatan yang terdapat pada kelompok hendaknya dapat


(41)

dipertahankan dan kelemahan-kelemahan yang ada dapat diubah atau ditingkatkan atau diminimalisir agar tidak mempengaruhi unsur-unsur kedinamisan kelompok.

5. Program Gerakan Serentak Membangun Kampung

Berdasarkan Keputusan Bupati Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Serempak Membangun Kampung/Kelurahan, Program Gerakan Serentak Membangun

Kampung/Kelurahan yang selanjutnya disebut GSMK adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh, dari, dan untuk masyarakat Kabupaten Tulang Bawang agar berbuat kebaikan secara bersama dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur kampung/kelurahan diseluruh wilayah Kabupaten Tulang Bawang. Maksud Program Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan adalah suatu upaya pemerintah

kabupaten untuk mendorong adanya program pembangunan oleh, dari dan untuk masyarakat dengan memanfaatkan potensi dan pranata sosial khas yang ada di Tulang Bawang, dengan memberikan bantuan dana langsung sebagai stimulan kepada masyarakat kampung/kelurahan untuk pembangunan sarana dan prasarana (Infrastruktur) yang sangat

dibutuhkan dan bermanfaat untuk masyarakat. Program ini berjalan dari bulan April dan diharapkan selesai bulan September.

Tujuan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan (GSMK) di Kabupaten Tulang Bawang adalah:


(42)

1) Meningkatkan partisipasi masyarakat kampung/kelurahan dalam pembangunan daerah, melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2) Proses pembelajaran demokrasi dalam pembangunan;

3) Meningkatkan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan dan pelestarian pembangunan;

4) Meningkatkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam melaksanakan proses pembangunan;

5) Mempercepat pembangunan sarana dan prasarana di Kampung/Kelurahan;

6) Menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap hasil pembangunan yang dilakukan.

Prinsip kebijakan program Gerakan Serempak Membangun Kampung adalah sebagai berikut:

1) Inisiatif, bermakna bahwa kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan harus berasal dari usulan yang direncanakan oleh masyarakat

Kampung/Kelurahan itu sendiri.

2) Partisipatif, bahwa dalam proses pelaksanaan program/kegiatan yang direncanakan mengedepankan partisipasi dan keterlibatan

masyarakat secara aktif baik dalam bentuk pembiayaan, tenaga kerja, bahan material, maupun ide dan pemikiran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan.

3) Demokratis, bahwa dalam penentuan kegiatan yang akan direncanakan ditentukan dan diputuskan secara bersama baik di tingkat Kampung/Kelurahan maupun pada tingkat Kecamatan.


(43)

4) Manfaat, bahwa kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

5) Gotong Royong, bahwa pelaksanaan kegiatan yang direncanakan mampu mengedepankan rasa gotong royong dan kebersamaan dari seluruh lapisan masyarakat.

6) Berkelanjutan, bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat dipelihara, dan dilestarikan oleh masyarakat sendiri.

Sasaran lokasi kegiatan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan adalah di wilayah Kampung/Kelurahan se-Kabupaten Tulang Bawang sesuai Keputusan Bupati Tulang Bawang berdasarkan usulan Tingkat Kecamatan serta Rekomendasi Tim Pembina dan Koordinasi Kabupaten. Ruang lingkup Kegiatan yang dapat

dilakukan melalui Program Gerakan Serentak Membangun Kampung ini adalah kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana kampung yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti :

1) Pembangunan Jalan Onderlagh; 2) Pembangunan Jembatan;

3) Pembangunan saluran Irigasi Tersier.

4) Dan/atau lainnya dengan persetujuan Bupati.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan pemberian bantuan dana stimulan

melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dialokasikan kepada Kampung/ Kelurahan sesuai Keputusan Bupati Tulang Bawang


(44)

berdasarkan Usulan Kecamatan serta Rekomendasi Tim Pembina dan Koordinasi Kabupaten. Prinsip pelaksanaan kegiatan dan penggunaan Dana BLM Program Gerakan Serentak Membangun

Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang adalah : 1) Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara swakelola oleh

masyarakat dengan menggunakan sumberdaya, tata cara dan teknologi tepat guna spesifik lokasi;

2) Semua kegiatan dikelola secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, maupun administratif;

3) Kegiatan yang dilakukan masyarakat Kampung/Kelurahan,

merupakan kegiatan yang direncanakan dan dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat;

4) Bentuk swadaya masyarakat dapat berupa bahan-bahan material (pasir, batu, semen), dana, tenaga kerja, dan lain lain;

5) Apabila terjadi sesuatu yang mengharuskan terjadinya perubahan jenis kegiatan yang telah ditetapkan, dibuat pernyataan dari masyarakat Kampung/Kelurahan melalui Tim Kecamatan dengan syarat tidak menambah alokasi Dana BLM Program Gerakan Serentak Membangun Kampung yang sudah ditetapkan. Pelaksanaannya setelah mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Pendamping dan Tim Pembina Kabupaten.


(45)

6. Kajian Peneliti Terdahulu

Eva Dwi Artha (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Perilaku Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani dengan Dinamika Kelompok dan Tingkat Penerapan Teknologi Sapta Usahatani Jagung di Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur. memperoleh hasil bahwa : 1) Perilaku kepemimpinan ketua kelompok tani termasuk dalam klasifikasi baik, 2) Dinamika kelompok termasuk dalam klasifikasi dinamis, 3) Tingkat penerapan teknologi sapta usahatani jagung termasuk klasifikasi tinggi, 4) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan ketua kelompok dengan tingkat dinamika kelompok dan, 5) Terdapat hubungan nyata antara dinamika kelompok dengan tingkat penerapan sapta usahatani jagung.

Unang Yunasaf dkk. (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peran Kelompok Peternak Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Kasus di Kabupaten Bandung), memperoleh hasil bahwa: 1) keragaan dinamika kelompok peternak dan keberdayaan peternak sapi perah, pada koperasi strata 1 relatif lebih baik dibandingkan pada koperasi strata 2, 2) kelompok peternak sapi perah masih cenderung diposisikan sebagai alat dari koperasi di dalam mendorong peternak untuk meningkatkan produksi susunya tanpa disertai fasilitas dalam mendayagunakan fungsi kelompok agar peternak memiliki

keberdayaan, 3) keragaan dinamika kelompok peternak sapi perah masih relatif rendah. Hal ini ditunjukkan oleh kepemimpinan ketua


(46)

kelompok yang belum efektif, tidak adanya tujuan yang spesifik yang muncul dari kelompok, terbatasnya struktur kekuasaan atau

kewenangan dari kelompok, pelaksanaan fungsi tugas kelompok yang bersumber langsung dari inisiatif kelompok relatif jarang,belum adanya usaha-usaha yang spesifik di dalam menjaga kehidupan kelompok, rasa keterikatan anggota terhadap kelompok sebatas sebagai bagian dari interaksi yang bersifat subtantif, belum

memadainya tekanan pada kelompok dan belum efektifnya kelompok, 4) keragaan keberdayaan peternak sapi perah masih relatif rendah, terutama di dalam perannya sebagai manajer dan individu yang otonom, 5) terdapat hubungan yang sangat nyata antara dinamika kelompok peternak dengan keberdayaan peternak sapi perah.

Berlintina Permatasari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Perilaku Kepemimpinan dengan Dinamika Kelompok dan Tingkat Adopsi Inovasi Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Cabai Di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan,

memperoleh hasil bahwa : 1) Kepemimpinan ketua kelompok tani secara rata – rata termasuk dalam kepemimpinan baik, 2) Tingkat dinamika kelompok tani termasuk dalam klasifikasi dinamis, 3) Tingkat adopsi inovasi termasuk dalam klasifikasi tinggi, 4) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan dengan dinamika kelompok, 5) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan dengan tingkat adopsi inovasi.


(47)

B. Kerangka Pemikiran

Program pembangunan daerah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan tingkat kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu program pembangunan daerah adalah program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) yang merupakan program yang dirancang oleh pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Program ini berbasis masyarakat yang dimana pada pelaksanaannya

menitikberatkan kepada kebersamaan dan gotong royong dari masyarakat di kampung tersebut. Ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong pembangunan daerah “oleh,dari dan untuk” masyarakat dengan

memanfaatkan potensi dan pranata khas Kabupaten Tulang Bawang serta menekan tingkat kemiskinan di Kabupaten Tulang Bawang. Tujuan program GSMK adalah:

1. Memberdayakan dan meningkatkan partisipasi aparat dan masyarakat kampung dalam pembangunan;

2. Proses pembelajaran demokrasi dalam pembangunan;

3. Meningkatkan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan dan pelestarian pembangunan;

4. Meningkatkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam proses pembangunan;

5. Mempercepat pembangunan sarana dan prasarana kampung;

6. Menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap hasil pembangunan yang dilakukan.


(48)

Melihat dari tujuan dari program GSMK diatas, keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut tergantung dari pelaksana kegiatan tersebut. Pokmas merupakan pelaksana teknis dari program GSMK ini. Peranan Pokmas sangatlah penting karena menyangkut semua hal yang

berhubungan dengan teknis dilapangan, dari mulai perencanaan hingga evaluasi serta pemeliharaan. Soekanto (1990), peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang tersebut menjalankan suatu peranan.

Tugas dari Pokmas adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab secara teknis dan administratif dalam pelaksanaan kegiatan;

2) Menyusun proposal dan rencana teknis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan fasilitasi Petugas Teknis Kecamatan, dan Astek (Konsultan Manajemen Pendamping);

3) Menyiapkan dokumen administrasi sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang diberikan;

4) Menginventarisasi dan menghimpun potensi swadaya masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan;

5) Membuat atau membuka Rekening Pokmas di Bank yang ditunjuk dengan spesimen Ketua Pokmas dan Bendahara Pokmas;


(49)

6) Untuk pencairan Dana BLM dari rekening Pokmas, bendahara Pokmas harus mengajukan usulan untuk penggunaan dana kegiaatan ke Camat/PJOK setelah disetujui baru ke bank untuk dicairkan;

7) Melaksanakan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana yang direncanakan bersama masyarakat;

8) Membimbing dan mengarahkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan;

9) Melakukan pembukuan penerimaan dana dan penggunaan dana baik untuk upah tenaga kerja, pembelian bahan material, dan lainnya;

10) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Camat secara periodik;

11) Pokmas Pelaksana Kegiatan Tingkat Kampung/ Kelurahan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Seksi-seksi (Seksi Pelaksana, Seksi Monitoring dan Evaluasi serta Seksi Pemeliharaan) sedangkan anggota Pokmas disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

Selain peranan Pokmas, salah satu kunci keberhasilan pencapaian dari tujuan program ini adalah peranan dari FK dalam mendinamiskan Pokmas itu sendiri. Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh


(50)

pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, bahwa peranan dari FK itu sendiri adalah sebagai berikut:

1) Membantu dan Memfasilitasi Tim Pembina dan Koordinasi

Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Kecamatan, serta Konsultan Manajemen Pendamping dalam kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan Program Serentak Membangun Kampung/Kelurahan;

2) Membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun dan memantapkan kembali rencana teknis dan anggaran, rincian penggunaan dana stimulan dan swadaya, tahapan kegiatan, serta pembentukan Pokmas pelaksana kegiatan;

3) Membantu dan memfasilitasi Pokmas pelaksana kegiatan

Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun Rencana Teknis dan Biaya, Desain/Gambar Kegiatan, Memantau peralatan dan bahan yang akan digunakan, dan mengawasi penggunaan dana BLM dan pelaksanaan kegiatan;

4) Membantu pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat melakukan sendiri mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, pelatihan, dan pelaporan;

5) Membantu Pokmas Pelaksana Kegiatan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik dan pelaporan kegiatan serta aspek-aspek lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan


(51)

Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kampung/Kelurahan.

Soekanto (1990), peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang tersebut menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu-individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Peranan FK dalam mendinamiskan Kelompok Masyarakat sangat penting dalam keberlangsungan Program GSMK. Berdasarkan tugas FK yang telah di tetapkan pada PERBUB tahun 2013 Kabupaten

Tulang Bawang, peran FK sangat penting dalam menggerakkan Pokmas dalam pelaksanaan kegiatan sehingga dinamika dalam Pokmas berjalan dengan baik dan dinamis. Peranan FK merupakan pengaruh eksternal dari dinamika Pokmas, selain itu terdapat pengaruh internal dalam dinamika Pokmas. Mengacu pada pendapat Mardikanto (1993) bahwa untuk melakukan analisis terhadap dinamika kelompok dapat dilakukan


(52)

dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu pendekatan sosiologis dan psikososial. Untuk melihat dinamika kelompok dalam penelitian ini digunakan pendekatan psikososial karena Pokmas

merupakan kelompok sosial yang sudah berkembang sebagai kelompok tugas. Menurut pendekatan psikososial terdapat 9 unsur dinamika kelompok yaitu: tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pemeliharaan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, tekanan kelompok, keefektifan kelompok dan maksud terselubung.

Suatu kelompok dikatakan dinamis bila unsur – unsur yang membentuk kelompok tersebut dijadikan suatu kekuatan dan dapat berjalan dengan lancar, dan mendukung tercapainya tujuan, seperti (1) Memiliki tujuan yang jelas dan relevan serta searah dengan tujuan pribadi anggota, (2) Memiliki struktur penggorganisian yang baik, struktur yang baik akan mendorong tercapainya tujuan kelompok, (3) Menjalankan fungsi tugasnya dengan baik, memberikan kepuasan terhadap anggotanya, mencari dan memberi informasi terhadap anggotanya sehingga anggota dapat ikut serta dalam semua kegiatan, (4) Membina dan

mengembangkan kelompoknya dengan baik, seperti adanya kegiatan rutin yang memberikan manfaat untuk seluruh anggotanya didukung dengan fasilitas yang diperlukan sehingga menimbulkan partisipasi anggota, (5) Memiliki kekompakan kelompok yang baik sehingga para anggota seluruhnya akan terlibat dan berpartisipasi, (6) Mampu


(53)

menimbulkan kenyamanan dan berpengaruh positif, seperti

kekeluargaan yang penuh keakraban, (8) Memiliki nilai keefektifan kelompok yang tinggi artinya telah mencapai tujuannya yang disertai dengan kepuasan yang tinggi, (9) Memiliki tujuan pribadi anggota yang searah atau sejalan dengan tujuan kelompok.

Peranan FK berhubungan dengan Dinamika Kelompok Masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari masing – masing indikator Dinamika Kelompok yang dipengaruhi oleh peranan dari FK.

1) Tujuan Kelompok, FK berperan penting dalam hal membantu dan memfasilitasi Pokmas untuk mencapai tujuan dari Pokmas itu sendiri.

2) Struktur kelompok, FK berperan penting membantu dan

memfasilitasi Pokmas dalam pembentukan Pokmas, pembagian tugas dan penyampaian informasi tentang program GSMK yang dilaksanakan.

3) Fungsi tugas, FK berperan penting membantu dan memfasilitasi Pokmas dalam menjalankan indikator ini.

4) Pembinaan dan pemeliharaan kelompok, FK berperan penting membantu dan memfasilitasi Pokmas dalam melaksanakan kegiatan Pokmas pada Program GSMK ini.

5) Kekompakan kelompok, FK berperan penting membantu dan memfasilitasi Pokmas dalam menjaga kekompakan kelompok.


(54)

6) Suasana kelompok, FK berperan penting dalam membantu dan memfasilitasi Pokmas untuk menjaga suasana kelompok, agar hubungan antar anggota terlihat harmonis dan membantu Pokmas bagaimana caranya agar partisipasi dari masyarakat dalam program GSMK ini tinggi dan tanpa terpaksa.

7) Tekanan kelompok, FK berperan penting membantu dan memfasilitasi Pokmas dalam memecahkan permasalahan atau tekanan yang datang dari dalam dan dari luar kelompok. 8) Keefektifan kelompok, FK berperan penting membantu dan

memfasilitasi Pokmas dalam menjaga keefektifan kelompok. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan kelompok dan tujuan pribadinya sudah hampir mencapai 100%.

9) Agenda terselubung, FK berperan penting membantu dan

memfasilitasi Pokmas dalam menjalankan atau mencapai agenda terselubung.

Secara sistematis kerangka pemikiran peranan Fasilitator Kecamatan dalam mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK dapat dilihat pada Gambar 1.


(55)

Variabel Terikat (Y)

Dinamika Kelompok Masyarakat (Pokmas)

Indikator

1. Tujuan kelompok. 2. Struktur kelompok. 3. Fungsi tugas.

4. Pembinaan dan pemeliharaan kelompok.

5. Kekompakan kelompok. 6. Suasana kelompok. 7. Tekanan kelompok. 8. Keefektifan kelompok. 9. Maksud Terselubung. Variabel Bebas (X)

Peran Fasilitator Kecamatan dalam Program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang

1) Membantu dan Memfasilitasi Tim Pembina dan Koordinasi Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Kecamatan, serta Konsultan Manajemen Pendamping dalam kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan Program Serentak Membangun Kampung/Kelurahan;

2) Membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun dan memantapkan kembali rencana teknis dan anggaran, rincian penggunaan dana stimulan dan swadaya, tahapan kegiatan, serta pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) (Pokmas) pelaksana kegiatan;

3) Membantu dan memfasilitasi Kelompok Masyarakat (Pokmas) (Pokmas) pelaksana kegiatan Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun Rencana Teknis dan Biaya, Desain/Gambar Kegiatan,

Memantau peralatan dan bahan yang akan digunakan, dan mengawasi penggunaan dana BLM dan pelaksanaan kegiatan; 4) Membantu pemberdayaan masyarakat

sehingga mereka dapat melakukan sendiri mulai perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, evaluasi, pelatihan, dan pelaporan;

5) Membantu Kelompok Masyarakat (Pokmas) (Pokmas) Pelaksana Kegiatan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik dan pelaporan kegiatan serta aspek-aspek lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kampung/Kelurahan.

Gambar 1. Paradigma Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program Gerakan Serentak Membangun Kampung Kabupaten Tulang bawang.


(56)

C. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah peranan Fasilitator Kecamatan berhubungan dengan Dinamika Kelompok Masyarakat pada Program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) Kabupaten Tulang Bawang.


(57)

III. METODE PENELITIAN

A.Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai dengan tujuan penelitian. Program Gerakan Serentak Membangun Kampung ini merupakan suatu program pembangunan daerah. Dalam penelitian ini peubah atau variabel bebas (X) adalah untuk peranan FK. Variabel dinamika kelompok yang dianalisis dalam penelitian ini terdapat 9 indikator, yaitu (1) tujuan kelompok, (2) struktur kelompok, (3) fungsi tugas, (4) pembinaan dan pemeliharaan kelompok, (5) kekompakan kelompok, (6) suasana kelompok, (7) tekanan kelompok, (8) keefektifan kelompok dan (9) maksud terselubung menjadi variabel terikat (Y). Jenkins (1961, dalam Mardikanto, 1993) mengatakan bahwa dinamika kelompok adalah kajian terhadap kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam maupun luar lingkungan kelompok yang akan menentukan perilaku anggota-anggota kelompok dan perilaku kelompok yang bersangkutan untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang merupakan tujuan kelompok tersebut.


(58)

1. Peranan Fasilitator Kecamatan (Variabel X)

Peranan FK dalam Program GSMK terdapat 5 indikator. Indikator-indikator peranan FK dalam Program GSMK ini akan diukur dengan frekuensi yang dijawab oleh responden dalam setiap pertanyaan.

1) Membantu dan memfasilitasi tim Pembina dan Koordinasi Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Kecamatan, serta Konsultan Manajemen Pendamping.

a) Kegiatan Persiapan.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi tim pembina dan

koordinasi kecamatan dalam kegiatan persiapan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan dalam kegiatan persiapan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Konsultan

Manajemen Pendamping dalam kegiatan persiapan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

b) Perencanaan.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi tim pembina dan

koordinasi kecamatan dalam kegiatan perencanaan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.


(59)

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan dalam kegiatan perencanaan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Konsultan

Manajemen Pendamping dalam kegiatan perencanaan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh

responden.

c) Pelaksanaan.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi tim pembina dan

koordinasi kecamatan dalam kegiatan pelaksanaan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan dalam kegiatan pelaksanaan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Konsultan

Manajemen Pendamping dalam kegiatan pelaksanaan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

d) Pengawasan.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi tim pembina dan

koordinasi kecamatan dalam kegiatan pengawasan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.


(60)

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan dalam kegiatan pengawasan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Konsultan

Manajemen Pendamping dalam kegiatan pengawasan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

e) Pelestarian kegiatan.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi tim pembina dan

koordinasi kecamatan dalam kegiatan pelestarian kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan dalam kegiatan pelestarian kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

 Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Konsultan

Manajemen Pendamping dalam kegiatan pelestarian kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

2) Membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih. a) Menyusun dan memantapkan kembali rencana teknis dan anggaran.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih dalam menyusun dan memantapkan kembali rencana teknis dan


(61)

anggaran. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

b) Rincian penggunaan dana stimulan dan swadaya.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk rincian penggunaan dana stimulan dan swadaya.

Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

c) Tahapan kegiatan.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk tahapan kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

d) Pembentukan pokmas pelaksana kegiatan.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi Kampung/Kelurahan Terpilih untuk pembentukan pokmas pelaksana kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

3) Membantu dan memfasilitasi Kelompok Masyarakat (Pokmas) (POKMAS) pelaksana kegiatan Kampung/Kelurahan terpilih. a) Rencana teknis dan biaya.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi pokmas

Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun rencana teknis dan biaya. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.


(62)

b) Desain/gambar kegiatan.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi pokmas

Kampung/Kelurahan Terpilih untuk menyusun desain/gambar kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

c) Memantau peralatan/bahan yang akan digunakan.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi pokmas

Kampung/Kelurahan Terpilih untuk memantau peralatan/bahan yang akan digunakan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

d) Mengawasi penggunaan dana BLM.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi pokmas

Kampung/Kelurahan Terpilih untuk mengawasi penggunaan dana BLM. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

e) Pelaksanaan kegiatan.

Frekuensi FK dalam membantu dan memfasilitasi pokmas

Kampung/Kelurahan Terpilih dalam pelaksanaan kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

4) Membantu pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat melakukan sendiri mulai perencaaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, pelatihan dan pelaporan.

Frekuensi FK dalam membantu pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat melakukan sendiri mulai perencaaan, pelaksanaan, pengawasan,


(63)

evaluasi, pelatihan dan pelaporan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

5) Membantu Kelompok Masyarakat (Pokmas) pelaksana kegiatan Kampung/Kelurahan terpilih.

a) Pelaksanaan kegiatan fisik.

Frekuensi FK dalam membantu Pokmas pelaksana kegiatan Kampung/Kelurahan terpilih dalam pelakasaan kegiatan fisik.

Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

b) Pelaporan kegiatan.

Frekuensi FK dalam membantu Pokmas pelaksana kegiatan

Kampung/Kelurahan terpilih dalam pelaporan kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menjumlah frekuensi dari seluruh responden.

Pengklasifikasian peranan FK ke dalam lima kelas dengan menggunakan rumus Sturges (Dajan, 1996), (frekuensi tertinggi – frekuensi terendah): 5 klasifikasi sehingga diperoleh klasifikasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

2. Dinamika Kelompok Masyarakat (Variabel Y)

Dinamika kelompok adalah adanya interaksi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Variabel dinamika kelompok yang dianalisis dalam penelitian ini terdapat 9 indikator, yaitu :


(64)

1. Tujuan kelompok adalah gambaran dimasa depan yang diinginkan anggota – anggota kelompok dan oleh karena itu mereka melakukan tugas

kelompok dalam rangka mencapai keadaan tersebut.

(1) Kejelasan tujuan

Apakah tujuan Pokmas diketahui oleh anggota pada program GSMK? a. Anggota mengetahui 81% - 100% tujuan kelompok

b. Anggota mengetahui 61% - 80% tujuan kelompok c. Anggota mengetahui 41% - 60% tujuan kelompok d. Anggota mengetahui 21% - 40% tujuan kelompok e. Anggota mengetahui 0% -20% tujuan kelompok

(2) Kesesuaian tujuan kelompok dengan tujuan individu a. 81% - 100% sesuai

b. 61% - 80% sesuai c. 41% - 60% sesuai d. 21% - 40% sesuai e. 0% - 20% sesuai

(3) Jumlah anggota yang mengetahui tujuan kelompok a. 81% - 100% anggota mengetahui

b. 61% - 80% anggota mengetahui c. 41% - 60% anggota mengetahui d. 21% - 40% anggota mengetahui e. 0% - 20% anggota mengetahui


(65)

2. Struktur kelompok adalah pola – pola hubungan diantara berbagai posisi dalam suatu susunan kelompok.

(1) Keikutsertaan dalam pengambilan keputusan a. 81% - 100% anggota ikut serta

b. 61% - 80% anggota ikut serta c. 41% - 60% anggota ikut serta d. 21% - 40% anggota ikut serta e. 0% - 20% anggota ikut serta

(2) Tugas dan pembagian tugas

Apakah ada pembagian dalam kepengurusan Pokmas?

a. Pembagian tugas dilakukan secara teratur dan sesuai kemampuan b. Pembagian tugas dilakukan secara tidak teratur, tetapi sesuai

kemampuan

c. Ada pembagian tugas, tetapi tidak teratur dan tidak sesuai kemampuan

d. tidak ada pembagian tugas, semua pekerjaan dilakukan oleh satu orang

e. Tidak menjawab atau tidak tahu (3) Sistem komunikasi

a. 81% - 100% pesan tersampaikan b. 61% - 80% pesan tersampaikan c. 41% - 60% pesan tersampaikan d. 21% - 40% pesan tersampaikan


(66)

e. 0% - 20% pesan tersampaikan (4) Sarana interaksi yang tersedia

Frekuensi jadwal pertemuan dengan anggota. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menanyakan berapa kali frekuensi dalam

berinteraksi, lalu mengelompokkannya menjadi 5 (lima) tingkatan dengan rumus (frekuensi tertinggi - frekuensi terendah) ÷ 5.

3. Fungsi tugas kelompok adalah berkaitan dengan hal – hal yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan oleh kelompok dalam usaha mencapai tujuan kelompok.

(1) Fungsi kepuasan anggota

a. 81% - 100% anggota merasa puas b. 61% - 80% anggota merasa puas c. 41% - 60% anggota merasa puas d. 21% - 40% anggota merasa puas e. 0% - 20% anggota merasa puas (2) Fungsi menghasilkan inisiatif

a. 81% - 100% anggota menyumbangkan pemikiran b. 61% - 80% anggota menyumbangkan pemikiran c. 41% - 60% anggota menyumbangkan pemikiran d. 21% - 40% anggota menyumbangkan pemikiran e. 0% - 20% anggota menyumbangkan pemikiran


(67)

(3) Fungsi kejelasan informasi

a. Pesan mudah mengerti dan sangat jelas b. Pesan cukup dimengerti dan jelas

c. Pesan cukup dimengerti tetapi kurang jelas d. Pesan sulit dimengerti dan tidak jelas e. Tidak pernah mendapatkan informasi

(4) Fungsi menyelenggarakan koordinasi

Frekuensi dalam berkoordinasi dalam suatu kegiatan. Pengukuran ini akan dilakukan dengan menanyakan berapa kali frekuensi dalam berkordinasi, lalu mengelompokkannya menjadi 5 (lima) tingkatan dengan rumus (frekuensi tertinggi - frekuensi terendah) ÷ 5.

(5) Fungsi keikutsertaan anggota

a. 81% - 100% anggota ikut dalam kegiatan b. 61% - 80% anggota ikut dalam kegiatan c. 41% - 60% anggota ikut dalam kegiatan d. 21% - 40% anggota ikut dalam kegiatan e. 0% - 20% anggota ikut dalam kegiatan

4. Pembinaan dan pengembangan kelompok berkaitan dengan apa yang harus ada dalam kelompok. Pembinaan dan pengembangan kelompok yaitu upaya Pokmas untuk tetap memelihara dan mengembangkan kehidupan kelompok.


(68)

(1) Aktivitas kegiatan kelompok. a) Setiap hari

b) 1-3 kali dalam satu minggu c) 1-3 kali dalam satu bulan d) 1-3 kali dalam enam bulan e) 1-3 kali dalam satu tahun (2) Fasilitas

Apakah terdapat alat atau fasilitas yang dapat dimanfaatkan anggota Pokmas?

a. >10 alat atau fasilitas kelompok b. 9-10 alat atau fasilitas kelompok c. 7-8 alat atau fasilitas kelompok d. 5-6 alat atau fasilitas kelompok

e. Tidak terdapat alat atau fasilitas kelompok

Bagaimana mengurus peminjaman alat atau fasilitas yang akan digunakan?

a. Sangat mudah b. Mudah

c. Cukup mudah d. Sulit


(69)

(3) Pengawasan terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku

a. 81% - 100% anggota taat terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku

b. 61% - 80% anggota taat terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku

c. 41% - 60% anggota taat terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku

d. 21% - 40% anggota taat terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku

e. 0% - 20% anggota taat terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku

(4) Mendapat anggota baru

Bagaimana kesempatan kelompok mendapatkan anggota baru? Jika ada memiliki skor 5 dan jika tidak ada memiliki skor 1.

(5) Sosialisasi anggota

Frekuensi kegiatan pembinaan dan pendampingan anggota. Pengukuran ini dengan mengelompokkannya menjadi 5 (lima)

tingkatan dengan rumus (frekuensi tertinggi - frekuensi terendah) ÷ 5.

5. Kesatuan atau kekompakan kelompok adalah rasa keterkaitan yang kuat antara para anggota kelompok terhadap kelompoknya.

(1) Kepemimpinan kelompok

Pemimpin melakukan sesuatu didasarkan musyawarah dan mufakat dengan seluruh anggotanya.


(70)

a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Kurang baik e. Tidak baik

Bagaimana kemampuan pemimpin Pokmas saat ini? a) Sangat mampu

b) Mampu c) Cukup mampu d) Kurang mampu e) Tidak mampu

(2) Rasa memiliki organisasi

a. Menaati peraturan dan melaksanakan semua kegiatan dalam kelompok

b. Menaati peraturan, tetapi hanya melaksanakan beberapa kegiatan dalam kelompok

c. Menaati peraturan, tetapi tidak melaksanakan kegiatan dalam kegiatan

d. Tidak menaati peraturan dan tidak melaksanakan semua kegiatan e. Tidak menjawab/tidak tahu

(3) Nilai tujuan yang ingin dicapai a. 81% - 100% tercapai b. 61% - 80% tercapai


(71)

c. 41% - 60% tercapai d. 21% - 40% tercapai e. 0% - 20% tercapai

(4) Homogenitas anggota

Apakah ada perbedaan diantara sesama anggota? a. Tidak ada perbedaan status sosial antar anggota b. Ada, tapi tidak terlalu berpengaruh

c. Ada perbedaan status sosial dan cukup berpengaruh d. Ada perbedaan status sosial dan sangat berpengaruh e. Tidak tahu/tidak menjawab

(5) Intergrasi dalam kegiatan

a. 81% - 100% anggota aktif bekerja sama b. 61% - 80% anggota aktif bekerja sama c. 41% - 60% anggota aktif bekerja sama d. 21% - 40% anggota aktif bekerja sama e. 0% - 20% anggota aktif bekerja sama

(6) Jumlah anggota

Jumlah anggota dalam mendukung keberhasilan kelompok mencapai tujuan

a) Sangat mendukung b) Mendukung

c) Cukup mendukung d) Kurang mendukung


(72)

e) Tidak mendukung

6. Suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam suatu kelompok, sebagai hasil dari berlangsungnya hubungan – hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok.

(1) Hubungan antar anggota

a. Anggota merasa sangat dekat b. Anggota merasa dekat

c. Anggota merasa cukup dekat d. Anggota merasa tidak dekat

e. Anggota tidak dekat satu sama lain

(2) Kebebasan berpartisipasi

a. 0% - 20% anggota terkekang atau terpaksa b. 21% - 40% anggota terkekang atau terpaksa c. 41% - 60% anggota terkekang atau terpaksa d. 61% - 80% anggota terkekang atau terpaksa e. 81% - 100% anggota terkekang atau terpaksa

7. Tekanan kelompok adalah tekanan atau desakan pada kelompok untuk mendorong berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan. Tekanan kelompok diukur secara deskriptif, berdasarkan 2 indikator, yaitu:

(1) Tekanan dari dalam

Apakah terdapat tekanan dari dalam kelompok? Jika ya, apa tekanan yang terdapat di dalam kelompok? (ya=5, tidak=1)


(73)

(2) Tekanan dari luar

Apakah terdapat tekanan luar dalam kelompok? Jika ya, apa tekanan yang terdapat di luar kelompok? (ya=5, tidak=1)

8. Keefektifan kelompok adalah keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan yang merupakan perbandingan antara keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki oleh anggota kelompok.

(1) Keberhasilan dalam mencapai tujuan kelompok a. 81% - 100% tercapai

b. 61% - 80% tercapai c. 41% - 60% tercapai d. 21% - 40% tercapai e. 0% - 20% tercapai

(2) Keberhasilan dalam mencapai tujuan pribadi a) 81% - 100% tercapai

b) 61% - 80% tercapai c) 41% - 60% tercapai d) 21% - 40% tercapai e) 0% - 20% tercapai

9. Agenda terselubung adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh anggota kelompok yang diketahui oleh semua anggotanya tetapi tidak dinyatakan secara tertulis.

Apakah terdapat agenda terselubung? Jika ya, apa saja agenda terselubung tersebut? (ya=5, tidak=1).


(1)

10) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Camat secara periodik;

11) Pokmas Pelaksana Kegiatan Tingkat Kampung/ Kelurahan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Seksi-seksi (Seksi Pelaksana, Seksi Monitoring dan Evaluasi serta Seksi Pemeliharaan) sedangkan anggota pokmas disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Daftar Desa Pokmas daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pokmas dan Desa di Kabupaten Tulang Bawang

No. Kecamatan Desa 1. Penawar Tama Bogatama 2. Gedung Aji Aji Jaya KNPI 3. Gedung Aji Baru Markati Tama 4. Menggala Kagungan Rahayu 5. Banjar Agung Tri Mukti Jaya 6. Meraksa Aji Paduan Rajawali 7. Penawar Aji Panca Tunggal Jaya 8. Banjar Baru Panca Karsa Purna jaya 9. Rawa Pitu Batang Hari

10. Banjar Margo Agung Jaya

Sumber: Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014.

Adapun struktur organisasi pelaksana Program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) dapat dilihat pada Gambar 2.


(2)

78

BUPATI/Wakil BUPATI (Penanggung Jawab)

Konsultan Manajemen Pendamping

LPM Universitas Lampung

Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung

- Asisten Teknik (astek) - Fasilitator Kecamatan (FK)

- Camat - PJOP GSMK

Pelaksana Program GSMK Tingkat Kampung

Pokmas

Gambar 2. Struktur Organisasi Pelaksana Program Gerakan Serentak Membangung Kampung (GSMK) Kabupaten Tulang Bawang.


(3)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang termasuk dalam kategori tinggi.

2. Tingkat Dinamika Kelompok Masyarakat dalam Program Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang termasuk dalam kategori sangat dinamis.

3. Terdapat hubungan yang nyata antara Peranan Fasilitator Kecamatan dengan Dinamika Kelompok Masyarakat dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung di Kabupaten Tulang Bawang, artinya semakin baik peranan Fasilitator Kecamatan dalam Program GSMK maka semakin dinamis pula Kelompok Masyarakat dalam melaksanakan

Program GSMK di Kabupaten Tulang Bawang.

B. SARAN

1. Perlu adanya tindak lanjut terhadap oknum wartawan/LSM yang mencemaskan kelompok masyarakat oleh pihak terkait. Hal ini agar memberikan kenyamanan kelompok masyarakat dalam melaksanakan tugasnya.


(4)

108

2. Perlu adanya pelatihan lebih lanjut tentang program GSMK terhadap kelompok masyarakat agar dapat lebih meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kelompok masyarakat dalam pelaksanaannya.

3. Perlu adanya penelitian yang sejenis tentang tingkat kinerja asisten teknik (astek) pada program GSMK.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Huraerah dan Purwanto. 2010. Dinamika Kelompok, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Ahmadi, 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonim 1. 2014. http://akumagnae.tumblr.com/post/24055155156/makna-pembangunan-nasional. Diakses 25 Maret 2014. 16.00 WIB

Anonim 2. 2014. http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/. Diakses 25 Maret 2014. 16.00 WIB

Berlintina Permatasari. 2009. Hubungan Perilaku Kepemimpinan dengan Dinamika Kelompok dan Tingkat Adopsi Inovasi Pupuk Organik Cair pada Budidaya Tanaman Cabai di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Effendi, Irwan. 2007. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui program pemberdayaan. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Eva Dwi Artha. 2009. Hubungan Perilaku Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani dengan Dinamika Kelompok dan Tingkat Penerapan Teknologi Sapta Usahatani Jagung di Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar

Sribawono, Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan

Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Pustaka CIDESINDO

Konsultan Manajemen Pendamping LPM UNILA. 2013. Draft Laporan Akhir Program Gerakan Gerakan Serempak Membangun Kampung (GSMK). Kabupaten TulangBawang. Lampung.

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret University Press.

Nasution, Zulkarimen. 1987. Komunikasi Pembangunan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(6)

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyrakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Bina Aksara

Hariadi, S. Samsi. 2011. Dinamika Kelompok. Yogyakarta: Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Roucek, S.J dan Warren, L.R, 1984. Pengantar Sosiologi. Bina Aksara, Jakarta. Sajogyo, Pudjiwati dan Sajogyo, 1992, Sosiologi Pedesaan - Jilid 2, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Santoso, Selamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara Siagian, P. Sondang. 1984. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasioanal.

Jakarta: Gunung Agung.

Siegel, Sidney. 1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia

Slamet, Margono. 1978. Kumpulan Bahan Bacaan Penyuluhan Pertanian. Edisi ke-3. IPB

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers. Undang-Undang Republik Indonesia. 2004. UU RI Nomor 32 Tahun 2004

tentang pemerintahan daerah. Jakarta. Indonesia

Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Dan Petunjuk Teknis Program Gerakan Serempak Membangun Kampung (GSMK) Bappeda. Tulang Bawang.

Yusuf Yusmar. 1988. Dinamika Kelompok. Bandung: Armico

Yunasaf, Ginting, Slamet dan Tjitropranoto, Prabowo. 2008. Peran Kelompok Peternak Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Kasus di Kabupaten Bandung). Jurnal Penyuluhan. Institute Pertanian Bogor


Dokumen yang terkait

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

PENGARUH PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG TERHADAP KINERJA KEPALA KAMPUNG (Studi pada Kampung Daya Sakti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

0 10 135

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPETENSI JURU TULIS KAMPUNG TERHADAP MOTIVASI KERJA (Studi pada Kampung-Kampung di Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji)

0 8 4

Kinerja Impemntasi Program Pembangunan Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan (GSMK/K) Tahun 2013 (Studi Kel. Menggala Selatan Kec. Menggala Kab. Tulang Bawang)

6 71 103

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERANAN KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS) DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM RAGEM SAI MANGI WAWAI (RSMW) DI KECAMATAN GUNUNG AGUNG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

0 4 70

Hubungan Dinamika Kelompok Masyarakat (Pokmas) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) di Kecamatan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang

0 13 89

PERANAN FASILITATOR KECAMATAN DALAM PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) DI KABUPATEN TULANG BAWANG

0 4 124

HUBUNGAN PERANAN KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS) DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) DI KABUPATEN TULANG BAWANG

18 273 69

KEEFEKTIFAN PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PEDESAAN DI KECAMATAN RAWA PITU KABUPATEN TULANG BAWANG

0 6 86

PSEUDO DEMOKRASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK)

0 0 9