penyampaian pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran, terkandung
makna perencanaan. Artinya, strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana mempersiapkan materi, metode apa yang digunakan
untuk menyampaikan materi, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.
11
2. Perencanaan Pembelajaran
a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata “perencanaan” dan kata “pembelajaran”.
Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang
lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. ketika kita merencanakan, maka pola
pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
12
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada
11
Ibid.
12
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembela jaran, Jakarta: Kencana, 2009, hal.23
baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri eperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar
maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Sebagai suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, kan tetapi
guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan
keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar,
sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama.
13
Dari kedua makna tentang konsep perencanaan dan konsep pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran
adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang berisi tentang hal-hal di atas,
13
Ibid.., hal. 26
sehingga selanjutnya dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
14
b. Kriteria Penyususnan Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari
proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyususunan perencanaan
pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai. Beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan adalah sebagai
berikut:
15
1 Signifikansi
Signifikan dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa perencanaan pembelajaran
hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran tidak
ditempatkan sebagai pelengkap saja. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran hendaknya guru berpedoman pada perencanaan yang
telah disusunnya.
14
Ibid.., hal. 28
15
Ibid.., hal. 38-40
2 Relevan
Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian
baik internal maupun eksternal. Kesesuain internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Kesesuaian
eksternal mengandung
makna, bahwa
perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
3 Kepastian
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, mungkin guru merasa banyak alternatif yang dapat digunakan. Namun dari sekian banyak
alternatif itu, hendaknya guru menentukan alternatif mana yang sesuai dan dapat diimplementasikan. Nilai kepastian itu bermakna bahwa
dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat
alternatif-alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah- langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan
kepastian itulah, kita akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga.
4 Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat
diimplementasikan manakala
memiliki syarat-syarat
tertentu,
manakala syarat tersebut tidak dipenuhi, maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan pembelajaran yang
demikian adalah perencanaan yang kaku, karena memerlukan persyaratan-persyaratan khusus. Sebaiknya perencanaan pembelajaran
disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian perencanaan itu dapat digunakan
oleh setiap orang yang akan menggunakannya. 5
Kesederhanaan Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya
mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi
sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran. 6
Prediktif Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya
ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang
akan terjadi, seandainya...”. Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan
demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya. c.
Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan pembelajaran,
yaitu sebagai berikut:
16
16
Ibid.., hal. 40-45
1 Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama guru adalah merumuskan
tujuan pembelajaran
khusus berserta
materi pelajarannya. Guru harus merancang tujuan khusus, sebab tujuan yang
bersifat umum dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menerjemahkan tujuan umum pembelajaran menjadi
tujuan yang spesifik. Tujuan yang spesifik itu dirumuskan sebagai indikator hasil belajar. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah
sebagai teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran umum. Dengan demikian, maka pencapaian tujuan-tujuan khusus dalam proses
pembelajaran, merupakan indikator pencapaian tujuan umum. 2
Pengalaman belajar Langkah yang kedua dalam merencanakan pembelajaran
adalah memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3 Kegitan belajar mengajar
Langkah ketiga dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem adalah menentukan kegiatan belajar
mengajar. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat merancang melalui pendekatan kelompok atau
pendekatan individual. 4
Orang-orang yang terlibat
Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem juga bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu
dalam proses pembelajaran. Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran khususnya yang berperan sebagai sumber belajar
meliputi instruktur atau guru, dan juga tenaga profesional. 5
Bahan dan alat Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagian dri
sistem perencanaan pembelajaran. 6
Fasilitas fisik Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh
terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruang kelas, pusat media, laboratorium, atau ruangan untuk kelas
berukuran besar semacam aula. 7
Perencanaan evaluasi dan pengembangan Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah
sistem perencanaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Manakala berdasarkan evaluasi seluruh elemen telah tersedia dengan lengkap, maka kita dapat
menentukan tahap berikutnya.
3. Pelaksanaan Pembelajaran