13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Asuransi Syariah
a. Definisi Asuransi Syariah
Muhammad Syakir Sula 2004: 26 Secara bahasa, kata asuransi berasal dari bahasa Belanda yaitu assurantie, yang dalam hukum belanda
disebut Verzekering, yang artinya pertanggungan. Menurut Muhammad Muslehudin yang mengadopsi pengertian asuransi dari Encyclopedia
Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang
tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan
ke seluruh kelompok Muslehudin, 1997: 3. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21DSN-
MUIX2001, asuransi syariah Ta’min, Takaful, Tadhamun adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orangpihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau
tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan
yang sesuai dengan syariah. Definisi Asuransi Syariah menurut AAOIFI Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
2010, Asuransi Islami adalah kesepakatan sejumlah orang yang
menghadapi risiko-risiko tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya-bahaya yang muncul dari risiko-risiko tersebut, dengan cara
membayar kontribusi-kontribusi berdasarkan keharusan tabarru’ hibah,
yang darinya terbentuk dana pertanggungan yang mempunyai badan hukum sendiri dan tanggungan harta independen yang darinya akan
berlangsung penggantian kompensasi terhadap bahaya-bahaya yang menimpa salah seorang peserta sebagai akibat terjadinya risiko-risiko
yang telah ditanggung. Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya
mendonasikan men- tabarru’- kan sebagian atau seluruh kontribusinya
yang digunakan untuk membayar klaim atas risiko tertentu akibat musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami oleh peserta yang
berhak PSAK 108. Menurut UU No 40 tahun 2014, asuransi syariah adalah kumpulan perjanjian yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan
asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah
guna saling menolong dan melindungi dengan cara: 1 Memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
2 Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta
dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah adalah penjaminan diantara para peserta asuransi dalam
menghadapi risiko atas dasar tabarru’ melalui perjanjian yang sesuai
dengan syariah. Bisa dikatakan juga bahwa asuransi syariah adalah suatu bentuk kegiatan saling memikul risiko di antara sesama manusia sehingga
antara satu dengan yang lain menjadi penanggung atas risiko yang lainnya.
b. Landasan Asuransi Syariah