b. Air tanah dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologi, karena
sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Namun,
kadar kimia air tanah dalam tergantung dari cara atau pengaliran air tersebut. Pada proses ini, mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga
mengubah kualitas air tersebut Slamet, J. 1994. c.
Mata air Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak berpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam Sutrisno, 2004.
2.3 Pengolahan air
Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan
terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan
yang mahirlengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut. Semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan, dan semakin
banyak ragam zat pencemar akan semakin banyak pula teknik-teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut. Oleh karena itu dalam praktik sehari-hari
maka pengolahan air adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan
Universitas Sumatera Utara
apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak. Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena
semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut Sutrisno, 2004.
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih di IPA Sunggal memerlukan unit-unit pengolahan. Unit-unit serta proses pengolahan air yang
terdapat di IPA Sunggal adalah sebagai berikut: 1.
Bendungan Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu
di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal. Untuk menampung air tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m sesuai dengan lebar
sungai dan tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan, dibuat sekat channel berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur
ketinggian air masuk ke intake. Bendungan dibuat dengan sistem melintang. 2.
Intake Intake
berfungsi untuk pengambilanpenyadap air baku. Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen saringan
kasar yang berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar 10 cm dan fine screen saringan halus yang berfungsi untuk mencegah
masuknya kotoran–kotoran maupun sampah berukuran kecil yang terbawa arus sungai 5 cm. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu ketinggian air
sluice gate dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan
Universitas Sumatera Utara
saringan dilakukan secara periodik dan manual untuk menjaga kestabilan air masuk.
3. Raw Water Tank RWT
Raw water tank atau bak air baku merupakan bangunan yang dibangun
setelah intake yang terdiri dari dua unit empat sel. Setiap unit berdimensi 50 m x 25 m, tinggi 5 m yang dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet
gate, sluice gate dan pintu bilas dua buah. Raw water tank berfungsi sebagai
tempat pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan sistem sedimentasi pengendapan alamiah. Di IPA Sunggal volume air
baku pada dua RWT memiliki ± 14.000 m
3
. Waktu pengendapan detention time untuk air baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang dari 15 menit agar
menghasilkan air baku dengan turbidity kekeruhan rendah. Tiap sel dalam raw water tank
dibersihkan sekali dalam empat bulan, dan dilakukan secara bergilir setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar proses pengolahan air terus berjalan,
karena pada saat melakukan pembersihan, sel Raw Water Tank ditutup, sehingga air baku dari intake tidak dapat masuk. Pembersihan sel Raw Water Tank
dilakukan pada malam hari secara manual dengan menggunakan nozle dan
dibuang ke lagoon.
Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut prechlorination
. Prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik, anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut alga dan membunuh spora
dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Raw Water Pump RWP
Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air
dari RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa adalah 110 ldetik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC
nominal 75 KW. 5.
Clearator Clarifier Bangunan clearator terdiri dari lima unit dengan kapasitas masing-
masing 400 ldetik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil clearator
dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter.
Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat
ketebalannya secara otomatis.
6. Filter
Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses
penyaringan flok-flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak tertahan lolos dari clearator. Filter yang dipakai di IPA Sunggal adalah sistem penyaringan
permukaan surface filter. Filter tersebut berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung secara paralel, menggunakan jenis saringan cepat rapid sand filter
berupa pasir silika dengan menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Filter ini berfungsi menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter.
7. Reservoir
Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah berdimensi 50 m x
40 m x 4 m yang berfungsi untuk menampung air minum air olahan setelah
Universitas Sumatera Utara
melewati media filter. IPA Sunggal mempunyai dua buah reservoir R1 dan R2 dengan kapasitas total 12.000 meter
3
. Reservoir berfungsi untuk menampung air bersih yang telah disaring melalui filter dan juga berfungsi sebagai
tempat penyaluran air ke pelanggan. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi
klor post chlorination yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen dan penambahan larutan kapur jenuh untuk menetralisasi pH air karena
dengan adanya kandungan alum dalam air akan membuat pH air bersifat asam. Kapur disalurkan dari saturator. Saturator adalah sebuah tabung besar yang
merupakan terminal larutan kapur untuk diinjeksikan ke air hasil olahan. Di PDAM Tirtanadi terdapat dua saturator yang dialirkan ke masing-masing
reservoir 1 dan reservoir 2.
8. Finish Water Pump FWP
Finish water pump FWP IPA Sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi
untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir distribusi cabang-cabang melalui pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi lima
jalur dengan kapasitas 150 literdetik. Air hasil olahan tersebut dapat didistribusikan bila air memenuhi syarat kualitas air. Untuk memastikan kualitas
air, perlu dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu mutlak diperlukan agar kualitas air bersih dapat dijamin sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492MENKESPERIV2010 yang meliputi aspek fisika, kimia dan mikrobiologi.
Universitas Sumatera Utara
9. Lagoon
Air buangan limbah cair dari masing-masing unit pengolahan dialirkan ke lagoon untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman
dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di IPA Sunggal dengan kapasitas 9.600 m
3
berdimensi 80 x 40 m. Lagoon terdiri dari tiga sel. Sel pertama adalah sebagai tempat lumpur. jika sel
telah penuh, lumpur akan disedot ke atas dan digunakan untuk menimbuh tanah sekitar lagoon. Air dari sel pertama ini akan dialirkan ke sel berikutnya yang
difiltrasi dengan batu bronjong. Air dari sel kedua ini difiltrasi lagi dengan batu bronjong ke sel ketiga pada tiap-tiap unit produksi, dibuang ke lagoon untuk
diproses lagi menjadi air bersih. Sehingga tidak ada air yang dibuang kembali ke badan air apabila sudah memasuki intake.
2.4 Syarat-syarat air minum