Kinetika Proses Ekstraksi HASIL DAN PEMBAHASAN

40

4.5. Kinetika Proses Ekstraksi

1 2 3 4 5 6 10 20 30 40 50 60 t menit -l n C s -C t C s Solven Metanol Solven Etanol Solven IPA Model untuk Solven Metanol Model untuk Solven Etanol Model untuk Solven IPA Gambar 4.6. Uji model ekstraksi orde 1 terhadap hasil percobaan 2 4 6 8 10 12 14 10 20 30 40 50 60 70 t menit t C t Solven Metanol Solven Etanol Solven IPA Model untuk Solven Metanol Model untuk Solven Etanol Model untuk Solven IPA Gambar 4.7. Uji model ekstraksi orde 2 terhadap hasil percobaan 41 Tabel 4.3. Persamaan linear laju ekstraksi orde 1 dan 2 Pelarut ekstraksi Persamaan linear R 2 Orde 1 Orde 2 Orde 1 Orde 2 Metanol Y= 0,0976 X Y = 0,106 X + 0,115 -2,255 0,9998 Etanol Y= 0,0789X Y = 0,1359 X + 0,325 -0,6748 0,9989 Isopropil Alkohol Y= 0,0889 X Y = 0,1686 X + 0,319 -0,0764 0,9993 Percobaan dilakukan dengan mensimulasikan proses ekstraksi kayu manis dengan menggunakan model orde satu dan orde dua. Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa proses ekstraksi kayu manis memenuhi model reaksi orde 2 dan ditunjukkan dari R 2 yang nilainya mendekati 1. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sayyar et al. 2009 yaitu ekstraksi minyak dari Jatropha seeds selama 8 jam dengan pelarut heksana dan petroleum eter . Hasil percobaan dimodelkan sebagai model orde 2 dan memberikan kurva linear dengan R 2 =0,9996. Dari persamaan linear laju ekstraksi orde 2 Tabel 4.3 diperoleh nilai k konstanta laju ekstraksi dari penggunaan pelarut metanol, etanol, isopropil alkohol masing-masing sebesar 0,098 , 0,057 , dan 0,089. Dari nilai k tersebut dapat dinyatakan bahwa laju ekstraksi dengan pelarut metanol dan isopropil alkohol berjalan lebih cepat dibandingkan penggunaan pelarut etanol. Yang et al. 2009 melakukan penelitian ekstraksi xylan dari jagung berbantu ultrasonik dan dimodelkan sebagai model orde 1 dan orde 2. Dari kurva linear diperoleh R 2 untuk model 1 dan 2 masing masing sebesar 0,70 dan 0,86. Hal yang sama juga ditunjukkan pada ekstraksi kayu manis berbantu ultrasonik yang dimodelkan sebagai model orde 1 Gambar 4.6, ternyata memberikan nilai R 2 yang kurang bagus Tabel 4.3.. 42

4.6. Ekstraksi Ultrasonik Dibandingkan dengan Ekstraksi Soxhlet