11
Teori yang kedua menyatakan bahwa suatu objek yang mengenai orbita dengan keras akan mengakibatkan daya yang menekan pada inferior orbital rim dan
seterusnya akan merusak dinding inferior orbital. Teori ini juga menjelaskan bagaimana fraktur
blow-in
terjadi. Fujino dan Makino menyokong teori ini. Mereka percaya bahwa penyebab utama mekanisme terjadinya fraktur adalah daya yang
mengenai orbital rim. Derajat peningkatan tekanan orbital kemudiannya yang menentukan jaringan orbital didorong ke dalam orbita atau ke sinus maksila.
13,14
2.2 Anatomi Dinding Orbital
Orbita dikatakan berbentuk piramidal, dengan apeks pada foramen optik, tetapi apabila sudut diantara dinding orbital tersebut membulat, strukturnya lebih jelas
terlihat seperti kon.
Gambar 2 : Gambaran skematis orbita sebagai struktur piramida Robert H. Mathog, M.D,
Maxillofacial trauma,
Williams Wilkins,
1984:320
Universitas Sumatera Utara
12
Basis orbital atau orbital rim pada bagian atas terdiri dari lengkung supraorbital dari tulang frontal, zigoma dan maksila dibawahnya; zigoma pada bagian
lateral, dan prosesus frontal maksila pada bagian medial. Dinding orbita ini merupakan tulang yang relatif tipis. Orbita kemudian terbagi lagi dalam empat
bagian: atap, dinding medial, dinding lateral dan lantai dinding inferior. Atap orbita hampir seluruhnya terdiri dari dataran orbital dari tulang frontal,
dan pada posteriornya terdiri dari
greater wing of sphenoid
. Dinding medial, yaitu dinding yang paling tipis terbentuk dari prosesus frontal maksila dan tulang lakrimal
yang sama-sama membentuk lekuk lakrimal. Di belakang crest lakrimal posterior adalah lamina papyracea tulang ethmoid yang sangat tipis dan
lesser wing of sphenoid
dan foramen optik. Dinding inferior yang berbentuk segitiga terdiri dari tulang zigomatik, prosesus orbital dari tulang palatinal dan sebagian besar dari dataran
orbital maksila yang terletak di anterior pada fisur orbital inferior. Bagian dari maksila ini merupakan bagian yang paling sering terlibat di fraktur
blow-out
pada dinding inferior orbital. Dinding lateral orbita pula terdiri dari prosesus frontal dari
zigoma dan tulang frontal pada anterior, serta
greater wing of sphenoid
pada posterior.
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 3 : Atap dari orbital Robert H. Mathog, M.D, Maxillofacial trauma, Williams Wilkins, 1984:321
Gambar 4 : Dinding medial orbital Robert H. Mathog, M.D, Maxillofacial trauma, Williams Wilkins, 1984:321
Plat orbital dari tulang frontal
Tulang sphenoid
Prosesus frontal dari maksila Lekuk lakrimal
Tulang lakrimal Lamina papyracea
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 5 : Dinding inferior orbital lantai orbital Robert H. Mathog, M.D, Maxillofacial trauma,
Williams Wilkins, 1984:322
Gambar 6 : Dinding lateral orbital Robert H. Mathog, M.D, Maxillofacial trauma, Williams Wilkins, 1984:322
Bola mata biasanya sedikit keluar dari orbital rim dan ianya terikat oleh ligamen Lockwood dari tuberkulum Whitnall yang terletak dibawah sutura
zigomatikofrontal pada dinding dalam orbital rim. Bola mata adalah relatif kuat dan
Lekuk infraorbital Prosesus orbital dari
tulang palatine Tulang zigoma
Plat orbital dari maksila
Tulang frontal greater wing of
sphenoid Prosesus frontal zigoma
Universitas Sumatera Utara
15
terisi dengan humor vitreous yang tahan terhadap tekanan. Kavitas orbital selebihnya terisi dengan lemak.
2.3 Klasifikasi Fraktur Dinding Orbital