menimbulkan kecemasan. Faktor presipitasi yang aktual mungkin adalah sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-faktor tersebut bekerja menghambat
usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari
dalam untuk menghindari kepedihan.
Teori Keluarga. Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.
Teori Biologis. Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator GABA juga mungkin
memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa
kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.
2.3 Faktor Presipitasi Kecemasan
Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan
terhadap sistem diri Laraia Stuart, 1998.
Ancaman Terhadap Integritas Fisik. Ancaman pada kategori ini meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistem imun, regulasi temperatur, perubahan
biologis yang normal seperti kehamilan dan penuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka trauma. Kecemasan dapat
timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi yang mempengaruhi integritas tubuh secara keseluruhan.
Ancaman Terhadap Sistem Tubuh. Ancaman pada kategori ini dapat
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan interpersonal di rumah, di tempat
kerja dan di masyarakat. Sumber eksternal dapat berupa kehilangan pasangan, orangtua, teman, perubahan status pekerjaan, dilema etik yang timbul dari aspek
religius seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau budaya. Ancaman terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan dilakukan sehingga akan
menghasilkan suatu kecemasan.
2.4 Tingkat Kecemasan
Peplau 1963, dikutip dari Laraia Stuart, 1998 mengidentifikasi empat tingkat kecemasan dan menggambarkan efek pada tiap individu sebagai berikut:
Tingkat Kecemasan Ringan. Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam tingkat ini seseorang lebih waspada dan lapangan persepsinya meningkat seperti melihat, mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat.
Tingkatan ini dapat memotivasi untuk belajar dan meningkatkan perkembangan
Universitas Sumatera Utara
seseorang. Pada tingkat ini, biasanya muncul tanda dan gerakan seperti: jantung berdebar, gelisah, lebih banyak bicara dari biasanya dan tangannya gemetar.
Tingkat Kecemasan Sedang. Seseorang pada tingkat ini, biasanya pikirannya
akan terfokus pada apa yang dilihatnya sesegera mungkin dan terhalangi dengan lingkungan luarnya. Lapangan persepsinya menurun seperti penglihatan,
pendengaran dan gerakan menggenggam berkurang. Pada tahap ini disertai tanda dan gerakan seperti mulut kering, anoreksia, badan bergetar, ekspresi wajah
ketakutan, gelisah, tidak mampu bersikap rileks, sukar tidur, dan banyak bicara disertai suara yang keras.
Tingkat Kecemasan Berat. Pada tingkat kecemasan yang berat, seorang individu
biasanya akan mengalami lapangan persepsi yang menyempit, lebih memperhatikan hal-hal yang spesifik dan tidak memikirkan hal yang lain.
Perilakunya ditunjukkan untuk mencapai ketenangan dan membutuhkan banyak bimbingan untuk memperhatikan keadaan. Tanda dan gejala yang muncul
biasanya seperti memainkan atau meremas jari, kecewa, tidak berdaya, merasa bodoh terhadap tindakan yang dilakukan dan merasa tidak berharga.
Panik. Tingkatan ini berhubungan dengan perasaan takut dan cemas. Pada
tingkatan ini hal yang spesifik tidak lagi proporsional karena seseorang telah kehilangan kontrol, tidak dapat melakukan hal-hal tertentu meskipun dengan
bimbingan. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, persepsi yang terdistorsi dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Disertai tanda dan gejala seperti perasaan jantung
Universitas Sumatera Utara
berdebar, penglihatan berkunang-kunang, sakit kepala, sulit bernafas, perasaan mau muntah, otot lebih terasa tegang dan tidak mampu melakukan apa-apa.
2.5 Tipe Kepribadian Pencemas