HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA KLIEN PRE OPERASI

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI

DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA

PADA KLIEN PRE OPERASI

Christianto Nugroho

  

Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

Pre operation represent an act that must be done before the operation of client. Period of Pre operation

represent a time when an increasing anxiety for client and his family. Lack of knowledge is able to trigger an

anxiety, the better the level of knowledge, can decreases anxiety and otherwise, the lack of knowledge would

increase the level of anxiety. The purpose of this study is to relation determine of family knowledge about pre

operation with the level of family anxiety at client pre operation in Seruni room RSUD Unit Swadana Pare

Kediri.

  Research design used cross sectional analytic that is research type that emphasizes at period of

measurement or observation of independent and dependent variable data only once at a time, with a population

of 23 people pre operation, use a purposive sampling technique, and samples amount to 22 people. Intake of

data use questionnaire conducted on 5 May - 20 May 2010. After the data were analyzed with Spearman rho test

with significance value α (0.05).

  The research results obtained that is ρ (0.009) <α (0.05) this means that Ho is rejected, H1 accepted so

there is a correlation between a family knowledge about pre operation with the level of family anxiety at client of

pre operation in Seruni Room RSUD Pare Unit Swadana Pare Kediri.

  From result of research, anxiety is influenced by knowledge or information, information is an important function in reducing the anxiety that can decrease anxiety.

  Key words: Knowledge, Anxiety Level, Pre operation

Latar Belakang saat peningkatan cemas bagi pasien dan keluarganya

Operasi atau pembedahan baik elektif maupun (Barbara C. Long, 1996).

  kedaruratan merupakan peristiwa kompleks yang Pada tahun 2008 jumlah klien pre operasi di menegangkan individu dengan masalah perawatan ruang seruni RSUD Unit Swadana Pare sebanyak 65 kesehatan yang memerlukan intervensi pembedahan klien/bulan. Pada bulan Januari - September 2009 biasanya menjalani prosedur pembedahan yang klien pre operasi sebanyak 210 orang dengan rata-rata dikenal dengan istilah keperawatan peri operatif. Kata tiap bulan 23 klien/bulan. Jumlah klien pre operasi ”perioperatif” merupakan suatu istilah gabungan yang tahun 2009 dari bulan Januari – September dibanding mencakup tiga fase pembedahan yaitu fase pra tahun 2008 cenderung menurun, hal ini dkarenakan operatif, intraoperatif, dan pasca operatif (Brunner & kapasitas Kamar Operasi (OK) yang terbatas karena Suddart, 2002). Banyak orang yang merasa cemas dalam proses perbaikan. Berdasarkan studi mendengar kata operasi, berbagai pemikiran pendahuluan pada bulan oktober 2009 melalui metode berkecamuk dalam benaknya, tidak saja bagi pasien tanya jawab oleh peneliti didapatkan dari 10 keluarga tetapi juga keluarga yang divonis memerlukan pra operasi didapatkan 7 keluarga (70%) menyatakan pembedahan sebagai jalan menyelesaikan masalah cemas bila salah satu keluarga dilakukan tindakan kesehatan yang diderita. Jika saja permasalahan biaya operasi, sebaliknya 3 keluarga (30%) menyatakan dan waktu tidak menjadi beban untuk berlangsungnya tidak cemas karena sudah sering menghadapi anggota operasi, karena periode sebelum operasi merupakan keluarga yang akan dioperasi. Dari hasil studi

  Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pre

40 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  Operasi Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga

  urnal Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  

41

  pendahuluan di ruang seruni RSUD Pare Kediri, pengetahuan tentang preoperasi sangat diperlukan untuk mengurangi kecemasan yang berlebih dan tidak beralasan. Mempersiapkan keluarga terhadap kejadian yang akan dihadapi oleh salah satu anggota keluarga yang akan dioperasi tersebut dan diharapkan keluarga bisa mengurangi kecemasannya (Anderson dan Mansur,1989).

  Keluarga dan klien yang belum mengetahui secara baik prosedur operasi (pembedahan) ini bisa menimbulkan kecemasan, hal ini dapat ditunjukan dengan tanda-tanda perilaku, marah, menangis, serta menarik diri (Tarwoto dan Wartonah 2004). Mereka akan menjadi cemas dan takut dan kadang mempunyai banyak pertanyaan yang tidak terjawab, kecemasan mereka bertambah saat pasien dirawat di rumah sakit dan segera dilakukan operasi, ketakutan yang biasanya di ekspresikan adalah ketakutan mengenai ketidaktahuan, ketakutan mengenai nyeri, ketakutan akan kematian (Brunner dan Suddarth, 2002). Kesuksesan tindakan operasi tergantung pada saat fase pra operasi. Fase pra operasi merupakan awal yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahap- tahap selanjutnya apabila terjadi kesalahan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap selanjutnya. Dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebih dan tidak beralasan akan mempersiapkan keluarga dan pasien secara emosional sehingga mengurangi kemungkinan masalah praoperatif (Brunner dan Suddarth, 2002)

  Kurang pengetahuan dan informasi serta adanya perasaan kehilangan akan keluarga yang disayangi dapat menimbulkan adanya kecemasan yang dialami keluarga (Johan Dedi Site, 2008).Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan (Depkes RI, 2002). Oleh karena itu untuk mengatasi diperlukan petugas kesehatan mempunyai peranan penting terhadap peningkatan pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude) keluarga akan membuat keluarga termotivasi untuk melakukan (praktice) segala prosedur pre operasi yang dianjurkan. Selain itu mengingat perlunya peran keluarga dalam melakukan prosedur pre operasi maka sebagai solusinya dari kurangnya pengetahuan tentang prosedur operasi tersebut agar keluarga tidak bersikap cemas perlu dilaksanakan bimbingan oleh perawat.

  Berdasarkan keadaan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil sebuah judul Hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang seruni RSUD unit Swadana Pare Kediri.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut “Adakah hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang Seruni RSUD unit Swadana Pare Kediri tahun 2010?”

  Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengetahui pengetahuan keluarga tentang pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

  b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga pada pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

  c. Menganalisis hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan padat klien pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

  Desain Penelitian

  Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian crossectional. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang pre operasi sebagai variabel bebas (independent) dan kecemasan keluarga pre operasi sebagai variabel tergantung (dependent). Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Mei sampai 20 Mei 2010 di ruang seruni RSUD unit Swadana Pare Kabupaten Kediri. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga pre operasi di Ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare-Kediri sebanyak 23 orang. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang ditetapkan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah dengan Berdasarkan diagram menunjukkan bahwa dari 22 cara peneliti melakukan pendekatan kepada keluarga responden yang diteliti usia tertinggi 8 responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai Responden. (36,4 ℅) dengan umur >40 tahun dan terendah 2 Data dikumpulkan untuk mengetahui tingkat responden (9,1 ℅) dengan umur <= 20 tahun. pengetahuan keluarga tentang Pre operasi. Instrumen kuesioner dengan menggunakan kuesioner tertutup

  B. Karakteristik Pendidikan Responden

  18,2%

  berjumlah 15 soal. Peneliti memberikan pertanyaan

  (4)

  pilihan ganda sehingga responden tinggal memilih

  40,9%

  pilihan jawaban yang telah disediakan.Sedangkan

  (9) 40,9%

  untuk mengetahui adanya tingkat kecemasan

  (9)

  digunakan instrumen koesioner HARS kepada responden sebagai subyek penelitian yaitu keluarga pasien pre operasi yang di rawat di ruang seruni RSUD Pare yang memenuhi kriteria sebagai

SD SMP SMA

  responden.Data tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dependen dengan memberikan pengetahuan pada dari 22 responden yang diteliti pendidikan yang keluarga tetang pre operasi terhadap tingkat tertinggi sebanyak 9 responden (40,9 ℅) tamat kecemasan keluarga pre operasi di Ruang Seruni SD dan 9 responden (40,9 %) tamat SMP, dan RSUD Pare. terendah 4 responden (18,2 %) tamat SMA. Setelah Data terkumpul dari hasil pengumpulan

  C. Karakteristik Pekerjaan Responden data, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penelitian yaitu analisis data. Berikut ini merupakan

  40,9%

  langkah – langkah analisa data yang meliputi :

  {9} 22,7%

  Editing, Coding, Scoring dan Tabulating. Kemudian

  36,4% (5)

  dilakukan analisis data berdasarkan kajian teori untuk (8) mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan, dengan menggunakan uji statistik spearman rank yang

  Tani Swasta Ibu rumah tangga

  dilakukan dengan komputer 11.0 for windows dengan dicari koefisien asosiasi dengan P value taraf signifikasi α 0.05 setelah data di masukkan kedalam

  Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa komputer nilai koefisien assosiasi ρ value kemudian dari 22 responden yang diteliti dapat diketahui dibandingkan dengan nilai α 0,05 koefisiensi sebagian besar responden (40,9 ℅) bekerja asosiasi ρ value ≤ α 0,05. swasta.

  Hasil Penelitian

  D. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah

  Data Umum

  Tidaknya Mendapat Penyuluhan

  A. Karakteristik Usia Responden 9,1%

  13,6% (2) (3) 36,4% 27,3% 86,4% (8) 27,3% (6) (6) (19) Pe rnah Tidak Pe rnah

  <= 20 Tahun 21 - 30 tahun 31 -40 Tahun > 40 Tahun Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pre

42 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  Operasi Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga

  Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui dari

  C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga 22 responden sebagian besar yaitu 19 responden Tentang Pre Operasi Dengan Tingkat (86,4 ℅) belum pernah mendapat pengetahuan Kecemasannya

  Tingkat Tingkat Kecemasan

  tentang pre operasi dan 3 responden (13,6 ℅)

  Pengetahuan pernah mendapat penyuluhan.

  Ringan Sedang Berat Total N (%) N (%) N (%) N (%) Data Khusus

  Baik 1 (4,5) 1 (4,5) 0 (0) 2 (9,1)

  A. Tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi

  Cukup 6 (27,3) 8 (36,4) 1 (4.5) 15 (68,2)

  di Ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri

  22,7% 9,1% Kurang 0 (0) 4 (18,2) 1 (4,5) 5 (22,7)

  (5) (2) Total 7 (31,8) 13 (59,1) 2 (9,1) 22 (100) : -0,546

  Coeffisien corelation 68,2%

  Significancy : 0,009 (15)

  Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 responden terdapat 1 (4,5%) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan

  Baik Cukup Kurang ringan dan 1 (4,5 %) responden dengan tingkat

  pengetahuan baik mangalami kecemasan sedang, Berdasarkan diagram diketahui bahwa dari 22 6 (27,3 %) responden dengan tingkat pengetahuan responden sebagian besar memiliki pengetahuan cukup mengalami kecemasan ringan, 8 (36,4 %) cukup yaitu 15 responden (68,2℅) ,5 responden memiliki pengetahuan cukup mangalami (22,7 %) memiliki pengetahuan kurang, 2 kecemasan sedang dan 1 (4,5 %) memiliki responden (9,1%) memiliki pengetahuan baik. pengetahuan cukup mengalami kecemasan berat, 4 (18,2 %) responden dengan tingkat pengetahuan

  B. Tingkat Kecemasan Keluarga Pre Operasi di kurang mengalami kecemasan sedang dan 1 (4,5 Ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri

  %) responden dengan pengetahuan kurang mengalami kecemasan berat Dari hasil uji statistik

  9,1%

  spearman rho hubungan pengetahuan keluarga

  31,8% (2)

  tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan

  (7) 59,1%

  keluarga pre operasi didapat ρ = 0,009 dengan

  (13)

  hubungan kedua variabel negatif dan sedang (corellation coefficient = -0,546) yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga pre

  Ringan S Sedang Berat

  operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pre operasi.. Berdasarkan diagram diatas diketahui dari 22 responden sebagian besar responden memiliki

  Pembahasan

  kecemasan sedang yaitu 13 responden (59,1 ℅), 2

  1. Pengetahuan keluarga tentang pre operasi responden (9,1 %) memiliki kecemasan berat.

  Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi didapat kategori tingkat pengetahuan dengan jumlah responden paling banyak adalah cukup baik yaitu 68,2 ℅.

  Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

43 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  urnal Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pre Operasi Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga

  penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik diantaranya faktor intrinsik itu adalah faktor usia, usia adalah umur individu yang merupakan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja, semakin tua usia seseorang tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih matang dibanding usia yang lebih muda. Sebagian besar umur responden adalah >40 tahun sebesar 36,4 ℅ (Tabel 4.1) . Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia seseorang. Diduga karena semakin matang usia seseorang maka semakin banyak pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2005).

  Dari hasil penelitian diatas didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup baik tentang pre operasi, menurut peneliti hal ini disebabkan karena mudahnya seseorang mendapatkan informasi yang meningkatkan pengetahuan seseorang tentang pre operasi.

  2. Kecemasan keluarga klien pre operasi Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa dari hasil penelitian tingkat kecemasan terdapat 59,1 ℅ mengalami kecemasan sedang.

  Kecemasan adalah kebigungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan hubungannya dengan perasaan tidak menentu dan berdaya (Suliswati, 2005). Menurut (Sigmun Freud, 1998) kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibagi menjadi 2 faktor yaitu Faktor internal yaitu usia, intelegensi, pendidikan; dan Faktor eksternal yaitu informasi dan lingkungan.

  Menurut (Nursalam dan Pariani, 2001) informasi merupakan fungsi untuk membantu mengurangi perasaan cemas. Dengan kata lain kecemasan tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan, kecemasan keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan salah satunya adalah faktor usia dan pendidikan. Makin tua umur makin bertambah proses berfikir dan pengalaman yang diperoleh menurut (I.G.K Wardani, 1996). Semakin tinggi pendidikan semakin semakin rendah kecemasan. Sehingga kecemasan keluarga tidak hanya berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang pre operasi tapi dapat disebabkan oleh faktor usia dan pendidikan yang dimiliki oleh keluarga.

  3. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan kecemasan keluarga Bedasarkan hasil penelitian diatas diperoleh dari 22 responden, 1 (4,5%) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan ringan dan 1 (4,5%) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan sedang, 6 (27,3%) responden dengan tingkat pengetahuan cukup mengalami kecemasan ringan, 8 (36,4%) memiliki pengetahuan cukup mangalami kecemasan sedang dan 1 (4,5%) memiliki pengetahuan cukup mengalami kecemasan berat, 4 (18,2%) responden dengan tingkat pengetahuan kurang mengalami kecemasan sedang dan 1 (4,5 %) responden dengan pengetahuan kurang mengalami kecemasan berat.

  Dari hasil uji statistik spearman rho hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengantingkat kecemasan keluarga pre operasi didapat ρ = 0,009 dengan hubungan kedua variabel negatif dan sedang (corellation coefficient – 0,546) yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pre operasi.

  Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar lain menganggap kecemasan sebagai dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk manghindari kepedihan (Stuart and Sudeen, 1999), sehingga menimbulkan pengetahuan baru bahwa subjek tertentu atau dengan kata lain kecemasan dapat dihindari dengan berguru pada pengalaman. Pengalaman merupakan suatu cara atau upaya untuk memperoleh pengetahuan dalam memecahkan masalah.

  Kecemasan dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi, informasi merupakan fungsi penting dalam mengurangi kecemasan menurut (Nursalam dan Pariani, 2001). Dengan kata lain kecemasan keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga, semakin tinggi pengetahuan maka semakin rendah kecemasan yg

44 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

DAFTAR PUSTAKA

  Friedman dan merilyn. (1998). Keperawatan Keluarga,Teori dan Praktek.Ed 3.Alih Bahasa oleh Ina Debora. Jakarta : EGC

  Renika Cipta

  R.I.Depkes. (2001). Tenaga Kesehatan. Jakarta Santoso. (2008). Persiapan Pra Bedah. Jakarta :

  Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

  Salemba Medika Nursalam dan Pariani,S. (2001). Pendekatan Praktek

  Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Keperawatan Bandung. Notoatmodjo,S. (2005). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Reineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta.

  Pasien. Jakarta : EGC Long C.Barbara. (1996). Keperawatan Medikal Bedah, Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.

  Bandung : Citra Aditya Bakti Lilis dan tailor. (1999). Stres dan Kecemasan Pada

  Komala Wati,Veronika, S.H.MM. (1999). Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapiutik.

  Imam, Soko,Tanto. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga. Malang : Bantara Medika

  Gallo dan Hundak. (1997). Keperawatan Keluarga Kritis.Vol 1.Alih Bahasa Alleni dkk. Jakarta: EGC

  urnal Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  

45

  4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya keterbatasan peneliti disarankan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan teknik pengambilan data ditempat lain dengan responden yang memadai sehingga diperoleh data yang lebih valid dan penelitian yang benar.

  3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan atau informasi mengenai pre operasi sehingga baik klien maupun keluarga kecemasaannya menurun.

  2. Bagi Profesi Keperawatan Dianjurkan untuk meningkatkan penyuluhan atau informasi dengan bahasa yang mudah dan memberikan motivasi keluarga pre operasi untuk memberikan lingkungan yang kondusif.

  1. Bagi Responden Disarankan agar untuk menambah pengetahuan dan informasi yang dapat menekan kecemasan yang dirasakan keluarga dalam menghadapi klien pre operasi.

  Saran

  3. Analisis data yang dilakukan dengan uji statistik spearman rho diperoleh hasil signifikan (ρ) 0,009 dengan nilai kemaknaan (α) 0,05 dengan demikian ρ < α yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri.

  2. Tingkat kecemasan yang dialami keluarga sebesar 59.1% mengalami kecemasan sedang, 31,8% mengalami kecemasan ringan dan 9.1% mengalami kecemasan berat dipengaruhi karena adanya banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan yakni faktor internal : Umur, intelegensi, pendidikan dan faktor eksternal informasi dan lingkungan.

  1. Tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi pada responden dengan pengetahuan cukup 68,2℅, kategori pengetahuan kurang sebanyak 22,7% dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yakni factor internal : pendidikan, usia, pekerjaan, informasi.

  Kesimpulan

  dialami dan sebaliknya jika semakin rendah pengetahuan maka semakin tinggi kecemasan yang dialami. Oleh karena itu diharapkan bagi keluarga klien pre operasi untuk meningkatkan pengetahuan dengan membaca buku, leafleat atau dengan cara mencari informasi kepada petugas kesehatan/dokter mengenai pre operasi.

  Brunner dan suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Stuart dan Sudeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Tamsuri, Anas. (2008). Riset Keperawatan Bagi Jiwa.Ed 3. Alih Bahasa oleh Achir Yani. Jakarta : Pemula Akper Pamenang EGC Tomb.A. David. (2004). Buku Saku Psikiatri.Ed.6.

  Suprayitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Alih Bahasa oleh Martina Winien. Jakarta : EGC Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

  Wartonah dan Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Tamsuri, Anas. (2006). Komunikasi Dalam Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :

  Keperawatan. Jakarta : EGC Salemba Medika

  Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pre

46 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  Operasi Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga

Dokumen yang terkait

Keywords: Health Promotion, Posyandu Elderly, Livelines Latar Belakang - PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA (Studi Eksperimental di Dusun Paron II, Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem)

0 0 7

HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA 16-18 TAHUN (Studi Analitik Di SMA Negeri 2 Pare)

0 0 7

MANFAAT SUSU KEDELAI SEBAGAI TERAPI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS (Study eksperimental di poli penyakit dalam RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2010)

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERALATAN RUMAH TANGGA BERBAHAN MELAMIN TERHADAP PEMANFAATANNYA (Studi Analitik Di RW 03 RT 01 Dusun Gadungan Desa Nobo Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri)

0 0 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGOBATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMERIKSAAN RUTIN (Studi Analitik Di Poli Penyakit Dalam RSUD Pare–Kediri Tahun 2010

0 1 6

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA (Study Quasy Experiment Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang di Kediri Tahun 2010)

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE PADA KESEHATAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN HANDPHONE PADA REMAJA

0 0 6

61 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTION TERHADAP KEPATUHAN PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA

0 1 7

47 HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN RESIKO CEDERA KHUSUSNYA JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH

0 0 7