Grafik batang Bentuk Grafik

Belajar Efektif Geografi 2 untuk SMAMA Kelas XI 79 Contoh lain dalam penggunan grafik batang adalah dalam menyusun komposisi penduduk. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam menyusun komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, kita akan mendapatkan tiga bentuk piramida. Ketiga bentuk piramida itu pada dasarnya adalah grafik batang dalam versi lain. Adapun ketiga bentuk piramida tersebut adalah sebagai berikut. Gambar 2.9 Piramida penduduk berbentuk expansive 8 6 4 2 2 4 6 8 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85 + Umur • Piramida berbentuk expansive kerucut Piramida yang berbentuk kerucut menandakan kelompok usia muda lebih banyak dari kelompok usia tua. Hal ini disebabkan tingkat kelahiran masih tinggi, sementara tingkat kematian mulai rendah. Komposisi penduduk yang berbentuk piramida kerucut ini biasanya berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Gambar 2.10 Piramida berbentuk constrictive Umur 85+ 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 6 4 2 0 2 4 6 • Piramida berbentuk constrictive guci terbalik Piramida seperti guci yang terbalik memiliki arti kelompok usia tua lebih banyak daripada kelompok usia muda. Kelompok usia tua adalah manusia yang berumur di atas 60 tahun, dan kelompok usia muda adalah orang yang berumur antara 0–19 tahun. Piramida yang berbentuk constrictive ini terjadi di negara- negara yang sudah tua seperti Amerika Serikat dan Norwegia dan negara-negara lainnya di Eropa. 80 Belajar Efektif Geografi 2 untuk SMAMA Kelas XI Gambar 2.12 Komposisi mata pencaharian di desa X pada tahun 2002 Tani Dagang PNS Lain-lain • Piramida berbentuk stationary Piramida stationary berbentuk seperti granat, yang memiliki arti kelompok usia tua dengan kelompok usia muda hampir sama. Tingkat kelahiran dan kematian hampir seimbang. Ini terjadi di negara-negara yang sudah maju seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda. 6 4 2 2 4 6 Gambar 2.11 Piramida penduduk berbentuk stationary Jadi, dari ketiga bentuk piramida itu kita dapat melihat penyajian data demografi dengan cara menggunakan grafik batang, walaupun bentuk piramida itu adalah grafik batang yang divariasikan. Dalam contoh kita lihat grafik batang yang menegakvertikal, sedangkan dalam piramida penduduk berbentuk horizontal. Itu sama saja, yang terpenting data yang kita miliki bisa tersampaikan dengan baik, dimengerti pembaca, dan tidak mengganggu estetika.

c. Grafik pie

Grafik pie adalah grafik yang berbentuk lingkaran, sehingga data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk visual. Biasanya data yang bisa ditampilkan dalam grafik ini adalah data yang hanya menampilkan persentase perbandingan suatu peristiwa saja. Misalkan kita akan menginformasikan data geografis jenis mata pencaharian penduduk di suatu wilayah pada tahun penghitungan tertentu. Tentu sangat bagus data tersebut ditayangkan melalui bentuk visual grafik pie. Contoh: Penduduk desa X pada tahun 2002 berjumlah 1.000 orang. Dari jumlah itu, 450 orang bermata pencaharian bertani, 350 orang berdagang, 150 orang PNS, dan 50 orang lain- lain. Jika ditayangkan dalam bentuk visual, kita akan mendapat gambar grafik pie yang berbentuk lingkaran. Gambar grafik pie dari data di atas adalah sebagai berikut. Umur 85+ 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 Belajar Efektif Geografi 2 untuk SMAMA Kelas XI 81 Dari grafik pie di atas tampak bahwa irisan mata pencaharian tani lebih besar dari yang lainnya. Kemudian disusul oleh dagang, PNS, dan terakhir pekerjaan lain-lain yang tidak jelas identitas-nya, mungkin kelompok ini bekerja serabutan.

3. Bentuk Peta

Selain grafik dan tabel yang bisa digunakan untuk menginformasikan peristiwa demografi, peta juga bisa dijadikan media. Sebagai contoh, untuk menyatakan kepadatan penduduk di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia dapat kita buat visualnya dengan cara mengarsir atau mewarnai kawasan tertentu dengan cara atau warna yang berbeda. Contoh: Pada tahun 2000, ada lima kawasan di Indonesia yang dikategorikan padat penduduknya, yaitu Sumatra Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara. Jika kita ganti data di atas ke dalam sebuah peta kepadatan, maka hasilnya sebagai berikut. Peta kepadatan penduduk Indonesia tahun 2000 Jadi sekali lagi, apa pun tujuan kita dalam mengilustrasikan sebuah peristiwa demografi, bisa divisualkan lewat arsiran atau warna yang berbeda di atas peta kawasan tertentu. Arsiran yang berbeda arah dan caranya pada peta bisa mewakili berbagai muatan peristiwa demografi, begitu juga dengan warna yang berbeda-beda dapat mewakili berbagai fenomena demografi. 1. Masukkan data di bawah ini ke dalam bentuk tabel Pada tahun 2000, Pulau Jawa yang mempunyai luas keseluruhan sebesar 132.186 km 2 atau sekitar 6,89 luas seluruh Indonesia, memiliki jumlah penduduk 120.429.331 atau sekitar 59,19 jumlah penduduk seluruh Indonesia yang tersebar Sumber: BPS, 2000 Gambar 2.13 Penyajian data demografi dengan menggunakan peta Latihan 2.5