1. Pasang Surut
Pasang surut adalah proses naik turunnya paras laut sea level secara berkala yang ditimbulkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa,
terutama matahari dan bulan, terhadap massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya jauh lebih
dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut
adalah 2,2 kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari. Fenomena ini memberikan kekhasan karakteristik pada kawasan pesisir dan lautan, sehingga
menyebabkan kondisi fisik perairan yang berbeda-beda. Dahuri et al, 1996 dan Triatmodjo, 1999 diacu dalam DKP, 2006.
Permasalahan mengenai kondisi pasut di Indonesia sangat penting artinya bagi Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km, untuk
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan laut atau pantai seperti pelayaran antar pulau, reklamasi pantai dermagapelabuhan dan pemecah ombak, budidaya laut,
pencemaran laut dan pertahanan nasional. Ongkosongo dan Suyarso, 1989 diacu dalam DKP, 2006. Pergerakan pasang surut suatu daerah memegang peranan
sangat penting dalam mempertahankan sumberdaya alam seperti terumbu karang, mangrove, lamun, daerah estuaria dan sebagainya. Selain pengaruh arus, pasang
surut juga berperan dalam mempengaruhi pergerakan berbagai bahan pencemar seperti polutan kimia, limbah organik, minyak dan lain-lain.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh Dishidros diacu dalam DKP 2006, diperoleh konstanta pasut di gugusan Kepulauan Anambas sebagaimana
yang ditunjukkan pada Tabel 12 di bawah ini. Berdasarkan data ini diperoleh bilangan Formzal sebesar 3,58 dan merupakan tipe pasut tunggal diurnal, yakni
dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
Tabel 12 Konstanta pasang surut Tarempa Kepulauan Anambas
Konstanta Pasut
M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4 Z0
a cm 16
3 4
1 38
30 13
1 110
g cm 114
79 182
79 11
50 11
195 121
- Sumber: Dishidros Tahun 2003, diacu dalam DKP 2006
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan amplitudo pasut KI dan O1 komponen diurnal tides akibat pengaruh matahari lebih besardominan yakni 38
cm dan 30 cm dibandingkan amplitudo M2 dan S2 komponen semi-diurnal tides akibat pengaruh bulan yakni 16 cm dan 3 cm. Komponen inilah yang
mempengaruhi tipe pasang surut di perairan ini. Selain itu pasut di daerah ini juga sangat dipengaruhi oleh aliran massa air dari Samudera Pasifik yang melalui
perairan Laut Cina Selatan. Grafik peramalan pasut di perairan Tarempa dapat dilihat pada Gambar 11.
Sumber: DKP 2006
Gambar 11 Grafik hasil peramalan pasang surut perairan Tarempa Kepualauan Anambas.
2. Karakteristik Gelombang