14 c.
Lamanya pemberian antibiotika harus menjamin musnah total penyebab infeksi sehingga tidak mungkin penyakit infeksi kambuh lagi, kambuhnya
infeksi ditentukan oleh daya tahan mikroorganisme terhadap sistem pertahanan tubuh dan mekanisme resistensi mikroorganisme terhadap
antibiotika Wattimena, et al., 1991.
2.8.4 Kegagalan Terapi Antibiotika
Terapi antibiotika dinilai gagal bila tidak berhasil menghilangkan gejala klinik atau infeksi kambuh lagi setelah terapi dihentikan. Kesalahan yang lazim
dibuat pada terapi antibiotika yang dapat menggagalkan terapi pada dasarnya berkisar pada salah pilih antibiotika, salah pemberiaan atau penggunaan
antibiotika, danatau resistensi mikroorganisme. Faktor lain yang menggagalkan terapi antibiotika ialah resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika yang
digunakan dan terjadinya super infeksi Wattimena, et al., 1991.
2.9 Penggunaan Antibiotik Pada Anak-Anak
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat baik dalam hal indikasi, maupun cara pemberian akan merugikan penderita serta akan memudahkan terjadinya resistensi
terhadap antibiotik dan dapat menimbulkan efek samping. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah dosis obat yang tepat bagi anak-anak, cara pemberian,
indikasi, kepatuhan, jangka waktu yang tepat dan dengan memperhatikan keadaan patofisiologi pasien secara tepat, diharapkan dapat memperkecil efek samping
yang akan terjadi Prest, 2003.
2.9.1 Jenis Obat
Menurut Permenkes No. 02.02Menkes068I2010, obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku
15 standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya dan obat paten adalah
obat yang masih memiliki hak paten Permenkes RI, 2010.
2.9.2 Bentuk Sediaan Obat
Bentuk sediaan obat adalah bentuk sediaan farmasi yang mengandung zatbahan berkhasiat, bahan tambahan, dengan dosis serta volume dan bentuk
sediaan tertentu, langsung dapat digunakan untuk terapi Joenoes, 2001.
2.9.2.1 Obat Bentuk Sediaan Cair
Obat bentuk sediaan cair dapat diberikan untuk obat luar, obat suntik, obat minum dan obat tetes seperti larutan, suspensi, emulsi, sirup dan injeksi Joenoes,
2001.
2.9.2.2 Obat Bentuk Sediaan Setengah Padat
Obat bentuk sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi
sebagai pelindung kulit seperti salep, krim dan pasta Joenoes, 2001.
2.9.3.3 Obat Bentuk Sediaan Padat
Obat bentuk sediaan padat merupakan sediaan dengan sistem unitdose mengandung dosis tertentu dari satu atau beberapa komponen obat seperti tablet,
kapsul, pulvis pulveres atau puyer dan pil Joenoes, 2001.
2.10 Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien Permenkes, 2008. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang–kurangnya memuat identitas pasien, tanggal dan waktu, hasil
16 anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, diagnosis, rencana
penatalaksanaan, pengobatan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan persetujuan
tindakan bila diperlukan. Sedangkan isi rekam medis rawat inap meliputi semua isi rekam medis rawat jalan dan dilengkapi juga dengan catatan observasi klinis
dan hasil pengobatan, ringkasan pulang, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
Permenkes, 2008.
2.11 Rumah Sakit