Peramalan Jumlah Angkatan Kerja Di Kota Binjai Pada Tahun 2014-2017

(1)

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA

BINJAI PADA TAHUN 2014-2017

TUGAS AKHIR

CLARA SHINTA 122407116

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA

BINJAI PADA TAHUN 2014-2017

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang peranan penting, tanpa data tersebut tidaklah mungkin program pembangunan dapat direncanakan dan dilaksanakan. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor kekuatan manusia merupakan unsur yang penting dalam pembangunan. Di Indonesia, dewasa ini dibutuhkan sekali data mengenai jumlah tenaga kerja dari aspek kualitas maupun kuantitas.

Angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah akan mengalami peningkatan jumlah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang telah memasuki usia kerja. Penduduk Indonesia termasuk ke dalam golongan struktur umur muda yaitu sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur yang membutuhkan pekerjaan, di mana pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat dengan pesat. Persebaran angkatan kerja yang tidak merata, tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja yang memadai sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja, di pulau Jawa lapangan pekerjaan tidak seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang terus bertambah sehingga jumlah pengangguran di daerah lain ataupun pedesaan khususnya semakin meningkat bersamaan pertambahan penduduk tiap tahun.

Seperti negara-negara berkembang lainnya, Indonesia juga mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dari tahun ke tahun berikutnya. Pertumbuhan penduduk yang pesat membawa akibat pada tingkat pertumbuhan angkatan kerja, tidak hanya tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang berubah tetapi perubahan juga terjadi pada tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja ini disebut dengan tingkat


(4)

partisipasi angkatan kerja, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor demografi, sosial, dan ekonomi. Faktor-faktor ini antara lain adalah umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal dan pendapatan.

Salah satu persoalan yang dihadapi dibidang ketenagakerjaan dewasa ini antara lain adalah masih rendahnya kualitas (mutu) tenaga kerja Indonesia ditinjau dari segi pendidikan, keahlian maupun keterampilan. Hasil sensus 1980 memberikan gambaran yang kurang menggembirakan di mana 88,2% angkatan kerja berpendidikan minimal SD, 5,2% berpendidikan SLTP, 5,7% berpendidikan SLTA dan hanya 0,9% akademis/perguruan tinggi. Mutu tenaga kerja yang rendah memberikan indikator rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibidang sumber daya alam dan jumlah tenaga kerja, tetapi keunggulan yang komparatif ini belum menjadi kekuatan efektif karena mutu tenaga kerja yang rendah. Mutu tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui 3 (tiga) jalur utama:

1. Jalur pendidikan formal merupakan jalan yang paling efektif untuk meningkatkan mutu tenaga kerja. Melalui pendidikan dapat dibentuk dan dikembangkan kepribadian, bakat, sikap mental, pengetahuan, kecerdasan, kreatifitas dan daya analisa.

2. Jalur latihan kerja merupakan subsistem dari sistim pendidikan yang menekankan pada keterampilan atau profesionalisme dan yang selalu berkaitan dengan dunia kerja dan persyaratan kerja.

3. Jalur pengalaman kerja merupakan tenaga kerja bermutu yang siap pakai bagi suatu perusahaan hanya dapat di hasilkan dan di kembangkan pada perusahaan itu sendiri melalui pengalaman kerja setelah terlebih dahulu melalui pendidikan formal dan latihan kerja untuk pembinaan profesionalisme.

Peningkatan kualitas tenaga kerja dan penduduk umumnya melalui ketiga jalur di atas, pemerintah juga berusaha meningkatkan motivasi, disiplin dan etika kerja, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi dan kesehatan pemukiman. Oleh karena itu, Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di perlukan untuk dapat menyusun perencanaan ketenagakerjaan serta untuk dapat menanggulangi masalah


(5)

pengangguran, dimana proyeksi angkatan kerja ini tidak bisa terlepas dari perkembangan jumlah penduduk.

Untuk mengetahui jumlah angkatan kerja di Kota Binjai maka diperlukan perhitungan dan data yang diambil dalam setiap tahun. Maka, pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memberikan judul: “Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di Kota Binjai Pada Tahun 2013-2016.”

1.2 Perumusan Masalah

Masalah di Kota Binjai adalah berapa banyaknya jumlah angkatan kerja, karena di Kota Binjai khususnya penduduk berada dalam golongan struktur umur muda yang sudah harus membutuhkan pekerjaan. Pentingnya data mengenai angkatan kerja sehingga perencanaan program pembangunan dapat dilaksanakan, maka diperlukan untuk memproyeksikan angkatan kerja tersebut. Peramalan ini dipergunakan bertujuan agar data yang telah diperoleh dapat membuat pembangunan berjalan dengan lancar yaitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru dimana penduduk yang berada pada golongan angkatan kerja sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya, sehingga dengan kata lain pemerintah telah memgurangi jumlah pengangguran di Indonesia dan tujuan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah hanya untuk meramalkan jumlah Angkatan Kerja di Kota Binjai pada tahun 2014-2017 yang diantaranya jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas, tingkat partisipasi angkatan kerja.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Meramalkan jumlah angkatan kerja di Kota Binjai pada tahun 2014-2017. 2. Mengetahui tingkat partisipasi angkatan kerja dari jumlah lapangan


(6)

Manfaat dari penelitian ini dapat menambah wawasan mahasiswa dalam bidang ketenagakerjaan khsusnya di Kota Binjai.

1.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Jl. Gagak Hitam.

1.6 Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode Analisis Deret Berkala yang bertujuan untuk menggambarkan perkembangan dan peramalan suatu kegiatan khususnya di bidang Ketenagakerjaan di Kota Binjai. Adapun metode pendukung lainnya yakni metode Semi Average yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan nilai suatu variabel dari waktu ke waktu, juga dapat digunakan untuk meramal nilai suatu variabel tersebut pada suatu waktu tertentu. Rumus yang digunakan dalam metode Analisis Deret Berkala yakni:

= + Keterangan:

Y = data berkala (time series)/taksiran nilai trend. = nilai trend pada tahun dasar.

b = rata-rata pertumbuhan nilai trend tiap tahun. X = variabel waktu (hari, minggu, bulan atau tahun).

Dan rumus untuk metode semi average yakni: = + Keterangan:

Y = data berkala (time series)/taksiran nilai trend. = rata-rata kelompok x.


(7)

KR = perubahan nilai variabel setiap tahun/kenaikan rata-rata.

1.7 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Analisis Deret Berkala, dan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Studi kepustakaan

Merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh ilmu ataupun rumus-rumus yang dapat digunakan untuk mencari model Analisis Deret Berkala dari data yang telah diperoleh serta dapat membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara. Data sekunder tersebut adalah data yang diperoleh dari buku referensi Badan Pusat Statistik yang dijadikan sebagai data pendukung tugas akhir. Data yang dikumpulkan tersebut diatur/disusun dan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka yang diperlukan, dengan tujuan mendapatkan gambaran jelas tentang data tersebut.

3. Pengolahan Data

Peramalan jumlah angkatan kerja dilakukan dengan pengolahan data menggunakan metode deret berkala berdasarkan tahun 2014-2017.


(8)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Angkatan Kerja

Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta–fakta lain mengenai angkatan kerja. Misalnya: apakah para penduduk muda (young population) berusia terlalu muda untuk memasuki angkatan kerja, hingga belum bisa mendapatkan pendidikan yang relatif cukup tinggi. Kemudian berapa banyak penduduk tua (old population) dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja setelah usia pensiun.

Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15–64 tahun. Tetapi kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (hasil sensus penduduk 1971 dan 1980). Jadi, tenaga kerja (man power) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk 1971, 1980 dan1990). Namun sejak penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung dari tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari dua golongan yaitu:


(9)

1. Angkatan Kerja yang Bekerja

a. Kelompok yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.

b. Kelompok yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi termasuk pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang bekerja dalam keahlian.

2. Angkatan Kerja yang Mencari Pekerjaan

a. Kelompok yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari/mendapatkan pekerjaan.

b. Kelompok yang bekerja pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.

c. Kelompok yang dibebastugaskan dana sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari yaitu:

1. Sekolah bagi kelompok orang yang kegiatannya hanya bersekolah.

2. Mengurus rumah tangga adalah untuk yang kegiatannya hanya mengurus rumah tangga mendapat upah.

3. Penerimaan pendapatan adalah untuk yang tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.

4. Lainnya adalah yang hidupnya tergantung pada orang lain karena usia lanjut, lumpuh, dungu, dan sebagainya.


(10)

2.1.1 Jenis Pekerjaan

Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan seringkali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam kerja untuk mengetahui dimana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal maupun mobilitas pekerjaan dengan menghubungkan jenis pekerjaan pada tahun-tahun sebelumnya. Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis pekerjaan ini dibagikan dalam delapan golongan yaitu:

1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain. 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.

3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan itu.

4. Tenaga penjualan. 5. Tenaga usaha.

6. Tenaga usaha pertanian.

7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan.

2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang bekerja atau mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat di katakan bahwa penduduk usia kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah tangga dan lainnya. Dengan demikian angka TPAK di pengaruhi oleh faktor sosial ekonomi maupun faktor demografis. Beberapa faktor demografis yang dianggap penting pengaruhnya terhadap TPAK adalah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan status perkawinan.


(11)

Masalah yang lebih sering dihadapi adalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut:

1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

2. Pengangguran tidak kentara di dalam angkatan kerja dikategorikan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebenarnya disebut pengangguran jika dilihat dari segi produktifitasnya.

3. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

2.1.3 Status Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angakatan Kerja

Klasifikasi status pekerjaan tahun 1971 tidak mengalami perubahan hingga tahun 2000 dan tampaknya untuk periode seterusnya dibandingkan dengan klasifikasi lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami penyesuaian. Dengan demikian analisis perubahan atau status pekerjaan maupun pertumbuhannya mudah dilakukan. Status/kedudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja dibagi empat golongan yaitu:

1. Pengusaha tanpa buruh adalah pengusaha yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan atas risiko/tanggungan sendiri tidak memakai buruh yang dibayar atau hanya anggota rumah tangga dengan membayar upah.

2. Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu oleh salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.


(12)

3. Buruh/pekerja adalah pekerja yang bekerja dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang.Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

2.1.4 Lapangan Pekerjaan

Menurut Chris Manning (1983) analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya. Lapangan pekerjaan/usaha adalah kegiatan dari usaha/perusahaan /instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan pekerjaan/usaha ini dibagi dalam sepuluh golongan yaitu:

1. Pertanian, perburuan, kehutanan, dan perikanan. 2. Pertambangan dan penggalian.

3. Industri pengolahan. 4. Listrik, gas dan air. 5. Bangunan.

6. Perdagangan, rumah makan dan hotel. 7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.

8. Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak. 9. Jasa–jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi. 10.Kegiatan yang tidak/belum jelas.

2.2 Pengertian Analisis Deret Berkala

Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, dsb). Serangkaian nilai-nilai variabel yang disusun berdasarkan waktu. Serangkaian data yang terdiri dari variabel Yi yang merupakan serangkaian hasil observasi dan fungsi dari variabel


(13)

Xi yang merupakan variabel waktu yang bergerak secara seragam dan ke arah yang sama, dari waktu yang lampau ke waktu yang mendatang.

2.2.1 Komponen Deret Berkala Empat Komponen Deret Berkala:

1. Trend Sekuler, yaitu gerakan yang berjangka panjang, lamban seolah-olah alun ombak dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau menurun.

2. Variasi Musim, yaitu ayunan sekitar trend yang bersifat musiman serta kurang lebih teratur.

3. Variasi Sikli, yaitu ayunan trend yang berjangka lebih panjang dan agak lebih tidak teratur.

4. Variasi Random/Residu, yaitu gerakan yang tidak teratur sama sekali.

2.2.2 Pengolahan Data Analisis Deret Berkala

Data kuantitatif deret berkala merupakan bahan analisis trend sekuler, variasi musim (seasonal), dan variasi siklikal. Pada hakekatnya, pengolahan dan penyesuaian data harus dilakukan sebelum data tersebut digunakan untuk tujuan analisis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengguna data harus memperhatikan beberapa permasalahan:

1. Variasi Penanggalan

Pada umumnya, setahun dianggap memiliki 365 hari. Meskipun satu tahun terdiri dari 12 bulan, setiap bulan dapat memiliki jumlah hari yang berbeda yang bervariasi antara 28 sampai dengan 31 hari. Sebelum data time series digunakan untuk tujuan analisis, pengguna data wajib mengadakan penyesuaian terhadap jumlah hari dalam bulan atau jumlah hari kerja


(14)

dalam bulan. Data tentang konsumsi, penjualan, dan sebagainya umumnya disesuaikan atas dasar jumlah hari dalam satu bulan.

Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi angka konsumsi bulanan atau angka penjualan bulanan dengan jumlah hari dalam satu bulan yang bersangkutan agar diperoleh angka konsumsi atau penjualan per hari. Sebaliknya, jika kita ingin angka-angka konsumsi bulanan tersebut tidak berubah, maka angka konsumsi harian yang diperoleh harus dikalikan dengan jumlah hari rata-rata perbulan sebanyak 365/12 = 30,4167 hari.

2. Perubahan Harga

Dalam banyak kasus, data deret berkala terdiri dari angka-angka nilai produksi. Jika menggunakan deret berkala untuk menganalisis perubahan fisik yang bebas dari pengaruh fluktuasi harga, data kuantitatif tersebut harus dideflasikan dengan indeks harga yang sesuai sebelum dapat digunakan untuk tujuan analisis. Deret berkala tentang penjualan, pendapatan, ongkos bahan mentah dan sebagainya, harus dideflasikan agar fluktuasinya bebas dari perubahan harga-harganya. Proses deflasi penting sekali mengingat angka-angka nilai produksi yang meningkat kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga, sedangkan jumlah fisiknya mungkin saja konstan bahkan menurun.

3. Perubahan Penduduk

Ada kalanya, ingin mengetahui fluktuasi produksi per kapita atau konsumsi per kapita. Dalam hal demikian, angka-angka produksi atau konsumsi harus dibagi dengan jumlah penduduk. Angka per kapita sedemikian itu sebenarnya telah memasukkan unsur perubahan penduduk didalamnya. Perhitungan per kapita tersebut penting sekali karena produksi bisa saja menunjukkan gerakan meningkat, tetapi perkapitanya menurun jika kenaikan jumlah penduduk lebih cepat di banding kenaikan produksinya.


(15)

Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis, seharusnya betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu dilakukan penelitian terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa sumber yang berbeda. Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang sama oleh beberapa sumber, perlu disesuaikan sebelum data tersebut digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua sumber yang berbeda dimana keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu produksi “sikat”. Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai gabungan perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat sebagai gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.

Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series (Y) merupakan gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Y = T x C x S x I

Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu

“trend (T), cyclus (C), seasonal (S) dan irregular (I)”.

2.2.3 Trend Sekuler

Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang mengikuti “gerakan trend

sekuler” dapat disajikan dalam bentuk:

1. Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan nonlinier. 2. Gambar/grafik yang dikenal dengan garis/kurva trend, baik garis lurus

maupun lengkung. 2.2.4 Trend Linier

Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan metode-metode berikut:


(16)

2. Metoda setengah rata-rata (semi average method). 3. Metoda matematis.

4. Metoda kuadrat terkecil (least square method).

2.3 Metode Semi Average

Metode trend setengah rata-rata menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi Y = a + bx , semua data historis dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah anggota masing-masing sama.

1. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah genap. 2. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah ganjil.

Persamaan trend yang diperoleh dengan menggunakan metode ini, selain dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan nilai suatu variabel dari waktu ke waktu, juga dapat digunakan untuk meramal nilai suatu variabel tersebut pada suatu waktu tertentu. Persamaannya adalah sebagai berikut:

= + Keterangan:

Y = data berkala (time series)/taksiran nilai trend. = nilai trend pada tahun dasar.

b = rata-rata pertumbuhan nilai trend tiap tahun. X = variabel waktu (hari, minggu, bulan atau tahun).

= + Keterangan:

Y = data berkala (time series)/taksiran nilai trend. = rata-rata kelompok x.


(17)

Keterangan:

KR = perubahan nilai variabel setiap tahun. 1 = rata-rata kelompok pertama.

2 = rata-rata kelompok kedua. n = periode tahun antara tahun A.


(18)

BAB 3

PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data

Jumlah angkatan kerja berkembang sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk. Angkatan kerja ini didefinisikan sebagai penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Analisis dan pembahasan mengenai ketenagakerjaan ini disajikan meliputi komposisi angkatan kerja, jumlah penduduk usia kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja.

3.1.1 Angkatan Kerja

Adapun data yang dipaparkan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara untuk Kota Binjai dalamangka dari tahun 2006–2013 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Angkatan Kerja menurut Jenis Kegiatan di Kota Binjai

Tahun Bekerja Pengangguran Jumlah

2006 78.008 28.329 106.337

2007 37.250 4.780 42.030

2008 173.130 26.870 200.000

2009 109.046 14.643 123.689

2010 108.513 14.300 122.813

2011 104.658 10.006 114.664

2012 97.179 10.557 107.736

2013 111.287 7.605 118.892


(19)

3.2 Peramalan Jumlah Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah penduduk, struktur penduduk, berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Berikut kita dapat melihat jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Peramalan Jumlah Angkatan Kerja Menurut Jenis Kegiatan di Kota Binjai

Tahun Tahun (x) Angkatan Kerja (Y) XY X2

2006 1 106.337 106.337 1

2007 2 42.030 84.060 4

2008 3 200.000 600.000 9

2009 4 123.689 494.756 16

2010 5 122.813 614.065 25

2011 6 114.664 687.984 36

2012 7 107.736 754.152 49

2013 8 118.892 951.136 64

Jumlah 36 936.161 4.292.490 204


(20)

= 1.899,17857 = 1.899

= 117.020 – 8.546 = 108.474

Maka, Y = a + bX Y = 108.474 + 1.899X

Dari perhitungan di atas maka dapat digunakan sebagai persamaan baru untuk menentukan peramalan jumlah angkatan kerja tahun 2014–2017 di Kota Binjai sebagai berikut:

1. Angkatan Kerja tahun 2014 Untuk X = 9, maka:

Y = 108.474 + 1.899X = 108.474 + 1.899 (9) = 108.474 + 17.091 = 125.565

Berarti pada tahun 2014 jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 125.565 orang.

2. Angkatan Kerja tahun 2015 Untuk X = 10, maka:


(21)

Y = 108.474 + 1.899 = 108.474 + 1.899 (10) = 108.474 + 18.990

= 127.464

Berarti pada tahun 2015 jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 127.464 orang.

3. Angkatan Kerja tahun 2016 Untuk X = 11, maka: Y = 108.474 + 1.899 = 108.474 + 1.899(11) = 108.474 + 20.889 = 129.363

Berarti pada tahun 2016 jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 129.363 orang.

4. Angkatan Kerja Tahun 2017 Untuk X = 12, maka:

Y = 108.474 + 1.899 = 108.474 + 1.899(12) = 108.474 + 22.788 = 131.262

Berarti pada tahun 2017 jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 131.262 orang. Dapat kita lihat angkatan kerja di kota Binjai pada tahun 2014-2017 pada tabel 3.3 berikut.


(22)

Tahun Jumlah Angkatan Kerja

2006 106.337

2007 42.030

2008 200.000

2009 123.689

2010 122.813

Tahun Jumlah Angkatan Kerja

2011 114.664

2012 107.736

2013 118.892

2014* 125.565

2015* 127.464

2016* 129.363

2017* 131.262

Keterangan: *= hasil peramalan

3.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja

Untuk mengetahui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tiap tahunnya, maka terlebih dahulu mencari peramalan jumlah penduduk usia kerja dapat kita lihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Usia Kerja di Kota Binjai

Tahun Jumlah Angkatan Kerja

Bukan Angkatan Kerja

Jumlah Penduduk Usia Kerja

2006 106.337 63.043 169.380

2007 42.030 57.970 100.000

2008 200.000 100.000 300.000

2009 123.689 71.298 194.987


(23)

2011 114.664 54.334 168.998

2012 107.736 63.840 171.576

2013 118.892 68.971 187.863

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera utar

Tabel 3.5 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja Tahun

Tahun (X)

Jumlah Penduduk Usia

Kerja (Y) XY X

2

2006 1 169.380 169.380 1

2007 2 100.000 200.000 4

2008 3 300.000 900.000 9

2009 4 194.987 779.948 16

2010 5 188.938 944.690 25

2011 6 168.998 1.013.988 36

2012 7 171.576 1.201.032 49

2013 8 187.863 1.502.904 64


(24)

– 4.725

.493 Maka, Y= a + bX Y= 180.493 + 1.050X

Dari perhitungan di atas maka digunakan sebagai persamaan baru untuk menentukan peramalan j umlah angkatan kerja tahun 2014–2017 di Kota Binjai adalah sebagai berikut:

1. Penduduk Usia Kerja tahun 2014 Untuk X = 9 , maka:

Y = 180.493 + 1.050X = 180.493 + 1.050 (9) = 180.493 + 9450 = 189.943

Berarti pada tahun 2014 jumlah penduduk usia kerja di Kota Binjai sebesar 189.943 orang.


(25)

2. Penduduk Usia Kerja Tahun 2015 Untuk X = 10, maka:

Y = 180.493 + 1.050X = 180.493 + 1.050 (10) = 180.493 + 10.500 = 190.993

Berarti pada tahun 2015 jumlah penduduk usia kerja di Kota Binjai sebesar 190.993 orang.

3. Penduduk Usia Kerja Tahun 2016 Untuk X = 11, maka:

Y = 180.493 + 1.050X = 180.493 + 1.050 (11) = 180.493 + 11.550 = 192.043

Berarti pada tahun 2016 jumlah penduduk usia kerja di Kota Binjai sebesar 192.043 orang.

4. Penduduk Usia Kerja tahun 2017 di mana X =12, maka: Y = 180.493 + 1.050X

= 180.493 + 1.050 (12) = 180.493 + 12.600 = 193.093

Berarti pada tahun 2017 jumlah penduduk usia kerja di Kota Binjai sebesar 193.093 orang. Berikut dapat kita lihat jumlah penduduk usia dan angkatan kerja di kota Binjai pada tabel 3.6.


(26)

Tabel 3.6 Peramalan Jumlah Penduduk Usia dan Angkatan Kerja di Kota Binjai

Tahun Jumlah Penduduk Usia Kerja Jumlah Angkatan Kerja

2006 169.380 106.337

2007 100.000 42.030

2008 300.000 200.000

2009 194.987 123.689

2010 188.938 122.813

2011 168.998 114.664

2012 171.576 107.736

2013 187.863 118.892

2014* 189.943 125.565

2015* 190.993 127.464

2016* 192.043 129.363

2017* 193.093 131.262

Keterangan: *= Peramalan

3.2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

Berdasarkan tabel 3.6 dapat diperoleh tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Binjai tahun 2006–2017 adalah sebagai berikut:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

Dengan menggunakan program Microsoft Excel maka diperoleh tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun

Jumlah Penduduk Usia Kerja

Jumlah

Angkatan Kerja TPAK

2006 169.380 106.337 68,78%

2007 100.000 42.030 42,03%

2008 300.000 200.000 66,67%


(27)

2010 188.938 122.813 65,00%

2011 168.998 114.664 67,85%

2012 171.576 107.736 62,79%

2013 187.863 118.892 63,29%

2014 189.943 125.565 66,05%

2015 190.993 127.464 66,74%

2016 192.043 129.363 67,36%

2017 193.093 131.262 67,98%

Dari hasil perhitungan diatas kita dapat melihat bahwa TPAK berada di atas 50 % ini artinya semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa terjadi peningktan partisipasi tenaga kerja dalam pasar kerja. Keterlibatan tenaga kerja secara aktif dalam perekonomian semakin membesar. Jumlah penduduk usia kerja yang semakin meningkat akan membawa konsekuensi dalam ketenagakerjaan. Penduduk usia kerja yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja bila tidak terserap pada pasar maka akan menjadi pengangguran. Padahal kemampuan pasar kerja dalam menyerap lapangan kerja sangat terbatas. Bila semakin banyak angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja, jumlah pengangguran terbuka otomatis juga akan semakin bertambah. Jika pasar kerja bisa menyerap semua angkatan kerja dalam lapangan kerja, peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi perekonomian dan pembangunan di wilayah Kota Binjai.

3.3 Metode Semi Average

Kita dapat menggunakan persamaan trend linier untuk mengetahui dan meramal nilai suatu variabel pada waktu tertentu, dengan mnggunakan Microsoft Excel kita dapat melihat pada tabel 3.8 dan tabel 3.9 sebagai berikut:

3.8 Peramalan Jumlah Angkatan Kerja menggunakan Semi Average

Tahun Bekerja Pengangguran Jumlah


(28)

2007 37250 4780 42030

2008 173130 26870 200000

2009 109046 14643 123689

2010 108513 14300 122813

2011 104658 10006 114664

2012 97179 10557 107736

2013 111287 7605 118892

Tabel 3.9 Angakatan Kerja Menurut Jenis Kegiatan

Tahun Jumlah (Y) Tahun (X) Semi Total Semi Average

2006 106337 -1,5

472.056

118.014,00

2007 42030 -0,5

2008 200000 0,5

2009 123689 1,5

2010 122813 2,5

464.105

116.026,25

2011 114664 3,5

2012 107736 4,5

2013 118892 5,5

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara


(29)

Y = 118.014,00 + KR

Maka Persamaan baru diperoleh: Y = 118.014,00 + -496,9375X

1. Angkatan Kerja Tahun 20014 Untuk X = 6,5, maka:

Y = 118.014,00 + -496,9375X = 118.014,00 + -496,9375 (6,5) = 118.014,00 + -3.230,09375 = 114.783,90625

Berarti pada tahun 2014 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 114.783,90625.

2. Angkatan Kerja Tahun 2015 Untuk X = 7,5, maka:

Y = 118.014,00 + -496,9375X = 118.014,00 + -496,9375 (7,5) = 118.014,00 + -3.727,03125 = 114.286,96875

Berarti pada tahun 2015 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 114.286,96875.


(30)

3. Angkatan Kerja Tahun 2016 Untuk X = 8,5, maka:

Y = 118.014,00 + -496,9375X = 118.014,00 + -496,9375 (8,5) = 118.014,00 + -4.223,96875 = 113.790,03125

Berarti pada tahun 2016 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 113.790,03125.

4. Angakatan Kerja Tahun 2017 Untuk X = 9,5, maka:

Y = 118.014,00 + -496,9375X = 118.014,00 + -496,9375 (9,5) = 118.014,00 + -4.720,90625 = 113.293,09375

Berarti pada tahun 2017 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sebesar 113.293,09375.

= +

Y = 116.026,25 + KR


(31)

Y= 116.026,25 + -496,9375X 1. Angkatan Kerja Tahun 2014

Untuk X = 2,5, maka:

Y = 116.026,25 + -496,9375X = 116.026,25 + -496,9375 (2,5) = 116.026,25 + -1.242,34375 = 114.783,90625

Berarti pada tahun 2014 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sama dengan persamaan pertama yakni Y = 116.026,25 + -496,9375X sebesar 114.783,90625.

2. Angkatan Kerja Tahun 2015 Untuk X = 3,5, maka:

Y = 116.026,25 + -496,9375X = 116.026,25 + -496,9375 (3,5) = 116.026,25 + -1.739,28125 = 114.286,96875

Berarti pada tahun 2015 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sama dengan persamaan pertama yakni Y = 116.026,25 + -496,9375X sebesar 114.286,96875.

3. Angkatan Kerja Tahun 2016 Untuk X = 4,5, maka:


(32)

= 116.026,25 + -496,9375 (4,5) = 116.026,25 + -2.236,21875 = 113.790,03125

Berarti pada tahun 2016 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sama dengan persamaan pertama yakni Y = 116.026,25 + -496,9375X sebesar 113.790,03125.

4. Angkatan Kerja Tahun 2017 Untuk X = 5,5, maka:

Y = 116.026,25 + -496,9375X = 116.026,25 + -496,9375 (5,5) = 116.026,25 + -2.733,15625 = 113.293,09375

Berarti pada tahun 2017 rata–rata jumlah angkatan kerja di Kota Binjai sama dengan persamaan pertama yakni Y = 116.026,25 + -496,9375X sebesar 113.293,09375. Terbukti dari perhitungan dengan menggun akan metode semi average rata–rata jumlah dari persamaan satu dengan persamaan dua menghasilkan jumlah yang sama.


(33)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk meyelesaikan desain sistem yang ada di dalam desain yang telah disetuju, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi sistem adalah tahapa penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu Program Excel dan SPSS dalam masalah memperoleh perhitungan.

4.2 Mengoprasikan Program Excel

Program excel merupakan suatu program spread sheet yang paling mapan dewasa ini. Program excel mempunyai banyak fasilitas seperti kemamampuan kalkulasi yang sangat mudah dengan formula dan fungsi kompleks dan fleksibel, fasilitas pengolahan database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengolah grafik dengan cepat, mudah dan menarik serta berbagai fasilitas lainnya. Adapun cara menggunakan program excel sebagai berikut:

1. Dari desktop terdapat menu-menu

2. Kemudian double klik pada menu Ms.Excel 3. Atau klik kanan pada mouse dan klik open 4. Lalu tunggu sampai muncul tampulan Ms. Excel


(34)

Gambar 4.1

4.3 Metode Trend Linier

Metode trend linier merupakan suatu metode analisa dengn menggunakan variabel yang akan diramalkan dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi yaitu variabel waktu, dan sebagai variabel tidak bebas adalah variabel yang akan diramalkan, dimana dalam bentuk simbol yaitu X adalah variabel yang akan diramalkan.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan trend linier dengan tujuan untuk mencari peramalan pada priode yang akan datang sebagai berikut:

1. Pada lembar kerja Microsoft Excel, masukkan data angkatan tahun 2006-2013 adalah sebagai berikut:


(35)

Gambar 4.2

2. Mencari jumlah penduuk usia kerja dengan rumus =SUM(C2+D2) lalu menjumlahkannya dengan rumus =SUM(E2:E9). Masukkan data tahun 2006-2013 kedalam Excel kemudian cari nilai a dan b sehingga diperoleh persamaan trend linier.


(36)

(37)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah kita ambil dan kita proses menggunakan metode trend linier, dapat kita simpulkan hasil ramalan yang telah kirta peroleh sebagai berikut:

1. Dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja di Kota Binjai mengalami peningkatan, menurut dua proyeksi pada tahun 2014 sebesar 125.565, tahun 2015 sebesar 127.464, tahun 2016 sebesar 129.363 dan tahun 2017 sebesar 131.262.

2. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk usia kerja di Kota Binjai mengalami peningkatan, menurut data proyeksi pada tahun 2014 sebesar 189.943, tahun 2015 sebesar 190.993, tahun 2016 sebesar 192.043 dan tahun 2017 sebesar 193.093.

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berada di atas 50% ini berarti peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi prekonomian dan pembangunan di wilayah Kota Binjai.

5.2 Saran

1. Agar pemerintah Kota Binjai lebih meningkatkan kualitas pendidikan angkatan kerja dengan mengadakan pendidikan formal maupun nonformal dengan cara membuka pelatihan , karena tenaga kerja Indonesia khususnya di Kota Binjai dominan angkatan kerja bekerja pada sektor perdagangan dan perindustrian yang pekerjaannya sebagai buruh, agar mndapatkan kesempatan yang lebih mudah pada sektor kerja lain.

2. Selain itu pihak pemerintah atau swasta dapat memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan sehingga masyarakat dapat mendirikan dan membuka usaha sendiri.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2014.Sumatera Utara dalam Angka 2013.Kota Binjai

Boediono, Dr, Wayan Kaester, dr, Ir. MM. 2001. Teori dan AplikasiStatistika dan

Probabilitas, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Iqbal Hasan, Misbahuddin.2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi ke-22013.Jakarta:Penerbit Bumi Aksara.

Makridakis, “Metode dan Aplikasi Peramalan” edisi 2, Binarupa Aksara, Jakarta, 1999.

Mantra, Ida Bagus. 2004. Demografi Umum. Jakarata: Pustaka Pelajar. Sudjana, 2002.Metode Statistika, Bandung:Tarsito Bandung.

Supranto,J. M.A. 2000. Statistik:Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.


(1)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk meyelesaikan desain sistem yang ada di dalam desain yang telah disetuju, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi sistem adalah tahapa penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu Program Excel dan SPSS dalam masalah memperoleh perhitungan.

4.2 Mengoprasikan Program Excel

Program excel merupakan suatu program spread sheet yang paling mapan dewasa ini. Program excel mempunyai banyak fasilitas seperti kemamampuan kalkulasi yang sangat mudah dengan formula dan fungsi kompleks dan fleksibel, fasilitas pengolahan database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengolah grafik dengan cepat, mudah dan menarik serta berbagai fasilitas lainnya. Adapun cara menggunakan program excel sebagai berikut:

1. Dari desktop terdapat menu-menu

2. Kemudian double klik pada menu Ms.Excel 3. Atau klik kanan pada mouse dan klik open 4. Lalu tunggu sampai muncul tampulan Ms. Excel


(2)

Gambar 4.1

4.3 Metode Trend Linier

Metode trend linier merupakan suatu metode analisa dengn menggunakan variabel yang akan diramalkan dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi yaitu variabel waktu, dan sebagai variabel tidak bebas adalah variabel yang akan diramalkan, dimana dalam bentuk simbol yaitu X adalah variabel yang akan diramalkan.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan trend linier dengan tujuan untuk mencari peramalan pada priode yang akan datang sebagai berikut:

1. Pada lembar kerja Microsoft Excel, masukkan data angkatan tahun 2006-2013 adalah sebagai berikut:


(3)

Gambar 4.2

2. Mencari jumlah penduuk usia kerja dengan rumus =SUM(C2+D2) lalu menjumlahkannya dengan rumus =SUM(E2:E9). Masukkan data tahun 2006-2013 kedalam Excel kemudian cari nilai a dan b sehingga diperoleh persamaan trend linier.


(4)

(5)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah kita ambil dan kita proses menggunakan metode trend linier, dapat kita simpulkan hasil ramalan yang telah kirta peroleh sebagai berikut:

1. Dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja di Kota Binjai mengalami peningkatan, menurut dua proyeksi pada tahun 2014 sebesar 125.565, tahun 2015 sebesar 127.464, tahun 2016 sebesar 129.363 dan tahun 2017 sebesar 131.262.

2. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk usia kerja di Kota Binjai mengalami peningkatan, menurut data proyeksi pada tahun 2014 sebesar 189.943, tahun 2015 sebesar 190.993, tahun 2016 sebesar 192.043 dan tahun 2017 sebesar 193.093.

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berada di atas 50% ini berarti peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi prekonomian dan pembangunan di wilayah Kota Binjai.

5.2 Saran

1. Agar pemerintah Kota Binjai lebih meningkatkan kualitas pendidikan angkatan kerja dengan mengadakan pendidikan formal maupun nonformal dengan cara membuka pelatihan , karena tenaga kerja Indonesia khususnya di Kota Binjai dominan angkatan kerja bekerja pada sektor perdagangan dan perindustrian yang pekerjaannya sebagai buruh, agar mndapatkan kesempatan yang lebih mudah pada sektor kerja lain.

2. Selain itu pihak pemerintah atau swasta dapat memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan sehingga masyarakat dapat mendirikan dan membuka usaha sendiri.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2014.Sumatera Utara dalam Angka 2013.Kota Binjai

Boediono, Dr, Wayan Kaester, dr, Ir. MM. 2001. Teori dan AplikasiStatistika dan Probabilitas, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Iqbal Hasan, Misbahuddin.2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi ke-22013.Jakarta:Penerbit Bumi Aksara.

Makridakis, “Metode dan Aplikasi Peramalan” edisi 2, Binarupa Aksara, Jakarta, 1999.

Mantra, Ida Bagus. 2004. Demografi Umum. Jakarata: Pustaka Pelajar. Sudjana, 2002.Metode Statistika, Bandung:Tarsito Bandung.

Supranto,J. M.A. 2000. Statistik:Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.