SINTESIS SENYAWA 4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGETIK PADA MENCIT (Mus musculus)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analgetik merupakan obat yang sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit
atau dapat disebut pula sebagai obat penghalang rasa nyeri, misalnya sakit kepala,
otot, perut, dan gigi dengan tanpa mengurangi atau menghilangkan kesadaran dari
penderita. Obat analgesik ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat
dikarenakan obat ini dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri meskipun obat
analgesik ini tidak dapat menyembuhkan penyakit dari penyebabnya (Widjajanti,
2006).
Analgesik (Obat-obatan penekan fungsi sistem saraf pusat) digolongkan
menjadi dua yaitu analgesik narkotik dan analgesik non narkotik. Analgesik
narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada
fractura dan kanker, sedangkan analgesik non narkotik yang terdiri dari obat-obat
yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral (Tjay dan Rahardja, 2007).
Mekanisme kerja kedua golongan obat tersebut pun berbeda, obat analgesik
narkotik bekerja pada SSP (sistem saraf pusat) yaitu apabila obat narkotik sudah
memasukin SSP obat tersebut akan terikat pada reseptor, sehingga menghasilkan pengurangan
masuknya ion Ca2+ (kalsium) ke dalam sel, selain itu ikatan obat-reseptor ini dapat pula
mengakibatkan terjadinya hiperpolarisasi ion K+ (kalium) dikarenakan meningkatnya
pemasukan ion K+ ke dalam sel. Hasil dari pengurangan kadar ion kalsium (CA+) dalam sel
menyebabkan terjadinya pengurangan lepasnya serotonin, dan peptida dalam otak yang berperan
sebagai penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang
nyeri terhambat. Sedangkan analgetik non narkotik atau disebut pula sebagai
NSAIDs (non-steroidal anti-inflamatory drugs) merupakan obat yang dapat
menghambat terjadinya sintesis prostaglandin, yaitu dengan cara menghambat
siklooksigenase (COX). Siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform yang dapat
disebut COX-1 dan COX-2. COX-1 menghasilkan protasiklin yang bersifat
sitoprotektif sedangkan COX-2 sebagai induksi stimulus inflamasi (Welch &
Martin, 2004).
1
2
Obat golongan analgesik ini biasanya digunakan untuk pengobatan rasa nyeri.
Adapun rasa nyeri sendiri merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi
tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di
jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang
otot. Proses
peradangan di sekitar jaringan akibat infeksi luka atau langsung dari kerusakan
jaringan adalah penyebab utama rasa sakit (nyeri). Rasa nyeri dapat dirasakan
seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa nyeri
tersetrum yang dapat mengganggu kegitan sehari-hari (Guyton dan Hall, 2007).
Nyeri juga dapat bersifat prosfektif, yaitu dengan menyebabkan individu menjahui
suatu rangsangan yang berbahaya, atau tidak memiliki fungsi seperti pada nyeri
kronik (Corwin, 2001). Rasa nyeri juga dapat disebut sebagai suatu gejala yang
berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan. Ambang
nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) pada mana nyeri dirasakan untuk
pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang terendah saat orang
merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan (Tjay dan
Rahardja, 2007).
Menurut media pharma Indonesia tahun 2011 warga Indonesia merupakan
pembeli teratas untuk obat batuk dan obat demam dengan skor 78% dengan
rincian untuk obat batuk sebanyak 40% sedangkan obat analgesik sebanyak 38%,
yang disusul oleh Korea dengan skor 56% (Anonim, 2011).
Dapat dilihat pada salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta penggunakan
obat analgesik golongan NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs) pada julidesember 2006 mencapai DU90% (drug utilization/ penggunaan obat 90%) obatobat analgesik yang sering digunakan atau diresepkan yaitu meliputi obat
ketorolak, ketoprofen, asam mefenamat, diklofenak, dan meloksikam (saepudin &
wiranti, 2006).
Obat analgesik di Indonesia banyak beredar di pasaran dalam bentuk sediaan
tablet dengan nama paten maupun nama generik. Tercatat dalam ISO 2006
terdapat 305 merk obat yang mengandung analgesik asetaminofen yang dari tahun
ke tahun semakin bertambah (Putri, 2007).
Penggunaan obat analgesik baik analgesik narkotik ataupun analgesik non
narkotik (NSAID) secara umum banyak menyebabkan adverse drug reaction
3
(ADR) atau reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang telah dilaporkan
oleh berbagai badan regulasi obat pada berbagai uji klinik dan studi epidemiologi.
Obat golongan analgesik narkotik dapat menyebabkan ketergantungan bagi pasien
sedangkan obat analgesik non narkotik, ROTD yang paling sering terjadi adalah
reaksi yang mempengaruhi saluran pencernaan, khususnya dispepsia dan
perdarahan saluran pencernaan bagian atas. Gangguan saluran cerna akibat
penggunaan NSAID mempunyai rentang tingkat keparahan yang bervariasi, dari
mulai kerusakan mukosa yang bersifat asimptomatik, keluhan keluhan seperti
nyeri abdomen, heartburn dan dispepsia, sampai komplikasi saluran cerna yang
bersifat serius seperti pembentukan ulkus atau perdarahan saluran cerna yang
memerlukan perawatan di rumah sakit. Semua bentuk keluhan dan masalah yang
timbul tersebut melibatkan berbagai tingkat kerusakan mukosa lambung yang
terjadi karena adanya penghambatan prostaglandin (saepudin & wiranti, 2006).
Dalam mengatasi hal tersebut sangat diperlukan suatu usaha dalam
pengembangan obat baru, yaitu dengan mendapatkan struktur senyawa bioaktif
yang dapat meningkatkan aktivitas obat dan dapat meminimalkan efek samping
obat. Salah satu usaha mendapatkan suatu senyawa bioaktif yaitu dengan sintesis
suatu senyawa penuntun. Senyawa penuntun merupakan suatu senyawa yang
mempunyai aktivitas biologis dan dapat digunakan sebagai pemilihan dasar dalam
pengembangan obat baru dengan tujuan mendapatkan senyawa yang mempunyai
aktivitas yang tinggi, lebih poten, lebih ekonomis dan meminimal efek samping
obat. Pada senyawa penuntun ini dapat dilakukan sintesis dengan memodifikasi
senyawa yang mempunyai gugus tertentu yang dapat merubah sifat fisika kimia
obat yang akan berpengaruh pada aktivitas obat (Siswandono dan Soekardjo
2000).
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan sintesis senyawa p-aminofenol
menjadi
senyawa
N-(4t-butilbenzoil)-p-aminofenol,
senyawa
tersebut
menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dari pada asetaminofen sebagai analgetik
dengan perolehan log P secara teoritis sebesar 4.15 (Susilowati dan Handayani,
2006). Pada penelitian ini akan dibuat turunan senyawa asetaminofen lainnya
yaitu modifikasi struktur senyawa p-aminofenol menjadi 4-hidroksifenil
benzamida yang diharapkan mempunyai aktivitas analgesik yang lebih tinggi dan
4
optimal. Hal ini berdasarkan data teoritis dengan menggunakan perangkat lunak
melalui program chemdraw 2012 senyawa asetaminofen memiliki nilai log P=
0.28 dan MR= 40,25 cm3/mol. Sedangkan nilai log p senyawa benzoil klorida
adalah 2.17 dan MR= 35.81 cm3/mol. Subtitusi gugus nukleofil p-aminofenol dan
benzoil klorida diperoleh senyawa 4-hidroksifenil benzamida yang mempunyai
log P= 2.45 dan MR= 60.38 cm3/mol. Adanya peningkatan nilai log P maka akan
meningkatkan penembusan senyawa melalui membran biologis sehingga jumlah
senyawa yang berinteraksi dengan reseptor akan meningkat pula serta memiliki
masa kerja yang lebih panjang, sedangkan MR yang meningkat akan berpengaruh
pada interaksi atau ikatan obat-reseptor, sehingga akan terjadi kemungkinan
adanya peningkatan aktivitas interaksi obat-reseptor atau halangan ikatan obat
reseptor (Siswandono dan Soekardjo 2000).
Metode
umum
yang
digunakan
untuk
mendapatkan
senyawa
4-
hidroksifenilbenzamida yaitu menggunakan reaksi Schotten-Baumann yang
dimodifikasi, dengan cara menempelkan gugus asil ke gugus lain (amina), yaitu
mereaksikan benzoil klorida dengan nukleofil amina atau alkohol melalui reaksi
substitusi nukleofilik asil.
Mekanisme asilasi ini terdiri dari dua tahap yaitu : (1) Adisi nukleofil pada
gugus amina kemudian (2) disusul dengan eliminasi ion klorida. Gugus amina
bertindak sebagai nukleofil, sedangkan yang bertindak sebagai elektrofil adalah
atom karbon gugus karbonil benzoil klorida. (Fessenden & Fessenden, 1999).
Modifikasi p-aminofenol dengan benzoil klorida menghasilkan senyawa
turunan 4-hidroksifenilbenzamida yang didapat dengan melakukan subtitusi atom
gugus nukleofil pada atom karbonil benzoil klorida dapat dilihat pada gambar 1.2
+
p-aminofenol
+ HCl
benzoil klorida
4-hidroksifenilbenzamida
Gambar 1.2 Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida
5
Senyawa hasil sintesis selanjutnya diidentifikasi dengan pemeriksaan kualitatif
organoleptis, yaitu uji kemurnian dengan penentuan titik lebur, uji KLT
(Kromatografi lapis tipis) menggunakan tiga macam fase gerak. Kemudian
dilanjutkan dengan konformasi struktur senyawa 4-hidroksifenilbenzamida
dengan
menggunakan
spektrofotometer
UV-VIS
(ultraviolet
visible),
spektrofotometer IR (Infrared), dan spektrometer inti (1H-NMR) (Pudjono &
Joyce, 2002).
Untuk menguji aktivitas analgesik senyawa 4-hidroksifenilbenzamida dapat
dilakukan dengan metode respon geliat (Writhing test). Dalam metode ini
menggunakan zat kimia sebagai penginduksi nyeri. Manifestasi nyeri akibat
pemberian perangsang nyeri asam asetat intraperitonium akan menimbulkan
refleks respon geliat (writhing) yang berupa tarikan kaki ke belakang, penarikan
kembali abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan
kaki belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex Test atau Abdominal
Constriction Test (Wuryaningsih,1996). Frekuensi gerakan ini dalam waktu
tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakannya. Metode ini tidak hanya
sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga memberikan evaluasi yang cepat
terhadap jenis analgesik perifer (Gupta et al., 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah senyawa (4-hidroksifenilbenzamida) dapat dihasilkan melalui
sintesis struktur p-aminofenol dengan benzoil klorida ?
2. Apakah
senyawa
(4-hidroksifenilbenzamida)
mempunyai
aktivitas
analgesik yang lebih besar dibandingkan asetaminofen ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan senyawa (4-hidroksifenilbenzamida) melalui sintesis paminofenol dan benzoil klorida melalu reaksi subtitusi.
2. Mengetahui aktivitas analgesik senyawa 4-hidroksifenilbenzamida pada
mencit (Mus musculus) dan membandingkan aktivitas analgesiknya
dengan asetaminofen.
6
1.4 Hipotesis
1. Senyawa (4-hidroksifenilbenzamida) dapat dihasilkan melalui sintesis paminofenol dengan benzoil klorida.
2. Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida memiliki aktivitas analgesik pada
mencit
(Mus
musculus)
dan
aktivitas
dibandingkan dengan asetaminofen.
analgesiknya
lebih
besar
SKRIPSI
ANNA FITRIA AMALIA
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS
ANALGETIK PADA MENCIT (Mus musculus)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
SKRIPSI
ANNA FITRIA AMALIA
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS
ANALGETIK PADA MENCIT (Mus musculus)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrohim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunianya serta limpahan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul SINTESIS SENYAWA 4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI
AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus) guna memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih dan penghargaanyang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, tuhan seluruh alam yang telah melimpahkan nikmat dan
rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
tidak lupa sholawat kepada Rosulullah SAW yang telah membimbing kita
menuju jalan yang lurus.
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
3. Ibu Nailis Syifa’ S.Farm., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan fasilitas dan dukungan serta kesempatan untuk dapat belajar dan
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
4. Bapak Dr. Bambang Tri Purwanto, M.S., Apt selaku pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu dengan tulus dan penuh kesabaran untuk
memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt selaku pembimbing kedua yang
telah sabar membimbing dan memberikan dukungan sehingga penyususnan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
iv
6. Bapak Drs. H. Achmad Inoni., Apt dan Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk
perbaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah.
8. Laboran laboratorium kimia medisinal Universitas Airlangga Bapak Tukijo
dan Mas Tanto yang telah banyak memberikan bantuan untuk penyelesaian
skripsi ini.
9. Kedua Orang tuaku Ibu Anni Rahmawati dan Bapak Soleh Toha yang paling
saya hormati dan sayangi, serta kedua adik saya Fina Nur Fatimah dan
Najmah Zahirah yang selalu memberikan do’a, cinta, kasih sayang,
pengorbanan, perhatian, dorongan dan semangat yang begitu ikhlas dan tulus.
10. Teman-teman skripsi kimia medisinal Eva Budiarti, Preti Mulya U dan Novi
RS, dan Puput Ardianti yang telah bekerja sama berjuang untuk selesainya
skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat saya jei-jei, intan, dian dan mbak dep yang telah berbagi
kebahagiaan dan pengetahuan selama ini.
12. Segenap teman-teman Farmasi angkatan 2010, terima kasih atas kebersamaan
yang kita jalani bersama, dan juga telah memberikan motivasi baik secara
langsung maupun tidak langsung
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
do’a dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan yang abadi hanya milik Allah SWT dan kebenaran itupun dating dariNya, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Malang,
Penulis
v
2014
RINGKASAN
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGETIK
PADA MENCIT (Mus musculus)
Dalam rangka mengembangkan calon senyawa baru turunan p-aminofenol
yang digunakan untuk calon obat analgesik baru, maka dilakukan sintesis senyawa 4hidroksifenilbenzamida. Pengembangan ini dilakukan untuk mendapatkan calon
senyawa baru yang memiliki aktivitas analgesik yang lebih besar dibandingkan
asetaminofen. Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida ini dilakukan dengan menggunakan
metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi, dengan mereaksikan senyawa paminofenol dan benzoil klorida melalui reaksi asilasi gugus amina (NH2) dari paminofenol dengan gugus karbonil senyawa benzoil klorida.
Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ini memperoleh presentase hasil yaitu sebesar
41.4% . Hasil pemeriksaan organoleptis senyawa hasil sintesis berupa kristal,
berwarna ungu kecoklatan, tidak berbau. Berdasarkan pemeriksaan titik lebur
diperoleh titik lebur senyawa tersebut yaitu 215.6-216.6C yang berbeda dari
senyawa awal yang memiliki titik lebur sebesar 104-105C. Senyawa hasil sintesis
mempunyai satu noda pada uji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan ada
perbedaan pada nilai Rf dengan p-aminofenol, hal ini dilihat dari 3 fase gerak yang
digunakan yaitu Etil Asetat : Kloroform (4 : 6), Etil Asetat : Kloroform : Metanol
(3:6:1), n-Heksan : Etil Asetat : Metanol (4:5:1).
Identifikasi struktur dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dengan pelarut etanol, terjadi pergeseran puncak serapan maksimum () senyawa paminofenol yaitu 206, 236 dan 302 nm sedangkan senyawa hasil yaitu 206, 226 dan
282 nm. Identifikasi struktur selanjutnya menggunakan spektrofotometer inframerah,
terjadi perubahan pada senyawa sintesis dengan adanya tambahan gugus fungsi C=O
amida dengan bilangan gelombang 1650.16 cm-1 . Berdasarkan identifikasi
menggunakan spektrometer resonansi magnetik nuklir (1H-NMR), atom H senyawa
hasil sintesis menunjukkan jumlah atom H keseluruhan yaitu berjumlah 11yang
memiliki perbedaan dengan senyawa induk p-aminofenol yang memiliki jumlah atom
H sebesar 7. Dari analisis data dapat disimpulakan bahwa senyawa hasil sintesis
adalah senyawa 4-hidroksifenilbenzamida.
Uji aktivitas analgesik menggunakan metode respon geliat pada mencit dengan
asam asetat glacial 0.6% sebagai penginduksi nyeri. Hasil dari uji aktivitas analgesik
pada senyawa 4-hidroksifenilbenzamida memiliki % hambatan nyeri yang lebih besar
dibandingkan senyawa asetaminofen dan memiliki ED50 68.34 mg/Kg dan
asetaminofen memiliki ED50 154.88 mg/Kg. secara statistik, senyawa 4hidroksifenilbenzamida ini lebih potensial dibandingkan asetaminofen.
vi
ABSTRAK
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGETIK
PADA MENCIT (Mus musculus)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa baru turunan p-aminofenol
yang memiliki efek analgesik lebih besar dibandingkan senyawa turunan yang
sebelumnya. Senyawa ini didapat dengan mensintesis senyawa p-aminofenol dengan
benzoil klorida menggunakan metode Schotten-Baumann yang telah dimodifikasi.
Presentase hasil senyawa sintesis ini yaitu 52.77%, kemurnian senyawa ini
dibuktikan dengan menggunakan KLT dan titik lebur. Titik lebur senyawa tersebut
yaitu 215.6-216.6C dan terdapat satu noda pada kromatografi lapis tipis yang
menggunakan tiga eluen berbeda ini menunjukkan senyawa tersebut sudah terbentuk
terlihat dari adanya 1 noda, sehingga dikatakan senyawa tersebut murni secara KLT.
Identifikasi struktur senyawa dianalisis melalui spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer IR, dan spektrometer 1H-NMR. Dengan spektrofotometer UV-Vis
senyawa hasil sintesis diperoleh panjang gelombang 226nm dan 282nm yang berbeda
dengan hasil senyawa induk p-aminofenol yaitu sebesar 236nm dan 302nm. Untuk
hasil identifikasi dengan spektrofotometer IR senyawa hasil sintesis memiliki
tambahan gugus C=O amida pada bilangan gelombang (1650.16 cm-1) yang sudah
berbeda dengan senyawa asal atau induk (p-aminofenol). Sedangkan hasil identifikasi
dengan spektrometer 1H-NMR atom H senyawa hasil sintesis sebanyak 11 yang
terdiri dari H dari gugus NH2 (9.01 - 9.31), H dari OH (9.71 - 10.01), H dari benzene
no. a,b (7.41 - 7.55), H dari benzene no.c (7.85 - 8.01) dan H dari benzene no.d (6.66
- 6.75). Hasil indikasi struktur senyawa yang disintesis ini adalah 4hidroksifenilbenzamida. Uji aktivitas analgesik menggunakan metode respon geliat
pada mencit dengan asam asetat glacial 0.6% sebagai penginduksi nyeri. Hasil dari
uji aktivitas analgesik pada senyawa 4-hidroksifenilbenzamida memiliki ED50 68.34
mg/Kg dan asetaminofen memiliki ED50 154.88 mg/Kg. secara statistik, aktivitas
analgesik senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ini lebih potensial dibandingkan
asetaminofen.
Kata kunci: sintesis. 4-hidroksifenilbenzamida, asetaminofen, aktivitas analgesik,
mencit
ABSTRACT
vii
SYNTHESIS OF
4-HYDROXYPHENYLBENZAMIDE AND ANALGESIC ACTIVITIY TEST
IN MICE (Mus musculus)
This study aim to synthesize new derivative compounds of p-aminophenol
which has analgesic effect have greater than that previously derived compounds. The
compounds was synthesized by reacting p-aminophenol compound with benzoyl
chloride using Schotten-Baumann method which has been modified. Percentage
results of the synthesis of compounds is 52.77%. The purity of compound proved by
using TLC and melting point. The melting point of the compound that is 215.6216.6C and was different with the p-aminophenol and on thin layer chromatography
(TLC) have a single spot with three different eluens it showed that compound is
formed evident from the first stain, so that the compound are be pure in TLC.
Identification of the structure of the compounds were analyzed by UV-Vis
spectrophotometer, IR spectrophotometer, and 1H-NMR spectrometer. With a UVVis spectrophotometer compounds synthesized has wavelength 226nm and 282nm
that is different from the results of the main compound p-aminophenol in the amount
of 236nm and 302nm. For the identification of the compounds synthesized with IR
spectrophotometer has an additional C=O amide at wave number (1650.16 cm-1)
which was different to the origin compound (p-aminophenol). While the results of
identification by 1H-NMR spectrometer H atom compounds synthesized a total of 11
consisting of H of the NH2 (9:01- 9:31), the H of the OH (9.71 - 10:01), H of benzene
no. a, b (7:41 to 7:55), H of benzene No. C (7.85 - 8:01) and H of benzene no.d (6.66
- 6.75). The result of structural analysis indicated that the synthesized compounds are
4-hydroxyphenilbenzamide. The analgesic activity test use writhing test response
method in mice with glacial acetic acid 0.6% as an inducer of pain. The results of
analgesic activity of 4-hidroksifenilbenzamida has ED50 68.34 mg / kg and
acetaminophen have ED50 154.88 mg / Kg. statistically, the analgesic activity 4hidroksifenilbenzamida compound is greater than acetaminophen.
Keywords: synthesis. 4-hydroxyphenilbenzamide, acetaminophen, analgesic
activity, mice
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4 Hipotesis .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Tinjauan Tentang Nyeri .................................................................................. 7
2.1.1 Klasifikasi Nyeri .................................................................................... 8
2.1.2 Reseptor dan Jalur Nyeri ........................................................................ 10
2.1.3 Mediator Nyeri ....................................................................................... 10
2.1.4 Mekanisme Nyeri ................................................................................... 11
2.2 Tinjauan Analgetika ........................................................................................ 13
2.2.1 Analgesik Narkotik ................................................................................ 13
2.2.2 Analgesik Non Narkotik ........................................................................ 14
2.3 Tinjauan Tentang Bahan Sintesis .................................................................... 15
2.3.1 p-aminofenol ......................................................................................... 15
2.3.2 Benzoil Klorida ...................................................................................... 15
ix
2.4 Tinjauan Tentang Asilasi ................................................................................ 16
2.5 Tinjauan Tentang Uji Kemurnian dan Identifikasi Struktur ........................... 18
2.5.1 Tinjauan Tentang Jarak Lebur ............................................................... 18
2.5.2 Tinjauan Tentang Kromatografi Lapis Tipis ......................................... 18
2.5.3 Tinjauan Tentang Spektrofotometer Ultraviolet (UV-Vis) .................... 18
2.5.4 Tinjauan Tentang Spektrofotometer Inframerah .................................... 19
2.3.3 Tinjauan Tentang Spektrometer Resonansi Magnetik Nuklir (1HNMR) .............................................................................................................. 19
2.6 Tinjauan Tentang Metode Pengujian Aktivitas Analgetika ............................ 20
2.6.1 Metode Stimulasi Panas ......................................................................... 20
2.6.2 Metode Stimulasi Listrik ........................................................................ 21
2.6.3 Metode Stimulasi Tekanan ..................................................................... 21
2.6.4 Metode Stimulasi Kimiawi .................................................................... 21
2.7 Tinjauan Tentang ED50 .................................................................................. 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 23
3.1 Kerangka konseptual penelitian ...................................................................... 23
3.2 Skema Kerangka Konseptual .......................................................................... 25
BAB IV BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN .................................. 26
4.1 Bahan Penelitian .............................................................................................. 26
4.1.1 Bahan Kimia .......................................................................................... 26
4.1.2 Hewan Coba ........................................................................................... 26
4.2 Alat penelitian ................................................................................................. 27
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 28
4.4 Metode Penelitian ............................................................................................ 28
4.4.1 Prosedur Preparasi Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ........................ 28
4.5 Analisis hasil Senyawa Preparasi .................................................................... 29
4.5.1 Pemeriksaan Organoleptis ...................................................................... 29
4.5.2 Pemeriksaan Jarak Lebur ....................................................................... 29
4.5.3 Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis ....................................... 30
x
4.6 Identifikasi Struktur Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ............................... 30
4.6.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer UV-Vis ........................ 30
4.6.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer IR ................................. 30
4.6.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer Resonansi Magnetik Nuklir (1HNMR) .................................................................................................................... 31
4.7 Uji Aktivitas Analgesika ................................................................................. 31
4.7.1 Persiapan Hewan Coba .......................................................................... 31
4.7.2 Pembuatan Larutan Asam Asetat 0.6% v/v dan CMC Na 0,5% b/v ...... 32
4.7.2.1 Pembuatan Larutan Asam Asetat 0.6% v/v ............................... 32
4.7.2.2 Pembuatan Larutan CMC Na 0,5% b/v ..................................... 32
4.7.3 Pengaturan Dosis .................................................................................... 32
4.7.4 Pembuatan sediaan Uji ........................................................................... 33
4.7.5 Pemberian Sediaan Uji pada Mencit ...................................................... 33
4.7.6 Pelaksanaan Uji Aktifitas ....................................................................... 33
4.8 Analisis Data .................................................................................................. 34
4.8.1 Analisis Statistik ANOVA ..................................................................... 34
4.8.2 Penentuan Hambatan Nyeri .................................................................... 34
4.8.3 Kerangka Operasional ............................................................................ 36
BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................... 37
5.1 Senyawa Hasil Sintesis ...................................................................................
37
5.2 Analisis Kualitatif Senyawa Hasil Sintesis ..................................................... 37
5.2.1 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Organoleptis ........................... 37
5.2.2 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Jarak Lebur ............................ 37
5.2.3 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) .................................................................................. 38
5.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis .................................................. 39
5.3.1 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrofotometer
UV-Vis ................................................................................................... 39
5.3.2 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrofotometer
Inframerah (IR) ..................................................................................... 41
5.3.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrometer
xi
Resonansi Magnetik Inti (1H-NMR) ...................................................... 43
5.4 Hasil Uji Aktivitas Analgesik ........................................................................ 46
5.4.1 Penentuan Frekuensi Respon Nyeri dan Presentasi Hambatan Nyeri .... 46
5.4.2 Analisis Data .......................................................................................... 47
5.4.3 Penentuan ED50 ...................................................................................... 48
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 51
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 64
DAFTAR TABEL
xii
Tabel
Halaman
V.1 Hasil pemeriksaan organoleptis senyawa hasil sintesis ................................... 37
V.2 Hasil pemeriksaan jarak lebur .......................................................................... 37
V.3 Harga Rf senyawa p-aminofenol dan senyawa hasil sintesis ........................... 38
V.4 Panjang gelombang p-aminofenol dan sintesis senyawa hasil sintesis ............ 41
V.5 Karakteristik spektra inframerah senyawa p-aminofenol dan senyawa
hasil sintesis ..................................................................................................... 43
V.6 Karakteristik spektrs 1H-NMR senyawa p-aminofenol .................................... 44
V.7 Karakteristik spektra 1H-NMR senyawa hasil sintesis ..................................... 45
V.8 Frekuensi geliat hewan coba ............................................................................ 47
V.9 Perhitungan % Hambatan Nyeri Hewan Coba .................................................. 47
V.10 Nilai ED50 senyawa asetaminofen dan senyawa hasil sintesis ........................ 50
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar
Halaman
1.2 Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida .................................................................. 4
2.1 Skema hantaran nyeri nociceptis ..................................................................... 12
2.2 Struktur p-aminofenol ..................................................................................... 15
2.3 Struktur Benzoil klorida .................................................................................. 15
2.4 Mekanisme Reaksi Asilasi Secara Umum ...................................................... 16
2.5 Mekanisme Reaksi Asilasi Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ..................... 17
3.1 Skema Kerangka Konseptual .......................................................................... 25
4.1 Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida .................................................................. 28
4.2 Skema Uji Sintesis Senyawa ........................................................................... 36
4.3 Skema Uji Aktivitas ........................................................................................ 37
5.1 Spektra Ultraviolet Senyawa p-aminofenol dengan pelarut etanol ................. 40
5.2 Spektra Ultraviolet Senyawa Hasil Sintesis dengan pelarut etanol ................ 40
5.3 Spektra Inframerah p-aminofenol dalam Pellet KBr ...................................... 42
5.4 Spektra Inframerah Senyawa Hasil Sintesis dalam Pellet KBr ....................... 42
5.5 Spektra 1H-NMR Senyawa p-aminofenol dengan pelarut DMSO-D6 ............ 44
5.6 Spektra 1H-NMR Senyawa Hasil Sintesis dengan pelarut DMSO-D6 ............ 45
5.7 Perbandingan Jumlah Geliat Kelompok Kontrol, Kelompok Asetaminofen dan
Kelompok Senyawa Hasil Sintesis ................................................................. 48
5.8 Kurva Hubungan Antara Log Dosis dengan Senyawa Asetaminofen ............ 49
5.9 Kurva Hubungan Antara Log Dosis dengan Senyawa Hasil Sintesis ............. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
xiv
1.Surat Pernyataan ..............................................................................................
64
2. Persentase Bahan ............................................................................................
65
3. Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................
66
4. Data Anova .....................................................................................................
67
5. Perhitungan % Hambatan Nyeri .....................................................................
70
6. Perhitungan ED50 Aktivitas Analgesik ..........................................................
71
7. Tabel r Produk ................................................................................................
72
8. Tabel F ...........................................................................................................
73
9. Gambar Proses sintesis dan Uji Aktivitas ......................................................
74
xv
DAFTAR PUSTAKA
Adeyemi. 2001. Analgesic and Anti-inflammatory Effects of The Aqueous
Extract of Leaves of Persea americana Mill. (Lauraceae). Italy: J.
Fitoterapia.
Anonim, 1998. SIDS initial assessment report. France: UNEP Publication
Anonim, 2011. Kebutuhan Analgesik di Indonesia.
http://www.slideshare.net/ErwinEAnanto/media-pharma-indonesia-2011,
diakses pada tanggal 3-maret-2014
Baumann, T.J, 2002. Pain Mangement. in: Dipiro,T.J., Talber, R.L., Yee, G.C.,
Matzke,
G.R.,
Wells,
B.G.,
Posey,
L.M.,
Pharmacotherapy
A
Pathophysiologic Approach. Edisi ke-6. New York: Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Bial, Erica MS., and Cope , Doris K. 2011. Pain management. in: Vadivelu, N.,
Urman, RD. Hines, RL (Eds). Essentials of Pain Management, New York:
Springer New York Dordrecht Heidelberg London.
Bresnick, S, 1996. High-Yield Organic Chemistry. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Corwin, Elizabet. 2000. Keadaan Penyakit atau Cedera. in: Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Terjemahan A.H
Pudjaatmaka.Jilid I, Edisi ke-3, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Terjemahan A.H
Pudjaatmaka.Jilid II, Edisi ke-3, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Finkel, R, Clark, M, Cubeddu, L, 2009. Antiinflamatori Drug. in: Richad A.
Harvey, Pamela C. Champe (Eds). Pharmacology, Ed. 4, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Gandjar,G dan Rohman, 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan
Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
xvi
Goodman and Gilman, 2008. Godman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi. Edisi
ke-10, Jakarta: EGC
Grenee, R.J., Harris, N.D, 2008. Pathology and Therapeutics for Pharmacist. Edisi
ke-3, USA: The Pharmaceutical Press.
Gupta, M., . Mazumder, U.K., Kumar, R.S. dan Kumar, T.S., 2003. Studies on Antiinflammatory, Analgesic and Antipyretic Properties of Methanol Extract
of Caesalpinia bonducella leaves in Experimental Animal Models, India:
Razi Institute for Drug Research.
Gupta, S., khadivar, PV. Mathur, KC. 2003. Topological Modelling of Analgesia.
in: Janda, KD. Bioorganik & Medical Chemistry. Oxford : Elsivier
Guyton, A.C dan Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Terjemahan:
Irawati Setiawan, edisi 9. Jakarta: EGC.
Hardjono, S., Purwanto, 2000. Hubungan Struktur dan Pengembangan Senyawa
Agonis dan Antagonis . in: Siswandono., Soekardjo, B (Eds). Kimia
Medisinal. Edisi ke-1. Surabaya: Airlangga University Press.
Katzung, B, 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-6, Jakarta: EGC
Manihuruk, E, 2000. Aktivitas Analgesik Daun Dewa (Gynura procumbens
(Lour.) Merr. dan Gynura pseudochina (L.) DC.) pada Mencit Dengan
Metode Geliat. Artikel Ilmiah. Jurusan Farmasi, FMIPA, Jatinangor:
Universitas Padjadjaran
Marline, R, 2012. Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Bunga Mawar (Rosa
chinensis Jacq) Pada Mencit yang Diinduksi Asam Asetat. Skripsi. Fakultas
Farmasi. Depok: Universitas Indonesia
Mulya, M., Suherman, 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University
Press.
Pebiansah, A, Ruswanto, Priatna, EM, 2009. Sintesis Senyawa 3-(4-Metilbenzoil)-1Feniltiourea Sebagai Kandidat Antikanker. Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar: Untuk Mahasiswa Keperawatan dan Farmasi.
Depok: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi.
xvii
Pudjono., Joyce, Jung, C 2002. Sintesis Dibenzoil Resolsinol dari Benzoil Klorida
dan Resorsinol melalui Modifikasi Metode Schotten-Baumann. Vol: 5.
Yogyakarta: SIGMA
Purwanto., Susilowati, R, 2000. Hubungan Struktur-Aktivitas Obat Analgetika.
in: Siswandono., Soekardjo, B (Eds). Kimia Medisinal. Edisi ke-2. Surabaya:
Airlangga University Press.
Saepudin., Wiranti, W, 2006. Kualitas Peresepan Obat Golongan Antiinflamasi
Non steroid di Salah satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta. Artikel
Ilmiah. Fakultas Farmasi. Yogyakarta: Universitas Islam Yogyakarta.
Sari, Putri, 2007. Pengaruh Pemberian Asetaminofen Berbagai Dosis Peroral
terhadap Gambaran Hispatologi Tubulus Proksimal Ginjal Tikus Wistar.
Artikel Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Satiadarma, K. Mulya, M., Tjahjono, D.H., Kartasasmita, R.E., 2004. Asas
Pengembangan Prosedur Analisis, Edisi ke-1, Surabaya: Airlangga
University Press.
Setiawan,
E.,
Trisnowati.,
Hermawan,
D,
2006.
Sintesis
Natrium
Pentagamavunonat dan Uji Stabilitasnya Menggunakan Spektrofotometer
UV-V. Artikel Ilmiah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Purwokerto: Universitas Unsoed Purwokerto.
Siswandono dan Soekadjo, B., 2008, Kimia Medisinal, Edisi ke-1. Surabaya:
Airlangga University Press.
Siswandono dan Soekadjo, B., 2008, Kimia Medisinal, Edisi ke-2. Surabaya:
Airlangga University Press.
Smith, J.G, 2008. Organic Chemistry, Edisi ke-2, New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Susilowati, S.S dan Handayani S.H., 2006. Sintesis dan Uji Aktivitas AnalgetikAntinflamasi Senyawa N-(4t-Butilbenzoil)-p-aminofenol. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Purwokerto: Universitas Unsoed
Purwokerto.
xviii
Tjay, T.H dan Rahardja., 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Vogel, A.I., 1989 A Text Book Of Practical Chemistry Including Qualitative
Organic Analysis. 5th Ed. English Language Book Society and Longmans
Green & Co Ltd. Pp. 236-238
Vogel, A.L, 1994. A Text Book of Quantitative Inorganik Analysis Including
Elementary Instrumental Analisis. Edisi ke-4. London: Longman Grup UK
Limited.
Vohora, S.B. and P.C. Dandiya. 1992. Herbal Analgesic Drugs. Italy: J. Fitoterapia,
LXIII
Watson. D.G., 2009. Analisis Farmasi. Edisi ke-2, Jakarta: Kedokteran Jakarta.
Welch, Sandra P and Martin, Billy R, 2004. Opioid and non opioid analgetics. in:
Charles R. Craig, Robert E. Stitzel (Eds). Modern Pharmacology With
Clinical Applications, Ed. 6, USA: Universitas Michigan.
Widjajanti, VN, 2006. Obat-obatan. Edisi ke-14, Yogyakarta: Kanisius Press
(Anggota IKAPI).
xix
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analgetik merupakan obat yang sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit
atau dapat disebut pula sebagai obat penghalang rasa nyeri, misalnya sakit kepala,
otot, perut, dan gigi dengan tanpa mengurangi atau menghilangkan kesadaran dari
penderita. Obat analgesik ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat
dikarenakan obat ini dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri meskipun obat
analgesik ini tidak dapat menyembuhkan penyakit dari penyebabnya (Widjajanti,
2006).
Analgesik (Obat-obatan penekan fungsi sistem saraf pusat) digolongkan
menjadi dua yaitu analgesik narkotik dan analgesik non narkotik. Analgesik
narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada
fractura dan kanker, sedangkan analgesik non narkotik yang terdiri dari obat-obat
yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral (Tjay dan Rahardja, 2007).
Mekanisme kerja kedua golongan obat tersebut pun berbeda, obat analgesik
narkotik bekerja pada SSP (sistem saraf pusat) yaitu apabila obat narkotik sudah
memasukin SSP obat tersebut akan terikat pada reseptor, sehingga menghasilkan pengurangan
masuknya ion Ca2+ (kalsium) ke dalam sel, selain itu ikatan obat-reseptor ini dapat pula
mengakibatkan terjadinya hiperpolarisasi ion K+ (kalium) dikarenakan meningkatnya
pemasukan ion K+ ke dalam sel. Hasil dari pengurangan kadar ion kalsium (CA+) dalam sel
menyebabkan terjadinya pengurangan lepasnya serotonin, dan peptida dalam otak yang berperan
sebagai penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang
nyeri terhambat. Sedangkan analgetik non narkotik atau disebut pula sebagai
NSAIDs (non-steroidal anti-inflamatory drugs) merupakan obat yang dapat
menghambat terjadinya sintesis prostaglandin, yaitu dengan cara menghambat
siklooksigenase (COX). Siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform yang dapat
disebut COX-1 dan COX-2. COX-1 menghasilkan protasiklin yang bersifat
sitoprotektif sedangkan COX-2 sebagai induksi stimulus inflamasi (Welch &
Martin, 2004).
1
2
Obat golongan analgesik ini biasanya digunakan untuk pengobatan rasa nyeri.
Adapun rasa nyeri sendiri merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi
tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di
jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang
otot. Proses
peradangan di sekitar jaringan akibat infeksi luka atau langsung dari kerusakan
jaringan adalah penyebab utama rasa sakit (nyeri). Rasa nyeri dapat dirasakan
seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa nyeri
tersetrum yang dapat mengganggu kegitan sehari-hari (Guyton dan Hall, 2007).
Nyeri juga dapat bersifat prosfektif, yaitu dengan menyebabkan individu menjahui
suatu rangsangan yang berbahaya, atau tidak memiliki fungsi seperti pada nyeri
kronik (Corwin, 2001). Rasa nyeri juga dapat disebut sebagai suatu gejala yang
berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan. Ambang
nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) pada mana nyeri dirasakan untuk
pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang terendah saat orang
merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan (Tjay dan
Rahardja, 2007).
Menurut media pharma Indonesia tahun 2011 warga Indonesia merupakan
pembeli teratas untuk obat batuk dan obat demam dengan skor 78% dengan
rincian untuk obat batuk sebanyak 40% sedangkan obat analgesik sebanyak 38%,
yang disusul oleh Korea dengan skor 56% (Anonim, 2011).
Dapat dilihat pada salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta penggunakan
obat analgesik golongan NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs) pada julidesember 2006 mencapai DU90% (drug utilization/ penggunaan obat 90%) obatobat analgesik yang sering digunakan atau diresepkan yaitu meliputi obat
ketorolak, ketoprofen, asam mefenamat, diklofenak, dan meloksikam (saepudin &
wiranti, 2006).
Obat analgesik di Indonesia banyak beredar di pasaran dalam bentuk sediaan
tablet dengan nama paten maupun nama generik. Tercatat dalam ISO 2006
terdapat 305 merk obat yang mengandung analgesik asetaminofen yang dari tahun
ke tahun semakin bertambah (Putri, 2007).
Penggunaan obat analgesik baik analgesik narkotik ataupun analgesik non
narkotik (NSAID) secara umum banyak menyebabkan adverse drug reaction
3
(ADR) atau reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang telah dilaporkan
oleh berbagai badan regulasi obat pada berbagai uji klinik dan studi epidemiologi.
Obat golongan analgesik narkotik dapat menyebabkan ketergantungan bagi pasien
sedangkan obat analgesik non narkotik, ROTD yang paling sering terjadi adalah
reaksi yang mempengaruhi saluran pencernaan, khususnya dispepsia dan
perdarahan saluran pencernaan bagian atas. Gangguan saluran cerna akibat
penggunaan NSAID mempunyai rentang tingkat keparahan yang bervariasi, dari
mulai kerusakan mukosa yang bersifat asimptomatik, keluhan keluhan seperti
nyeri abdomen, heartburn dan dispepsia, sampai komplikasi saluran cerna yang
bersifat serius seperti pembentukan ulkus atau perdarahan saluran cerna yang
memerlukan perawatan di rumah sakit. Semua bentuk keluhan dan masalah yang
timbul tersebut melibatkan berbagai tingkat kerusakan mukosa lambung yang
terjadi karena adanya penghambatan prostaglandin (saepudin & wiranti, 2006).
Dalam mengatasi hal tersebut sangat diperlukan suatu usaha dalam
pengembangan obat baru, yaitu dengan mendapatkan struktur senyawa bioaktif
yang dapat meningkatkan aktivitas obat dan dapat meminimalkan efek samping
obat. Salah satu usaha mendapatkan suatu senyawa bioaktif yaitu dengan sintesis
suatu senyawa penuntun. Senyawa penuntun merupakan suatu senyawa yang
mempunyai aktivitas biologis dan dapat digunakan sebagai pemilihan dasar dalam
pengembangan obat baru dengan tujuan mendapatkan senyawa yang mempunyai
aktivitas yang tinggi, lebih poten, lebih ekonomis dan meminimal efek samping
obat. Pada senyawa penuntun ini dapat dilakukan sintesis dengan memodifikasi
senyawa yang mempunyai gugus tertentu yang dapat merubah sifat fisika kimia
obat yang akan berpengaruh pada aktivitas obat (Siswandono dan Soekardjo
2000).
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan sintesis senyawa p-aminofenol
menjadi
senyawa
N-(4t-butilbenzoil)-p-aminofenol,
senyawa
tersebut
menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dari pada asetaminofen sebagai analgetik
dengan perolehan log P secara teoritis sebesar 4.15 (Susilowati dan Handayani,
2006). Pada penelitian ini akan dibuat turunan senyawa asetaminofen lainnya
yaitu modifikasi struktur senyawa p-aminofenol menjadi 4-hidroksifenil
benzamida yang diharapkan mempunyai aktivitas analgesik yang lebih tinggi dan
4
optimal. Hal ini berdasarkan data teoritis dengan menggunakan perangkat lunak
melalui program chemdraw 2012 senyawa asetaminofen memiliki nilai log P=
0.28 dan MR= 40,25 cm3/mol. Sedangkan nilai log p senyawa benzoil klorida
adalah 2.17 dan MR= 35.81 cm3/mol. Subtitusi gugus nukleofil p-aminofenol dan
benzoil klorida diperoleh senyawa 4-hidroksifenil benzamida yang mempunyai
log P= 2.45 dan MR= 60.38 cm3/mol. Adanya peningkatan nilai log P maka akan
meningkatkan penembusan senyawa melalui membran biologis sehingga jumlah
senyawa yang berinteraksi dengan reseptor akan meningkat pula serta memiliki
masa kerja yang lebih panjang, sedangkan MR yang meningkat akan berpengaruh
pada interaksi atau ikatan obat-reseptor, sehingga akan terjadi kemungkinan
adanya peningkatan aktivitas interaksi obat-reseptor atau halangan ikatan obat
reseptor (Siswandono dan Soekardjo 2000).
Metode
umum
yang
digunakan
untuk
mendapatkan
senyawa
4-
hidroksifenilbenzamida yaitu menggunakan reaksi Schotten-Baumann yang
dimodifikasi, dengan cara menempelkan gugus asil ke gugus lain (amina), yaitu
mereaksikan benzoil klorida dengan nukleofil amina atau alkohol melalui reaksi
substitusi nukleofilik asil.
Mekanisme asilasi ini terdiri dari dua tahap yaitu : (1) Adisi nukleofil pada
gugus amina kemudian (2) disusul dengan eliminasi ion klorida. Gugus amina
bertindak sebagai nukleofil, sedangkan yang bertindak sebagai elektrofil adalah
atom karbon gugus karbonil benzoil klorida. (Fessenden & Fessenden, 1999).
Modifikasi p-aminofenol dengan benzoil klorida menghasilkan senyawa
turunan 4-hidroksifenilbenzamida yang didapat dengan melakukan subtitusi atom
gugus nukleofil pada atom karbonil benzoil klorida dapat dilihat pada gambar 1.2
+
p-aminofenol
+ HCl
benzoil klorida
4-hidroksifenilbenzamida
Gambar 1.2 Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida
5
Senyawa hasil sintesis selanjutnya diidentifikasi dengan pemeriksaan kualitatif
organoleptis, yaitu uji kemurnian dengan penentuan titik lebur, uji KLT
(Kromatografi lapis tipis) menggunakan tiga macam fase gerak. Kemudian
dilanjutkan dengan konformasi struktur senyawa 4-hidroksifenilbenzamida
dengan
menggunakan
spektrofotometer
UV-VIS
(ultraviolet
visible),
spektrofotometer IR (Infrared), dan spektrometer inti (1H-NMR) (Pudjono &
Joyce, 2002).
Untuk menguji aktivitas analgesik senyawa 4-hidroksifenilbenzamida dapat
dilakukan dengan metode respon geliat (Writhing test). Dalam metode ini
menggunakan zat kimia sebagai penginduksi nyeri. Manifestasi nyeri akibat
pemberian perangsang nyeri asam asetat intraperitonium akan menimbulkan
refleks respon geliat (writhing) yang berupa tarikan kaki ke belakang, penarikan
kembali abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan
kaki belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex Test atau Abdominal
Constriction Test (Wuryaningsih,1996). Frekuensi gerakan ini dalam waktu
tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakannya. Metode ini tidak hanya
sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga memberikan evaluasi yang cepat
terhadap jenis analgesik perifer (Gupta et al., 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah senyawa (4-hidroksifenilbenzamida) dapat dihasilkan melalui
sintesis struktur p-aminofenol dengan benzoil klorida ?
2. Apakah
senyawa
(4-hidroksifenilbenzamida)
mempunyai
aktivitas
analgesik yang lebih besar dibandingkan asetaminofen ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan senyawa (4-hidroksifenilbenzamida) melalui sintesis paminofenol dan benzoil klorida melalu reaksi subtitusi.
2. Mengetahui aktivitas analgesik senyawa 4-hidroksifenilbenzamida pada
mencit (Mus musculus) dan membandingkan aktivitas analgesiknya
dengan asetaminofen.
6
1.4 Hipotesis
1. Senyawa (4-hidroksifenilbenzamida) dapat dihasilkan melalui sintesis paminofenol dengan benzoil klorida.
2. Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida memiliki aktivitas analgesik pada
mencit
(Mus
musculus)
dan
aktivitas
dibandingkan dengan asetaminofen.
analgesiknya
lebih
besar
SKRIPSI
ANNA FITRIA AMALIA
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS
ANALGETIK PADA MENCIT (Mus musculus)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
SKRIPSI
ANNA FITRIA AMALIA
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS
ANALGETIK PADA MENCIT (Mus musculus)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrohim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunianya serta limpahan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul SINTESIS SENYAWA 4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI
AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus) guna memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih dan penghargaanyang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, tuhan seluruh alam yang telah melimpahkan nikmat dan
rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
tidak lupa sholawat kepada Rosulullah SAW yang telah membimbing kita
menuju jalan yang lurus.
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
3. Ibu Nailis Syifa’ S.Farm., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan fasilitas dan dukungan serta kesempatan untuk dapat belajar dan
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
4. Bapak Dr. Bambang Tri Purwanto, M.S., Apt selaku pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu dengan tulus dan penuh kesabaran untuk
memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt selaku pembimbing kedua yang
telah sabar membimbing dan memberikan dukungan sehingga penyususnan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
iv
6. Bapak Drs. H. Achmad Inoni., Apt dan Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk
perbaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah.
8. Laboran laboratorium kimia medisinal Universitas Airlangga Bapak Tukijo
dan Mas Tanto yang telah banyak memberikan bantuan untuk penyelesaian
skripsi ini.
9. Kedua Orang tuaku Ibu Anni Rahmawati dan Bapak Soleh Toha yang paling
saya hormati dan sayangi, serta kedua adik saya Fina Nur Fatimah dan
Najmah Zahirah yang selalu memberikan do’a, cinta, kasih sayang,
pengorbanan, perhatian, dorongan dan semangat yang begitu ikhlas dan tulus.
10. Teman-teman skripsi kimia medisinal Eva Budiarti, Preti Mulya U dan Novi
RS, dan Puput Ardianti yang telah bekerja sama berjuang untuk selesainya
skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat saya jei-jei, intan, dian dan mbak dep yang telah berbagi
kebahagiaan dan pengetahuan selama ini.
12. Segenap teman-teman Farmasi angkatan 2010, terima kasih atas kebersamaan
yang kita jalani bersama, dan juga telah memberikan motivasi baik secara
langsung maupun tidak langsung
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
do’a dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan yang abadi hanya milik Allah SWT dan kebenaran itupun dating dariNya, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Malang,
Penulis
v
2014
RINGKASAN
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGETIK
PADA MENCIT (Mus musculus)
Dalam rangka mengembangkan calon senyawa baru turunan p-aminofenol
yang digunakan untuk calon obat analgesik baru, maka dilakukan sintesis senyawa 4hidroksifenilbenzamida. Pengembangan ini dilakukan untuk mendapatkan calon
senyawa baru yang memiliki aktivitas analgesik yang lebih besar dibandingkan
asetaminofen. Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida ini dilakukan dengan menggunakan
metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi, dengan mereaksikan senyawa paminofenol dan benzoil klorida melalui reaksi asilasi gugus amina (NH2) dari paminofenol dengan gugus karbonil senyawa benzoil klorida.
Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ini memperoleh presentase hasil yaitu sebesar
41.4% . Hasil pemeriksaan organoleptis senyawa hasil sintesis berupa kristal,
berwarna ungu kecoklatan, tidak berbau. Berdasarkan pemeriksaan titik lebur
diperoleh titik lebur senyawa tersebut yaitu 215.6-216.6C yang berbeda dari
senyawa awal yang memiliki titik lebur sebesar 104-105C. Senyawa hasil sintesis
mempunyai satu noda pada uji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan ada
perbedaan pada nilai Rf dengan p-aminofenol, hal ini dilihat dari 3 fase gerak yang
digunakan yaitu Etil Asetat : Kloroform (4 : 6), Etil Asetat : Kloroform : Metanol
(3:6:1), n-Heksan : Etil Asetat : Metanol (4:5:1).
Identifikasi struktur dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dengan pelarut etanol, terjadi pergeseran puncak serapan maksimum () senyawa paminofenol yaitu 206, 236 dan 302 nm sedangkan senyawa hasil yaitu 206, 226 dan
282 nm. Identifikasi struktur selanjutnya menggunakan spektrofotometer inframerah,
terjadi perubahan pada senyawa sintesis dengan adanya tambahan gugus fungsi C=O
amida dengan bilangan gelombang 1650.16 cm-1 . Berdasarkan identifikasi
menggunakan spektrometer resonansi magnetik nuklir (1H-NMR), atom H senyawa
hasil sintesis menunjukkan jumlah atom H keseluruhan yaitu berjumlah 11yang
memiliki perbedaan dengan senyawa induk p-aminofenol yang memiliki jumlah atom
H sebesar 7. Dari analisis data dapat disimpulakan bahwa senyawa hasil sintesis
adalah senyawa 4-hidroksifenilbenzamida.
Uji aktivitas analgesik menggunakan metode respon geliat pada mencit dengan
asam asetat glacial 0.6% sebagai penginduksi nyeri. Hasil dari uji aktivitas analgesik
pada senyawa 4-hidroksifenilbenzamida memiliki % hambatan nyeri yang lebih besar
dibandingkan senyawa asetaminofen dan memiliki ED50 68.34 mg/Kg dan
asetaminofen memiliki ED50 154.88 mg/Kg. secara statistik, senyawa 4hidroksifenilbenzamida ini lebih potensial dibandingkan asetaminofen.
vi
ABSTRAK
SINTESIS SENYAWA
4-HIDROKSIFENILBENZAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGETIK
PADA MENCIT (Mus musculus)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa baru turunan p-aminofenol
yang memiliki efek analgesik lebih besar dibandingkan senyawa turunan yang
sebelumnya. Senyawa ini didapat dengan mensintesis senyawa p-aminofenol dengan
benzoil klorida menggunakan metode Schotten-Baumann yang telah dimodifikasi.
Presentase hasil senyawa sintesis ini yaitu 52.77%, kemurnian senyawa ini
dibuktikan dengan menggunakan KLT dan titik lebur. Titik lebur senyawa tersebut
yaitu 215.6-216.6C dan terdapat satu noda pada kromatografi lapis tipis yang
menggunakan tiga eluen berbeda ini menunjukkan senyawa tersebut sudah terbentuk
terlihat dari adanya 1 noda, sehingga dikatakan senyawa tersebut murni secara KLT.
Identifikasi struktur senyawa dianalisis melalui spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer IR, dan spektrometer 1H-NMR. Dengan spektrofotometer UV-Vis
senyawa hasil sintesis diperoleh panjang gelombang 226nm dan 282nm yang berbeda
dengan hasil senyawa induk p-aminofenol yaitu sebesar 236nm dan 302nm. Untuk
hasil identifikasi dengan spektrofotometer IR senyawa hasil sintesis memiliki
tambahan gugus C=O amida pada bilangan gelombang (1650.16 cm-1) yang sudah
berbeda dengan senyawa asal atau induk (p-aminofenol). Sedangkan hasil identifikasi
dengan spektrometer 1H-NMR atom H senyawa hasil sintesis sebanyak 11 yang
terdiri dari H dari gugus NH2 (9.01 - 9.31), H dari OH (9.71 - 10.01), H dari benzene
no. a,b (7.41 - 7.55), H dari benzene no.c (7.85 - 8.01) dan H dari benzene no.d (6.66
- 6.75). Hasil indikasi struktur senyawa yang disintesis ini adalah 4hidroksifenilbenzamida. Uji aktivitas analgesik menggunakan metode respon geliat
pada mencit dengan asam asetat glacial 0.6% sebagai penginduksi nyeri. Hasil dari
uji aktivitas analgesik pada senyawa 4-hidroksifenilbenzamida memiliki ED50 68.34
mg/Kg dan asetaminofen memiliki ED50 154.88 mg/Kg. secara statistik, aktivitas
analgesik senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ini lebih potensial dibandingkan
asetaminofen.
Kata kunci: sintesis. 4-hidroksifenilbenzamida, asetaminofen, aktivitas analgesik,
mencit
ABSTRACT
vii
SYNTHESIS OF
4-HYDROXYPHENYLBENZAMIDE AND ANALGESIC ACTIVITIY TEST
IN MICE (Mus musculus)
This study aim to synthesize new derivative compounds of p-aminophenol
which has analgesic effect have greater than that previously derived compounds. The
compounds was synthesized by reacting p-aminophenol compound with benzoyl
chloride using Schotten-Baumann method which has been modified. Percentage
results of the synthesis of compounds is 52.77%. The purity of compound proved by
using TLC and melting point. The melting point of the compound that is 215.6216.6C and was different with the p-aminophenol and on thin layer chromatography
(TLC) have a single spot with three different eluens it showed that compound is
formed evident from the first stain, so that the compound are be pure in TLC.
Identification of the structure of the compounds were analyzed by UV-Vis
spectrophotometer, IR spectrophotometer, and 1H-NMR spectrometer. With a UVVis spectrophotometer compounds synthesized has wavelength 226nm and 282nm
that is different from the results of the main compound p-aminophenol in the amount
of 236nm and 302nm. For the identification of the compounds synthesized with IR
spectrophotometer has an additional C=O amide at wave number (1650.16 cm-1)
which was different to the origin compound (p-aminophenol). While the results of
identification by 1H-NMR spectrometer H atom compounds synthesized a total of 11
consisting of H of the NH2 (9:01- 9:31), the H of the OH (9.71 - 10:01), H of benzene
no. a, b (7:41 to 7:55), H of benzene No. C (7.85 - 8:01) and H of benzene no.d (6.66
- 6.75). The result of structural analysis indicated that the synthesized compounds are
4-hydroxyphenilbenzamide. The analgesic activity test use writhing test response
method in mice with glacial acetic acid 0.6% as an inducer of pain. The results of
analgesic activity of 4-hidroksifenilbenzamida has ED50 68.34 mg / kg and
acetaminophen have ED50 154.88 mg / Kg. statistically, the analgesic activity 4hidroksifenilbenzamida compound is greater than acetaminophen.
Keywords: synthesis. 4-hydroxyphenilbenzamide, acetaminophen, analgesic
activity, mice
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4 Hipotesis .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Tinjauan Tentang Nyeri .................................................................................. 7
2.1.1 Klasifikasi Nyeri .................................................................................... 8
2.1.2 Reseptor dan Jalur Nyeri ........................................................................ 10
2.1.3 Mediator Nyeri ....................................................................................... 10
2.1.4 Mekanisme Nyeri ................................................................................... 11
2.2 Tinjauan Analgetika ........................................................................................ 13
2.2.1 Analgesik Narkotik ................................................................................ 13
2.2.2 Analgesik Non Narkotik ........................................................................ 14
2.3 Tinjauan Tentang Bahan Sintesis .................................................................... 15
2.3.1 p-aminofenol ......................................................................................... 15
2.3.2 Benzoil Klorida ...................................................................................... 15
ix
2.4 Tinjauan Tentang Asilasi ................................................................................ 16
2.5 Tinjauan Tentang Uji Kemurnian dan Identifikasi Struktur ........................... 18
2.5.1 Tinjauan Tentang Jarak Lebur ............................................................... 18
2.5.2 Tinjauan Tentang Kromatografi Lapis Tipis ......................................... 18
2.5.3 Tinjauan Tentang Spektrofotometer Ultraviolet (UV-Vis) .................... 18
2.5.4 Tinjauan Tentang Spektrofotometer Inframerah .................................... 19
2.3.3 Tinjauan Tentang Spektrometer Resonansi Magnetik Nuklir (1HNMR) .............................................................................................................. 19
2.6 Tinjauan Tentang Metode Pengujian Aktivitas Analgetika ............................ 20
2.6.1 Metode Stimulasi Panas ......................................................................... 20
2.6.2 Metode Stimulasi Listrik ........................................................................ 21
2.6.3 Metode Stimulasi Tekanan ..................................................................... 21
2.6.4 Metode Stimulasi Kimiawi .................................................................... 21
2.7 Tinjauan Tentang ED50 .................................................................................. 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 23
3.1 Kerangka konseptual penelitian ...................................................................... 23
3.2 Skema Kerangka Konseptual .......................................................................... 25
BAB IV BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN .................................. 26
4.1 Bahan Penelitian .............................................................................................. 26
4.1.1 Bahan Kimia .......................................................................................... 26
4.1.2 Hewan Coba ........................................................................................... 26
4.2 Alat penelitian ................................................................................................. 27
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 28
4.4 Metode Penelitian ............................................................................................ 28
4.4.1 Prosedur Preparasi Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ........................ 28
4.5 Analisis hasil Senyawa Preparasi .................................................................... 29
4.5.1 Pemeriksaan Organoleptis ...................................................................... 29
4.5.2 Pemeriksaan Jarak Lebur ....................................................................... 29
4.5.3 Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis ....................................... 30
x
4.6 Identifikasi Struktur Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ............................... 30
4.6.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer UV-Vis ........................ 30
4.6.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer IR ................................. 30
4.6.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer Resonansi Magnetik Nuklir (1HNMR) .................................................................................................................... 31
4.7 Uji Aktivitas Analgesika ................................................................................. 31
4.7.1 Persiapan Hewan Coba .......................................................................... 31
4.7.2 Pembuatan Larutan Asam Asetat 0.6% v/v dan CMC Na 0,5% b/v ...... 32
4.7.2.1 Pembuatan Larutan Asam Asetat 0.6% v/v ............................... 32
4.7.2.2 Pembuatan Larutan CMC Na 0,5% b/v ..................................... 32
4.7.3 Pengaturan Dosis .................................................................................... 32
4.7.4 Pembuatan sediaan Uji ........................................................................... 33
4.7.5 Pemberian Sediaan Uji pada Mencit ...................................................... 33
4.7.6 Pelaksanaan Uji Aktifitas ....................................................................... 33
4.8 Analisis Data .................................................................................................. 34
4.8.1 Analisis Statistik ANOVA ..................................................................... 34
4.8.2 Penentuan Hambatan Nyeri .................................................................... 34
4.8.3 Kerangka Operasional ............................................................................ 36
BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................... 37
5.1 Senyawa Hasil Sintesis ...................................................................................
37
5.2 Analisis Kualitatif Senyawa Hasil Sintesis ..................................................... 37
5.2.1 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Organoleptis ........................... 37
5.2.2 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Jarak Lebur ............................ 37
5.2.3 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) .................................................................................. 38
5.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis .................................................. 39
5.3.1 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrofotometer
UV-Vis ................................................................................................... 39
5.3.2 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrofotometer
Inframerah (IR) ..................................................................................... 41
5.3.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrometer
xi
Resonansi Magnetik Inti (1H-NMR) ...................................................... 43
5.4 Hasil Uji Aktivitas Analgesik ........................................................................ 46
5.4.1 Penentuan Frekuensi Respon Nyeri dan Presentasi Hambatan Nyeri .... 46
5.4.2 Analisis Data .......................................................................................... 47
5.4.3 Penentuan ED50 ...................................................................................... 48
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 51
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 64
DAFTAR TABEL
xii
Tabel
Halaman
V.1 Hasil pemeriksaan organoleptis senyawa hasil sintesis ................................... 37
V.2 Hasil pemeriksaan jarak lebur .......................................................................... 37
V.3 Harga Rf senyawa p-aminofenol dan senyawa hasil sintesis ........................... 38
V.4 Panjang gelombang p-aminofenol dan sintesis senyawa hasil sintesis ............ 41
V.5 Karakteristik spektra inframerah senyawa p-aminofenol dan senyawa
hasil sintesis ..................................................................................................... 43
V.6 Karakteristik spektrs 1H-NMR senyawa p-aminofenol .................................... 44
V.7 Karakteristik spektra 1H-NMR senyawa hasil sintesis ..................................... 45
V.8 Frekuensi geliat hewan coba ............................................................................ 47
V.9 Perhitungan % Hambatan Nyeri Hewan Coba .................................................. 47
V.10 Nilai ED50 senyawa asetaminofen dan senyawa hasil sintesis ........................ 50
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar
Halaman
1.2 Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida .................................................................. 4
2.1 Skema hantaran nyeri nociceptis ..................................................................... 12
2.2 Struktur p-aminofenol ..................................................................................... 15
2.3 Struktur Benzoil klorida .................................................................................. 15
2.4 Mekanisme Reaksi Asilasi Secara Umum ...................................................... 16
2.5 Mekanisme Reaksi Asilasi Senyawa 4-hidroksifenilbenzamida ..................... 17
3.1 Skema Kerangka Konseptual .......................................................................... 25
4.1 Sintesis 4-hidroksifenilbenzamida .................................................................. 28
4.2 Skema Uji Sintesis Senyawa ........................................................................... 36
4.3 Skema Uji Aktivitas ........................................................................................ 37
5.1 Spektra Ultraviolet Senyawa p-aminofenol dengan pelarut etanol ................. 40
5.2 Spektra Ultraviolet Senyawa Hasil Sintesis dengan pelarut etanol ................ 40
5.3 Spektra Inframerah p-aminofenol dalam Pellet KBr ...................................... 42
5.4 Spektra Inframerah Senyawa Hasil Sintesis dalam Pellet KBr ....................... 42
5.5 Spektra 1H-NMR Senyawa p-aminofenol dengan pelarut DMSO-D6 ............ 44
5.6 Spektra 1H-NMR Senyawa Hasil Sintesis dengan pelarut DMSO-D6 ............ 45
5.7 Perbandingan Jumlah Geliat Kelompok Kontrol, Kelompok Asetaminofen dan
Kelompok Senyawa Hasil Sintesis ................................................................. 48
5.8 Kurva Hubungan Antara Log Dosis dengan Senyawa Asetaminofen ............ 49
5.9 Kurva Hubungan Antara Log Dosis dengan Senyawa Hasil Sintesis ............. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
xiv
1.Surat Pernyataan ..............................................................................................
64
2. Persentase Bahan ............................................................................................
65
3. Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................
66
4. Data Anova .....................................................................................................
67
5. Perhitungan % Hambatan Nyeri .....................................................................
70
6. Perhitungan ED50 Aktivitas Analgesik ..........................................................
71
7. Tabel r Produk ................................................................................................
72
8. Tabel F ...........................................................................................................
73
9. Gambar Proses sintesis dan Uji Aktivitas ......................................................
74
xv
DAFTAR PUSTAKA
Adeyemi. 2001. Analgesic and Anti-inflammatory Effects of The Aqueous
Extract of Leaves of Persea americana Mill. (Lauraceae). Italy: J.
Fitoterapia.
Anonim, 1998. SIDS initial assessment report. France: UNEP Publication
Anonim, 2011. Kebutuhan Analgesik di Indonesia.
http://www.slideshare.net/ErwinEAnanto/media-pharma-indonesia-2011,
diakses pada tanggal 3-maret-2014
Baumann, T.J, 2002. Pain Mangement. in: Dipiro,T.J., Talber, R.L., Yee, G.C.,
Matzke,
G.R.,
Wells,
B.G.,
Posey,
L.M.,
Pharmacotherapy
A
Pathophysiologic Approach. Edisi ke-6. New York: Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Bial, Erica MS., and Cope , Doris K. 2011. Pain management. in: Vadivelu, N.,
Urman, RD. Hines, RL (Eds). Essentials of Pain Management, New York:
Springer New York Dordrecht Heidelberg London.
Bresnick, S, 1996. High-Yield Organic Chemistry. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Corwin, Elizabet. 2000. Keadaan Penyakit atau Cedera. in: Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Terjemahan A.H
Pudjaatmaka.Jilid I, Edisi ke-3, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Terjemahan A.H
Pudjaatmaka.Jilid II, Edisi ke-3, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Finkel, R, Clark, M, Cubeddu, L, 2009. Antiinflamatori Drug. in: Richad A.
Harvey, Pamela C. Champe (Eds). Pharmacology, Ed. 4, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Gandjar,G dan Rohman, 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan
Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
xvi
Goodman and Gilman, 2008. Godman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi. Edisi
ke-10, Jakarta: EGC
Grenee, R.J., Harris, N.D, 2008. Pathology and Therapeutics for Pharmacist. Edisi
ke-3, USA: The Pharmaceutical Press.
Gupta, M., . Mazumder, U.K., Kumar, R.S. dan Kumar, T.S., 2003. Studies on Antiinflammatory, Analgesic and Antipyretic Properties of Methanol Extract
of Caesalpinia bonducella leaves in Experimental Animal Models, India:
Razi Institute for Drug Research.
Gupta, S., khadivar, PV. Mathur, KC. 2003. Topological Modelling of Analgesia.
in: Janda, KD. Bioorganik & Medical Chemistry. Oxford : Elsivier
Guyton, A.C dan Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Terjemahan:
Irawati Setiawan, edisi 9. Jakarta: EGC.
Hardjono, S., Purwanto, 2000. Hubungan Struktur dan Pengembangan Senyawa
Agonis dan Antagonis . in: Siswandono., Soekardjo, B (Eds). Kimia
Medisinal. Edisi ke-1. Surabaya: Airlangga University Press.
Katzung, B, 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-6, Jakarta: EGC
Manihuruk, E, 2000. Aktivitas Analgesik Daun Dewa (Gynura procumbens
(Lour.) Merr. dan Gynura pseudochina (L.) DC.) pada Mencit Dengan
Metode Geliat. Artikel Ilmiah. Jurusan Farmasi, FMIPA, Jatinangor:
Universitas Padjadjaran
Marline, R, 2012. Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Bunga Mawar (Rosa
chinensis Jacq) Pada Mencit yang Diinduksi Asam Asetat. Skripsi. Fakultas
Farmasi. Depok: Universitas Indonesia
Mulya, M., Suherman, 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University
Press.
Pebiansah, A, Ruswanto, Priatna, EM, 2009. Sintesis Senyawa 3-(4-Metilbenzoil)-1Feniltiourea Sebagai Kandidat Antikanker. Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar: Untuk Mahasiswa Keperawatan dan Farmasi.
Depok: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi.
xvii
Pudjono., Joyce, Jung, C 2002. Sintesis Dibenzoil Resolsinol dari Benzoil Klorida
dan Resorsinol melalui Modifikasi Metode Schotten-Baumann. Vol: 5.
Yogyakarta: SIGMA
Purwanto., Susilowati, R, 2000. Hubungan Struktur-Aktivitas Obat Analgetika.
in: Siswandono., Soekardjo, B (Eds). Kimia Medisinal. Edisi ke-2. Surabaya:
Airlangga University Press.
Saepudin., Wiranti, W, 2006. Kualitas Peresepan Obat Golongan Antiinflamasi
Non steroid di Salah satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta. Artikel
Ilmiah. Fakultas Farmasi. Yogyakarta: Universitas Islam Yogyakarta.
Sari, Putri, 2007. Pengaruh Pemberian Asetaminofen Berbagai Dosis Peroral
terhadap Gambaran Hispatologi Tubulus Proksimal Ginjal Tikus Wistar.
Artikel Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Satiadarma, K. Mulya, M., Tjahjono, D.H., Kartasasmita, R.E., 2004. Asas
Pengembangan Prosedur Analisis, Edisi ke-1, Surabaya: Airlangga
University Press.
Setiawan,
E.,
Trisnowati.,
Hermawan,
D,
2006.
Sintesis
Natrium
Pentagamavunonat dan Uji Stabilitasnya Menggunakan Spektrofotometer
UV-V. Artikel Ilmiah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Purwokerto: Universitas Unsoed Purwokerto.
Siswandono dan Soekadjo, B., 2008, Kimia Medisinal, Edisi ke-1. Surabaya:
Airlangga University Press.
Siswandono dan Soekadjo, B., 2008, Kimia Medisinal, Edisi ke-2. Surabaya:
Airlangga University Press.
Smith, J.G, 2008. Organic Chemistry, Edisi ke-2, New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Susilowati, S.S dan Handayani S.H., 2006. Sintesis dan Uji Aktivitas AnalgetikAntinflamasi Senyawa N-(4t-Butilbenzoil)-p-aminofenol. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Purwokerto: Universitas Unsoed
Purwokerto.
xviii
Tjay, T.H dan Rahardja., 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Vogel, A.I., 1989 A Text Book Of Practical Chemistry Including Qualitative
Organic Analysis. 5th Ed. English Language Book Society and Longmans
Green & Co Ltd. Pp. 236-238
Vogel, A.L, 1994. A Text Book of Quantitative Inorganik Analysis Including
Elementary Instrumental Analisis. Edisi ke-4. London: Longman Grup UK
Limited.
Vohora, S.B. and P.C. Dandiya. 1992. Herbal Analgesic Drugs. Italy: J. Fitoterapia,
LXIII
Watson. D.G., 2009. Analisis Farmasi. Edisi ke-2, Jakarta: Kedokteran Jakarta.
Welch, Sandra P and Martin, Billy R, 2004. Opioid and non opioid analgetics. in:
Charles R. Craig, Robert E. Stitzel (Eds). Modern Pharmacology With
Clinical Applications, Ed. 6, USA: Universitas Michigan.
Widjajanti, VN, 2006. Obat-obatan. Edisi ke-14, Yogyakarta: Kanisius Press
(Anggota IKAPI).
xix