5 Status Gizi dan Perkembangan Anak di Taman Pendidikan Karakter Semai Benih Bangsa Sutera Alam, Desa Sukamantri, Kecamatan Taman Sari, Bogor

sifat. Hal ini dapat disebabkan orangtua yang kurang mengajak anak untuk berbicara dan menanggapi secara aktif. Hurlock 1998 mengungkapkan bahwa semakin sering anak diajak bercakap-cakap, maka semakin cepat dan baik kemampuan mereka berbicara dan semakin luas kosa katanya. Semakin aktif banyak anak didorong unuk berbicara dan menanggapi, akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya, karena anak akan meniru ucapan yang diucapkan oleh ibu atau anggota keluarga lainnya Wahyanti 1995. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan aspek perkembangan Aspek Perkembangan Kategori Kurang Sedang Baik n n n 1. Motorik kasar 13 32.5 12 30.0 15 37.5 2. Motorik halus 16 40.0 19 47.5 5 12.5 3. Bahasa 15 37.5 16 40.0 9 22.5 4. Kognitif 16 40.0 19

47.5 5

12.5 5. Menolong diri sendiri 11 27.5 17 42.5 12 30.0 6. Sosial-emosional 24 63.2 10 26.3 4 10.5 Kognitif Perkembangan kognitif adalah kemampuan berpikir dan konsentrasi, memecahkan persoalan serta pemahaman konsep tentang bentuk, warna, benda, dan waktu. Perkembangan kognitif 47.5 contoh berada pada kategori sedang. Hal ini diduga karena kurangnya stimulus yang diberikan oleh ayah dan ibu contoh baik berupa mainan yang dapat merangsang kecerdasan anak maupun memperkenalkan berbagai konsep seperti bentuk dan warna, besar dan kecil, huruf dan angka serta waktu. Menurut Hurlock 1998, kecerdasan pada anak-anak dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seseorang didorong untuk melakukan kemampuan intelektual, apakah seseorang mempunyai dorongan intelektual yang kuat dan apakah seseorang mempunyai kesempatan untuk mengalami dan belajar. Menolong Diri Sendiri Perkembangan menolong diri sendiri merupakan kemampuan untuk bersikap mandiri, seperti memakai dan membuka pakaian, membersihkan anggota tubuh serta buang air kecil. Pada aspek ini, sejumlah 42.5 contoh tergolong sedang. Hal ini dapat disebabkan oleh ibu yang lebih senang melakukan segala sesuatu untuk anak dan tidak melatihnya daripada memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukannya sendiri. Menurut Depkes 1997, diacu dalam Susanti 2003, orangtua harus melatih usaha mandiri anak, mula-mula dalam hal menolong kebutuhan anak itu sehari-hari, seperti makan, minum, buang air, berpakaian dan lain-lain Sosial-Emosional Sebanyak 63.2 contoh memiliki perkembangan sosial-emosional yang termasuk kategori kurang. Aspek yang diukur pada perkembangan ini antara lain pengetahuan anak tentang diri sendiri dan keluarganya. Selain itu juga mengukur pengetahuan anak tentang orang lain, peran dan perasaan. Sebagian besar contoh belum bisa menempatkan dan mengendalikan peran serta perasaannya. Kemungkinan karena tidak diajarkan oleh kedua orangtua di rumah bagaimana cara mengendalikan diri dan perasaan. Disamping harus belajar bagaimana cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, anak-anak juga harus belajar bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai emosi tersebut dan menentukan apakah reaksi emosi yang akan ia lakukan dapat dibenarkan atau tidak Hurlock 1998. Analisis Hubungan Antar Variabel Hubungan Pendapatan KeluargaKapitaBulan dan Pola Asuh Makan Pola asuh makan setelah diuji menggunakan korelasi Spearman, memiliki hubungan nyata positif dengan pendapatan keluargakapitabulan r=0.379; p0.05. Hal ini berarti semakin besar pendapatankapitabulan keluarga contoh, maka pola asuh makan contoh juga semakin baik. Menurut Suhardjo 1989b dengan meningkatnya pendapatan keluarga maka diharapkan akan terjadi perubahan dalam susunan makanan keluarga baik kuantitas maupun kualitasnya. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluargakapitabulan dan pola asuh makan Pendapatan KeluargaKapitaBln Pola Asuh Makan Kurang Sedang Baik Total Miskin 35.3 58.8 5.9 42.5 Tidak miskin 8.7 65.2

26.1 57.5