Dampak Limbah Rumah Sakit Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

bertanggung jawab dalam pemakaian bahan radioaktif yang aman dan melakukan pencatatan. Limbah padat radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kemudian diserahkan kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut atau dikembalikan kepada Negara distributor. Semua jenis limbah medis termasuk limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah domestik landfill sebelim dilakukan pengolahan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan Ditjen P2MPL, 2004:31. 2.5.6 Pembuangan Akhir Limbah Medis Setelah diinsenerasi, limbah benda tajam sudah menjadi limbah yang tidak beresiko dan pada akhirnya dapat dibuang ke lokasi landfill. Selain itu limbah benda tajam yang infeksius juga dapat diolah terlebih dahulu dalam proses encapsulation, yaitu limbah dimasukkan dalam kontainer kemudian ditambahkan zat yang membuat limbah tidak dapat bergerak kemudian kontainer ditutup. Proses ini dapat menggunakan kotak yang terbuat dari polietilen berdensitas tinggi atau drum logam yang tiga perempatnya diisi dengan sejenis busa plastik, pasir bitumen, adukan semen, atau materi gamping. Setelah media kering, kemudian dibuang ke lokasi landfill. Metode ini sangat efektif dan relative murah A. Pruss, dkk., 2005:118.

2.6 Dampak Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit terdiri dari limbah umum dan limbah yang berbahaya. Pajanan dari limbah yang berbahaya dapat mengakibatkan penyakit atau cidera. Semua orang yang terpajan atau terpapar limbah berbahaya dari fasilitas penghasil limbah berbahaya, dan meraka yang berada di luar fasilitas serta memiliki pekerjaan yang mengelola limbah tersebut, atau yang beresiko akibat kecerobohan dalam sisitem manajemen limbahnya A. Pruss, dkk., 2005:21. Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti: 1 gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik, 2 menyebabkan kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut korosif, karat, air yang berlumpur dan sebagiannya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit, 3 gangguan atau kerusakan tanaman dan binatang dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrient tertentu dan fosfor, 4 gangguan terhadap kesehatan manusia dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi, dan 5 gangguan genetik dan reproduksi, meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida dan bahan radioaktif Satmoko Wisaksono, 2001:4.

2.7 Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit SMLRS adalah sistem pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian manajemen di rumah sakit yang meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit Wiku Adisasmito, 2008:6. Ada beberapa karakteristik bahan yang digunakan dan limbah yang di keluarkan rumah sakit tergolong limbah B3 dan non-B3. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 742001, limbah B3 ini perlu dikelola sesuai dengan aturan yang ada sehingga pengelolaan lingkungan hidup di rumah sakit perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan Wiku Adisasmito, 2008:7. Pengelolaan limbah untuk rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya bergantung pada administrasi dan organisasi yang baik serta kebijakan dan pendanaan yang memadai. Direktur Rumah Sakit melalui pemberitahuan tertulis harus mengangkat secara resmi para anggota tim pengelola limbah dan menetapkan tugas serta tanggung jawab tiap anggota A. Pruss, dkk., 2005:48. Petugas pengelola limbah bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan pemantauan harian terhadap sistem pengelolaan limbah, sehingga petugas harus memiliki akses langsung ke semua anggota staf rumah sakit. Petugas pengelola limbah bertanggung jawab langsung kepada Direktur rumah Sakit dan petugas pengelola limbah bekerja sama dengan petugas pengontrol infeksi, kepala bagian farmasi, dan teknisi radiologi agar memahami prosedur yang tepat dalam penanganan dan pembuangan limbah A. Pruss, dkk., 2005:49.

2.8 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit