32
3.6.3. Analisis Kinerja
Analisis kinerja performansi dimaksudkan untuk mengetahui implikasi adaptasi dalam pengaturan pengelolaan sumberdaya hutan Kaindea. Analisis
kinerja pengelolaan ini meliputi antara lain: produktivitas, keberlanjutan, keadilan dan efisiensi. Dalam analisis ini memadukan antara perspektif emik
dan etik. Peneliti mengajak masyarakat untuk menilai dan mendiskusikan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian hasil penilaian
masyarakat ini dipadukan dengan hasil pengamatan lapangan untuk mendapatkan kinerja pengelolaan yang lebih mendekati kenyataan. Untuk
menilai tahapan penilaian kinerja pengelolaan Kaindea dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Bagan alir tahapan penilaian kinerja pengelolaan hutan Kaindea Sistem pengelolaan hutan yang dikaji, diperbandingkan kinerjanya.
Perbandingan kinerja dan variabel yang mempengaruhinya disajikan pada Tabel 1.
Peneliti
Kriteria kinerja
Kinerja Sementara
pengamatan lapangan
diskusi
Kinerja Pengelolaan Penilaian Masyarakat
33
Tabel 1 Hubungan hipotetik sistem pengelolaan hutan dengan kinerjanya
Kinerja No
Variabel Sistem Pengelolaan
Produktivitas Keberlanjutan Keadilan
Efisiensi Individu
+ -
- +
1 Penguasaan lahan
dan hasil hutan Komunal
- +
+ -
Subsisten -
+ +
- 2
Orientasi produksi Komersial
+ -
- +
Monokultur +
- -
+ 3
Keragaman produk dan struktur
Agroforestri Kompleks
- +
+ -
Sumber : Suharjito et al. 2000
Pengukuran struktur hutan dilakukan dengan melakukan analisis vegetasi yaitu mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk struktur
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan Soerianegara dan Indrawan 2002. Analisis vegetasi dimaksudkan untuk mendapatkan indeks nilai
penting dari hutan Kaindea dengan rumusan sebagaimana Tabel 2 berikut. Tabel 2 Pengukuran struktur vegetasi hutan melalui indeks nilai penting
Analisis Vegetasi Besaran
Kerapatan Jumlah individu luas contoh
Kerapatan relatif Kerapatan dari suatu jenis atau spesis Kerapatan seluruh jenis x
100 Dominansi
Jumlah bidang dasar Luas petak contoh Dominansi relatif
Dominansi suatu jenis Dominansi dari seluruh jenis x 100 Frekuensi
Jumlah pot diketemukannya suatu jenis Jumlah seluruh plot Frekuensi relatif
Frekuensi dari suatu jenis Frekuensi dari seluruh jenis x 100
Nilai penting Kerapatan relatif + Dominansi relatif + Frekuensi relatif
Metode pengukuran yang digunakan dalam analisa vegetasi adalah transek. Menurut Soerianegara dan Indrawan 2002:33 bahwa cara transek
merupakan cara paling baik memperlajari kelompok hutan yang luas dan keadaannya belum diketahui. Cara transek ini juga paling efektif untuk
mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi.
Data vegetasi yang akan diambil mengacu pada Wyatt-Smith 1963 dalam Soerianegara dan Indrawan 2002 meliputi: pohon dimeter 35 cm,
tiang diameter 10-35 cm dan semai tinggi 30–150 cm. Data vegetasi didapat dari pembuatan plot 20 x 20 m pohon, 10 x 10 m tiang. Sedangkan
plot 2 x 2 m semai tidak dilakukan karena vegetasi semai jarang.
34
3.6.4. Analisis Kelestarian