Berdasarkan ketiga teorema diatas, terdapat 3 buah metode dalam penyelesaian analisa plastis:
a. Cara grafostatis Cara ini meliputi penentuan secara grafostatis suatu bidang momen dalam
keadaan batas, sehingga dengan momen di setiap penampang tidak melampaui momen batas M M
p
, tercapai suatu mekanisme keruntuhan. b. Cara mekanisme
Cara mekanisme merupakan cara yang lebih cepat untuk mendapatkan hasil dibandingkan dengan cara grafostatis dan cara distribusi momen, terutama pada struktur
yang derajat kehiperstatisannya lebih banyak. c. Cara distribusi momen
Cara distribusi momen ini mirip dengan metode distribusi cara cross, oleh karena itu disebut juga metode distribusi momen plastis.
II.5 Analisa Penampang
Gambar 2.2 Momen Elastis dan Plastis pada Penampang Persegi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sum at era Ut ara
Dari gambar 2.2 diatas dapat dilihat bahwa kondisi tegangan pada saat keadaan leleh dan pada saat keadaan plastis pada tampang persegi dengan lebar
penampang sebesar B dan tinggi penampang sebesar D. Untuk modulus elastis
My = 2M1 +2M2 = 2
−
.
−
+ 2. . . .
= −
+ .
+ . . .
=
.
−
+ .
=
.
−
.
=
.
−
.
=
.
=
.
...................................................................... 2.2 Untuk modulus plastis
Momen plastis merupakan luasan tampang dikali dengan lengan momen sehingga :
Mp = 2.
. .
=
.
........................................................ 2.3 II.6
Faktor Bentuk Shape Factor
Peningkatan kekuatan yang dinyatakan dalam perbandingan antara momen plastis M
p
dengan momen leleh M
y
Perbandingan itu tergantung dari bentuk penampangnya.
Universitas Sumatera Utara
=
. .
=
= =
.
......................................................................... 2.4 dimana :
f = faktor bentuk shape faktor
S = plastic modulus
Z = section modulus
Harga dari faktor bentuk shape faktor untuk beberapa penampang yang sering dipakai adalah sebagai berikut :
1. Penampang segiempat
f = 1,5 2.
Penampang segiempat berlubang f = 1,18
3. Penampang segiempat diagonal
f = 2,0 4.
Penampang lingkaran f = 1,7
5. Penampang lingkaran berlubang
f = 1,34 6.
Penampang I f = 1,15
7. Penampang segitiga sama kaki
f = 2,34
II.7 Sendi Plastis
Sendi plastis merupakan suatu kondisi dimana terjadi rotasi secara terus menerus akibat adanya penambahan beban pada struktur tersebut dan pada kondisi ini nilai
momen tidak mengalami perubahan. Pada saat timbulnya sendi plastis pada suatu struktur maka momen yang semula dihitung dengan cara elastis harus dihitung
kembali sesuai dengan perubahan sifat konstruksi yang ditimbulkan oleh adanya sendi plastis tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sum at era Ut ara
Gambar 2.3 Balok dengan pembebanan terpusat
Gambar 2.3 merupakan balok dengan penampang L dengan pembebanan terpusat sebesar P, dari gambar diatas maka :
= 1
−
= 1
−
1
−
= 1
−
= =
√
=
√ ......................................... 2.5
Gambar 2.4 merupakan bentuk grafik yang terjadi akibat beban terpusat yang sehingga terjadi lengkung sendi plastis yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Lengkung Sendi Plastis Beban Terpusat
Jika kita tinjau sendi plastis yang terjadi akibat beban terbagi rata pada balok sepanjang L
Gambar 2.5 Balok dengan pembebanan rata
Dari gambar 2.5 yang menggambarkan sebuah balok yang terletak di atas tumpuan sederhana dengan panjang bentang L dikenai pembebanan terpusat seperti
tergambar diatas, maka :
= 1
− √
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sum at era Ut ara
= 1
−
1
−
= 1
−
= =
=
................................................. 2.6 Gambar 2. 6 menunjukkan bahwa akibat beban terpusat yang terjadi lengkung
sendi plastis yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.6 Lengkung Sendi Plastis Beban Terbagi Rata
II.8 Metode Elemen Hingga