2-13
2.3.6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan,didapatkan Gs rata-rata yaitu 2.36.Dikarenakan Gs yang didapat tidak jauh berbeda dengan nilai Gs pada umumnya,
yaitu 2.4, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian telah dilaksanakan dengan benar.
2.4. Analisis Saringan Sieve Analisis
2.4.1 Maksud dan Tujuan
Menentukan distribusi butiran suatu contoh tanah, dalam hal ini adalah kerikil dan pasir, sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dasar-dasar tanah.
2.4.2 Teori
Seperti yang diketahui, sifat-sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirnya. Ukuran butir menentukan klasifikasi tanah tersebut. Untuk butiran kasar
dipakai cara penyaringan dalam penentuan ukuran butiran tanahnya.Dengan cara analisa ukuran butir sieve analysis, tanah dapat dipisahkan dari butiran terkecil dan terbesar
denagn batas ukuran yang diketahui.
2.4.3 Prosedur Pengujian
1. Siapkan contoh tanah kering sebanyak 350 gr, kemudian direndam dengan
menambahkan air selama 24 jam. 2.
Saring contoh tanah tersebut dengan saringan nomor 200, tambahkan air sedikit demi sedikit sehingga didapat yang lolos kurang lebih 50 gram. Contoh tanah yang lolos
saringan dikeringkan dalam oven selama 24 jam untuk pengujian hidrometer. 3.
Contoh tanah yang tertahan saringan nomor 200 dikeringkan dalam oven selama 24 jam untuk pengujian analisa saringan.
4. Keluarkan dan dinginkan dalam desikator.
5. Saring contoh tanah dengan saringan nomor 4 yang diletakkan paling atas,
dilanjutkan dengan saringan-saringan nomor 10, 16, 20, 30, 40, 50, 60, 80, 100, 200, dan pan.
6. Contoh tanah dalam saringan diguncang dengan tangan atau dengan mesin
pengguncangpengayak sieve shaker kurang lebih 15 menit. 7.
Contoh tanah yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang.
2-14
2.4.4 Alat alat yang digunakan
1. Seperangkat saringan 2. Sikat untuk membersihkan saringan
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr 5. Oven untuk pengatur suhu
6. Mesin penggerak saringan, serta Mortar dengan pengaduk karet
2.4.5.Perhitungan
Menghitung berat total Berat total =
∑ Berat tanah yang tertahan dalam saringan Menghitung berat tertahan untuk masing-masing ukuran saringan secara kumulatif
Menghitung prosentase tanah yang tertahan pada setiap saringan Presentase tanah tertahan =
B
x100
Menghitung prosentase tanah yang lolos pada setiap saringan Prosentase yang lolos =
B
x100
Contoh Perhitungan berdasarkan sampel no saringan 200 Diketahui
: Berat Tanah kering Pada Ayakan No. 200 = 1.5 gr Berat Total = 33 gr
Berat Tertahan = 1.5 gr Ditanya : Prosentase Tanah Tertahan = ?
Prosentase Tanah yang Lolos = ? Dijawab : Prosentase Tanah Tertahan Pada Ayakan No. 200
.
× 100 = 4.545 Prosentase Tanah yang Lolos Pada Ayakan No. 200
.
x100=0.909
2-15
2.4.6 Kesimpulan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis Sieve Analysis yang lolos saringan No.200 adalah 0.909, Kemudian hasil perhitungan analisis saringan dan analisis hydrometer disatukan
dalam sebuah grafik diameter dan lolos saringan.dengan nilai diameter dan lolos saringan hydrometer lebih kecil dari analisis saringan
2-16 LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215
ANALISIS SARINGAN SIEVE ANALYSIS ASTM D 421
No Saringan Ukuran Saringan
Berat Tertahan
Jumlah Berat Jumlah
mm gr
Tertahangr Tertahan
Lolos 4
4.76
2.1 2.1
6.36 93.64
10 2
6.1 8.2
24.84 75.16
16 1.6
7.2 15.4
46.66 53.34
20 1.19
5 20.4
61.81 38.19
30 0.84
3.9 24.3
23.63 26.37
40 0.59
2.6 26.9
81.51 18.49
50 0.42
1.4 28.3
85.76 14.24
60 0.279
0.5 28.8
87.27 12.73
80 0.177
1.4 30.2
91.51 8.49
100 0.149
1 31.2
94.54 5.46
200 0.074
1.5 32.7
99.1 0.9
Pan 0.3
berat total
33 Pekerjaan :
Analisis saringan Tanggal :
No. Log Bor : 2 Dikerjakan :
Lokasi : ITENAS
Dihitung : Kedalaman : 2 m
Diperiksa :
2-17 t
T Ra
Ct Rc
N R
L Lt
K D 0.25 25 56.2 1.3 55.5 118.77
56.7 7 28.00 0.01372
0.0726 1.06893 0.5 25 54.2 1.3 53.5 114.49
54.7 7.3 14.60 0.01372 0.05242 1.03041
1 25 51.2 1.3 50.5 108.07 51.7
7.9 7.90 0.01372 0.03856 0.97263
2 25 48.2 1.3 47.5 101.65 48.7
8.3 4.15 0.01372 0.02795 0.91485
5 26 30.5 1.65 30.2 64.52 31
11.2 2.24 0.01357 0.02031 0.58069
15 26 20.5 1.65 20.2 43.12 21
12.9 0.86 0.01357 0.01258 0.38809
30 26 15 1.65 14.7 31.35 15.5 13.85
0.46 0.01357 0.00922 0.28216 60 26 10.5 1.65 10.2 21.72
11 14.5
0.24 0.01357 0.00667 0.19549 250 26 5.5 1.65 5.15 11.02
6 15.5
0.06 0.01357 0.00338 0.09919 1440 25 3.5 1.3 2.8 5.99
4 15.6
0.01 0.01372 0.00143 0.05393
1. Rc = Ra – Zerro correction + Ct
Dimana : Ra = bacaan aerometer Ct = diperoleh dari tabel berdasarkan temperature
Zerro correction Zc = tergantung alat yang di gunakan
2. Finner N =
x aWs x 100 Dimana : a = diperoleh dari tabel berdasarkan nilai Gs
Ws = berat tanah kering 3.
R = Ra + 0,5 4.
D = K× Dimana : K diperoleh dari tabel
L diperoleh dari tabel berdasarkan nilai R 5.
Finer akhir =Finner N100 ×prosentase lolos saringan nomor 200
Contoh Perhitungan :
1. Rc
= Ra – Zc + Ct = 56.2 – 2 + 1.3
= 55.5 2.
N = Rc x aWs x 100
= 55.5 X 2.36 50 x 100 = 118. 77
3. R
= Ra + 0.5 =56.2 + 0.5
= 56.7
2-18 4.
D = K X
= 0.01372+ =
0.529 5.
Finer akhir = Finner N100 ×prosentase lolos saringan nomor 200
= 118.77 : 100 X 0.9 = 1. 06893
Analisa dan keterangan grafik:
Tabel 3.2 Klasifikasi Tanah berdasarkan Diameter
diameter Fraksi Kerikil
4.76 mm Fraksi Pasir
4.76 – 0.074 mm Fraksi Lanau
0.074 – 0.002 mm Fraksi Lempung
0.002 – 0.001mm Material lolos 200
0.074 mm Fraksi kerikil = tertahan saringan no. 4 4.76 mm
= 6.36 Fraksi pasir = lolos no. 4 4.76 mm – lolos no. 200 0.074 mm
=
93.64 -0.9
= 92.74 Fraksi lanau dan lempung = lolos no. 200 0.074 mm =
0.9
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.001 0.01
0.1 1
Lolo s
Diameter mm
Grafik Sieve Analysis dan Hidrometer
kerik il
pasir kasa
r sedang
halus lanau
le mpun
g
2-19
2.4.7 Kesimpulan Hasil Pengolahan Data
Dari hasil pengolahan data praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
: Fraksi Kerikil
6.36 Fraksi Pasir
92.74 Fraksi Lanau dan
lempung
0.9
Material lolos 200
0.9
2.5 Atterberg Limit