lxiii Untuk guru 1, motivasi dia ketika memberikan kuisgames hanyalah untuk
ice breaking saja supaya saya lebih kenal dengan muridnya, guru berpendapat
pulang sekolah kan mereka sudah suntuk, ada yang tidak mau belajar dan mereka sudah mau pulang cepat. Bisa juga untuk membuat kompak kelas yang berasal
dari sekolah yang berbeda-beda.
56
Komunikasi yang dilakukan oleh guru bersifat persuasif. Komunikasi di kelompok ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam
kelas dapat menjadi komunikator maupun komunikan, meskipun tetap guru yang menjadi komunikator utama dalam hal memberikan materi.
2. Pola Komunikasi Guru 2
Guru 2 adalah Burhan yang dipanggil oleh murid-murid Mas Burhan. Guru 2 mengajarkan Bahasa Indonesia hari Selasa dua minggu sekali bergantian dengan
pelajaran IPS pukul 16.00 WIB. Murid yang diajar guru pada kelas ini ada tiga orang, yaitu:
Tabel 3 Data Personal Murid Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
No. Nama
1 Dina Anjani
2 Chika Meirani
3 Alifia Meidira
Nama Panggilan Dina
Chika Fifi
Tempat, Tanggal Lahir
Bogor, 25 September 1995
Jakarta, 12 Mei 1995
Bogor, 13 Mei 1995
Jenis Kelamin Perempuan
Perempuan Perempuan
Asal Sekolah SMP Negeri 1
Bogor SMP Negeri 1
Bogor SMP Negeri 1
Bogor
56
Wawancara pribadi dengan Yudha Adi Pradana 17 April 2009.
lxiv Belajar di BP
sejak 2007
2008 2008
Hobi Berenang dan
nonton tv Main dengan
kucing Chatting,
nonton, jalan- jalan, membaca,
berenang
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kelas guru 2 sudah ada alifia yang akrab disapa fifi. Fifi berkata kepada guru 2 dia tidak mau memulai belajar kalau
masih sendirian di kelas, akhirnya sambil menunggu teman yang lain, guru memberikan permainan bagaimana membuat gambar
hanya dengan satu tarikan spidol tanpa terlepas?
Fifi dan guru berusaha mengerjakan teka-teki gambar itu di papan tulis. Ternyata guru yang memberi soal pun lupa bagaimana caranya membuat gambar
itu dengan satu tarikan spidol. Fifi ingat kalau Dina bisa menjawab itu, tak lama Dina pun datang dan langsung diminta membuat gambar yang menjadi soal itu.
Dina membuatnya dengan mudah sekali, gantian fifi yang penasaran membuatnya dan masih tampak kesulitan hingga akhirnya dibantu guru 2 untuk
menyelesaikannya. Sekarang tiba waktunya untuk memulai kelas, Dina langsung meminta
“games psikologi”. Games psikologi adalah pertanyaan-pertanyaan pilihan yang jawabannya menentukan kepribadian seseorang. Guru menjawab nanti games-nya.
Guru 2 membuka kelas dengan mengucap salam lalu mengucap rasa syukur karena baru selesai lulus ujian AKTA IV. Guru menanyakan kabar murid selama
2 minggu lalu buat murid minggu yang spesial atau biasa aja.
lxv Kita mulai dengan membaca basmalah, ada dua tema yaitu karangan, murid
yang bernama Dina menjawab kan sudah, guru membalas tapi ada yang terlewat. Kemarin kan sudah puisi ya din, puisi lama puisi baru, ada apa lagi?
Kedua murid kompak menjawab prosa dan guru mengatakan ada satu lagi dan murid-murid menebak tapi salah terus dari mulai syair, lirik, novel sehingga
guru memberi petunjuk-petunjuk sampai murid berhasil menjawab satu lagi karya sastra yaitu drama.
Sekarang kita masuk ke prosa. Prosa adalah…. Guru mulai menjelaskan materi tentang prosa. Setelah prosa guru memberi materi baru tentang paragraf.
Ada yang masih ingat paragraf? Murid menjawab paragraf menurut pemikiran mereka namun masih kurang tepat. Guru menambahkan definisi paragraf adalah
gabungan kalimat yang memiliki satu tema. Kedua murid kurang menyebutkan satu tema ketika menjawab sebelumnya.
Guru menjelaskan, Paragraf berdasarkan isinya: Narasi, deskripsi, eksposisi,persuasif, argumentasi.
Paragraf berdasarkan tujuan pembuatannya: Karya tulis, laporan, karya tulis sastra. Selama mas burhan mencatat di
papan, mereka mengobrol sedikit-sedikit namun tidak ditegur oleh guru. Selesai mencatat materi di papan tulis dan memberi penjelasan kepada murid, murid
diminta menghapal yang di papan tulis, lalu papan tulisnya di hapus. Setelah itu mereka diminta mengulang kembali hapalan tadi. Hal ini dilakukan guru untuk
mengevaluasi sejauh mana pemahaman murid terhadap materi yang baru diberikan. Bagi guru untuk paham atau tidak harus ada alat evaluasi, evaluasi ada
lisan dan ada yang berupa tulisan, kalau lisan sesudah dijelaskan langsung dihapus
lxvi dan mereka menjelaskan kembali kalau secara tulisan melalui latihan soal di
modul.
57
Karena guru memperhatikan wajah muridnya sudah tidak semangat untuk belajar, selain guru berinisiatif memberi games, biasanya Dina rajin meminta guru
memberii games psikologi. Maka murid diberi games psikologi. Games hari ini berjudul Melihat kepribadian dari isi tasnya. Guru mulai menceritakan
skenarionya. Ceritanya kalian akan pergi jalan-jalan, semua barang sudah disiapkan tapi
ternyata ada empat benda yang belum masuk yaitu minyak wangi, buku agenda, jimat keberuntungan, dan permencokelat.
Masalahnya tasnya sudah penuh dan hanya cukup 1 benda lagi. Apakah yang akan kalian bawa?
Keduanya antusias memilih minyak wangi sebagai benda terakhir yang akan mereka bawa sembari memperlihatkan minyak wangi yang ada di tas mereka.
Guru lantas membahas arti dari setiap pilihan jawaban. Pertama jika ia memilih Permencokelat dia adalah orang yang tidak bisa lepas dari makanan, obsesinya
makanan. Kedua untuk yang memilih Jimat orangnya kalau beli majalah lihatnya horoskop dulu, percaya hal-hal gaibklenik. Ketiga kalau menjawab Agenda dia
itu orangnya pelupa minta ampun. Terakhir yang memilih minyak wangi baginya penampilan nomor satu. Ada jerawat satu saja bisa jadi masalah besar, dan mereka
berdua mengakui hal ini. Apalagi fifi langsung mengiyakan, iya nih ada jerawat satu saja pusing mikirin ngilanginnya.
57
Wawancara Pribadi dengan Burhan.
lxvii Skenario kedua, tadi kan kalian sudah memilih jawaban pertama.
Selanjutnya di perjalanan ternyata sudah dekat ke tujuan, lima menit lagi menuju tempat tujuan, sudah mau sampai ternyata hujan lebat dan ceritanya kalian pergi
dengan berjalan kaki. Ada empat pilihan lagi, mana yang akan kalian pilih. 1. Hujan lebat nih, berteduh saja deh sampai hujan reda.
2. Hujan bisa-bisa lama nih, lari saja deh kan sudah dekat. Dia pun langsung berlari walaupun hujan lebat.
3. Ah, menunggu orang saja deh, siapa tau dia bawa payung, nanti saya bisa minta tolong diantarkan ke tujuan.
4. ternyata kalian kemana-mana bawa payung, jadi ya jalan saja ke tujuan dengan payung sendiri.
Apa jawaban kalian? Dina menjawab dia selalu membawa payung, Fifi memilih no 2 akan berlari
menerobos hujan. Ternyata skenario kedua ini untuk mengetahui bagaimana sikap ketika berselisih dengan teman. Bagi yang memilih:
1. Berteduh sampai hujan reda dia akan mengambil pendekatan menunggu sampai tenang dulu, baru menyelesaikan masalah.
2. Menerobos dia orangnya tidak peduli pendapat orang yang penting saya puas sudah mengungkapkan isi pikiran
3. Menunggu orang saja deh, siapa tau dia bawa payung orangnya menghindari konfrontasi. Tidak mau cari ribut.
4. Selalu membawa payung orangnya jago ngeles, jago bikin alasan, ketika ada konfrontasi lawan bicaranya bosan sendiri karena dia ada saja
alasannya.
lxviii Setelah games selesai mereka masih memelas meminta games lagi, Fifi
sampai bilang memang psikologi games? Kalo games kan harusnya terhibur, ini saya merasa tidak terhibur.
Tapi mas burhan meminta mereka untuk mengerjakan latihan soal dan diberi nomor yang wajib dikerjakan. Setelah selesai langsung dibahas bersama-sama
secara santai dan murid-murid ini suka sambil mengobrol pada saat membahas soal.
Berlanjut ke materi berikutnya tentang syarat kalimat efektif yaitu diksi: pilihan kata tampak kedua murid masih mengobrol ketika guru mencatat ke papan
tulis dan tidak melihat mereka, akan tetapi jika guru selesai mencatat mereka menyimak kembali pelajaran dengan serius
Sebelum pulang guru memberi 5 kalimat dan mereka harus menebak mana yang betul mana yang salah. Kalau tidak bisa menjawab tidak boleh pulang.
Mereka setuju dan semangat meminta soalnya kepada guru. Berikut adalah kelima kalimat tersebut:
1. Ibu Selly mengajar Bahasa Inggris. 2. Bagi siswa yang ingin pulang harap menjawab pertanyaan ini dengan
benar. 3. Korban kecelakaan itu dilarikan kerumah sakit.
4. Harap tenang sedang makan. 5. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ayo kalimat pertama benar tidak? Murid menjawab benar, ternyata salah. Yang benar adalah mengajarkan. Kalimat kedua mereka jawab benar dan guru
menjawab salah karena ada kata yang tidak perlu yaitu kata bagi yang tidak perlu
lxix dipakai. Kalimat ketiga juga salah lagi, kata dilarikan itu salah harusnya korban
kecelakaan itu dibawa. Sudah tiga kalimat tidak ada yang benar nih. Kalimat keempat benar tidak? Dina menjawab benar deh, fifi masih menganalisis. Guru
menjawab pilihan kata di kalimat ini kurang, seharusnya kami harapkan anda semia tenang, siswa sedang ujian. Kalimat yang terakhir yang benar seharusnya
atas perhatian anda. Murid semangat untuk segera pulang. Guru menutup kelas dengan membaca
doa dan mengucap salam. Pola komunikasi yang terjadi di kelompok ini adalah
Pola Guru - Murid, Murid - Guru, Murid – Murid dan juga pola bintang.
Guru A
E B
Murid Murid
Murid Murid D C
Pola Bintang
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua pihak terlibat di dalamnya.
Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif dan memerlukan hasil feedback.
58
Pada kelompok ini dapat diketahui bahwa murid memberikan feedback atau umpan balik kepada guru
dengan baik. Sesama murid juga dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas.
58
A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 100.
lxx Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua
pihak terlibat di dalamnya. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif dan memerlukan hasil feedback.
59
Menurut guru feedback
yang diberikan siswa sejauh ini antusias, mungkin kalau sedang capek butuh usaha ekstra, dan harus memberikan games lebih variatif.
60
Guru selalu memberikan games untuk memotivasi siswa agar kembali semangat untuk belajar namun selain itu guru juga suka memberi nasehat seperti
”Saya kembali ke mereka, mereka kan tugas utamanya belajar, boleh menjalankan hobi tapi mereka kan harus belajar. Kadang-kadang saya suka menceritakan kisah
yang ibrohnya yaitu hidup itu harus punya satu tujuan disamping hal-hal lainnya yang mereka senangi.”
61
Ketika murid mengobrol di kelas guru tidak memberi teguran tetapi hal ini sebetulnya kurang disukai oleh guru karena kadang kalau lagi tidak mood susah
diajak belajar, malas mengerjakan latihan, dan terlalu banyak mengobrol membuat murid tidak konsentrasi untuk belajar.
Walaupun di setiap belajar murid masih suka mengobrol dan kurang semangat karena sedang tidak mood namun komunikasi di kelompok ini sudah
bisa dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam kelas dapat menjadi komunikator maupun komunikan, meskipun tetap guru yang menjadi komunikator
utama dalam hal memberikan materi.
59
Ibid., h. 100.
60
Wawancara pribadi dengan Burhan.
61
Ibid.
lxxi
3. Pola Komunikasi Guru 3