Medan Theme Park Arsitektur Post-Modern
MEDAN THEME PARK (ARSITEKTUR POSTMODERN)
O L E H ULINATA 040406018
Medan, 21 Juni 2010 Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Ir.Nawawiy Loebis,M.Phil,Ph.D Hilma Tamiami,ST,MSc
(NIP : 195209271983031003 ) (NIP : 1981042620081220)
(Ketua Departemen Arsitektur FT- USU)
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho,MT (NIP : 196307161998021001)
(2)
MEDAN THEME PARK ARSITEKTUR POST-MODERN
LAPORAN PERANCANGAN TGA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : ULINATA 0 4 0 4 0 6 0 18
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHPA )
Nama : Ulinata
NIM : 040406018
Judul Proyek Akhir : Medan Theme Park Tema Proyek Akhir : Arsitektur Postmodern Rekapitulasi Nilai :
Nilai akhir A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan : N
o
Status Waktu
Pengumpula n Laporan Paraf Pembimbin g I Paraf Pembimbin g II Koordinato r TKA-490
1 LULUS LANGSUNG 2 LULUS
MELENGKAPI 3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN
DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS
Medan, 21Juni 2010 Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA - 490
IR. DWI LINDARTO H, MT
(NIP : 196307161998021001) (NIP : 196307161998021001) IR. DWI LINDARTO H, MT
(4)
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat TUHAN, karena berkat dan anugerah Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Perancangan Studio Tugas Akhir Semester B tahun 2009/2010.
Apapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, saya banyak mendapat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kedua Orang tua saya St.S.P.Hutasoit,BA/Br Tobing, yang telah banyak berkorban, memberikan nasehat, dukungan, semangat dan perhatiannya yang sangat besar,kaka saya Gemyora,SP beserta suaminya tercinta Bg Posrio Manullang dan keponakanku;terima kasih atas bantuannya dan abang saya Heinrich JP.
2. Dosen saya yang sangat mengagumkan sebagai Dosen Pembimbing I saya dalam
menjalani tugas akhir ini yaitu bapak Prof.Ir.Nawawiy Loebis,M.Phil,Ph.D beserta Ibu Hilma Tamiami,ST,MSc sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengorbanan waktu dan tenaga.Mereka juga banyak memberikan masukan, bimbingan, saran, kritikan dan selalu memebrikan semangat kepada penulis selama proses
penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Penguji Saya yaitu Bapak Firman Eddy dan Bapak Devin Defriza;terima kasih atas masukan-masukan yang diberikan kepada saya.
4. Haris Aditiawarman,terima kasih atas segala-segalanya.
5. Ny.Prof.Dr.Sahala Sihombing (Ir.S.br.Simatupang) selaku dosen Arsitektur ITB di Bandung,terima kasih atas buku yang dikirimkan kepada saya.
6. Ompung Dr.naek.L.Tobing/br.Aritonang di Jakarta,terimakasih atas dukungan materi dan support yang diberikan kepada saya.
7. Anjingku sayang.
8. Buat Dinda,Afan,Guntur,terima kasih ya.
9. Lagu Club Eghties yang telah menjadi soundtrack di sela-sela proses tugas akhir saya. 10.Teman satu kelompok saya Julia,Daniel,Bg
Kurniawan,Tari,Liza,Wahidin;terimakasih atas kebersamaan dan kekompakannya. 11.Adik-adik stambuk 2007 dan 2009,terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya. 12.Ketidakterimakasihanku untuk yang berinisial MS,pastinya Tuhan tidak akan
(5)
Atas segala dukungan dan dorongan yang telah diberikan kepada saya di dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini semoga Tuhan memberikan balasan dan pahala yang setimpal.
Saya menyadari bahwa sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini, namun saya juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2010
(6)
DAFTAR ISI
Halaman/Judul Halaman Pengesahan Surat Hasil Penilaian
HAL
KATA PENGANTAR………... i
DAFTAR ISI………... iii
DAFTAR GAMBAR... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG………... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN……..………... 2
1.3 PERUMUSAN MASALAH…..………... 3
1.4 LINGKUP DAN BATASAN MASALAH……….3
1.5METODOLOGI PENELITIAN.. ………....4
1.6 KERANGKA BERFIKIR……...5
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN...6
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1URAIAN SINGKAT JUDUL …………...7
2.2LOKASI...…....………...8
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi...9
2.2.2 Pemilihan Lokasi...10
2.2.2.1 AnalisaPemilihan Lokasi...12
2.2.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek...13
2.3 TINJAUAN FUNGSI.…...13
2.3.1 Deskripsi Pelaku dan Kegiatan...13
(7)
2.3.5 Studi Banding Proyek Sejenis...16
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 LATAR BELAKANG.…. ………24
3.2 PENGERTIAN POST-MODERN...……….………..26
3.3 INTERPRETASI TEMA………...………... 28
3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS...29
BAB IV ANALISA 4.1 ANALISA KONDISI TAPAK...35
4.1.1 AnalisaLokasi...………....………...35
4.1.2Analisa Tata Guna Lahan.………....………...36
4.1.3Intensitas Pembangunan... …………....…………...37
4.1.4 Analisa Sirkulasi……...………...39
4.1.5 Analisa Pencapaian. ………...42
4.1.6 Analisa Vegetasi...43
4.1.7 Analisa Matahari...44
4.1.8 Analisa Kebisingan dan Polusi udara... ...45
4.1.9 Analisa Utilitas...46
4.1.10 AnalisaView...48
4.2 ANALISA FUNGSIONAL...50
4.2.1Pelaku dan Aktifitas ...………....….………...50
4.2.2Deskripsi Kebutuhan Ruang...………....….………...51
(8)
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan...………...57
BAB VI HASIL PERANCANGAN... 64
(9)
DAFTAR GAMBAR
HAL
Gambar 2.2.2.1 Lokasi Site Theme Park ... 12
Gambar 2. 4 Permainan Flying Coaster ... 17
Gambar 2. 4 Hongkong Disneyland ... 18
Gambar 3. 4 Taman Bali di Jerman ... 30
Gambar 3. 4 Taman Bali di Belgia ... 34
Gambar 4. 1.1 Analisa Lokasi………...…………...………..35
Gambar 4. 1.3 Batas Site...………38
Gambar 4.1.4.1 Analisa sirkulasi kendaraan…………...………...40
Gambar 4.1.4.2 Analisa sirkulasi pejalan kaki ... 41
Gambar 4.1.5 Analisa Pencapaian ... 42
Gambar 4.1.6 Analisa Vegetasi………...…43
Gambar 4.1.7 Analisa Matahari………...44
Gambar 4.1.8 Analisa kebisingan dan polusi udara...45
Gambar 4.1.9.1 Analisa Pola Penerangan...46
Gambar 4.1.9.1 Analisa Jalur Utilitas………..……...47
Gambar 4.1.10.1 Analisa View dari luar ke dalam ……….………...48
Gambar 4.1.10.2 Analisa View dari dalam ke luar………..………49
Gambar 5.1 Konsep Triangga……….………...58
(10)
Gambar 5.3 Konsep Perwujudan………..59
Gambar 5.4 Konsep Pemilihan Lahan………..60
Gambar 5.5 Konsep Pelaksanaan………..61
Gambar 5.5.1 Konsep Pelaksanaan……….………..62
Gambar 5.5.1 Konsep Material………63
(11)
I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Kota pada masa sekarang ini semakin tidak memperhatikan sisi-sisi kemanusiaan dan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar,dengan semakin terbukanya lahan di kota yang dapat berfungsi sebagai tempat orang-orang dapat memanusiakan dirinya setelah melewati harinya yang monoton,penuh dengan persaingan dan berbagai macam tuntutan hidup yang menekan.
Manusia dalam kehidupannya selalu memerlukan tiga hal yang paling pokok,yaitu : sandang,pangan,dan papan.Selain itu ada juga kebutuhan untuk menunjang kelangsungan hidup yaitu sekolah dan bekerja.Serta kebutuhan untuk keseimbangan hidup untuk setiap individu yaitu agama,sosialisasi,dan rekreasi.Didalam hidupnya,manusia memerlukan pemenuhan terhadap ketiga kebutuhan tersebut untuk mendapatkan keseimbangan rohani dan jasmani.Hal ini termasuk juga kebutuhan seseorang untuk beristirahat dan bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Sekarang ini dapat dilihat di kota-kota besar,kesibukan dan ketegangan masyarakat semakin meningkat dengan persaingan dalam berbagai macam aspek kehidupan.Hampir sebagian besar waktu yang dimiliki oleh manusia saat ini dihabiskan di dalam ruangan dan untuk bekerja.Untuk melepaskan kepenatan,ketegangan,dan tekanan dalam pekerjaan serta untuk mencapai keseimbangan rohani dan jasmani seseorang,maka diperlukan suatu peralihan suasana dan kegiatan yang bersifat rekreatif di luara ruangan,untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kepenatan setelah melakukan berbagi macam aktivitas.
Medan, sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara yang berdiri sejak 7 desember 1959 sedang menuju menjadi kota Metropolitan seperti Jakarta. Dengan jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa dan kepadatan penduduk 7.520/km2. Dengan tingkat kepadatan yang tinggi yang diikuti dengan aktivitas yang padat dan melelahkan membuat masyarakat kota Medan mudah jenuh dan stress. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sarana hiburan dan rekreasi yang dapat membantu menghilangkan kepenatan dan merilekskan diri. Tempat hiburan dan rekreasi yang dapat menampung kegiatan bersosialisasi dipandang efisien karena aktivitas masyarakat yang tinggi yang dapat mengurangi waktu untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama.
Sementara itu sarana rekreasi di Medan sangatlah minim.Sarana hiburan setingkat taman Impian Jaya Ancol,Sea world,TMII dan sebagainya hanya terdapat di Jakarta.Oleh karena itu perlunya sebuah Theme Park yang direncanakan dan diharapkan menjadi salah satu pusat hiburan dan rekreasi yang ada di kota Medan,diharapkan dapat berguna bagi masyarakat di kota Medan sebagai salah satu pusat hiburan terbesar yang ada di kota Medan yang lebih dalam lagi dapat diharapkan menjadi sebuah ruang dalam kota.Secara umum,pusat hiburan ini dapat digunakan oleh kalangan masyarakat di luar ataupun di sekitar kota Medan.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN I.2.1.Maksud Perancangan
Adapun maksud didirikannya atau dibuat nya tempat rekreasi Theme Park di kota Medan adalah untuk menyediakan wadah bagi masyarakat kota Medan dan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dalam bentuk permainan di satu tapak dan bangunan ideal,nyaman dan mudah dijangkau atau dicapai.
(12)
I.2.2.Tujuan Perancangan
Sedangkan tujuan didirikannya atau dibuatnya tempat rekreasi Theme Park di kota Medan adalah:
• Menciptakan suatu tempat rekreasi yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat kota Medan khususnya bahkan turis domestik dan turis mancanegara dalam bentuk beraneka ragam permainan.
• Memberikan image/citra baru bagi kota Medan.
• Menciptakan suatu tempat yang berkualitas dan bervariasi bagi aktifitas pusat kota. • Ikut mendukung visi dan kebijakan pemerintah dalam keanekaragaman objek
pariwisata dan rekreasi dalam usahanya untuk berbenah menata diri yang akhirnya dapat menambah devisa daerah.
• Dengan perencanaan tempat rekreasi Theme Park ini di kota Medan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat,menarik,dan menyenangkan.
• Tempat rekreasi ini akan dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata dan meningkatkan kreatifitas serta imajinasi pengunjung.
I.3.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana membuat suatu tempat rekreasi permainan Theme Park dengan tema ”ARSITEKTUR POSTMODERN” yang dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan,ideal,nyaman dan mudah dijangkau dan dapat menarik minat pengunjung. 2. Bagaimana memadukan berbagai kegiatan rekreasi seperti olahraga,hiburan permainan
dan lain lain dalam satu bangunan.
3. Bagaimana menyediakan dan mengakomodir fasilitas rekreasi yang dapat dijangkau dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan mayarakat dan dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat.
4. Bagaimana memilih struktur yang tepat yang mampu mendukung bangunna nantinya baik bentuk maupun kekuatannya sehingga sesuai dengan kebutuhan bangunan tersebut di kota Medan.
5. Bagaimana membuat tempat rekreasi permainan di kota Medan ini menjadi suatu saran rekreasi yang menyenangkan sehingga setiap pengunjung ingin kembali menikmatinya secara berulang-ulang.
I.4. LINGKUP DAN BATASAN MASALAH
Masalah perancangan yang timbul dibatasi pada:
a) Kompleksitas bagunan yang membutuhkan analisa yang mendalam tentang sirkulasi, program ruang, dan aktifitas terpadu.
b) Pengornanisasian ruang berdasarkan kegiatan, fungsi, dan pemakai. c) Perancangan sistem penghawaan ruang dan lighting yang baik.
d) Pemilihan sistem struktur bentang lebar yang efisien yang dapat menahan beban sekaligus menghasilkan bentukan desain yang modern.
(13)
I.4. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan Medan Theme Park ini dilakukan beberapa pendekatan desain yaitu :
Dalam mencari pemecahan arsitektur terhadap masalah – masalah yang ada, dilakukan beberapa tahap penelitian, yaitu :
- Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data, dilakukan dengan beberapa cara yaitu studi pustaka atau studi literature, studi banding serta dengan studi lapangan. Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada , sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya. Sedangkan studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.
- Analisa
Dalam metode analisa, dilakukan dengan cara menstrukturkan data serta membuat analisa terhadap tapak dan di sekitarnya. Menstrukturkan data yang berasal dari data literatur dengan data yang ada di lapangan. Setelah itu membuat analisa dan membuat konseptual bangunan yang disesuaikan dengan tema dan fungsi bangunan sejenis.
- Pelaporan
Pada metode pelaporan, yang dilakukan yaitu membuat desain yang lengkap yang bisa dijadikan gambaran arsitektur berikut dengan foto maketnya.
(14)
I.5.KERANGKA BERPIKIR
JUDUL PROYEK DAN TEMA
Judul : Medan Theme Park tema :Arsitektur Ekspresionisme
LATAR BELAKANG PROYEK
• Kurangnya fasilitas yang mendukung pusat sarana rekreasi di kota Medan
LATAR BELAKANG PROYEK
• Judul sebagai karya ekspresi
• Mendapatkan bentukan yang unik dan mempengaruhi secara emosional kepada pengunjungnya.
TUJUAN
• Kebutuhan akan fasilitas yang mendukung sarana rekreasi yang selama ini tidak tersedia dan benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat di kota Medan.
• Menjadi landmark baru bagi kota medan dan Indonesia.
• Dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata dan meningkatkan kreatifitas
MAKSUD
• Proyek sebagai sarana rekreasi, hiburan dan berolahraga.
• Menciptakan suatu fasilitas berdasarkan fungsi dan tema yang di tetapkan. • memenuhi kebutuhan rekreasi dalam
bentuk permainan di satu tapak dan bangunan ideal,nyaman dan mudah dijangkau atau dicapai.
PERMASALAHAN
• Fungsi : menggabungkan fungsi-fungsi sehingga membuat nyaman bagi pemakainya. • Kawasan : memaksimalkan lahan yang tersedia
• Arsitektur : memadukan fungsi-fungsi yang ada ke dalam bangunan dengan nilai estetika yang tinggi serta membuat nyaman para pemakainya.
STUDI BANDING
• Kajian tema • Bentuk bangunan • Fasilitas
PENGUMPULAN DATA
• Studi literatur • Studi lapangan • Studi banding • Wawancara
STUDI LAPANGAN
• Data eksisting site • Kondisi disekitar site
ANALISA
• Analisa kondisi tapak • Analisa fungsional
KONSEP
Analisa kondisi tapak Konsep bangunan Konsep utilitas Analisa fungsional
(15)
I.6.SISTEMATIKA LAPORAN
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Bab I. Pendahuluan
Berisikan kajian permasalahan yang berkembang di kalangan pemuda, mulai dari latar belakang, Maksud dan tujuan, sasaran pengunjung, masalah perancangan, lingkup dan batasan serta metode pendekatan.
2. Bab II. Deskripsi Proyek
Berisikan tentang pembahasan mengenai terminologi judul, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
3. Bab III. Interpretasi dan Elaborasi Tema
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
4. Bab IV. Analisa
Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, dan penerapan tema, serta kesimpulan.
5. Bab V. Konsep Perancangan
Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
6. Bab VI. Lampiran
Merupakan hasil keluaran berupa Gambar Hasil Perancangan Arsitektur dan Dokumentasi Maket
(16)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK II.1.URAIAN SINGKAT JUDUL
Nama Proyek :Medan Theme Park Sifat proyek : Fiktif
Arti kata dari Judul
1.Medan adalah ibu kota Propinsi Sumatera Utara. 2.Theme adalah tema.
3.Park adalah taman.
Jadi yang dimaksud dengan Medan Theme Park yaitu suatu tempat rekreasi yang
memiliki tema atau cerita yang dikembangkan menjadi konsep dari taman rekreasi tersebut yang ada di kota Medan.
Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar ‘taman bertema’. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai ‘dunia’ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).
Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih baik’ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.
Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, Gramedia. Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, Gramedia.
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya– merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.
Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt Disney, membuat Michael Eisner (pimpinan Disney yang baru) mengeluarkan ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan, hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide
(17)
tersebut membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan konsep yang hampir sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar, kondisi pengambilan gambar yang
sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan hidup.
Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.
II.2. LOKASI
II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Tabel 2.1.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
No KKriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada di kawasan tengah kota yang merupakan bangunan yang dirancang memiliki fungsi rekreasi dan komersil yang berskala kota.
Berada di dekat jalan besar.
( sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )
2. Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi ( karena itu harus berada pada jalan besar atau jalan arteri kota ).
( sumber : NAD dan TSS )
3. Area pelayanan Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola
Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.
(18)
Sumber : hasil olah data primer
II.2.2. Pemilihan lokasi
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
Untuk mencapai target yang diharapkan, maka acuan yang hendaknya dipakai dalam menentukan lokasi site adalah WPP yang terdapat dalam RUTRK pemerintah kota Medan. Berikut merupakan tabel Wilayah Pengembangan Pembangunan beserta peruntukan wilayahnya.
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan Wilayah Pembangunan Cakupan Wilayah Adm Kecamatan Pusat Pengembangan Kegiatan Utama WPP A Kec. Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan Pusat Pengembangan : Belawan
Pelabuhan, Industri, Terminal,
Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi
WPP B
Kec. Medan Deli Pusat
Pengembangan : Tanjung Mulia Perumahan, Perdagangan, Perkebunan, Rekreasi Indoor WPP C
Kec. Medan timur, Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas Pusat Pengembangan : Aksara Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen
4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi.
Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersil. Untuk daerah komersil akan dikembangkan di WPP E.
KDB bangunan 60 %
(19)
WPP D
Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor
Pusat
Pengembangan : di Inti Kota
Pusat bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan
WPP E
Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Pusat Pengembangan : Sei Sikambing Perumahan, Perkantoran, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota
Tabel 2.2.2 Wilayah Pengembangan Pembangunan dan Peruntukan wilayah
Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek Medan Theme Park ini berada di wilayah WPP E yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai Perumahan, Perkantoran, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota.
II.2.2.1. Analisa Pemilihan Lokasi a. Alternatif Lokasi
• Lokasi A
(20)
Gambar 2.2.2.1 Lokasi Site Theme Park
Lokasi : Jl.Ngumban Surbakti Kelurahan
Sempakata Kecamatan Medan Selayang Luas Lahan :±4,9 Ha
II.2.2.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek
• Judul Proyek : Medan Theme Park
• Status Proyek : Fiktif
• Fungsi : tempat rekreasi dan hiburan
• Lokasi Lahan : Jl.Ngumban Surbakti
• KDB : 60%
• Kondisi Lahan : Datar • Arah Lalu Lintas : 2 arah • Batasan Site
o Utara : Jl. Setia Budi
o Selatan : Rumah Penduduk
o Timur : Rumah Penduduk
o Barat : Jl.Flamboyan • Luas Site Keseluruhan : ± 4,9 ha • Luas Site yang diolah : ± 4,9 ha • Tinggi Bangunan : 1 - 2 lantai
• Potensi Site :
o Site terletak di persimpangan jalan o Transportasi lancar dan baik II.3. TINJAUAN FUNGSI
II.3.1.Deskripsi pelaku dan kegiatan a. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam Theme park ini terdiri dari: • Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:
- Anak-anak
Baik yang bermain, berlatih maupun menonton orang yang sedang bermain - Remaja.
Baik yang bermain, berlatih maupun menonton orang yang sedang bermain - Dewasa.
(21)
- Orang tua.
Baik yang datang dan bermain serta menonton, berbelanja dan mencari hiburan. • Pengelola.
• Service. b. Kegiatan
• Kegiatan utama Rekreatif
Tempat bermain segala jenis permainan • Kegiatan pendukung
1. Souvenir dan retail shop
Menjual barang-barang olahraga 2. Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. II.3.2.Deskripsi kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen theme park ini sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan mampu menyokong keberhasilan fungsi utama.
Ruang lingkup kegiatan tempat rekreasi permainan ini terdiri dari: Kegiatan rekreasi permainan
• Komidi putar • Bumper car • Istana Boneka • Game coin • Kincir raksasa • Terowongan
• Permainan elektronik (Timezone) Permainan menegangkan
• Roller Coaster • Kursi Terbang
Kegiatann rekreasi olahraga/fisik • Mini basket
• Adu ketangkasan Fasilitas Pengunjung
• Foodcourt • Restoran
Fasilitas pendukung dan penerima • Lobby utama
• Pengelola • Security
(22)
Servis dan utilitas
• Ruang mechanical dan elektrikal Parkir
• Gedung parker dan basement Batasan Pembahasan
• Pembahasan yang akan dilakukan pada masalah pengolahan dan kesan ruang yang sesuai untuk bangunan Tempat rekreasi permainan ini yang mencirikan arsitektur ekspresionisme.
• Pembahasan yang akan dilakukan terbatas pada masalah arsitektur
• Kajian ditekankan pada hall-hal yang mendukung disain sarana rekreasi yang bersifat bermain dan olahraga dalam proyek ini.
II.4.STUDI BANDING PROYEK SEJENIS • Genting Theme Park
berada 2000 meter diatas permukaan laut. Lokasi Genting sendiri lumayan jauh dari Kuala Lumpur. Tersedia bus khusus ke Genting dari beberapa terminal di Kuala Lumpur, yaitu Puduraya, KL Sentral, Terminal Putra, Pasarakyat. Di setiap loket terminal tersebut juga biasanya menyediakan paket untuk bermain ke Genting Theme Park selama 1 hari sudah termasuk tiket pulang pergi.
Genting Theme Park itu seperti Dunia Fantasi di Ancol. Bedanya permainan didalam Genting Theme Park lebih banyak dan terdiri dari Outdoor dan Indoor. Permainan indoor lebih banyak untuk anak-anak, sedangkan arena permainan outdoor lebih ditujukan untuk orang.
Untuk permainan Outdoor dibuka dari jam 8 pagi sampai jam 7 malam tetapi kalau hari libur bisa sampai jam 10 malam. Sedangkan permainan Indoor dibuka dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam, khusus hari libur bisa sampai jam 1 atau bahkan 2 pagi.
• Outdoor Park Permainan di Outdoor Park memang lebih banyak ditujukan untuk orang dewasa.
(23)
Permainan yang disediakan disini ada Pirates Ship (perahu yang diayun sampai tingi), Roller Coaster, Spinner, Go kart.Ada juga permainan air, sama juga seperti kolam renang di Ancol. Yang beda roaller coasternya, kalau di roller coaster Genting Theme Park disebut Flying Coaster. Ada juga Space Shot yang bentuknya seperti tower, kita duduk di kursi (total ada 12 kursi) yang nantinya ditarik keatas tower setinggi 57 meter dengan kecepatan 67KM/jam.
Gambar 2. 4 Permainan Flying Coaster • Indoor Park
Permainannya lebih banyak ditujukan untuk anak-anak dan dilengkapi juga dengan berbagai cafe, resto juga butik dari merek ternama. Permainan dibatasi tinggi dan berat badan. Kalau diperaturan tertulis tinggi badan anak maksimal 95cm,anak yang lebih tinggi dari itu gak bisa masuk karena bagaimanapun mainan-mainan itu kan sudah didesign untuk berat dan tinggi badan tertentu. Kalau melampaui yang telah ditentukan, pastinya bisa membahayakan keselamatan penikmat permainan itu sendiri.
• Hong Kong Disneyland
Dunia imajinasi dan keceriaan masa kanak-kanak saat ini menjadi salah satu hal yang paling gencar dipromosikan oleh Hong Kong Tourism Board, salah satunya melalui kehadiran Disneyland di Pulau Lantau. Kehadiran
dunia Disney yang ceria, berwarna-warni, penuh keajaiban dan 'dihuni' oleh tokoh-tokoh kesayangan yang menemani masa kecil (dan mungkin juga hingga kini) pasti menjadi daya tarik yang sulit untuk ditolak.
Gambar 2. 4 Hongkong Disneyland
Disneyland Hong Kong hanya mampu menampung 50.000 orang.. Oleh karena itu sangat disarankan untuk melakukan persiapan matang sebelum
mengunjungi dunia khayal yang jadi kenyataan ini..
Terbagi dalam empat area, yakni Main Street U.S.A., Adventureland, Fantasyland serta Tomorrowland, Disneyland Hong Kong.
• Dunia Fantasi
Dufan atau Dunia Fantasi merupakan tempat hiburan terbesar di Jakarta yang menarik. Dunia Fantasi yang biasa disingkat Dufan yang terletak di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, menjadi tempat tujuan rekreasi bagi warga Jakarta maupun luar kota Jakarta, baik untuk keluarga atau kaum muda. Walaupun tempat ini sudah tidak asing bagi warga Jakarta, tetapi ada banyak hal yang membuat pengunjung tidak bosan untuk mengunjunginya lagi. Hal ini
(24)
tidak mengherankan, karena tempat wisata yang berlogo primata bekantan ini memiliki keunggulan untuk menarik pengunjung
II.5.PROGRAM KEBUTUHAN RUANG
Fungsi Nama Ruang Stand
ard
Kapasi tas
U nit
Luas (m2) S u m b er FASILITAS PENERIMA FASLITAS PENDUKUNG/ R.PENGELOLA
Hall penerima dan ruang tunggu
1,6 500 org 1 800m2 Resepsionis/informasi 3 - 1 3m2
R.security 3 2 org 1 3m2
ATM centre 0,75 - 10 7,5m2
Toilet 6 - 8 48m2
Jumlah + sirkulasi 20%
981m2 Hall Penerima 2,25 10 1 22,5m2 R,Direktur utama 30 1 1 30m2 R.Wadir Utama
• Bag.
Operasional
25 1 1 25m2
• Bag.Marketing 25 1 1 25m2 • Bag.Keuangan 25 1 1 25m2 R.kepala divisi
• Div.Rekr.anak 20 1 1 20m2 • Div.Rekr
fisik/olahraga 20 1 1 20m2 • Div.rekr.audio
visual dan entertainment
20 1 1 20m2
R.Penunjang
(retail & foodcourt) 20 1 1 20m2
• R.Staff 4 20 1 80m2
• R.Arsip 9 - 2 18m2
• R.rapat 1,6 40 1 64m2
• Pantry 6,14 - 1 6,14m2
• Gudang 2,9 - 1 2,9m2
• Toilet 6 - 4 24m2
Jumlah + sirkulasi 20%
474,648m 2
(25)
FASILITAS REKREASI ANAK/ PERMAINAN ELEKTRONIK DAN EDUKATIF
Hall 2 100 200m2
Loket 5 8 40m2
Ruang duduk 1,92 50 96m2
Vending Machine 0,81 20 16,2m2
Istana Boneka 500 - 500m2
TVgames 0,81 30 24,3m2
Komedi putar 12 12 144m2
Roller Coaster 1.500 - 1500m2
Swing 13,7 9,1 124,67m2
Mini Basket 2 4 8m2
Daytona 1,5 4 6m2
Adu ketangkasan 12 5 60m2
Labirin 96 1 96m2
Bumper Car 13 25 325m2
Kereta api mini 32 1 32m2
KAsur air 50 1 50m2
Terowongan 60 1 60m2
Kolam Bola 50 1 50m2
Snack Bar 20 4 80m2
Toilet 6 8 48m2
Gudang 2,9 4 11,60m2
Jumlah + sirkulasi 20%
4166,04m 2
Bioskop 4d
• Hall+Ruang 0,5 80 40m2
• Loket 5 4 20m2
• Teater 0,85 160 136m2
• R.Pengelola 29 1 29m2
• Cafetaria 20 1 20m2
• Ruang proyektor
- Ruang Tata
Lampu 6 4 24m2
FOODCOURT
- Ruang
Rewinding 10 4 40m2
- Ruang Switch 10 4 40m2
- Ruang tata suara
6 4 24m2
• Gudang 10 4 40m2
• Toilet 6 8 48m2
Jumlah + sirkulasi 20%
570m2
Hall 2 75 150m2
(26)
Counter Makanan 16 25 400m2
Bar 2 10 20m2
Ruang Wastafel 1 6 6m2
Ruang Pengelola 4 3 12m2
Ruang Kasir 4 2 8m2
Gudang - 35%R
M
332,5m2
Toilet 6 8 48m2
Ruang monitor
Jumlah + sirkulasi 20%
2311,8m2 Retail
• Art shop 25 10 250m2
• Mainan 25 10 250m2
• Souvenir shop 25 10 250m2 Jumlah + sirkulasi
20%
900m2 Ruang Terbuka
R.SERVIS/ PELAYANAN
• Open Stage 2 150 300m2
• Taman Bermain
0,6 1500 900m2
• Fasilitas taman
bacaan 0,9 100 90m2
• Toilet 6 8 48m2
• Gazebo 10 10 100m2
Jumlah + sirkulasi 20%
1725,6m2
Gudang 40m2
Loading Dock 20m2
R.genset 50m2
R.mesin 50m2
R.chiller 50m2
Security R.AHU 50m2
Ruang Pompa 50m2
Ruang Penampungan
air bersih 62,5m2
Utilitas Ruang Penampungan
air kotor 25m2
Ruang sampah - - 1 25m2
Ruang PABX - - 1 25m2
Jumlah + sirkulasi 20%
537m2
TOTAL 11.666,08
8M2
(27)
BAB III
ELABORASI TEMA III. 1. LATAR BELAKANG
Istilah Postmodern sebenarnya sudah dikenal sejak pertengahan tahun 1970-an,tidak hanya di dunia arsitektur tetapi juga pada dunia seni lukis,tari,patung,film,dan bahkan ideologi.Pada dasarnya Postmodern merupakan reaksi (anti-thesis)dari Modernisme (Thesis) yang sudah berjalan sangat lama.Irwing Howe menggambarkanya sebagai “The radical breakdown of the modernist”,jadi keduanya memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan berkelanjutan.
Postmodern bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai modernism (Stern,1980).Perkembangan Postmodernisme bahkan sangat dipengaruhi oleh Modernisme.Di dunia arsitektur sendiri gerakan ini sering disebut sebagai Beyond The Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern Movement.Tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan kelanjutan dari Mannerisme pada era Renaissance di Italy yang melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Michael Angelo (1475-1564),Andrea Palladio (1508-1580),Donato Bramante (1444-1514) dan Giulio Romano.
Charles Jenks seorang pencetus lahirnya Postmodern menyebutkan adanya 3 alasan yang mendasari timbulnya Postmodernisme,yaitu:
1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia (world village) yang tanpa batas.Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (instant eclectism).
2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasikannya produk-produk yang bersifat pribadi (personalized production),lebih dari sekedar produksi massal dan tiruan missal (mass production and repetition)yang merupakan cirri khas dari Modernisme.
3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional (traditional values)atau daerah,sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
Dengan demikian,Arsitektur Postmodern adalah pencampuran antara tradisional dan non-tradisional,gabungan setengah modern dengan setengah non-modern,perpaduan antara yang lama dan yang baru.Arsitektur Postmodern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut double coding.
Pada awal tahun 80-an, gaya Post-Modern lebih banyak dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk dasar dalamberbagai anggapan tentang hubungan antara arsitektur dan masyarakat. Modernisme dalam hal ini menuntut moral dimana suatu bentuk dan penampilan bangunan seharusnya merupakan hasil dari beberapa pendekatan logis dari program, sifat bangunan dan prosedur konstruksi dimana sudah banyak diabaikan. Bentuk lain dari ungkapan konsep Modern sebagai oposisi dari “gerakan modern” atau “modernitas”. Secara tidak langsung Post-Modern lebih kurang seperti tujuan dari avant-garde gerakan pelopor pembaharuan dan kembali berintegrasi dengan idealisme zaman pra modern. Post-Modern mempebaharui/ merombak konsep modernisme yang berusaha memutus hubungan dengan masa seni dan arsitektur klasik. Post-Modern digambarkan seperti menganjurkan untuk memperbaiki kembali arti arsitektur dengan kembali mengetengahkan elemen-elemen arsitektur konvensional dan menjadi lebih pluralistic dengan memperluas perbendaharaan gaya dan bentuk tersedia bagi perancang
(28)
(Vittorio Magnago Lampugnani, Encyclopedia of 20 Century Architecture, Word of Art, Munich dan Zurich, 1963).
Apabila arsitektur ekletik hadir pada akhir abad XIX an awal abad XX dengan mengambil bentuk-bentuk klasik, maka arsitektur Post-Modern sering disebut sebagai Neo-Ekletik yang “menghadirkan masa lampau” tidak hanya menampilkan
yang klasik tetapi juga menampilkan modern awal termasuk Cubism, Art-Deco, Art Nouveau dan lainnya.
Dalam perkembangan arsitektur, warna dan ornament menjadi bagian penting karena menjadi tanda dan symbol dari suatu zaman. Pada post-modern, warna dan ornament menjdi cirri khas pada zaman post-modern. Demikian pula hadirnya ornament pada aliran Post-Modern merupakan tanda kejenuhan terhadap Modernisme. Post-Modern dengan konsep menghadirkan masa lampau, namun dalam bentuk lain dan menerapkan unsure-unsur tidak berfungsi tetapi semata-mata sebagai elemen penghias pada akhir abad XX. Aliran ini menjadi “oposisi” dari arsitektur Fungsionalisme yang anti dekor dan anti elemen lama.
III. 2. PENGERTIAN POSTMODERN
Arsitektur Postmodern adalah percampuran antara tradisional dengan non tradisional,gabungan setengah modern dengan setengah modern,perpaduan antara lama dan baru.Arsitektur Postmodern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut double coding.Timbulnya era baru ini dapat juga dilihat sebagai hasil kombinasi antara Romantic dan modernist,yang pertama menunjukkan keragaman budaya sedangkan yang kedua memperlihatkan kesamaan budaya yang universal(Stern,1980).
Dualisme lain yang dihadapi adalah memadukan antara Elitisme (golongan elit/minoritas)dengan populisme (masyarakat umum),dimana kebutuhan keduanya harus dapat dipenuhi.Dalam masyarakat tradisional,usaha memadukan dua unsur ini tidak begitu sulit karena mereka memiliki bahasa arsitektur yang sama.
Pada Arsitektur Post-Modern,bahasa tidaklah selalu tetap melainkan berubah sesuai dengan waktu dan tuntutan zaman.
Dua ciri pokok Arsitektur Postmodern adalah anti rasional dan neo sculptural,berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional.Ciri-ciri bangunan sculptural sangat menonjol kerena dihiasi dengan ornamen-ornamen dari zaman Baroque dan Renaissance.
Budi Sukada (1988)menyebutkan ada 10 ciri Arsitektur Postmodern yaitu: 1. Mengandung unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer
2. Membangkitkan kembali kenangan historik 3. Berkonteks urban
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi 5. Bersifat representasional
(29)
7. Dihasilkan dari partisipasi 8. Mencerminkan aspirasi umum 9. Bersifat plural
10.Bersifat ekletik
Untuk dapat dikategorikan sebagai Arsitektur Postmodern tidak harus memenuhi kesepuluh ciri diatas.Sebuah karya arsitektur yang mempunyai enam atau tujuh ciri di atas sudah dapat dikategorikan ke dalam Arsitektur Postmodern.
Aliran-aliran Arsitektur Postmodern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya.Charles Jenks mengelompokkan Arsitektur Postmodern menjadi enam aliran.Aliran-aliran ini menurutnya sudah mulai sejak tahun 1960an.keenam aliran tersebut adalah:
1. Historicism
Pemkaian lemen-elemen klasik (misalnya ionic,doric,dan corinthian)pada bangunan yang digabungkan dengan pola-pola modern.
Contoh:Aero Saarinen,Philip Jhonson,Robert Venturi,Kisho kurokawa,Kyonori kikutake.
2. Straight Revivalism
Pembangkitan kembali langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang dan simetris.
Contoh:Aldo Rossi,Monta Mozuna,Ricardo Bofill,Mario Botta. 3. Neo-Vernacularism
Menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan lokal.
Contoh:darborne &Darke,joseph Esherick,Aldo van Eyck. 4. Contextualism(Urbanist+Ad Hoc)
Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang serasai.Aliran ini disebut juga Urbanism.
Contoh:Lucien Kroll,leon Krier,James Stirling. 5. Metaphor & Metaphisical
Mengekspresikan secara eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika (spiritual)ke dalam bentuk bangunan.
Contoh:Stanley Tigerman,Antonio Gaudi,Mimoru Takeyama. 6. Postmodern space
Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri.
(30)
Contoh:Peter Eisman,Robert Stern,Charles More,Kohn,Pederson-Fox. III. 3. Interpretasi Tema
Bangunan yang akan dibangun merupakan penerapan arsitektur Post Modern, yang berusaha menggali pemahaman tentang Neo Vernakular Bali dengan alasan Arsitektur Bali penerapannya sudah dipakai secara universal.
III. 4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS
•
Marzahn merupakan sebuah daerah dengan kompleks perumahan (apartment) yang terpadat di Berlin Timur (atau terpadat di negara Jerman timur jaman dulu). Namun sejak 9 May 1987, selain di kenali sebagai daerah dengan perkampungan penduduk terpadat di Berlin,
Marzahn juga mulai dikenali sebagai daerah dengan taman wisata kotanya yang dikenal dengan nama “Berliner Gartenschau“ (atau Berlin Garden Show), yaitu sebuah taman wisata tempat untuk berrekreasi, yang didisain oleh Mr. Gottfried Funecke, yang menawarkan konsep
menampilkan hampir semua kebudayaan yang ada di dunia ini, seperti Chinese Garden, Japanese Garde, Balinese Garden, Italianise Garden, Oriental / Midle-East (Arabic) Garden, dll, dimana taman wisata dunia ini di resmikan tanggal 9 May 1987 dalam rangka perayaan ulang tahun kota berlin yang ke 750 tahun.
Setelah di resmikannya taman wisata „Berliner Gartenschau“ ini di tahun 1987, di ikuti dengan runtuhnya Tembok Berlin pada tanggal 3 Oktober 1989 yaitu tembok yang memisahkan kota Berlin Barat dengan Berlin Timur, dan selanjutnya di ikuti dengan penyatuan negara Jerman di tahun 1991, untuk meneruskan cita-cita luhur dari para pendahulu Jerman Timur,
pemerintahan Jerman bersatu kemudian melanjutkan proyek „Garten der Welt“ (Taman Wisata Dunia) ini, dan nama „Berliner Gartenschau“ pun akhirnya di ganti menjadi „Erholungspark Marzahn“ yang artinya Taman Rekreasi Marzahn dengan harapan untuk lebih mengedepankan citra „rekreasi“ pada taman ini, dan satu persatu kebudayaan dunia yang memang telah di rencanakan untuk di bangun mulailah di bangun, di mulai dari mewujudkan Chinese Garden seluas 27.000 m2 dengan nilai total proyeknya 4,5 Juta Euro, yang di resmikan pada tanggal 15 October 2000, dan merupakan Chinese garden yang terluas di Eropa. Kemudian di ikuti dengan mewujudkan Japanese Garden seluas 2.700 m2 dengan nilai total proyeknya 1,5 Juta Euro yang di resmikan pada tanggal 30 April 2003, dan selanjutnya di ikuti dengan mewujudkan Balinese Garden seluas 500 m2 dengan nilai
proyek 385.000 Euro, dengan konsep bangunan rumah bali tradisional beserta sanggah
(pemrajan) yang di disain tertutup dan diresmikan pada tanggal 18 Desember 2003.
Balinese Garden ini di wujudkan oleh Pemerintah Jerman selain karena alasan ingin
memperkenalkan salah satu kebudayaan dunia yang memiliki karakter yang kuat yang masih ada
(31)
di dunia ini, juga di wujudkan sebagai bentuk kerjasama “twint-cities” antara kota Berlin dengan kota Jakarta, yaitu dengan dipersembahkannya “Kebudayaan Bali“ oleh Pemerintah Daerah Berlin di tengah-tengah kota Berlin. Sebagaimana tampak pada gambar dibawah, Balinese Garden dengan konsep bangunan rumah bali tradisional beserta sanggah (pemrajan), yang di lindungi oleh atap plastic (rumah kaca) pada bagian atas, sisi kiri dan sisi kanannya,
dimaksudkan agar batu bata, paras, atap (raab) duk dan ambengan (somi) yang merupakan inti dari bangunan pelinggih Pura, agar tetap terlihat cantik dan terlindungi dari dinginnya suhu udara khususnya hujan salju bila musim dingin tiba.
Gambar 3. 4 Taman Bali di Jerman
Balinese Garden disamping menawarkan keaslian suasana Bali, juga menawarkan pemandangan yang eksotis tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga tropis yang banyak di jumpai di negara beriklim trofis. Disain dan rancang bangun dari Rumah Bali dan Sanggah yang ada di Balinese Garden ini mengacu kepada aturan yang berlaku di Bali, yaitu Asta Bumi (aturan tentang luas halaman Pura, pembagian ruang halaman, serta jarak antar pelinggih) dan Asta Kosala Kosali (aturan tentang bentuk-bentuk niyasa (symbol) pelinggih, yaitu ukuran panjang, lebar, tinggi, pepalih (tingkatan) dan hiasan). Sehingga pengunjung yang memasuki rumah kaca Balinese Garden ini bisa benar-benar merasakan spirit dari kebudayaan Bali dan seolah-olah seperti sedang berada di Bali.
Pesan menarik lainnya yang juga ingin disampaikan oleh perancang Balinese Garden di Erholungspark Marzahn ini adalah Bali yang merupakan bagian dari negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas beragama islam, namun Bali tetap exist dengan kebudayaannya tersendiri yang unique yang di wariskan secara turun temurun. Dijaman dulu ketika Agama Hindu baru dikenali oleh masyarakat Bali kuna, keyakinan ini bisa berbaur dengan adat istiadat lokal balinya, budayanya, alamnya, hidup berdampingan satu sama lainnya secara harmony hingga akhirnya keyakinan ini dijadikan tuntunan “way of life“ yang dikenal masyarakat dengan “Tri Hita Karana“, yaitu menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan manusia, menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungan dan sekitarnya, serta menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. Ketiga prinsip keharmonisan hidup yang diyakini oleh masyarakat Bali tersebut bisa di temukan sekaligus didalam area Balinese Garden yang ada di taman Erholungspark Marzahn yang ditampilkan dalam bentuk bangunan Pura model di Bali jaman dulu dengan batu bata merahnya, Bale Piyasan di halaman rumah yang beratapkan ambengan (somi), dan tanaman serta bunga yang banyak di jumpai di pedalaman Bali.
Informasi dan penjelasan dari keberadaan Balinese Garden (Taman Bali) di Taman rekreasi Marzhan (Erholungspark Marzahn) ini adalah informasi tentang model dan tata letak ruangan dari rumah bali kuna yang di bangun berdasarkan Asta Kosala-Kosali dengan dinding rumah dan dinding pekarangan yang dibangun dari campuran lumpur dan batu bata serta informasi detail dari setiap Pelinggih yang terdapat di Sanggah (Pura). Pengunjung yang memasuki area Taman Bali ini dituntun melalui sebuah pintu gerbang yang biasa di kenal dengan Angkul-Angkul.
Dalam tradisi kebudayaan Bali Kuna, seperti kita ketahui bersama keberadaan sebuah “taman” atau garden memang tidak di atur dalam Asta Kosala Kosali atau Asta Bumi, namun demikian tumbuh-tumbuhan yang di tanam oleh orang bali jaman dulu memang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya, seperti untuk makanan, obat-obatan, bunga persembahan, dan untuk memberikan keteduhan. Dalam Asta Kosala Kosali, selain Sanggah, Bale Daja, Bale
(32)
Dangin, Bale Delod, Bale Dauh, Paon (Dapur), dan Gelebeg (Lumbung Padi), di areal kosong di belakang rumah biasanya di alokasikan sebagai “Tebe” (hutan kecil).
Di areal Taman Bali ini hutan tropis yang merupakan ciri khas Tebe yang ada di bali di isi dengan tumbuh-tumbuhan yang banyak di jumpai di pekarangan rumah, seperti berbagai jenis pakis, bunga kembang sepatu, dan tumbuhan bunga yang sekiranya bisa mencuri perhatian mata pengunjung, yaitu bunga anggrek yang berwarna-warni. Pohon Kamboja (Jepun), salah satu jenis tumbuhan yang dianggap suci / keramat oleh kalangan tertentu di Indonesia, dan bunganya banyak dipakai sebagai bunga persembahyangan di Bali, juga terdapat di Taman Bali ini.
Bali dengan kebudayaannya memang tidak bisa di pisahkan dengan alam dan tumbuh-tumbuhan, salah satunya di kenal adalah perayaan hari suci Tumpek Wariga, penghormatan terhadap tumbuh-tumbuhan. Demikian juga dengan keberadaan Taman Bali (Balinese Garden) di Taman Erholuspark Marzahn Berlin ini, juga tidak bisa di pisahkan dengan keberadaan perkumpulan masyarakat Bali di Jerman yaitu Nyama Braya Bali Jerman.
Nyama Braya Bali di Jerman, khususnya yang berdomisili di luar Berlin mulai pertama kali mengenali Taman Bali (Balinese Garden) di Erholungspark Marzhan Berlin ini ketika merayakan hari Kuningan 28 Maret 2009 yang lalu. Dimana Nyama Braya Bali Berlin selaku panitia lokal perayaan kuningan menyelenggarakan hari raya Kuningan bekerjasama dengan pengelola taman wisata rekreasi Marzahn (Erholungspark Marzahn) dengan prinsip kerjasama saling menguntungkan satu sama lainnya.Pengelola taman selaku pemilik Taman Bali berikut Pura Hindu (Sanggah) yang ada di dalamnya, memberikan ijin tempat untuk berkumpulnya masyarakat bali (umat hindu) yang ada di Jerman untuk merayakan hari raya Kuningan, sementara pihak Nyama Braya Bali Berlin selaku panitia dan pengisi acara, selain
menyelenggarakan persembahyangan bersama kuningan yang dilaksanakan di hari sabtu kliwon kuningan bagi umat hindu yang berdomisili di seluruh Jerman, juga menyelenggarakan promosi budaya / kesenian bali yang di peruntukkan bagi pengunjung umum selama 2 hari berturut-turut (sabtu 28 maret dan minggu 29 maret 2009) dengan acara utamanya adalah hampir segala jenis tari-tarian bali, menjajakan masakan khas bali, serta menampilkan bazar yang menjual pernak-pernik cinderamata khas bali.Masyarakat berlin dan sekitarnya yang mengunjungi Erholungspark Marzahn khususnya Taman Balinya, di buat terkagum dan terkesan bisa mengunjungi Taman Bali sekaligus berinteraksi langsung dan mendapatkan penjelasan langsung dari orang balinya sendiri, dan tentunya bisa melihat pertunjukan live tarian bali.Perayaan Kuningan 28 Maret 2009 saat itui memang terasa spesial, bukan hanya karena bisa membahagiakan pengelola Taman Bali di Erholungspark Marzahn berikut masyarakat Berlin dan sekitarnya yang menonton tarian Bali secara langsung, melainkan juga karena di perayaan kuningan saat itu ada utusan dari bimas Hindu Dharma jakarta yaitu bapak I Ketut Lancar, yang terbang langsung dari Jakarta, di samping untuk menyampaikan pesan dari Dirjen Hindu Dharma Jakarta, juga untuk memimpin jalannya upacara serta membawa Tirta dari upacara Panca Wali Krama Besakih. jadi walaupun kita yang di Jerman berada jauh dari Bali, tapi juga bisa ikut merasakan sejuknya percikan tirta dari Pura Besakih.
Sebagaimana pengertian Pura yang berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu “Phur”, artinya tempat suci, istana, kota, atau tempat persembahyangan untuk umum atau kelompok sosial tertentu yang lebih luas sifatnya dari Sanggah Pamerajan. Sementara Sanggah berasal dari Bahasa Kawi: “Sanggar”, yang berarti tempat untuk melakukan kegiatan (pemujaan suci); dan Pemrajan yang berasal dari Bahasa Kawi: “Praja”, berarti keturunan atau keluarga. Dengan demikian Sanggah Pemrajan dapat diartikan sebagai tempat pemujaan dari suatu kelompok
(33)
keturunan atau keluarga. Dalam Lontar Siwagama disebutkan bahwa Palinggih utama yang ada di Sanggah Pemrajan adalah Kemulan sebagai tempat pemujaan arwah leluhur.
Walaupun Pura yang ada di Taman Bali di Erholungspark Marzahn ini di disain dengan konsep rumah bali kuna yang merupakan bagian dari tradisi kebudayaan bali, namun keberadaan Pura ini sesungguhnya bisa di optimalkan lagi. Jadi keberadaannya tidak hanya sebatas di pakai sebagai tempat untuk memperkenalkan kebudayaan bali kepada masyarakat berlin pada
khususnya atau masyarakat jerman / eropa pada umumnya, namun bisa di gunakan sebagai tempat persembahyangan bagi umat hindu yang berdomisili di Berlin.
Pihak Nyama Braya Bali Berlin atau Nyama Braya Bali Jerman mungkin bisa melakukan pendekatan secara pro-active kepada pihak pengelola Taman Wisata Erholungspark untuk bisa memfungsikan keberadaan Pura Alit ini sebagai Pura yang sesungguhnya , yaitu dengan melakukan serangkaian upacara, seperti apa yang terjadi di Pura Agung Santi Bhuana di Brugelette Belgia.
• Taman Bali Dan Pura di belgia
Sesungguhnya Pura di Belgia dan Pura yang ada di Berlin ini memiliki banyak persamaan bila di lihat dari sejarah dan tujuan di bangunnya Pura tersebut, yaitu sama-sama terletak di taman wisata di tengah kota dengan tujuan yang lebih empiris untuk
memperkenalkannya kepada masyarakat eropa, dan juga sama-sama di bangun oleh masyarakat eropa. Sementara Pura di Belgia di bangun oleh Pengusaha Belgia (Mr. Eric Domb), sedangkan Pura di Berlin di bangun oleh Pemerintah Daerah Berlin.
Perbedaan diantara keduanya adalah, Pura di Berlin di buat dengan disain tertutup dan terbuat dari batu bata merah, sedangkan Pura di belgia di bangun dengan disain terbuka dan terbuat dari batu alam hitam, seperti tampak di gambar berikut:
Dalam perjalanannya, Pura di Belgia akhirnya bisa menjadi Pura yang benar-benar Pura secara sekala dan niskala seperti layaknya Pura di Bali, setelah dilakukannya upacara
pemlaspasan hingga upacara ngenteg linggih pada tanggal 18 May 2009 berkat kerjasama antara pihak pengelola Taman Wisata Parc Paradisio yang di pimpin
Gambar 3. 4 Taman Bali di Belgia Mr. Eric Dom dengan pihak
pemerintah Indonesia yang di wakili oleh pihak Kementrian Pariwisata Indonesia Bapak Jero Wacik yang mendatangkan Pedanda dan team Bantennya dari Bali. Sementara Pura yang ada di Berlin saat ini secara sekala sudahlah berwujud Pura, namun secara niskala fungsinya belumlah di optimalkan.
(34)
BAB IV ANALISA IV. 1. ANALISA KONDISI TAPAK
IV. 1. 1. Analisa Lokasi
Lokasi proyek yang sebagai Medan Theme park, terletak di Kota Medan yang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Utara daerah pusat WPP E Sumatera. Berada pada daerah pengembangan pusat kota yang terletak di Kecamatan Medan Selayang dan merupakan peruntukan untuk yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai Perumahan, Perkantoran, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota.
Gambar 4. 1.1. Analisa Lokasi
Posisi site terhadap Kota Medan
Site berada di perbatasan kota Medan yang terletak pada distrik perumahan, pendidikan dan rekreasi yang sangat mendukung fungsi dari proyek ini.
(35)
IV. 1. 2. Analisa tata guna lahan Peruntukan Lahan
Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat potensial untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi kegiatan rekreasi di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang komersil. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu:
• Terletak dipinggiran kota dengan lahan kosong yang tersedia luas • Berada pada kawasan permukiman, rekreasi dan pendidikan • Transportasi yang lancar dan baik
• Luas site yang mendukung ± 4,9 Ha • Lahan di sekitar site masih luas
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah, yaitu antara 2-3 lantai
Gambar 4. 1.2.
KondisiEksisting Lahan
IV.1.3. Intensitas pembangunan GSB (Garis Sempadan Bangunan)
• Jl. Ngumban Surbakti : 11 meter • Jl. Flamboyan : 5 meter
GSB dapat dipergunakan sebagai :
(36)
• Parkir
• Akses untuk pejalan kaki dan kendaraan Luas site : 4,9 Ha = 49.000 m²
KDB (Bulk) di kawasan sekitar = 60 % x L. Lahan KDB = 60 % x 49.000 m²
= 29.400 m² Rekomendasi:
Pembangunan ini nantinya akan di bangun dengan ketinggian 1-3 lantai dengan memperhatikan ketinggian bangunan di sekitar site.
Dengan KDB 60 %, maka diharapkan akan tercipta ruang luar yang akan digunakan untuk pejalan kaki agar lebih aman dan nyaman.
(37)
Batas Site
• Batasan Site
o Utara : Jl. Setia Budi
o Selatan : Rumah Penduduk
o Timur : Rumah Penduduk
o Barat : Jl.Flamboyan
Gambar 4. 1.3 Batas Site
(38)
IV.1.4. Analisa Sirkulasi
IV.1.4.1. Analisa Sirkulasi Kendaraan • Jl. Setia Budi
- jalur sirkulasi untuk kenderaan umum, mobil, roda dua, dll. - Lebar jalan 13 meter
- Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.
• Jl. Ngumban Surbakti
- merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.
- Lebar jalan 20 meter
- Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya Jasa • Jl. Flamboyan
- jalur sirkulasi dua arah, dilalui semua jenis kenderaan - lebar jalan 10 meter
(39)
Gambar 4.1.4.1. Analisa sirkulasi kendaraan
Kesimpulan :
Terdapat simpang yang bernama simp. Pemda dimana kepadatan cukup tinggi.
Dengan adanya bangunan berfungsi Theme Park maka jl ngumban surbakti dan jl flamboyan akan menjadi padat.
Simpang Pemda Jl. Setia budi
Jl. Flamboyan
(40)
IV.1.4.2 Sirkulasi Pejalan kaki
`
Gambar 4.1.4.2 Analisa sirkulasi pejalan kaki
Kesimpulan:
Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan. Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya pembangunan proyek ini.
Parit yang ada dipinggir jalan ini ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki yang melewati jalan ini. Baik pada jln ngumban surbakti maupun jl flamboyan nanti akan dibuat pederstrian yang baik karena kondisi sekarang blum baik.
Jalur sirkulasi pejalan kaki SITE
(41)
Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Taxi
Becak Bermotor
Sepeda
IV.1.5. Analisa Pencapaian
Gambar 4.1.5 Analisa Pencapaian
(42)
IV.1.6. Analisa Vegetasi
Gambar 4.1.6 Analisa Vegetasi Kesimpulan:
• Vegetasi yang ada disekitar site termasuk vegetasi yang baik dimana dapat memberikan kesejukan pada saat siang hari. Pohon-pohon besar masih berdiri di sepanjang jalan terutama pada Jl. Ngumban Surbakti dan Jl. Flamboyan. Vegetasi ini dimanfaatkan untuk peneduh jalan dan pedestrian sehingga suasana menjadi asri dan sejuk.
• Terdapat tempat bagi pejalan kaki yang cukup nyaman dan baik
• Vegetasi berupa pohon yang rindang disepanjang Jl.Ngumban Surbakti tetap dipertahankan sebagai peneduh untuk jalan dan area pedestrian.
• Perlu ditambahi vegetasi di sekeliling site untuk peneduh dan pembatas antara site dan jalan. • Pola pedestrian harus lebih dibaguskan
(43)
IV.1.7. Analisa Matahari
Gambar 4.1.7 Analisa Matahari Kesimpulan:
Bukaan pada bangunan di maksimalkan pada area utara dan selatan agar tidak terkena panas matahari.
Bagian Timur dan barat lebih banyak diberi vegetasi sebagai buffer/penyangga sinar matahari yang masuk sekaligus sebagai peneduh.
SITE
Matahari di pagi hari berada di sebelah timur Matahari
di sore hari berada di sebelah barat
(44)
IV.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara
Sumber kebisingan dari arah simpang pemda. Kebisingan dan polusi ditimbulkan oleh banyaknya aktifitas kendaraan yang melalui jalan ini.
Untuk mengurangi kebisingan dari arah jalan ini, maka perlu dibuat jarak yang cukup antara jalan dengan bangunan dan juga menempatkan vegetasi buffer untuk mengurangi merambatnya suara bising ke site.
Gambar 4.1.8 Analisa kebisingan dan polusi udara
SITE
Kebisingandan polusi yang ada pada area simp.pemda
(45)
IV.1.9. Analisa Utilitas
IV.1.9.1. Pola-pola Penerangan
Lampu jalan menggunakan neon, terdapat di keempat ruas Jl. Ngumban S dan di salah satu ruas Jl. Flamboyan serta sepanjang JL.Setia Budi, dipasang pada tiang-tiang baja. Lampu-yang ada disekitar site adalah jenis lampu jalan standard dengan dua arah lampu tiap tiang. Dipasang dipinggir jalan dekat dengan parit di sepanjang jalan.
Gambar 4.1.9.1 Analisa Pola
Penerangan Kesimpulan:
Titik-titik lampu yang telah ada dipertahankan dan ditambah sesuai dengan kebutuhan.
IV.1.9.2. Jalur Utilitas
Jalur utilitas yang ada disekitar site cukup baik dan dapat mencukupi kebutuhan yang ada didalam bangunan stadion ini.
(46)
Gambar 4.1.9.1 Analisa Jalur Utilitas
SITE
(47)
IV.1.10. Analisa View
IV.1.10.1. Analisa View dari Luar ke Dalam
Gambar
4.1.10.1 Analisa View dari luar ke dalam
Keterangan:
+++ merupakan daerah yang memberikan view sangat baik ++ merupakan daerah yang memberikan view cukup baik --- merupakan daerah yang memiliki view kurang baik
Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik
pada sisi --- pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area parkir atau area sirkulasi.
SITE
---
--- ++
++
(48)
IV.1.10.2. Analisa View dari Dalam ke Luar
Gambar 4.1.10.2 Analisa View dari dalam ke luar • Pada Persimpangan memiliki view yang sangat baik keluar bangunan. • Pada Jl. Ngumban Surbakti juga memiliki view yang sangat baik ke luar. Kesimpulan:
Pada sisi yang memiliki view keluar yang sangat baik diolah agar pandangan kearah tersebut tidak terhalang yaitu pada persimpangan jalan. View yang cukup baik berada pada Jl. Ngumban Surbakti dan sedtia budi yang juga akan diolah agar view kearah jln ini tidak tertutup. Begitu juga dengan bentuk fasade diolah semenarik mungkin.
SITE
++
++
+++
---
(49)
IV.2. ANALISA NON FISIK / FUNGSIONAL IV.2.1. Pelaku dan Aktifitas
c. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam Theme park ini terdiri dari: • Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas: - Anak-anak
Baik yang bermain, berlatih maupun menonton orang yang sedang bermain - Remaja.
Baik yang bermain, berlatih maupun menonton orang yang sedang bermain - Dewasa.
Baik sebagai pemain,staf, penyewa dan penonton. - Orang tua.
Baik yang datang dan bermain serta menonton, berbelanja dan mencari hiburan. • Pengelola.
• Service. d. Kegiatan
• Kegiatan utama Rekreatif
Tempat bermain segala jenis permainan • Kegiatan pendukung
3. Souvenir dan retail shop
Menjual barang-barang olahraga 4. Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. IV.2.2.Deskripsi kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen theme park ini sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan mampu menyokong keberhasilan fungsi utama.
Ruang lingkup kegiatan tempat rekreasi permainan ini terdiri dari: Kegiatan rekreasi permainan
• Komidi putar • Bumper car • Istana Boneka • Game coin • Kincir raksasa • Terowongan
(50)
• Permainan elektronik (Timezone) Permainan menegangkan
• Roller Coaster • Kursi Terbang
Kegiatann rekreasi olahraga/fisik • Mini basket
• Adu ketangkasan Fasilitas Pengunjung
• Foodcourt • Restoran
Fasilitas pendukung dan penerima • Lobby utama
• Pengelola • Security Servis dan utilitas
• Ruang mechanical dan elektrikal Parkir
• Gedung parker dan basement IV.2.3.Program Ruang
Fungsi Nama Ruang Stand
ard
Kapasi tas
U nit
Luas (m2) S u m b er FASILITAS PENERIMA FASLITAS PENDUKUNG/ R.PENGELOLA
Hall penerima dan ruang tunggu
1,6 500 org 1 800m2 Resepsionis/informasi 3 - 1 3m2
R.security 3 2 org 1 3m2
ATM centre 0,75 - 10 7,5m2
Toilet 6 - 8 48m2
Jumlah + sirkulasi 20%
981m2 Hall Penerima 2,25 10 1 22,5m2 R,Direktur utama 30 1 1 30m2 R.Wadir Utama
• Bag.
Operasional
25 1 1 25m2
• Bag.Marketing 25 1 1 25m2 • Bag.Keuangan 25 1 1 25m2 R.kepala divisi
• Div.Rekr.anak 20 1 1 20m2 • Div.Rekr
(51)
• Div.rekr.audio visual dan entertainment
20 1 1 20m2
R.Penunjang
(retail & foodcourt) 20 1 1 20m2
• R.Staff 4 20 1 80m2
• R.Arsip 9 - 2 18m2
• R.rapat 1,6 40 1 64m2
FASILITAS REKREASI ANAK/ PERMAINAN ELEKTRONIK DAN EDUKATIF
• Pantry 6,14 - 1 6,14m2
• Gudang 2,9 - 1 2,9m2
• Toilet 6 - 4 24m2
Jumlah + sirkulasi 20%
474,648m 2
Hall 2 100 200m2
Loket 5 8 40m2
Ruang duduk 1,92 50 96m2
Vending Machine 0,81 20 16,2m2
Istana Boneka 500 - 500m2
TVgames 0,81 30 24,3m2
Komedi putar 12 12 144m2
Roller Coaster 1.500 - 1500m2
Swing 13,7 9,1 124,67m2
Mini Basket 2 4 8m2
Daytona 1,5 4 6m2
Adu ketangkasan 12 5 60m2
Labirin 96 1 96m2
Bumper Car 13 25 325m2
Kereta api mini 32 1 32m2
KAsur air 50 1 50m2
Terowongan 60 1 60m2
Kolam Bola 50 1 50m2
Snack Bar 20 4 80m2
Toilet 6 8 48m2
Gudang 2,9 4 11,60m2
Jumlah + sirkulasi 20%
4166,04m 2
Bioskop 4d
• Hall+Ruang 0,5 80 40m2
• Loket 5 4 20m2
• Teater 0,85 160 136m2
• R.Pengelola 29 1 29m2
(52)
• Ruang proyektor
- Ruang Tata
Lampu 6 4 24m2
FOODCOURT
- Ruang
Rewinding 10 4 40m2
- Ruang Switch 10 4 40m2
- Ruang tata suara
6 4 24m2
• Gudang 10 4 40m2
• Toilet 6 8 48m2
Jumlah + sirkulasi 20%
570m2
Hall 2 75 150m2
Ruang Makan 1,9 500 950m2
Counter Makanan 16 25 400m2
Bar 2 10 20m2
Ruang Wastafel 1 6 6m2
Ruang Pengelola 4 3 12m2
Ruang Kasir 4 2 8m2
Gudang - 35%R
M
332,5m2
Toilet 6 8 48m2
Ruang monitor
Jumlah + sirkulasi 20%
2311,8m2 Retail
• Art shop 25 10 250m2
• Mainan 25 10 250m2
• Souvenir shop 25 10 250m2 Jumlah + sirkulasi
20%
900m2 Ruang Terbuka
R.SERVIS/ PELAYANAN
• Open Stage 2 150 300m2
• Taman Bermain
0,6 1500 900m2
• Fasilitas taman
bacaan 0,9 100 90m2
• Toilet 6 8 48m2
• Gazebo 10 10 100m2
Jumlah + sirkulasi 20%
1725,6m2
Gudang 40m2
Loading Dock 20m2
(53)
R.mesin 50m2
R.chiller 50m2
Security R.AHU 50m2
Ruang Pompa 50m2
Ruang Penampungan
air bersih 62,5m2
Utilitas Ruang Penampungan
air kotor 25m2
Ruang sampah - - 1 25m2
Ruang PABX - - 1 25m2
Jumlah + sirkulasi 20%
537m2
TOTAL 11.666,08
8M2
(54)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Arsitektur Tradisional Bali tidak terlepas dari keberadaan asta kosala-kosali yang memuat tentang aturan-aturan pembuatan rumah atau puri dan aturan tempat pembuatan ibadah atau pura.
Konsep theme Park ini mengikuti konsep tema sejenis yang diambil dari taman bali yang ada di Berlin dan Belgia.
Penerapan konespnya adalah sebagai berikut: Asta kosala-kosali
Merupakan Fengshui Bali yang dijadikan sebuah tata cara,tata letak dan tata bangunan sesuai dengan landasan filosofis,etis dan ritual dengan memperhatikan konsep
perwujudan,pemilihan lahan,serta pelaksanaannya. 1.Landasan Filosofis,Etis,Ritual
Tri angga
Merupakan system pembagian zona atau area dalam perencanaan Arsitektur bali,terbagi atas 3 komponen yaitu:
• Nista(bawah) ruang parkir • Madya(tengah) permainan outdoor • Utama(tinggi) permainan indoor
(55)
Gambar 5.1 Konsep Triangga 2.Filosofis
Rawa Bhineka /samara Ratih rekonsiliasi antara 2 kutub yang berbeda,apakah itu elemen yang membentuknya atau warna yang dipadukan. Mikrokosmos dipadukan dengan makrokosmos menjadi mahakosmos.
Penggabungan antara alam dan
bangunan buatan manusia akan
Gambar 5.2 Konsep Mahakosmos
kir
SITE
Area outdoor
Area parkir roda dua,empat dan bus
(56)
membentuk suatu keselarasan dan keharmonisan. Batasannya yaitu bangunan dipagari di sekeliling site.
3.Perwujudan,Pemilihan Lahan serta Pelaksanaan
Bangunan diusahakan terletak di sudut utara-timur dengan lantai lebih tinggi;sebab menurut masyarakat bali bagian Utara –timur dianggap paling suci (hulu).
Menurut Fengshui Bali posisi bangunan itu memberi efek positif.
Gambar 5.3 Konsep Perwujudan
Bangunan terletak di sudut utara timur.
(57)
4.Pemilihan Lahan
Lahan tidak memiliki lokasi bersudut tiga atau lebih dari bersudut empat.
Keterangan:
Lahan tidak memiliki lokasi bersudut tiga atau lebih dari bersudut empat.
Gambar 5.4Konsep Pemilihan Lahan
(58)
5.Pelaksanaan
Pintu masuk lebih dari satu sebab menurut masyarakat Bali dapat membawa rejeki bagi pemilik.
G a
m b
ar 5.5 Konsep Pelaksanaan
Tinggi lantai tidak boleh sama.Lantai pintu harus lebih tinggi dari lantai ruang parkir mobil (garage).Untuk memperlihatkan perbedaan ketinggian pada kedua area tersebut maka diberi tangga.
Terdapat pintu masuk lebih dari satu
(59)
Gambar 5.5.1 Konsep Pelaksanaan
Ketinggian lahan parkir lebih rendah dari lantai bangunan
Ketinggian lantai bangunan lebih tinggi dari lahan parkir
(60)
6.Material
Keseluruhan bangunan memakai material batu alam sesuai dengan penerapan studi banding tema sejenis yang ada di Taman Bali Belgia dan Jerman.
Gambar 5.5.1 Konsep Material
Seperti yang terlihat pada tampak bangunan dibawah ini,keseluruhan dinding bangunan memakai bau alam.
Gambar 5.5.1 Tampak Utara Bangunan
(61)
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Hasil perancangan berupa gambar-gambar dan foto-foto maket bangunan Medan Theme Park.
Presentasi Gambarnya adalah sebagai berikut : Site Plan
Ground Plan Denah Lt. 1 Denah Lt. 2
Tampak Utara dan Tampak Timur Tampak Barat dan Selatan
Potongan A-A dan Potongan B-B Rencana Pembalokan
Rencana Pondasi Rencana ME Rencana Ducting Rencana Sanitasi Perspektif Suasana Gambar 3 Dimensi Foto Maket
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
DAFTAR PUSTAKA
D.K.Ching, Francis. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Cetakan ke-7. Jakarta: Erlangga,1999.
(76)
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Universitas Gajah Mada, Arsitektur Modern Akhir Abad XX, Jakarta. Menggali Dasar-dasar Pemikiran Post-Modern
Dober, Richard. Planning Campus Design, John Wiley & Sons, Inc, 1992 Antoniades, Anthony C, Poetic of Architecture, Theory of Design, New York. W.J.S. Poer Wadarminta. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta. Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi, (2004), Pernerbit Erlangga, Jakarta.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
DAFTAR PUSTAKA
D.K.Ching, Francis. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Cetakan ke-7. Jakarta: Erlangga,1999.
(6)
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Universitas Gajah Mada, Arsitektur Modern Akhir Abad XX, Jakarta. Menggali Dasar-dasar Pemikiran Post-Modern
Dober, Richard. Planning Campus Design, John Wiley & Sons, Inc, 1992 Antoniades, Anthony C, Poetic of Architecture, Theory of Design, New York. W.J.S. Poer Wadarminta. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta. Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi, (2004), Pernerbit Erlangga, Jakarta.