Medan Recreation Park (Arsitektur Rekreatif)

(1)

MEDAN RECREATION PARK

( ARSITEKTUR REKREATIF )

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

LAURA UMBOH

060406053

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010


(2)

MEDAN RECREATION PARK

( ARSITEKTUR REKREATIF )

Oleh : LAURA UMBOH

06 0406 053

Medan, Desember 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

Salminawaty Ginting, ST,MTPembimbing II Ir. Rudolf Sitorus, MLA


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : LAURA UMBOH

NIM : 06 0406 053

Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Recreation Park

Tema : Arsitektur Rekreatif

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Desember 2010

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP: 19630716 1998021 001

Koordinator TGA-490,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari Keluarga dan teman-teman saya.

Terimakasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Bapak Ir. Rudolf Sitorus , MLAsebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

IbuSalminawaty Ginting, ST,MT.selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Ibu Benny O. Y. MarpaungST,MT,PhDselaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

IbuIr. Basaria Talarosha, MTselaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Desember 2010


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud Dan Tujuan ... 10

1.3. Alasan Pembangunan ... 10

1.4. Sasaran ... 11

1.5. Perumusan Masalah ... 11

1.6 Metode Studi ... 12

1.7 Lingkup Dan Batasan Proyek ... 13

1.8 Asumsi ... 13

1.9 Sistematika Pemabahasan ... 14

1.10 Kerangka Berfikir ... 15

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul ... 16

2.1.1. Klasifikasi Sarana Rekreasi ... 18

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Dan Aktivitas Rekreasi 21 2.1.3 Persyaratan Dan Fasilitas Rekreasi ... 21

2.1.4 Perencanaan Dan Persyaratan Kebutuhan Ruang Rekreasi 23 2.1.5 Pengenalan Karakter Pemakai ... 25

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian ... 28

2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Dan Dinamika Kepribadian ... 28

2.1.8 Ciri-Ciri Dan Faktor Yang Pengaruhi Kreativitas ... 30 2.1.9 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas 33


(6)

2.2. Kegiatan Yang Terdapat Di Medan Recreation Park ... 34

2.2.1 Restoran ... 35

2.2.2 Outbound ... 41

2.2.3 Skateboard ... 50

2.2.5 Grafiri... 54

2.2.6 Gym Aoutdoor... 56

2.2.7 Mini Golf ... 57

2.3. Tinjauan Terhadap Struktur Kota ... 59

2.4. Analisis Pemilihan Lokasi... 62

2.4.1 Alternatif Pemilihan Lokasi65 2.5 Studi Kelayakan... 69

2.5.1 Kota Medan ... 69

2.5.2 Medan Tembung ... 75

2.6. Studi Banding ... 79

2.6.1 Conway Park ... 79

2.6.2 Ilsan Lake Park ... 83

2.6.3 Taman Hutan Seoul ... 85

BAB 3 ELABORASI TEMA 3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 86

3.2. Deskripsi Tema ... 86

3.2.1. Pengertian ... 86

3.2.2 Fungsi Rekreasi ... 89

3.2.3. Tujuan Rekreasi... 89

3.2.4 Karakteristik Rekreasi ... 90

3.2.5 Kategori Aktivitas Rekreasi ... 90

3.2.6 Jenis-Jenis Rekreasi ... 90

3.3. Interpretasi Tema ... 91

3.4. Lingkup Kajian Tema ... 94

3.5. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 94


(7)

3.6.3 Taman Zabeel Di Dubai... 102

3.6.4 Experience Music Project ... 107

BAB 4 ANALISA 4.1. Analilsa Lokasi Site ... 108

4.2. Analisa Suasana Di Sekitar Lokasi ... 111

4.3 Lingku ngan Di Sekitar Site ... 112

4.4 Tata Guna Lahan Dan Analisa Skyline ... 114

4.5 Suasana Jalan Di Sekitar Lokasi ... 115

4.6 Analisa Kepadatan Pada Sirkulasi ... 116

4.7 Analisa Jenis Kendaraan ... 116

4.8 Analisa Pencapaian ... 117

4.9 Analisa Pedestrian ... 118

4.10 Analisa View Ke Dalam ... 120

4.11 Analisa View Ke Luar ... 120

4.12 Analisa Kebisingan ... 121

4.13 Analisa Matahari ... 122

4.14 Analisa Vegetasi ... 123

4.15 Analisa Drainase ... 124

4.16 Faktor Positif Dan Negatif Site ... 125

4.17 Deskripsi Kegiatan Ruang ... 126

4.18 Diagram Pemakai dan Kegiatan ... 127

4.18 Aspek Teknologi Bangunan ... 128

4.19 Analisa Jumlah Pengunjung ... 128

4.20 Analisa Kebutuhan Ruang ... 129

4.21 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 131

4.22 Program Besaran Ruang ... 134

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Makro ... 136

5.2. Konsep Mikro ... 146


(8)

BAB 6 LAMPIRAN

6.1. Gambar Perancangan ... 163

6.1.1 Master Plan ... 163

6.1.2 Site Plan ... 164

6.1.3 Ground Plan ... 165

6.1.4 Denah Main Building ... 166

6.1.5 Tampak Bangunan Utama ... 167

6.1.6 Potongan Bangunan Utama... 168

6.1.7 Denah Ampehitheatre dan Denah, Tampak, dan Potongan Areal Skate ... 169

6.1.8 Denah dan Tampak Area Taman ... 170

6.1.8 Denah, Tampak, dan Potongan Area Restoran dan Mini Golf ... 171

6.1.9 Rencana AC ... 172

6.1.10 Rencana Elektrikal... 173

6.1.11 Rencana Pengendalian Kebakaran ... 174

6.1.12 Rencana Pondasi, Pembalokan, dan Atap ... 175

6.1.13 Rencana Sanitasi... 176

6.1.14 Detail ... 177

6.2. Foto Maket ... 178


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah... 9

Tabel 2.1 Tabel RUTRK Kota Medan ... 60

Tabel 2.2 Tabel kriteria pemilihan lokas ... 61

Tabel 2.4 Tabel penilaian alternative lokasi ... 67

Tabel 2.5 Tabel sebaran dan kepadatan penduduk Kota Medan ... 72

Tabel 2.6 Tabel persentase lahu pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2006 74

Tabel 2.7 Tabel jumlah penduduk ... 75

Tabel 2.8 Tabel jumlah pendidikan ... 76

Tabel 2.9 Tabel jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin ... 76

Tabel 2.10 Tabel banyaknya pasar dan pertokoan ... 77

Tabel 2.11 Tabel usaha-usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung ... 77

Tabel 4.1 Tabel kebutuhan ruang ... 131


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar Lambang STC ... 2

Gambar 1.2 Poster acara Jazz Moment ... 2

Gambar 1.3 Poster Lomba Foto ... 3

Gambar 1.4 Suasana acara... 3

Gambar 1.5 Central Park ... 6

Gambar 1.6 Retiro Park ... 6

Gambar 1.7 Golden Gate Park ... 7

Gambar 1.8 Pulau Sumatera ... 8

Gambar 1.9 Indonesia ... 8

Gambar 1.10 Peta Medan ... 8

Gambar 2.1 Birma crosser ... 47

Gambar 2.2 Hell barrier ... 47

Gambar 2.3 Carterpillar race ... 47

Gambar 2.4 Folding carpet ... 47

Gambar 2.5 Hullahoop ... 47

Gambar 2.6 Log line ... 47

Gambar 2.7 Flying fox ... 47

Gambar 2.8 Toxic waste... 47

Gambar 2.9 Spider web ... 47

Gambar 1.10 Trust fall ... 48

Gambar 2.11 Berjalan di atas karpet warna ... 48

Gambar 2.12 Flying fox ... 48

Gambar 2.13 Helium stick... 48

Gambar 2.14 Pipa bocor ... 48

Gambar 2.15 Menyeberang berpasangan sambil memegang bola ... 48

Gambar 2.16 Blind walk ... 48

Gambar 2.17 Suasana di Outbound Camp di Kampung Lalang... 49


(11)

Gambar 2.20 Beberapa bentuk halang rintang skateboard ... 52

Gambar 2.21 Poster event skateboard ... 52

Gambar 2.22 Event yang dilaksanakan di Pendopo, USU ... 53

Gambar 2.23 Beberapa contoh indoor skatepark ... 53

Gambar 2.24 Beberapa contoh outdoor skatepark ... 53

Gambar 2.25 Grafiti paling sederhana di dinding kereta ... 54

Gambar 2.26 Grafiti yang dibuat sebagai bentuk penolakan terhada ... 55

Gambar 2.27 Beberapa contoh graffiti ... 55

Gambar 2.28 Beberapa orang yang melakukan gym di alam terbuka ... 56

Gambar 2.29 Salah satu minigolf yang ada Atlantic City ... 57

Gambar 2.30 Salah satu minigolf yang ada di Jawa Timur ... 58

Gambar 2.31 Salah satu contoh dari minigolf ... 59

Gambar 2.32 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Kota Medan ... 62

Gambar 2.33 Lokasi beberapa universitas yang ada di Kota Medan ... 63

Gambar 2.34 Lokasi beberapa universitas yang ada di Kota Medan ... 64

Gambar 2.35 Lokasi alternative 1 ... 65

Gambar 2.36 Lokasi alternative 2 ... 66

Gambar 2.37 Lokasi alternative 3 ... 66

Gambar 2.38 Sumatera Utara ... 69

Gambar 2.39 Peta Kota Medan... 69

Gambar 2.40 Suasana Conway Park ... 82

Gambar 2.41 Suasana Ilsan Lake Park... 84

Gambar 2.42 Suasana Taman Hutan Seoul ... 86

Gambar 3.1 Suasana Stratosphere Las Vegas ... 98

Gambar 3.2 Suasana interior Ocean Dome ... 100

Gambar 3.3 Suasana interior Ocean Dome ... 101

Gambar 3.4 Ocean Dome memiliki banyak fasilitas menarik ... 101

Gambar 3.5 Ocean Dome dilengkapi dengan ombak buatan ... 102

Gambar 3.6 Suasana Taman Zabeel... 104


(12)

Gambar 5.1 Peta Jakarta ... 136

Gambar 5.2 Peta Bandung ... 136

Gambar 5.3 Peta Surabaya ... 136

Gambar 5.4 Peta lokasi proyek bandara Kuala Namu ... 136

Gambar 5.5 Contoh gambar bentukan dari penggemukan kota Medan ... 137

Gambar 5.6 Konsep pembagian zona untuk master plan ... 138

Gambar 5.7 Konsep pembagian zona untuk master plan ... 139

Gambar 5.8 Konsep pembagian area master plan ... 141

Gambar 5.9 Konsep sirkulasi Master Plan ... 143

Gambar 5.10 Letak danau di Master Plan ... 144

Gambar 5.11 Site Plan secara makro ... 145

Gambar 5.12 Pembagian Areal Parkir ... 148

Gambar 5.13 Jalur pejalan kaki dan kendaraan dari pengunjung dan pengelola ... 149

Gambar 5.14 Pembagian Zona ... 150

Gambar 6.1 Master Plan ... 163

Gambar 6.2 Site Plan ... 164

Gambar 6.3 Ground Plan ... 165

Gambar 6.4 Denah Main Building ... 166

Gambar 6.5 Tampak Main Building ... 167

Gambar 6.5 Potongan Main Building ... 168

Gambar 6.6 Denahn amphitheatre dan denah, tampak dan potongan area skate .... 169

Gambar 6.7 Denah, tampak dan potongan area restoran dan mini golf ... 170

Gambar 6.8 Denah dan tampak area taman ... 171

Gambar 6.9 Rencana AC ... 172

Gambar 6.10 Rencana elektrikal ... 173

Gambar 6.11 Rencana pengendali kebakaran ... 174

Gambar 6.12 Rencana pondasi pembalokan dan atap ... 175

Gambar 6.13 Rencana sanitasi ... 176

Gambar 6.14 Detail ... 177

Gambar 6.15 Foto maket ... 178


(13)

Gambar 6.19 Foto maket ... 180

Gambar 6.20 Foto maket ... 180

Gambar 6.21 Foto maket ... 180

Gambar 6.22 Foto maket ... 181


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Medan termasuk kota yang cukup berkembang di Indonesia. Tetapi suatu pembangunan tidak hanya tentang menciptakan hal yang baru saja. Kita juga harus tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan Kota Medan saat ini.

Dalam hal ini ada beberapa hal masalah atau hal yang dibutuhkan oleh Kota Medan, dan hal ini bisa dikelompokkan dalam 2 sisi, yaitu sisi manusia atau masyarakat dan sisi kota.

Manusia/masyarakat

1. Masih kurangnya tempat untuk berkumpul dan rekreasi di dalam kota dalam bentuk outdoor

Kita sebagai manusia, terutama yang hidup di daerah perkotaan yang sibuk dan padat, sangat memerlukan waktu untuk santai, rekreasi dan bersosialisasi untuk menghilangkan ketegangan dan kesibukan sehari-hari. Dan banyak di antara masyarakat kota yang sangat memerlukan tempat untuk rekreasi dan bersantai yang berada di dalam kota, tanpa harus menunggu libur untuk pergi keluar kota. Kebanyakan pada saat sekarang ini, masyarakat pergi ke tempat seperti ‘mall’ untuk bersantai dan berkumpul. Kegiatan cenderung dilakukan di dalam ruangan.

Dengan kepadatan dan kesibukan ini, masyarakat Kota Medan sangat membutuhkan suatu tempat untuk rekreasi, berkumpul dan bersantai yang berada di dalam kota, dapat dijangkau di tengah rutinitas sehari-hari. Akan tetapi fasilitas ini masih sangat jarang ditemui dan kebanyakan hanya bertumpuk di daerah pusat kota.

Di Kota Medan, tempat untuk bersantai dan rekreasi dalam bentuk ‘outdoor’ masih sangat jarang. Ditambah dengan pertumbuhan, termasuk di dalamnya pertumbuhan bangunan, sudah semakin padat dan hampir tidak terkontrol.

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur


(15)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa persentase penduduk yang paling banyak adalah yang berusia produktif atau yang biasa disebut dengan kalangan muda. Kota Medan merupakan kota yang cukup berkembang, termasuk perkembangan yang berhubungan dengan kegiatan kalangan muda. Banyak sekali event-event yang diadakan di kota Medan ini, terutama dalam kurun waktu tahun 2010 ini.

Berikut ini adalah beberapa contoh eventi tersebut: Club Union with STIC Medan (1 April 2010)

Acara ini merupakan ajang kreatifitas buat anak muda di Medan dengan serangkaian acara bernama Club Union. Acara ini dirangkai dengan berbagai aktivitas, mulai dari musik, bazaar, otomotif, touring, dll. Ada live music, street dance,bartender show from COMBART, rapper by Ucok Munthe, dan banyak lagi. Jazz Moment @ Eccexx Medan (26-27 Maret 2010)

Acara ini merupakan hiburan music untuk pencinta jazz, yang menampilkan musisi Jazz dari Jakarta dan Medan.

 Lomba Foto “Pesta Otomotif Sumut 2010” (26-27 Juni 2010)

Acara ini merupakan lomba foto, dengan kategori yang dilombakan meliputi Teknik Panning, Jurnalis Liputan, dan Beauty AutoContes.

Gambar 1.2 Poster acara Jazz Moment


(16)

 Pekan Raya Lingkungan Hidup 2010 (8-11 Juli 2010)

Acara ini dilakukan di Merdeka Walk dengan materi pameran workshop, dialog, dan aneka lomba.

Acara ini, kata Ketua Panitia Pelaksana Hidayati, bertujuan untuk mengajarkan masyarakat arti pentingnya pengelolaan lingkungan dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

Refresh Your Love: Valentine bareng Band Indie (13 Februari 2010)

Acara ini berlangsung di Eccexx The Club, Medan, acara gelaran Radio Prambros Medan ini merupakan tempat berkumpulnya tempat anak muda Medan untuk merayakan Hari Valentine. Band-band Indie local mulai banyak bermunculan dan anak-anak muda Medan sudah banyak yang menjadi pecinta music non mainstream ini.

Dengan ini kita dapat melihat lebih jelas bahwa perkembangan yang berkaitan dengan kalangan muda sudah sangat berkembang, banyak sekali acara yang mulai bermunculan untuk menjadi wadah dari semua kegiatan tersebut. Dan tempat-tempat yang

Gambar 1.3 Poster Lomba Foto

Sumber : http://www.medantalk.com

Gambar 1.4 Suasana acara


(17)

fasilitas seperti restoran/tempat makan, gamecentre baik permainan bersifat digital ataupun non digital/olahraga, dan taman.

Akan tetapi di kota Medan ini tempat-tempat yang bisa dijadikan tempat hang out tersebut sangat sedikit, salah satunya seperti Merdeka Walk. Kalaupun ada tempat-tempat lain, tempat-tempat tersebut biasanya tidak terorganisir dengan baik. Biasanya tempat ini hanya berupa tempat nongkrong yang berada di sepanjang jalur sebuah jalan seperti di daerah Jalan Harapan dan Jalan Ring Road. Dan pada sepanjang jalan tersebut terdapat tempat makan yang sangat banyak, yang sayangnya tidak terorganisasi/tertata dengan baik.

Karena tempat-tempat ini pada umumnya berada di daerah yang memang sudah sangat ramai, maka mulai munculah masalah, seperti dalam hal ketertiban, kelancaran lalu lintas, dan lainnya.

Kebutuhan tempat untuk nongkrong, tempat untuk mengekspresikan atau tempat untuk suatu event sangat besar di kota Medan ini sangat diperlukan. Dan secara sudut pandang yang lebih luas, kebutuhan akan public space sebagai tempat masyarakat untuk bersosialisai, tempat untuk berolahraga.

2. Menciptakan sebuah ruang yang bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat

Di Kota Medan ini cukup banyak fasilitas yang bisa dinikmati. Akan tetapi kebanyakan dari fasilitas yang ada tersebut dijadikan ajang untuk meraih keuntungan ekonomi semata. Banyak sekali fasilitas yang tidak bisa diperoleh masyarakat secara murah atau gratis. Hal ini tentu saja sangat menyedihkan dimana kebutuhan akan fasilitas seperti ruang publik dan rekreasi diperlukan oleh semua golongan masyarakat.

Dalam suatu kawasan bisa saja terdapat penggabungan fasilitas komersial dengan fasilitas publik dalam arti tidak dipungut biaya.

Kota

1. Friendlycity

Pada masa sekarang ini isu tentang Global Warming mulai sangat diperhatikan. Dengan semakin padatnya sebuah kota, meningkatnya kendaraan dan jumlah bangunan yang menimbulkan polusi dan efek rumah kaca membuat sebuah kota menjadi gersang dan tidak nyaman sebagai tempat bermukim. Karena itu banyak sekali masyarakat kota yang mencari kenyamanan itu ke desa yang masih banyak ruang terbuka, pepohonan dan sungai.


(18)

menjadikan kota yang tempat yang nyaman dan mendatangkan kebaikan. Kita perlu untuk memikirkan pentingnya unsur alam sehingga kota menjadi tempat yang bersahabat untuk dihuni.

2. Kurangnya ruang terbuka hijau

Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya.

Mengenai luasan dan persentase adalah bahwa luas hutan kota dalam suatu hamparan yang sesuai paling sedikit 0,25 (dua puluh lima per seratus) hektar (pasal 8 ayat 2), sedangkan mengenai persentase luas hutan kota paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus) dari wilayah perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat (pasal 8 ayat 3) (PP No. 63 tahun 2002).

Fungsi hutan kota antara lain:  Sebagai identitas kota

 Nilai estetika  Penyerap CO2  Pelestarian air tanah  Penahan angina

 Ameliorasi iklim/mengatur suhu mikro  Habitat kehidupan liar

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memegang peran penting dalam pembangunan perkotaan, terutama terkait dengan merancang masa depan perkotaan. Untuk mewujudkannya, tiga pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial harus saling bersinergi.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan diprediksi hanya 795 hektar atau 3 persen dari luas totalnya. Pemerintah Kota Medan mengklaim, saat ini ada 8 persen RTH. Begitu pun, RTH ini masih sangat sempit dari syarat yang termaktub di dalam UU No 26/2007 tentang tata ruang wilayah yang mengharuskan 30 persen.


(19)

kota, keberadaan RTH adalah identitas dan kebanggaan kota sehingga perlu ditata nilai estetikanya. Sayangnya, hingga sekarang kesadaran bersama akan pentingnya RTH masih kurang.

Berikut ini adalah beberapa contoh taman besar di dunia dengan persentase perbandingan luas taman dan luas kotanya.

Central Park, New York

Luas kota Manhattan ini adalah 87,5 km2 dengan luas taman 3,41 km2, dengan kata lain 2,9% dari luas kota Manhattan.

Retiro Park, Madrid

Luas taman ini adalah 1,4 km2 dengan luas kota Madrid 607 km2, yang berarti 0,2% dari luas kota Madrid.

Gambar 1.5 Central Park

Sumber : http://www.infrastructurist.com

Gambar 1.6 Retiro Park


(20)

Golden Gate Park, San Francisco

Luas taman ini adalah 4,12 km2 dengan luas kotanya 121 km2, yang berarti 3,4% dari luas kotanya.

Dari beberapa contoh di atas dapat terlihat bahwa kota-kota besar ini sangat memperhatikan pentingnya ruang terbuka hijau dan ruang publik di daerah perkotaan. Dan mereka tidak segan untuk membuatnya besar, walau daerah taman ini berada di daerah central bisnis, yang jika saja dialihkan fungsikan pasti lebih menguntungkan. Hal ini patut untuk dijadikan contoh bagaimana pemerintah berani untuk membuat area terbuka hijau yang luas di tengah kota.

3. Ekonomi

Kota Medan memiliki tempat-tempat baru yang sedang berkembang saat ini. Akan tetapi pembangunan cenderung terus mengarah ke pusat kota. Hal ini membuat pergerakan perrkonomian dari daerah-daerah lain menjadi tersendat. Banyak sekali pihak yang mencoba yang mencoba untuk mengembang usahanya ke wilayah Medan yang baru, akan tetapi karena tidak adanya sebuah kegiatan yang menarik perhatian masyarakat Medan, maka usaha tersebut cenderung lambat bahkan tidak berhasil. Hal ini harus menjadi perhatian agar Kota Medan bisa berkembang secara merata, tidak hanya bertumpu pada satu titik saja.

Gambar 1.7 Golden Gate Park


(21)

Akan sangat baik jika pemikiran untuk kawasan baru ini dikonsep dengan baik dari awal sebelum kawasan tersebut sudah bertumbuh dan ‘terlanjur’ penuh dengan bangunan dan tidak tertata dengan baik.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya,Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

• Utara : Selat Malaka

• Selatan : Kabupaten Deli Serdang

• Barat : Kabupaten Deli Serdang

• Timur : Kabupaten Deli Serdang

Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kota Medan selama periode tahun 2004-2006 adalah sektor

Gambar 1.9 Indonesia

Sumber : map.google.com

Gambar 1.8 Pulau Sumatera

Sumber : map.google.com

Gambar 1.10 Peta Medan


(22)

pengolahan dan sektor keuangan/jasa. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Kota Medan digerakkan sektor-sektor tersier dan sekunder secara dominan.

Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah

Jenis Pajak Daerah Kota/Kab Tarif Paling Tinggi

Pajak hotel dan restauran 10 %

Pajak hiburan 35 %

Pajak reklame 25 %

Pajak penerangan jalan 10 % Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, (P2ABTAP)

20 %

Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, (P3BG2C)

20 %

4. Sustainablefunction

Suatu hal baru yang diciptakan hendaknya tidak hanya berfungsi dan memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi bisa tetap bertahan dalam waktu yang sangat lama. Salah satu contohnya adalah pengadaan ruang hijau sebagai paru-paru kota dan pengadaan ruang publik.

First Idea

Apa yang menjadi masalah Kota Medan? Apa yang dibutuhkan oleh Kota Medan

Manusia/masyarakat

• Masih kurangnya tempat untuk berkumpul dan rekreasi di dalam kota dalam bentuk outdoor

• Menciptakan sebuah ruang yang bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat

MIND MAP

Tabel 1.1Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah

Sumber : http://www.pemkomedan.go.id

Kota

Friendly city

• Kurangnya ruang terbuka hijau • Ekonomi


(23)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN

Maksud dan tujuan direncanakannya proyek ini di Medan antara lain:

Menyediakan wadah untuk bersantai, berkumpul dan berekreasi di dalam kota yang tidak terpaku hanya dalam sebuah ruangan yang selama ini biasa dikunjungi masyarakat.

Menyediakan sebuah fasilitas ruang publik yang bisa dinikmati oleh semua golongan masyarakat.

Karena proyek ini untuk keluarga dan usia muda maka proyek ini diharapkan dapat mengembangkan kepribadian dan kreativitas dan menjadi wadah bagi kegiatan-kegiatan anak muda yang sedang sangat berkembang di Medan.

Secara makro dapat membantu untuk menciptakan kota yang lebih nyaman untuk ditinggali dengan memberdayakan ruang hijau di dalam kota yang masih sangat kurang di Kota Medan, yang juga penting sebagai paru-paru kota.

Menambah sarana rekreatif dan hiburan untuk mendukung program pariwisata daerah maupun nasional.

Membantu untuk mengembangkan potensi baru bagi wilayah di sekitarnya.

Menjadi landmark baru Kota Medan yang dapat menarik masyarakat, serta memberi income ekonomi.

Mengembangkan pemerintahan Kota Medan untuk mencakup wilayah yang lebih besar.

Dapat memberikan fungsi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan Kota Medan sendiri.

1.3

ALASAN PEMBANGUNAN

Yang menjadi alasan dibangunnya proyek ini adalah;

Mencoba untuk memberikan alternative baru di dalam kota untuk tempat hang out atau rekreasi bagi masyarakat Kota Medan.

Masih kurangnya wadah bagi kegiatan kalangan muda yang saat ini sedang sangat berkembang di Kota Medan.

Banyak tempat rekreasi yang lebih mengutamakan segi komersil sehingga tidak seluruh masyarakat bisa menikmatinya.


(24)

Membantu dalam memecahkan masalah yang sudah ada mengenai ruang public yang selama ini masih kurang dan ruang publik yang ada tidak tertata dengan baik sehingga menjadi kurang nyaman untuk digunakan.

Ruang hijau di Kota Medan yang masih sangat kurang dari ketentuan dan kebutuhan dari ruang hijau dalam sebuah kawasan perkotaan, ditambah dengan semakin tidak nyamannya kota dan isu global warming yang sedang berkembang saat ini.

Adanya daerah-daerah yang kurang berkembang karena pada umumnya pembangunan selama ini lebih ditekankan pada wilayah di tengah atau wilayah yang sudah padat akan kegiatan dan masyarakat.

Agar dapat membantu program desentralisasi pembangunan pemerintah dalam mengembangkan Kota Medan.

1.4

SASARAN

Yang hendak dicapai dalam proyek ini adalah;

Menciptakan tempat hang out dan tempat rekreasi yang nyaman sehingga kegiatan masyarakat yang selama ini hanya bertumpuk pada beberapa titik dan tidak terorganisasi dapat teratasi dengan baik.

Dapat menjadi solusi dan membantu dalam mengatasi permasalahan yang ada di Kota Medan.

Terjadinya pergerakan kegiatan, terutama ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Dapat terus memberikan dampak nyata dalam waktu yang cukup lama pada masa depan.

1.5

PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang perlu sangat penting untuk diperhatikan antara lain: Fungsi

1. Bagaimana menyatukan ruang di dalam dengan luar serta menghubungkan setiap ruang yang berbeda dengan golongan umurnya.

2. Bagaimana menyatukan ruangan dengan fungsi yang sangat beragam, antara kegiatan yang santai ataupun kegiatan yang aktif.


(25)

Arsitektur

1. Bagaimana merancang bangunan dengan fungsi yang efektifdan perletakan ruang yang nyaman dan efisien.

2. Bagaimana agar ruang dalam dan ruang luar bisa berhubungan begitu juga dengan fungsi dari bangunan/ruang lain yang berbeda fungsi

3. Bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman. Struktur

Bagaimana pemecahan struktur massa bangunan yang merupakan tuntutan dari fungsi bangunan dengan segala beban dan fasilitas yang ada.

Waktu dan Letak

Bagaimana mengatur agar letak dari setiap ruang bisa efektif dan efisien terhadap waktu.

Utilitas

Bagaimana operasional pemeliharaan bangunan dan memaksimalkan fasilitas apa yang saja yang dikembangkan dan dimasukkan dalam perenacanaan, sehingga memiliki nilai komersil yang baik.

1.6

METODI STUDI

Dalam pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:

Studi literature

Studi literature sebagai data awal serta memperkaya materi yang berkaitan dengan proyek.

Observasi lapangan

Yaitu untuk mendapatkan data serta kondisi dan potensi lingkungan pada tapak terpilih. Melakukan wawancara

Yaitu untuk memperoleh masukan mengenai lingkungan proyek, informasi non arsitektur dan karakteristik khusus proyek.

Analisis

Untuk menyaring, mengolah, dan merumuskan berbagai masukan arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan.


(26)

Sintesis

Sintesis merupakan tahap integrasi data laporan dengan studi, yang telah dikaji pada tahap analisis, untuk kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.

1.7

LINGKUP DAN BATASAN PROYEK

Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan yaitu:

Menyangkut masalah pemilihan site, dimana site berada pada perancangan yang dilakukan adalah bangunan yang memfasilitasi kegiatan yang terdapat di dalamnya. Perancangan sesuai dengan tema dan ketentuan umum sesuai dengan masing-masing kegiatan.

Perancangan struktur bangunan sesuai memperhatikan fungsi dan factor arsitektural karena berhubungan dengan tempat wisata/rekreasi.

Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang perlu ada di dalam bangunan. Dana bukan merupakan pertimbangan dalam desain bangunan.

1.8 ASUMSI

Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan yaitu:

 Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dan pemerintah agar dapat mengurangi sisi komersil dan memberi lebih banyak kebebasan untuk dinikmati seluruh masyarkat, dimana pihak swasta diharapkan lebih dapat mengkoordinasi agar tetap tertata dengan baik dan bertanggung jawab.

 Diasumsikan lokasi lahan studi dalam keadaan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukan lahan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan (RUTRK Medan) sebagai kawasan komersil.

 Studi kasus ini direncanakan sebagai bagian dari perencanaan kawasan.

 Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini.

 Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.


(27)

1.9

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya didirikan Kantor Telkomsel, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan desain, serta lingkup, dan batasan proyek serta asumsi-asumsi.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang ada. Selain itu program kegiatan hingga melahirkan kebutuhan ruang berikut studi banding proyek yang sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, dan interpretasi tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan.

BAB IV. ANALISA

Berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB VI. HASIL PERANCANGAN

Berisikan gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang dibahas mulai dari BAB I sampai BAB V.


(28)

1.10

KERANGKA BERFIKIR

POTENSI PROSPEK

MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH LATAR BELAKANG

MAKSUD DAN TUJUAN

RUMUSAN MASALAH

PENGUMPULAN DATA

STUDI LITERATUR

KERANGKA MASALAH

ANALISA

KONSEP

PRA-PERANCANGAN

DESAIN AKHIR

SURVEY SURVEY LITERATUR

SURVEY FISIK

Diagram 1.2 Kerangka Berpikir


(29)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 TERMINOLOGI JUDUL

Medan ibukota dari daerah Sumatera Utara Recreation bersenang-senang, penyegaran Park kebun, taman

(sumber : Kamus Lengkap, penerbit Tiga Dua)

Medan Recreation Park Taman dimana pengunjungnya bisa bersenang-senang dan mengalami penyegaran, baik jasmani maupun rohani yang berada dimana termpat itu sendiri berada di Kota Medan.

Medan Recreation Park ini merupakan ruang publik (publik space) dimana

pengertian dari ruang publik ini adalah:

Secara umum pada sebuah kota, adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi umum (halte) dan museum.

Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi.Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum.

(sumber :Project for Public Spaces in New York tahun 1984)

Menurut Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut: sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia/pengguna ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain mengikuti norma-norma yang berlaku setempat.


(30)

Rustam Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan.

2. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).

Menurut Eko Budihardjo (1998) ruang terbuka adalah bagian dari ruang yang memeiliki definisi sebagai wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik.

Ruang terbuka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : Fungsi umum

 Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan, tempat menunggu

 Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam.

 Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.  Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan.

Fungsi ekologis :

 Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara ekosistem tertentu.

 Pelembut arsitektur bangunan.

Terbentuknya ruang terbuka dipengaruhi oleh beberapa faktor baik oleh alam maupun lingkungan buatan, dibedakan sebagai berikut :

Pembatas, dimana ruang selalu terbentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu bidang alas, bidang langit-langit dan bidang pembatas/dinding


(31)

Skala, dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan manusia. Skala terdiri atas 2 (dua) macam :

 Skala manusia, perbandingan ukuran elemen atau ruang dengan dimensi tubuh manusia

 Skala generik, perbandingan elemen bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan dengan sekitarnya.

 Bentuk, yang terdiri atas bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Dapat juga dikategorikan dalam dua bagian bentuk alami dan buatan. Menurut penampilan terbagi atas: bentuk teratur, bentuk lengkung dan bentuk tidak teratur.

2.1.1 KLASIFIKASI SARANA REKREASI

Klasifikasi untuk sarana rekreasi antara lain: Berdasarkan pelaku

 Rekreasi aktif

Kegiatan yuang dilakukan dengan mengekspresikan mental dan emosi dengan dorongan fisik individu untuk mengembangkan fisik dan mental.

Seperti olahraga, menari, jalan-jalan, dan sebagainya.  Rekreasi pasif

Kegiatan yang cenderung tidak hanya menggunakan tenaga, dan pelaku tidak terlibat aktivitas fisik serta terbatas pada pengunaan panca indera.

Seperti menonton, menikmati keindahan, mendengar dan sebagainya.  Struktur usia

- Fase usia bayi (0-1 tahun) - Fase usia balita (1-5 tahun) - Fase usia anak-anak (5-14 tahun) - Fase usia remaja (14-20 tahun) - Fase usia dewasa (20-55 tahun) - Fase usia tua (55 tahun ke atas)  Struktur penghasilan

- Golongan penghasilan tinggi - Golongan penghasilan menengah - Golongan penghasilan rendah


(32)

Berdasarkan sifat ruangan  Out door (di luar ruangan)

Rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak terlindung atap, kegiatan sangat tergantung cuaca.

In door (di dalam ruangan)

Rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan, tidak tergantung pada cuaca luar dan kondisi dapat diatur menurut kegiatan yang akan dilakukan.

Semi inand out door

Wadah rekreasi yang hanya menggunakan atap saja, misalnya restoran tepi air.

Berdasarkan kelompok usia pemakai

 Untuk anak-anak : area bermain anak

 Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga Berdasarkan jenis penggunanya

Rekreasi komunal (multi used), terdiri dari bermacam-macam aktivitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.

Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama. Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar ruangan. Berdasarkan ruang lingkup

 Lingkup perumahan

 Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan.  Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota.

 Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitar.

 Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri.  Lingkup internasional, melayani seluruh dunia.


(33)

Rekreasi air atau bahari, seperti memamncing, renang, power boating, bersampan.  Rekreasi udara, seperti terjun payung dan olahraga udara lainnya.

Berdasarkan aktivitas/kegiatan  Big muscle activities

Rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.

Social activities

Rekreasi yang bertujuan social, seperti bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi social sebagai kegitan utama.

Physical recreation

Memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama. Cognitive recreation

Melibatkan kebudayaan, pendidikan dan kreatifitas. Environment-related recreation

Rekreasi yang memanfaatkan potensi atau kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.

Rhythms and music

Rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan music yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa.

Hand intellect

Rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan pikiran, misalnya melukis dan mematung.

Creative play

Rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya membuat bangunan dari pasir.

Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung). Mental

Rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang bersifat mendidik, misalnya berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

Collecting

Mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok social tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.


(34)

Service activities

Sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri melakukan palayanan kegiatan umum, misalnya sebagai juri, guru, dan lain-lain.

Shopping activities

Sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan kesenangan. Antara lain kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

Relaxation

Rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.

Solitude

Menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.

2.1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS DAN AKTIVITAS REKREASI

Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa factor yang mempengaruhi jenis dan aktivitas rekreasi yang dilakukan, yaitu:

1. Factor jenis kelamin, usia, dan keluarga

Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.

2. Factor social ekonomi

Masyarakat dengan kebutuhan social tertentu (elite)akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.

3. Factor pranata

Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.

4. Factor ketersediaan waktu luang

Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 5. Factor perubahan teknologi


(35)

2.1.3 PERSYARATAN DAN FASILITAS REKREASI

1. Menurut Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Persyaratan umum

Tempat rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan, dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan dilengkapi dengan jasa layanan makanan, minum, dan akomodasi. Fasilitas yang tersedia:

 Pertamanan dengan lahan yang terbuka

 Area bermain yang mengandung unsur pendidikan dan budaya  Fasilitas pelayanan umum dan mendukung

 Instalasi teknis atau utilitas

Menyediakan berbagai fasilitas olahraga dan permainan yang santai dan popular, seperti fitness, renang, dan sebagainya, yang dilengkapi dengan sarana penunjang seperti sarana relaksasi dan sarana penunjang lainnya.

Menyediakan suatu suasana yang cenderung informal dan santai serta lebih mengarah pada unsur kreatif.

2. Menurut Seymour M. Gold, dalam Recreation Planning and Design, dijelaskan bahwa penciptaan suasana rekreatif dapat diperolah dengan:

Adanya unsur-unsur alam.

Dengan memasukkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan, seperti tanaman, air dan sebagainya.

Adanya pergerakan manusia.

Pergerakan selalu menarik perhatian untuk dilihat.Bisa berupa pergerakan sirkulasi manusia secara horizontal maupun vertical, ataupun dapat berupa elemen bangunan yang bergerak.

Ruang yang digunakan bersama.

Ada ruang yang dipakai bersama tanpa batas-batas sehingga individu akan saling berinterasi.

Orang bisa saling melihat.

Secara naluriah manusia mempunyai kebutuhan untuk bersosialisasi, melihat, dan dilihat orang lain.


(36)

Eksploratif

Mengundang para pengunjung untuk ikut mengapresiasi, mengalami, merasakan segala sesuatu di dalam bangunan.Misalnya bisa berupa sesuatu yang bisa dipegang, diraba, diserap, dimainkan, dan sebagainya.Dapat dicapai dengan permainan tekstur.

Informal

Biasanya sesuatu yang informal itu menjadi menarik.Informal itu sesuai dengan konsep rekreasi, yaitu menampilkan sesuatu yang berdeda dari kehidupan sehari-hari yang biasanya selalu formal dan penuh keteraturan.

Dinamis

Menampilkan sesuatu yang ‘bergerak’, bukan sesuatu yang statis/diam. Bisa diperoleh dengan bentukan ruang, sirkulasi yang menarik dan pola lantai.

Unsur cahaya

Cahaya sangatlah berperan dalam penciptaan suasana dan interior yang diinginkan, baik itu berupa pencahayaan alami maupun buatan.

Triangulasi

Yaitu adanya sesuatu yang menyatukan, mengumpulkan orang yang tidak saling mengenal dalam suatu kegiatan yang sama dan mungkin bisa saling berinteraksi. Misalnya pertunjukan, atraksi, atau sesuatu yang menarik untuk dilihat.

Sekuens ruang yang bermacam-macam.

2.1.4 PERENCANAAN DAN PERSYARATAN KEBUTUHAN RUANG REKREASI

Menurut buku Time Saver Standar for Building Type, perencanaan dan persyaratan kebutuhan ruang fasilitas rekreasi, yaitu:

a. Pusat Rekreasi

Bangunan rekreasi harus fungsional untuk menempatkan berbagai macam program aktivitas yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang.Bangunan rekreasi harus dapat menyediakan suasana yang aman, sehat, atraktif dimana setiap orang dapat melakukan kesenangannya.Area rekreasi membutuhkan beberapa tipe struktur yang dapat memenuhi program-program kebutuhan dan menyatukannya secara estetika.


(37)

menjamin pemanfaatan maksimal sebuah bangunan. Rencana persiapan dan pemeriksaan ulang yang berkelanjutan dari desain fungsional sebuah bangunan sebelum ke tahap konstruksi harus dipertimbangkan syarat-syarat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut;

 Sudahkah diputuskan kegunaan yang paling efektif dari keseluruhan area? Dan apakah itu menggunakan semua sumber alami?

 Apakah disain menyediakan kegunaan yang fleksibel dan untuk pengembangan dimasa yang akan datang?

 Apakah disain denah memiliki akses yang dekat dan sirkulasi antara fasilitas di dalam bangunan?

 Apakah disain denah memiliki kemudahan dalam pengawasan dan administrasi bangunan?

 Sudahkah ruangan individual ditempatkan dan didisain untuk mendukung kegunaan yang beragam dalam batas aman?

 Sudahkan bangunan didisain untuk menjamin kesempatan yang digunakan seluruh anggota komunitas termasuk orang tua dan orang cacat?

 Apakah disain meliputi kualitas estetis yang dapat diterima dan berhubungan secara harminis dengan sekitarnya?

 Apakah disain bangunan sesuai dengan biaya dalam konstruksi dan perawatan?  Apakah disain dan konstruksi bangunan menjamin penggabungan fungsi dengan

agency public ataupun privat lainnya? c. Klasifikasi Bangunan Rekreasi

Tumbuh dalam bidang dan kompleksitas dari program yang menghasilkan sebuah kebutuhan pada bangunan yang akan menyediakan fasilitas yang diadaptasi untuk aktivitas rekrasi yang beragam. Hal ini dapat dikelompokkan oleh fungsi kemudian dikategorikan berdasarkan ukuran.

Funsi standar untuk menetapkan ukuran yang dibutuhkan oleh bangunan rekrasi biasanya berdasarkan rasio berapa kaki2 dari sebuah populasi. Hal ini akan ditetapkan dengan menyediakan 1-2 kaki2/orang yang dilayani.

Sebagai contoh, jika sebuah bangunan melayani 8.000 orang, maka seharusnya rata-rata bangunan sekitar 12.000 kaki2. Ukuran perbandingan ini dapat bervariasi sesuai kota tempat bangunan ini dibangun untuk mengakomodasikan semua penduduk.


(38)

d. Tipe-tipe Bangunan Rekreasi Bangunan Rekreasi Tipe 1

Bangunan rekreasi tipe 1 ini biasanya dibangun di area pinggir kota yang lebih besar dari pusat metropolitan. Walaupun banyak kota-kota yang lebih kecil (30.000 atau kurang dari 30.000 penduduk) telah menyediakan fasilitas untuk melayani keseluruhan komunitas. Bangunan tipe ini memiliki luas 20.000 kaki2 atau lebih yang memiliki fasilitas sebagai berikut:

• R. Serbaguna

• R. Bermain

• Gymnasium

• R. Shower dan Loker

• R. Administrasi

• R. Staf

• R. Klub

• R. Istirahat

• Dapur

Lounge and lobby

• Gudang yang besar/R. Penyimpanan Bangunan Rekreasi Tipe 2

Bangunan rekreasi tipe 2 merupakan yang biasa digunakan dalam kota dan berbagai komunitas. Menurut ahli rekreasi tipe ini merupakan tipe bangunan rekreasi yang paling efisien yagn didisain untuk menampung area yang berpopulasi rata-rata 8.000 orang. Tipe bangunan rekreasi ini memiliki luas 10.000-20.000 kaki2 dan memiliki fasilitas yang sama dengan struktur tipe 1.

Bangunan Rekreasi Tipe 3

Tipe bangunan ini digunakan oleh banyak komunitas untuk memenuhi kebutuhan area yang berpopulasi lebih kecil dan biasanya memiliki fasilitas sebagai berikut:

Hall sosial atau gymnasium

• R. Shower/R. Ganti

• R. Klub


(39)

• Kantor

• Restoran

• Dapur

2.1.5 PENGENALAN KARAKTER PEMAKAI

Menurut Pipkin dan Lagory (1981), lingkungan merupakan tempat aktivitas manusia untuk memunculkan corak budaya tertentu.Dengan demikian pola perilaku manusia merupakan produk dari lingkungan dan lingkungan buatan merupakan gambaran perbuatan manusia dalam menanggapi gejala lingkungan alam.

Lingkungan binaan menjadi lingkup kajian arsitektur dipandang dari sudut psikologi yang bertujuan menganalisa, menjelaskan, meramalkan dan kalau perlu mempengaruhi atau merekayasa hubungan antara tingkah laku manusia dan lingkungannya. Untuk itu dilakukan perdekatan-pendekatan pemakai lingkungan binaan ini, yang nantinya akan mengakomodasikan dan mengantisipasi karakter pemakai.

REMAJA

Pengertian Remaja

Ada 2 istilah berkenaan dengan perngerti remaja, antara lain:

1. Puberty (Inggris) atau Puberteit (Belanda) berasal dari bahasa Latin, ‘pubertas’, yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. 2. Adolescentia berasal dari bahasa Latin, ‘adulescentia’, yang berarti masa muda antara

umur 17-30 tahun.

Di dalam konteks kebudayaan Indonesia sulit untuk membatasi pengertian remaja berasarkan 2 pengertian di atas karena berbedanya ragam sudut pandang yang digunakan (berdasarkan hokum, status perkawinan, ukuran tubuh, tanggung jawab dan sebagainya).Namun secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Ciri-ciri remaja

Masa remaja merupakan rangkaian perubahan. Pembentukan identitas selalu terancam oleh adanya perbedaan pandangan lingkungan sekitar dengan apa yang dimiliki.


(40)

Dua factor yang memungkinkan proses pembentukan identitas dalam masa krisis ini adalah:

 Proses yang meliputi usaha untuk menolak dan mengambil telada tokoh identifikasi.  Mencoba melakukan peran sosial.

Ciri-ciri remaja adalah:

 Kegelisahan, berupa keadaan yang tidak tenang yang menguasai remaja dikarenakan adanya keinginan yang tidak tersalurkan oleh keberanian dan kemampuan.

 Pertentangan, yang paling dominan adalah adanya pertentangan pendapat dengan orang tua.

 Berkeinginan besar mencoba segala hal yang tidak diketahuinya.  Keinginan menjelajahi lingkungan sekitar.

 Mengkhayal dan berfantasi.

 Aktivitas berkelompok, untuk memenuhi keingintahuan terhadap alam sekitar dan biasanya remaja mencari jalan keluar dengan melakuakn aktivitas secara berkelompok.

DEWASA DINI

Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru.Penyesuaian diri ini menjadi periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang.

Adapun cirri-ciri dewasa dini antara lain:  Masa pengaturan (settle down)  Usia reproduktif

 Masa bermasalah, disebabkan oleh peran bari sehingga mereka tidak berhasil melakukan penyesuaian diri yang memuaskan

 Masa ketegangan emosional  Masa keterasingan sosial  Masa komitmen

 Masa ketergantungan  Masa perubahan diri


(41)

Factor yang mempengaruhi rekreasi masa dewasa ini adalah:

• Kesehatan

• Waktu

• Status perkawinan

• Status sosial ekonomi

• Jenis kelamin

• Penerimaan sosial

DEWASA MADYA

Ciri-ciri masa dewasa madya antara lain:

 Periode sangat ditakuti, dimana orang dewasa tidak mau menerima bahwa mereka telah mencapai tua.

 Masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya yang memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi ciri-ciri jasmani dan prilaku baru.

 Masa stress, penyesuian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik.

 Usia yang berbahaya, bagi kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum usia lanjut.

Usia canggung (awkward), dimana manusia merasa bingung aka posisi usia antara bukan muda dan bukan tua.

 Masa prestasi.

 Masa evaluasi, dimana manusia mancapai puncak prestasi dan kemudian menuntut perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dengan orang lain.

 Masa standar ganda, perkembangan cenderung ke persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan dan kehidupan sosial.

Masa sepi (empty nest), dimana anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua.

 Masa jenuh, dimana pria merasa jenuh dengan kegiatan rutin dan kehidupan bersama keluarga yang sedikti hiburan, dan wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak.


(42)

2.1.6 FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN

1. Faktor Hereditas (Pembawaan sejak lahir) 2. Faktor Lingkungan

a. lingkungan keluarga b. lingkungan sekolah c. lingkungan masyarakat

2.1.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor.Kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil.

Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu:

Pengalaman Awal

Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.

Pengaruh Budaya

Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.

Kondisi Fisik

Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).


(43)

dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.

Inteligensi

Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.

Emosi

Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.

Nama

Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.

Keberhasilan dan Kegagalan

Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.

Penerimaan Sosial

Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.

Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.

Perubahan Fisik

Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk.


(44)

Sebenarnya masih banyak lagi hal hal yang mempengaruhi kepribadian, tetapi tidak dapat seluruhnya disampaikan di sini mengingat keterbatasan keterbatasan yang ada.

2.1.8 CIRI-CIRI DAN FAKTOR YANG PENGARUHI KREATIVITAS

Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatifseseorang dikatakan kreatif tentu ada indikator-indikator yang menyebabkan seseorang itu disebut kreatif.Indikator yang sebagai ciri dari kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute dan nonaptitute.

Ciri-ciri aptitute adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan indikator kreativitas dikemukan oleh (Munandar, S. C. U, 1992) sebagai berikut :

1. Dorongan ingin tahu besar

2. mengajukan pertanyaan yang baik

3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah 4. Bebas dalam menyatakan pendapat

5. Mempunyai rasa keindahan

6. Menonjol dalam salah satu bidang seni

7. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

8. Rasa humor tinggi 9. Daya imajinasi kuat

10.Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-anak lain)

11.Dapat bekerja sendiri 12.mencoba hal-hal baru

13.Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

Dari uraian mengenai ciri-ciri kreativitas diatas maka dapat dipahami bahwa seseorang dikatakan kreatif apabila dalam interaksinya dengan lingkungan ciri-ciri dari


(45)

diri setiap individu, sebab setiap individu memiliki potensi kreatif. Treffinger (1980) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreatifitas, hal ini memberikan makna bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dalam dirinya.

Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas peserta didik agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

 Motivasi untuk Kreativitas

Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999).

Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini.Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.

 Kondisi Eksternal yang mendorong Perilaku Kreatif

Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas.Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh.Individu memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya.Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya.

Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

• Keamanan Psikologis

Hal ini dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling berhubungan yakni : menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.


(46)

Mengusahakan suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada, sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.

Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati) Dalam suasana ini ”real self” dimungkinkan untuk timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungannya. Inilah pada dasarnya yang disebut memupuk kreativitas.

• Kebebasan Psikologis

Memberikan kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness akan memberikan individu kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu dimungkinkan, namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.

2.1.19 HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KREATIVITAS

Semua orang rasanya ingin menjadi kreatif, atau setidaknya menilai kreativitas sebagai sesuatu yang positif. Di sisi lain, masih banyak pula pihak yang menentang atau memandang sebelah mata aktivitas kreatif itu sendiri. Majalah Scientific American Mind menurunkan liputan mengenai diskusi panel para ahli yang membahas mengenai hal ini, berikut beberapa tips sederhana untuk mengembangkan kreativitas anda.

Menurut Robert Epstein, seorang penulis buku-buku kreativitas, pendidikan formal adalah salah satu biang keladi pembatas kreativitas manusia sejak dini. Selain itu, masih kuatnya pandangan negatif orangtua terhadap prospek pekerjaan di industri kreatif (misalnya film, sastra, atau desain grafis) juga membuat banyak anak muda merasa kemampuan kreatif hanya pantas didalami oleh orang-orang tertentu saja.

Padahal hal itu tidak benar.Seperti yang ditekankan oleh John Houtz, seorang psikolog, kreativitas tidak terbatas pada kreativitas besar (big ‘C’) yang sifatnya mahakarya dan revolusioner, seperti lukisan Da Vinci atau lampu Edison.Ada pula yang namanya kreativitas kecil (litle ‘c’), yaitu kelihaian atau kecerdikan yang dapat kita gunakan untuk memecahkan masalah sehari-hari.


(47)

Menurutnya, orang-orang kreatif adalah mereka yang memiliki kedisiplinan untuk terus menciptakan ide-ide baru dan ketekunan untuk mewujudkan ide-ide mereka.

Epstein memberikan empat cara untuk melatih kreativitas:

Capturing.

Jangan biarkan satupun ide lewat begitu saja, betapapun merasa ide itu tidak terlalu istimewa. Jangan terlalu pede untuk mengatakan ‘saya bisa mengingatnya’; Percayalah, akan lupa. Segera catat ide anda di ponsel, notes, atau apapun yang bisa ditulis di dekat anda begitu terpikirkan.Siapkan pula alat pencatat atau perekam di samping tempat tidur anda, karena seringkali ide-ide brilian muncul sesaat sebelum atau sesudah tidur. Lebih baik lagi jika anda juga meluangkan waktu khusus (kalau bisa di pagi hari, saat pikiran masih segar) untuk mengumpulkan ide-ide.

Surrounding.

Ide-ide kreatif tidak muncul begitu saja dari dalam otak kita, melainkan hasil dari interaksi kita dengan lingkungan.Karena itu, lingkungan fisik dan sosial anda pun sebisa mungki harus penuh dengan kreativitas pula.Perbanyaklah pergaulan dengan orang-orang yang latar belakang, kepribadian, atau minatnya jauh berbeda. Ubahlah tata letak rumah atau kamar, cat dindingnya dengan warna baru; Mungkin terdengar tidak berhubungan, tapi lingkungan yang fresh dan tidak monoton akan membuat pikiran tetap fresh dan dinamis pula.

Challenging.

Kreativitas seringkali muncul mendadak saat menghadapi hambatan atau rintangan.Menantang diri sendiri dengan mencoba menyelesaikan permasalahan yang sulit bisa membantu mengeluarkan ide-ide kreatif yang selama ini tidak terpikirkan oleh anda.Bagaimana konkritnya?Iseng-iseng mengisi sudoku atau TTS di waktu senggang adalah satu langkah awal yang baik. Jelajahilah bagian kota yang asing, biarkan anda tersesat, dan cobalah cari jalan pulang. Kalau masih sekolah atau kuliah, jangan malas juga untuk membuka-buka buku soal atau studi kasus dan menyelesaikan bagian tersulitnya.Tidak masalah jika tidak ada yang bisa selesaikan, yang terpenting adalah rangsangan otak yang terus-menerus.

Broadening.

Sangat penting bagi seseorang yang kreatif untuk memiliki wawasan yang luas.Jangan sungkan untuk mempelajari hal-hal baru yang mungkin tidak berhubungan dengan


(48)

pekerjaan atau pendidikan.Tidak perlulah mengikuti kursus atau kuliah malam; membaca lebih banyak buku dan majalah, menonton film dokumenter, atau menjelajahi situs-situs pengetahuan populer seperti Wikipedia juga bisa dilakukan untuk mencapainya.Kunjungilah juga perpustakaan, galeri seni, pertunjukan teater, museum, seminar, pameran, diskusi buku, atau acara publik lainnya.

Kita juga harus siap mempertahankan kreativitas anda.Seperti yang sudah disebut di atas, kreativitas adalah sesuatu yang harus diupayakan. Di sisi lain, cepat atau lambat, sadar atau tidak sadar, masyarakat akan mencoba untuk mengawasi dan mengatur, kalau perlu menekan, kreativitas.

2.2 KEGIATAN YANG TERDAPAT DI MEDAN RECREATION PARK

Kegiatan yang terdapat di dalam Medan Recreation Park antara lain:

 Petualangan : outbound

Kreativitas : komunitas skate, sepeda, dan graffiti  Relaxation : taman

Olahraga : area jogging, gym terbuka, dan mini golf area  Entertainment : panggung hiburan, restoran

2.2.1RESTORAN

Dilihat dari pengolahan dan system penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu;

1. Formal Restaurant (Restoran formal)

Pengertian formal restaurant adalah industry jasa pelayanan makan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan pelayanan yang eksklusif.

Ciri-ciri Restoran Formal:

 Penerimaan pelanggan dengan system pemesanan tempat terlebih dahulu.  Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.

 Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik/menu Eropa popular.

System penyajian yang dipakai adalah Russian Service/French Service atau modifikasi dari kedua table servicetersebut.


(49)

 Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam dan makan siang, tetapi untuk menyediakan makan pagi.

Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine dan champage dari berbegai Negara penghasil wine di dunia.

 Menyediakan hiburan music hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana romantic dan eksklusif.

 Harga makanan dan minuman relatif tinggi.

 Penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang luas untuk dapat dilewati gueridon.

 Tenaga relative banyak dengan standar kebutuhan saru pramusaji untuk melayani 4-8 pelanggan.

Contoh:

Members restaurant

Super club

Gourmet

Main dining room

Grilled restaurant

Executive restaurant

2. Informal Restaurant (Restoran Informal)

Pengertian restoran informal adalah industry jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi pelanggan yang silih berganti.

Ciri-ciri Resotoran Informal:

Harga makanan dan minuman relative murah.

Penerimaan pelanggan tanpa system pemesanan tempat.

Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal.

System penyajian makan dan minuman yang dipakai American Service/ready plate bahkan self service ataupun counter service.

Tidak menyediakan hiburan music hidup.


(50)

 Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu/pelanggan namun dipampang di counter/langsung disetiap meja makan untuk mempercepat proses pelayanan.

 Menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu-menu yang relative cepat selesai dimasak.

 Jumlah tenaga servis relative sedikit dengan standar kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan.

Contoh:

Café

Cafeteria

Fast food restaurant

Coffee shop

Bistro

Canteen

Family restaurant

Pub

Sandwich corner

Burger corner

Snack bar 3. Specialities Restaurant

Pengertian Specialities Restaurant adalah industry jasa pelayanan makan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan system penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.

Ciri-ciri Specialities Restaurant:

 Menyediakan system pelayanan tempat.

 Penyediakan menu khas suatu Negara tertentu, popular dan disenangi banyak pelanggan secara umum.

 Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya Negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional.


(51)

Harga makan relative tinggi dibandingkan informal restaurant dan lebih rendah disbanding formal restaurant.

 Jumlah tenaga servis sedang, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani 8-12 pelanggan.

Contoh:

Indonesian foof restaurant

Italian food restaurant

Thai food restaurant

Japanese food restaurant

Korean food restaurant

Tata Ruang Restoran

Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan.Bangunan restoran menjadi tempat manusia melakukan aktivitas seperti mempersiapkan bahan makana dan minuman, memproses bahan mentah menjadi hidangan siap santap.Selain itu restoran memerlikan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan untuk menikmati hidangan.

Ruangan restoran hendaknya didisain sedemikian rupa sehingga peletakan meja dan dan kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam satu meja.

Tata ruang restiran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat memberikan dukungan pekerja melakukan aktivitasnya sehingga menghasilkan mutu produk yang berkualitas serta memberikan kenyamanan dan keselamatan kerja bagi para pekerja maupun kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk menikmati produk restoran tersebut.

Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat melakuakn kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya.Semua tahap tersebut memerlukan ruangan yang memadai.


(52)

Komponen utama restoran antara lain: Restaurant Area (Area Restoran)

Guest sitting area (area tempat duduk)

Sideboard area (papan menu)

Space area/gan way (sirkulasi)

Dance floor (lantai dansa)

Stage area (panggung)

Dressing room (ruang ganti)

Lighting room (ruang pencahayaan)

Operator room (ruang operator)

Chasier space (kasir)

Restaurant manager office (ruang manager)

Cocktail lounge (tempat koktail)

Guest entrance (entrance tamu)

Staf entrance (entrance staf)

Emergency exit (pintu darurat) Kitchen area (area dapur)

Kitchen office (kantor dapur)

Cold service (area pendingin)

Hot service (area pemanas)

Pastry and bakery area (area roti-rotian)

Garde manager area (area manager)

Cooking area (area memasak)

Prepearing area (area memasak)

Kitchen couter (counter)

Blower (pengeringan)

Pantry area (area pantry)

Goods and kitchen staff entrance (pintu masuk barang dan staf kendaraan)


(53)

Area bar

Bar counter (konter)

Cocktail lounge (area koktail)

Bar display (area pameran)

Bartender table (meja pelayan bar)

Wine rack (rak minuman)

Bar refrigator (kulkas)

Bar entance (pintu bar) Steward area (area pelayan)

Steward office (kantor pelayan)

Equioment store (gudang peralatan)

Washing area (area cuci)

Clean equipment area (area peralatan bersih)

Wash basket area (area cuci keranjang) Parking area (area parkir)

Car entrance and exit (jalur masuk dan keluar)

Emergency exit (pintu darurat)

Car parking area (area parkir)

Gardening (taman)

Parking office and ticketing counter (por jaga dan loket parkir) Employed area (area bekerja)

Employed entrance (entrance pegawai)

Employed locker (loker pegawai)

Employed toiled (kamar mandi pegawai)

Dining employed (ruang makan pegawai) Storeroom

Groveries area (area gosir)

Perishable area (area barang tidak tahan lama)

Material and supplies area (tempat peralatan)

Storekeeper office (kantor penjaga)


(54)

Wet garbage space (tempat sampah basah)

Dry garbage space (tempat sampah kering) Toilet

Guest toilet: ladies and gentleman (toilet tamu untuk pria dan wanita) Area ibadah

• Imam space (area imam)

• Jamaah space (area Jemaah)

• Washing water (air wudhu)

(sumber : Sokresno, Management Food and Beverage Service Hotel. Jakarta. PT. Gramedia)

Persyaratan Ruangan Restoran

Ruangan depan

Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan, seperi restoran, bar, cocktail lounge, ruang parkir, tempat ibadah dan lain-lain.

Persyaratan ruangan restoran:  Luas area memenuhi standar.

 Penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api.  Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat.

 Selalu terpasang alat deteksi kebakaran.

 Pintu keluar/masuk pelanggan, pintu keluar/masuk pegawai dan pintu jalanan harus terpisah.

 Cukup penerangan.

 Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengaturan suhu udara.  Layout ruangan yang tercipta mudah dirubah.

Ruangan belakang

Yang dimaksud dengan ruang belakang adalah ruangan-ruangan yang memiliki fungis dan kegunaan sebagai area penyimpanan.Penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan


(55)

Syarat-syarat area belakang:  Cukup penerangan.

 Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya.

 Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar.

 Terpasang alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur.

(sumber : Sokresno, Management Food and Beverage Service Hotel. Jakarta. PT. Gramedia)

2.2.2 OUTBOUND

Outbound memang sangat marak dalam lima sampai sepuluh tahun belakangan ini. Provider Outbound merebak. Sekolah-sekolah, mulai dari playgroup sudah mulai diperkenalkan Outbound. Begitu juga karyawan-karyawan perusahaan yang ingin pelatihan sambil refreshing di alam terbuka

Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang. Oleh karena itu, Kimpraswil menyatakan bahwa outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dan

kepentingan organisasi secara lebih baik lagi

Berdasarkan latar belakang tersebut outbound merupakan perpaduan antara permainan-permainan sederhana, permainan ketangkasan, dan olah raga, serta diisi dengan petualangan-petualangan. Hal itu yang akhirnya membentuk adanya unsur-unsur ketangkasan, dan kebersamaan serta keberanian dalam memecahkan masalah. Seperti halnya Iwan menegaskan bahwa “permainan yang disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta yang ’tersentuh’ tapi juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir)

20:42:48 GMT).

Outbound yang dipahami banyak orang adalah kegiatan di alam terbuka.Itu tidak salah, namun kurang lengkap. Menurut John Esa, outbound adalah kegiatan pelatihan


(56)

manajerial yang menggunakan alam bebas sebagai media. Sifat kegiatan umumnya menyenangkan, lucu, atau penuh tantangan.“Selama ini yang ditangani

perusahaan pun pernah merasakan tantangan yang kami berikan sebagai permainan outbound” tambahnya.

Program pengembangan dan pelatihan yang dilakukan di luar ruangan, atau biasa disebut outbound hanya akan efektif bila dilaksanakan dengan baik, yakni mampu memberikan rasa percaya diri dan mental bagi para partisipannya. Outdoor training bisa menjadi alat yang untuk mengembangkan kompetensi peserta asalkan dikerjakan dengan benar, yakni berisi rangkaian program-program yang bagus.Outbound itu bukan main-main di lapangan.Outdoor education is education, bukan sekedar untuk fun. Kegiatan OutBound yang bagus harus mencakup high impact activities.

Kompetensi seseorang bisa ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, skill dan sikap/karakter dari yang bersangkutan.Outdoor training bertujuan menggali dan meningkatkan skill dan karakter/sikap individu.Untuk hasil yang bagus pelaksanaan kegiatan harus maksimal dengan didukung keinginan peserta untuk menggali potensi pada diri sendiri maupun team.fasilitas outbound harus memadai dan dipandu oleh instruktur yang berpengalaman. Dan, yang penting, fokus pada hasil, bukan pada aktivitasnya itu sendiri.

Team work, keberanian, manajerial, kemandirian, cinta alam, kesabaran, dll dapat

diperoleh dari berbagai macam game

tahapan proses belajar di

diajak permainan tertentu oleh

experience, mereka mendiskusikan manfaat permainan itu dalam kelompok kecil (processing), dan menyimpulkannya dari hal yang kecil ke hal- hal yang besar (generalizing), selanjutnya mereka merefleksikannya dan menerapkan pengalaman itu dalam sistem kerja kehidupan mereka.

Dengan demikia

sendiri, di mana keseluruhan kegiatan diterjemahkan dalam bentuk kegiatan yang lebih nyata dan factual. Di dalam berbagai kegiatan para peserta di


(1)

Kota 5. Friendlycity

Amos Rapoport mengatakan bahwa kota adalah sebuah “urban cultural landscape”. Kota merupakan tempat bermukim bukan bagi sekelompok masyarakat, tetapi dari berbagai kelompok masyarakat dengan budaya, norma, daya hidup dan simbol simbol kehidupan. Oleh sebab itu setiap kejenuhan perkembangan di sudut sudut kota harus disikapi dengan pendekatan yang holistik. Seperti contohnya issue pemanasan global tidak dapat hanya sekedar disikapi dengan membuat kota menjadi bersih dari segala polusi, entah itu polusi udara atau pun polusi sampah, tetapi ini tentang sikap hidup.

6. Kurangnya ruang terbuka hijau

Secara umum bentuk hutan kota adalah :

1. Jalur Hijau. Jalur Hijau berupa peneduh jalan raya, jalur hijau di bawah kawat listrik, di tepi jalan kereta api, di tepi sungai, di tepi jalan bebas hambatan.

2. Taman Kota. Taman Kota diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia, untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah.

3. Kebun dan Halaman. Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis yang dapat menghasilkan buah.

4. Kebun Raya, Hutan Raya, dan Kebun Binatang. Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang dapat dimasukkan ke dalam salah satu bentuk hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah setempat, maupun dari daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

5. Hutan Lindung, daerah dengan lereng yang curam harus dijadikan kawasan hutan karena rawan longsor. Demikian pula dengan daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut (Dahlan, 1992).

Pemerhati lingkungan hidup dari Universitas Sumatera Utara (USU), menyatakan, tata ruang Kota Medan sudah lama melenceng. Hal itu menjadi ancaman kelangsungan hidup di kota seluas 26.500 hektar ini. Suhu udara terus naik, iklim tak menentu, kadar oksigen berkurang sedangkan gas karbondioksida terus meningkat. Sementara itu, hutan di Kabupaten Karo juga semakin kritis. Pohon-pohon besar satu per satu terus ditumbang untuk dijual untuk perluasan pertanian dan pembangunan villa. Padahal, kawasan hutan di Bukit Barisan itu penyumbang oksigen untuk Kota


(2)

Medan. Dengan kondisi itu, ironisnya, penyelesaian Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan yang baru masih terkendala.

Tetapi masalahnya adalah pemerintah Kota Medan tidak konsisten dan kehilangan arah. Kawasan yang seharusnya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau pun terancam keberadaannya.Kawasan eks Bandara Polonia yang awalnya juga direncanakan sebagai ruang terbuka hijau berubah menjadi Central Bisnis Development (CBD). Padahal sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) 1995-2005, fasilitas ruang terbuka hijau idealnya lingkungan perkotaan 10 persen dari lahan yang tersedia yang dimulai dari konsep terkecil yakni rumah.

7. Ekonomi

Secara kebijakan pemerintahan dan peningkatan untuk pendapatan wilayah, hal ini juga sangat mendukung untuk dilaksanakan. Struktur ekonomi kota Medan adalah semi industri lokal. Secara keseluruhan, pada tahun 2006 sektor tersier memberikan kontribusi terbesar yaitu 68,70 % terhadap PDRB dan sektor skunder memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 28,31% dan sektor primer hanya memberikan kontribusi sebesar 2,97%.

Berikut ini adalah beberapa informasi mengenai Peraturan Daerah untuk pembangunan suatu kawasan (sumber: http://www.pemkomedan.go.id):

Izin Pemakaian Tempat Rekreasi/Lapangan Olah Raga(Perda No. 31 Tahun 2002), diproses oleh Dinas Pertamanan Kota Medan

Skema Prosedur Pebertiban Izin Tanah Ruang Terbuka

Sumber :


(3)

Izin Pemakaian Tanah Ruang Terbuka (Perda No. 06 Tahun 1999), diproses olehDinas Pertamanan Kota Medan

Keterangan Rencana Peruntukan (KRP)

KRP adalah surat keterangan yang menyatakan informasi mengenai rencana peruntukan/penggunaan atas suatu persil tanah.

8. Sustainablefunction

Suatu hal baru yang diciptakan hendaknya tidak hanya berfungsi dan memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi bisa tetap bertahan dalam waktu yang sangat lama. Salah satu contohnya adalah pengadaan ruang hijau sebagai paru-paru kota dan pengadaan ruang.

Gambar 1.13 Proses Pengurusan KRP

Sumber : http://www.pemkomedan.go.id

Skema Prosedur Pebertiban Izin Tanah Ruang Terbuka


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : map.google.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Madrid

BPS Kota Medan

Sumber : http://www.medantalk.com umber : http://www.hai-online.com Sumber : http://www.pemkomedan.go.id

Project for Public Spaces in New York tahun 1984 Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensikopledia Bebas

kerockan.blogspot.com

widhoy.multiply.com/journal/item/15

id.answers.yahoo.com

wino.blogdetik.com/

Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

http://www.psikologizone.com/faktor-mempengaruhi-perubahan-kepribadian

http://www.hariansumutpos.com/2010/04/38430/satu-satunya-di-medan-tertarik-lapangan-merdeka.html


(5)

http://medan.olx.co.id/pictures/outbound-camp-kampung-ladang-iid-42254653

http://stev7.com

http://indonesiaoindonesia.com


(6)

http://www.pps.org/great_public_spaces/one?public_place_id=1012