Halangan-halangan tersebut dapat diatasi dengan membiasakan diri dengan sikap-
sikap, sebagai berikut: a.
Sikap yang terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru. b.
Senantiasa siap untuk menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang ada pada saat itu.
c. Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.
d. Senantiasa mempunyai informasi yang selengkap mungkin mengenai
pendiriannya. e.
Orientasi ke masa kini dan masa depan yang sebenarnya merupakan suatu urutan. f.
Menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya. g.
Berpegang pada suatu perencanaan dan tidak pasrah pada nasib. h.
Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
i. Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, maupun kehormatan diri sendiri dan
ihak lain. j.
Berpegang teguh pada keputusan-keputusan yang diambil atas dasar penalaran dan perhitingan yang mantap.
3. Faktor Sarana atau Fasilitas
Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin penegakan hukum akan berjalan dengan lancar. Sarana atau fasilitas tersebut antara lain, mencakup
tenaga manusia yang berpendidikan dan trampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya. Sarana atau fasilitas mempunyai
peran yang sangat penting dalam penegakan hukum. Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum menyerasikan peranan yang
seharusnya dengan peranan yang aktual. Khususnya untuk sarana atau fasilitas tesebut, sebaiknya dianut jalan pikiran, sebagai berikut :
a. Yang tidak ada-diadakan yang baru betul.
b. Yang rusak atau salah-diperbaiki atau dibetulkan.
c. Yang kurang-ditambah.
d. Yang macet-dilancarkan.
e. Yang mundur atau merosot-dimajukan atau ditingkatkan.
37
4. Faktor Masyarakat
Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu, maka masyarakat
dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut. Masyarakat Indonesia mempunyai kecendrungan
yang besar
untuk mengartikan
hukum dan
bahkan mengidentifikasikannya dengan petugas dalam hal ini penegak hukum sebagai
pribadi. Salah satu akibatnya adalah, bahwa baik buruknya hukum senantiasa dikaitkan dengan pola prilaku penegak hukum tersebut.
5. Faktor Kebudayaan
Kebudayaansystem hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang
dianggap baik sehingga dianuti dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari. Pasanagn nilai yang berperan dalam hukum, adalah sebagai berikut:
a. Nilai ketertiban dan nilai ketentraman.
37
Soerjono Soekanto, Op., Cit., hlm. 30.
b. Nilai jasmanikebendaan dan nilai rohanikeakhlakan.
c. Nilai kelanggengankonservatisme dan nilai kebaruaninovatisme.
Di Indonesia masih berlaku hukum adat, hukum adat adalah merupakan hukum
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah dalam penelitian ini yang berdasarkan pokok permasalahan
dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan
cara menelaah dan menelusuri berbagai peraturan perundang-undangan, teori- teori, kaidah hukum dan konsep-konsep yang ada hubungannya dengan
permasalah yang akan dibahas. Sedangkan pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan menelaah hukum terhadap objek penelitian
sebagai pola perilaku yang nyata dalam masyarakat yang ditujukan kepada penerapan hukum yang berkaitan dengan bentuk-bentuk perilaku yang akan
dibahas dalam skripsi ini.
B. Sumber dan Jenis data
Sumber dan jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder, yaitu : 1.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari observasi di lapangan. Dalam rangka penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan
skripsi ini. Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap beberapa penegak hukum.
2. Data sekender adalah data yang diperoleh dari bahan literatur kepustakaan
dengan melakukan studi dokumen, arsip yang bersifat teoritis, konsep-konsep, doktrin dan asas-asas hukum yang berkaitan dengan pokok cara membaca,
mengutip dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan permasalahan yang akan di bahas, yang terdiri antara lain:
a. Bahan hukum primer yaitu :
1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHAP 3
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. b.
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan bahan hukum primer dalam hal ini teori-teori yang dikemukakan para ahli
dan peraturan-peraturan pelaksana dari Undang-Undang. c.
Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan
penjelasan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari Literatur, Kamus, Internet, surat kabar dan lain-lain.
C. Penentuan Narasumber
Penentuan narasumber dalam penelitian ini diambil dari beberapa orang populasi secara “purposive sampling” atau penarikan sample yang bertujuan dilakukan
dengan cara mengambil subjek berdasarkan pada permasalahan yang dibahas
dalam penenlitian ini. Sampel merupakan sejumlah objek yang jumlahnya kurang dari populasi. Pada sampel penelitiannya diambil dari beberapa orang populasi
secara “purposive sampling” atau penarikan sample yang bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan pada tujuan tertentu. Dalam penelitian
ini yang menjadi sampel adalah dari Kepolisian dan Lembaga Pemasyarakatan di wilayah hukum Bandar Lampung. Adapun penetuan narasumber dalam penelitian
ini sebanyak 4 empat orang, yaitu :
1. Penyidik Reskoba Polerta Bandar Lampung
= 2 orang 2.
Penjaga Lapas Narkotika Way Huwi = 1 orang +
Jumlah = 3 orang
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Proses dalam melakukan pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder dipergunakan alat-alat pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Terlebih dahulu mencari dan mengumpulkan buku-buku dan literatur yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang dibahas sehingga dapat
mengumpulkan data sekunder dengan membaca, mencatat, merangkum, untuk dianalisa lebih lanjut.
b. Studi Dokumen
Mempelajari berkas-berkas dokumen yang berkaitan dengan pokok bahasan dengan cara membaca, mencatat, merangkum untuk dianalisa lebih lanjut.
c. Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan melalui wawancara dengan responden yang telah direncanakan sebelumnya. Metode yang dipakai adalah pengamatan langsung
dilapangan serta mengajukan pertanyaan yang disusun secara teratur dan mengarah pada terjawabnya permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Identifikasi data, yaitu mencari data yang diperoleh untuk disesuaikan dengan
pembahasan yang akan dilakukan dengan menelaah peraturan, buku atau artikel yang berkaitan dengan judul dan permasalahan.
b. Klasifikasi data, yaitu hasil identifikasi data yang selanjutnya diklasifikasi
atau dikelompokkan sehingga diperoleh data yang benar-benar objektif. c.
Penyusunan data, yaitu menyusun data menurut sistematika yang telah ditetapkan dalam penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam
menginterprestasikan data. E.
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara menganalisis data secara kualitatif, yaitu
dengan cara meneliti upaya kepolosian dalam menanggulangi peredaran narkoba di lemaba pemasyarakatan Rajabasa, kemudian analisis ini dipaparkan secara
sistematis sehingga terjawab keseluruhan permasalahan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini bersifat evaluatif analisis yang kemudian dikonstruksikan dalam
suatu kesimpulan yang ringkas dan tepat sesuai tujuan dari penelitian ini.