Pengertian Pariwisata Tinjauan Tentang Pariwisata

Sedangkan menurut Salah Wahab, dalam bukunya Tourism Management, membagi bentuk pariwisata sesuai dengan motivasi perjalanan yang dilakukan serta obyek yang dikunjungi sebagai berikut: Tabel 3. Bentuk Pariwisata No Kategori Pariwisata Jenis 1 Berdasarkan Jumlah orang a. Individual Tourism b. Group Tourism 2 Maksud dari perjalanan a. Recreatioanal Tourism atau Leasure Tourism b. Cultural Tourism c. Health Tourism d. Sport Tourism e. Conference Tourism 3 Alat pengangkut yang digunakan a. Land Tourism b. Sea River Tourism c. Air Tourism 4 Letak geografisnya a. National Domestic Tourism b. Regional Tourism c. International Tourism 5 Umur a. Youth Tourism b. Adult Tourism 6 Jenis Kelamin a. Masculine Tourism b. Feminine Tourism 7 Harga dan tingkat sosial a. Delux Tourism b. Middle Class Tourism c. Social Tourism Sumber : Yoeti, 1996 :153 Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, jenis dan macam pariwisata dapat di kelompokkan sesuai kategori tertentu. Pengelompokkan kategori ini sesuai dengan maksud, tujuan, motivasi perjalanan, yang melakukan perjalanan, serta objek yang dikunjungi. Berkaitan dengan manajemen pengelolaan kawasan persiapan objek wisata ekologi Taman Hutan Monyet. Jenis pariwisata Taman Hutan Monyet dapat digolongkan kedalam pariwisata pendidikan apabila dilihat dari tujuan perjalanan pariwisata itu dilakukan, karena wisata ekologi itu merupakan wisata yang berhubungan dengan pendidikan khususnya pengetahuan tentang alam. Terlepas dari kategori itu, kegiatan pariwisata dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan individu yang beraneka ragam

C. Tinjauan Tentang Wisatawan

1. Pengertian Wisatawan

Orang-orang yang datang berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung visitor yang terdiri dari banyak orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan, termasuk di dalamnya adalah wisatawan. Jadi tidak semua pengunjung adalah wisatawan . Panitia statistik Liga Bangsa- Bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarkan pada tanggal 22 Januari 1937, memberikan batasan tentang wisatawan sebagai berikut : “Istilah wisatawan hendaklah dimaksudkan, setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu negara yang lain dari negara di mana ia bia sanya tinggal.” Berdasarkan batasan tersebut di atas, maka oleh panitia tersebut diputuskan bahwa mereka yang tersebut dibawah ini dapat dianggap sebagai wisatawan, yaitu: a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan atau sebagai wakil utusan untuk suatu keperluan tertentu ilmiah, diplomatik, keagamaan, keolah-ragaan dan sebagainya. b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usahanya business. c. Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan bersenang-senang, kekeluargaan, kesehatan dan sebagainya. d. Pengunjung yang tiba dalam pesiar sea cruiser walaupun kurang dari 24 jam. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan kepariwisataan di Indonesia, pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, seperti yang dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969 yang memberikan definisi sebagai berikut : “wisatawan tourist adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjala nan dan kunjungan itu”. Batasan ini walau berlaku untuk wisatawan dalam dan luar negeri dianggap pengertiannya terlalu luas, sehingga untuk menampung persoalan-persoalan yang mungkin timbul, terutama dalam menentukan atau merumuskan kebijaksanaan masih perlu diperlukan uraian tambahan. Bila kita perhatikan batasan-batasan yang telah dikemukakan terdahulu, maka kita dapat memberikan ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan, yaitu: a. Perjalanan dilakukan lebih dari 24 jam b. Perjalanan itu dilakukannya untuk sementara waktu c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya. Dapat disimpulkan bila tidak memenuhi syarat tersebut orang tersebut belum dapat dikatakan sebagai wisatawan. Satu saja syarat tidak dipenuhi, maka dua syarat yang lain menjadi gugur, karena itu suatu batasan yang memenuhi syarat tersebut di atas tanpa satupun yang ditinggalkan.

2. Jenis dan Macam Wisatawan

Kegiatan pariwisata dapat meningkatkan sektor perekonomian. Kunjungan wisatawan dapat memberikan pemasukan bagi Negara, daerah, dan masyarakat sekitar tempat wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Wisatawan dapat dibagi beberapa kategori sesuai maksud perjalanan wisata yang dilakukan. Menurut Yoeti 1996:152, melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata dilakukan, maka kita dapat mengklasifikasikan wisatawan sebagai berikut: 1 Wisatawan asing foreign tourist Adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang akan datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasa tinggal. Yang dimaksud dengan wisatawan semacam ini adalah orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara, yang melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal . 2 Wisatawan Domestik Domestic tourist Adalah wisatawan dalam negeri, yaitu seseorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi di sini tidak ada sama sekali unsur asingnya, baik kebangsaannya, uang yang dibelanjakannya atau dokumen perjalanan yang dipunyainya. 3 Indigenous Foreign Tourist Adalah warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya, mahasiswa yang tergabung dalam IPPI di Eropa pulang ke Indonesia dan sampai di Indonesia mereka melakukan perjalanan wisata ke Danau Toba.