MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd. ……………………
Penguji Utama : Drs. Usman Adam, M.Pd
……………………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 196003151985031003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 13 Agustus 2012
PERSEMBAHAN
Sebagai wujud ungkapan rasa cinta, kasih dan sayang serta bakti yang tulus kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
Bapak dan ibu di Yogyakarta nan jauh disana dan Mertua yang ada di Bandar Lampung yang telah membesarkanku dengan penuh kasih dan sayang,
memberikan dukungan serta do’a harapan atas keberhasilanku, sehingga menjadikan hidupku ini lebih berarti.
Isteriku tercinta Siti Maisaroh dan putraku Dzikri Firmansyah dan putriku Najma Ayuantika yang selalu memberikan dukungan dan do’a akan keberhasilanku.
Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mendewasakanku, bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepadaku sehingga hidupku
lebih berarti dan rekan-rekan mahasiswa Penjaskesrek yang telah membantu menyelesaikan karya ku ini.
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN
GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI
SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU
BANDARLAMPUNG
Nama Mahasiswa : BUKHORI
No. Pokok Mahasiswa : 0913068006
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing Utama
Drs. Baharuddin, M.Pd Drs. Sudirman Husin, M.Pd
NIP. 19510507 198103 1 002 NIP.19581021 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa : Kalimundu, Kabupaten Bantul, Yogyakarata. Pada tanggal 25 Nopember 1969, anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan
Bapak Marto Suwito dengan Ibu Juminem.
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu antara lain : Sekolah Dasar SD Negeri Inpres Kalimundu, Sanden, Bantul diselesaikan pada tahun 1984.
Sekolah Menengah Pertama SMP Muhammadiyah, Sanden diselesaikan pada tahun 1987, dan Sekolah Guru Olahraga SGO, Wates, Kulon Progo diselesaikan
pada tahun 1990.
Pada tahun 2001, Penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma 2 dua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
di Universitas Negeri Yogyakarta diselesaikan pada tahun 2003. Dan pada tahun 2009 diterima sebagai mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung diselesaikan pada tahun 2012.
Bandar Lampung , Agustus 2012
Bukhori
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang karena berkat Ridho-Nya jualah skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Tolak
Peluru Gaya Menyamping Melalui Modifikasi Sarana Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Batu Putu Bandarlampung” adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs.Baharuddin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd. sebagai Penguji pada ujian skripsi. Terima
kasih atas pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skrpisi ini. 4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan 5. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik, yang
selalu membantu memberikan pengarahan dan saran. 6. Bapak Drs. Sudirman Husin, M. Pd. yang selalu memberikan pengarahan,
kesabaran, keuletan, pengertian, bimbingan dan saran serta kritik dalam penyusunan skrpisi ini hingga terselesaikan.
7. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis melaksanakan studi di Unila.
8. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha Universitas Lampung yang telah bekerjasama dengan pelayanannya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Bapak Drs. Moh. Amin Karim, selaku Kepala SDN 2 Batu Putu Teluk Betung Utara, Bandar Lampung.
10. Bapak dan Ibu dewan guru SD Negeri 2 Batu Putu serta murid kelas VI yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
11. Rekan - rekan mahasiswa Pendidikan Jasmani Unila Angkatan 2009.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, pepatah mengatakan bahwa ” Tak ada gading yang tak retak “ akan tetapi sedikit
harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb
Bandar lampung, 2012 Penulis,
BUKHORI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovasi serta selektif dalam memilih dan menentukan
suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.
Hal ini berarti dalam mengajarkan sesuatu keterampilan kepada anak didiknya, tugas gerak yang diberikan oleh guru harus mengacu kepada tingkat
pertumbuhan dan perkembangan atau disesuaikan dengan kesiapan anak didiknya. Berkaitan dengan kesiapan, Lutan 1988 : 345 mengatakan :
Faktor kesiapan belajar, suatu kondisi yang bersifat fisik dan psikis yang memungkinkan seseorang dapat menguasai sesuatu keterampilan motorik
berimplikasi langsung pada perencanaan pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat kesiapan belajar pada anak.
Berdasarkan pendapat di atas, kesiapan belajar anak didik untuk belajar sesuatu keteramplan motorik akan berkaitan erat dengan faktor kematangan yang pada
dasarnya dipengaruhi oleh syaraf dan otot. Dalam rumusan GBPP Pendidikan Jasmani 2004 untuk mendidik SD tidak diberikan secara eksplisit tentang
pentahapan tugas gerak dari beberapa tekhnik cabang olahraga yang
dimodifikasi, dan dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih ada guru Penjaskes yang mengajarkan suatu keterampilan gerak tidak selaras dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya. Dalam menentukan suatu metode pembelajaran selain harus sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan harus sesuai dengan pandangan anak terhadap tugas gerak yang diberikan, yaitu sederhana atau kompleknya gerakan
tersebut. Nomor tolak peluru yang diajarkan kepada siswa SD merupakan salah satu
tugas gerak yang bersifat teknis pada pembelajaran atletik.Tugas gerak tersebut sangat komplek untuk dipelajari karena terdiri dari lima unsur teknik yaitu
persiapan, awalan, sikap menolak, menolak dan pemulihan. Kelima unsur tersebut secara teknis harus dilakukan melalui rangkaian gerak yang tidak
terputus satu sama lain untuk menghasilkan tolakan yang efektif dan efesien. Hasil pengamatan penulis dalam mengikuti program pengalaman lapangan di
SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung, pembelajaran atletik cabang tolak peluru gaya menyamping pembelajarannya masih rendah dan belum dapat
mencapai ketuntasan belajar. Pemahaman siswa terhadap gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dapat diamati pada saat siswa melakukan tolakan
pada tolak peluru dimana sikap persiapan, sikap awalan,sikap tolak, sikap pelepasan dan pemulihan masih jauh dari sikap yang seharusnya dilakukan
pada saat melakukan tolakan, hal ini yang terjadi di SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung, pada mata pelajaran Penjaskes pokok bahasan atletik
cabang tolak peluru gaya menyamping .
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran. Keriteria ketuntasan minimal ditentukan
melalui analisis 3 tiga hal yaitu : tingkat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa serta tingkat kemampuan daya dukung sekolah. Adapun
siswa rata-rata mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 70 sedangkan siswa yang mendapatkan lebih dari 65 sebanyak 30 dan dari keseluruhan kelas VI
memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping.
Untuk meningkatkan proses pembelajaran khususnya gerak dasar tolak peluru gaya menyamping penulis mencoba menggunakan Penelitian Tindak Kelas
PTK sebagai solusinya. Harapannya dengan menyuguhkan model pembelajaran menggunakan media sarana modifikasi pembelajaran akan
lebih memudahkan mengingat dan menghubungkan fakta atau konsep pada mata pelajaran penjaskes pokok bahasan tolak peluru gaya menyamping.
B. Identifikasi Masalah
1
. Pada umumnya siswa belum bisa melakukan sikap persiapan dan awalan pada gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
2. Sebagian siswa belum dapat menguasai sikap tolakan pada gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
3. Kebanyakan siswa belum bisa melakukan pelepasan dan pemulihan pada gerak dasar tolak peluru gaya menyamping.
C. Batasan Masalah
Dalam menghindari terjadi kesalah pahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah ini :
Upaya meningkatkan ketrampilan gerak dasar tolak peluru gerak dasar menyamping yaitu dengan cara memegang peluru, meletakkan peluru pada
leher bagian atas, sikap saat melakukan tolakan, cara melakukan tolakan dan sikap akhir, sehingga akan menghasilan tolakan yang jauh.
Tolak peluru gaya menyamping bisa juga dimodifikasi dengan cara lain yaitu diganti dengan bola plastik yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya,
sehingga dalam memberikan pelajaran pada siswa kelas VI SDN 2 Batu Putu dapat tercapai dengan baik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Apakah dengan menggunakan modifikasi sarana pembelajaran bola plastik besarnya sama dengan peluru sebenarnya dapat meningkatkan hasil
belajar gerak dasar tolak peluru gerak dasar menyamping pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memperbaiki dan menigkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru
teknik menyamping setelah diberikan latihan melempar peluru ke berbagai
arah dengan dua tangan dan dengan menggunakan metode modifikasi alat yaitu memakai bola plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru yang
sebenarnya. 2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru
teknik menyamping setelah diberikan latihan belajar pembentukan sikap menolak dengan menggunakan modifikasi alat yaitu memakai bola
plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya yang diisi dengan semen.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:
1. Bagi Siswa Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan gerak dasar tolak peluru
teknik menyamping secara benar. 2. Bagi Guru Penjaskes
Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru teknik menyamping dengan meggunakan metode modifikasi alat
di sekolah dan juga untuk memperbaiki metode pembelajaran pendidikan jasmani khususnya di SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung.
3. Bagi Program Studi Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan
ketrampilan gerak dasar tolak peluru.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan
jasmaniah dan rohaniah serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu
melaksanakan tugas bagi dirinya dan untuk bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 yang
menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan: ”Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kesehatan jasmani dan rohani
serta kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa”.
Dalam pengertian pendidikan Jasmani dan Kesehatan sudah tercakup kegiatan olah raga. Jenis kegiatan yang diajarkan meliputi kegiatan pokok dan kegiatan
pilihan . Kegiatan pokok adalah atletik, senam, permainan dan pendidikan kesehatan sedangkan kegiatan pilihan terdiri atas renang, pencak silat, bulu
tangkis, tenis meja, tennis, sepak takraw dan olahraga tradisional.
B. Belajar dan Mengajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar adalah suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Pengertian ini sangat berbeda dengan pendapat Oemar Hamalik, 2003 tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan;
belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang
belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha
pencapaian. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman
belajar. Yang dimaksud dengan belajar menurut Husdarto dan Saputra 2002:2 adalah ’’Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.Tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu yang dapat diamati dan yang tidak.Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavioral performance, sedangan
yang tidak bisa diamati disebut behavioral tendency. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau perubahnya
suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan
adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena semua hal. Teori lain mengenai belajar adalah teori menurut Ilmu Daya adalah ilmu yang
terdiri berbagai daya, masing masing dengan fungsi tertentu seperti daya ingat, daya hayal, daya pikir. Di samping dari beberapa penjelasan mengenai belajar,
ada faktor yang mempengaruhi belajar di antaranya:
1
. Faktor bahan atau hal yang harus dipelajari. 2. Faktor-faktor lingkup.
3. Kondisi individual pelajar.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada di antaranya faktor yang menyangkut faktor kondisi individual pelajar yang berkaitan dengan hasil
belajar ketrampilan motorik. Belajar keterampilan motorik menurut kemampuan untuk meningkatkan jumlah gerak jasmani sampai menjadi suatu
keseluruhan yang dilakukan dengan gencar dan lurus, tanpa perlu memberikan lagi secara rinci yang dilakukan. Namun demikian, tidak semua perubahan
tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada juga perubahan itu yang disebabkan oleh bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua
faktor ini satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh lebih baik. Jadi, perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat
dari interaksi siswa dalam lingkungannya. Interaksi ini berlangsung secara
disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan yang ingin dicapai, motifasi untuk belajar, dan kesiapan siswa untuk belajar baik secara fisik maupun
psikis. Sedangkan pengertian belajar menurut Husdarta dan saputra 2002:2.
“Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru
harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan
disajikan pada siswa“.
Upaya guru yang lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah dirumuskan akan tercapai. Oleh karena itu, di samping guru harus menguasai materi
pelajarannya guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kunci
suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.
C. Belajar Motorik
Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik
secara professional maupun etik dalam profesi mengajarmelatih. Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur
psikis, emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya
perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, pengalaman yang
mengantarkan ke arah perubahan permanent dalam prilaku tetapi juga bersifat kognitif dan efektif. Seperti yang diungkapkan oleh Schmidt yang dikutip oleh
Lutan 1988:102 bahwa belajar motorik adalah: ”seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau terampil.”
Penelitian belajar motorik dapat berlangsung dalam kondisi lapangan, misalnya berupa kegiatan olahraga yang kompleks. Salah satu faktor penting dalam
pelaksanaan penelitian belajar keterampilan motorik adalah pemilihan jenis keterampilan yang memungkinkan dapat diungkapkan dengan jenis hasil
belajar atau perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat kegiatan belajar. Karena itu kegiatan yang tidak terbiasa dilakukan atau yang sifatnya baru bagi
seseorang merupakan ciri utama dari jenis tugas gerak yang dicobakan dalam penelitian.
D. Hakekat Modifikasi Alat
Secara harafiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak tolak
peluru gaya menyamping dan peluru yang dilemparkan, seperti dikatakan Lutan 1977, ”Modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama
menjadi keadaan baru Perubahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karaktristik
semula”. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping pada peserta didik harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan, pengalaman gerak, dan fasilitas serta peralatan yang tersedia.
Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru dalam mengajar ketrampilan gerak tolak peluru gaya menyamping, karena
peralatan untuk melakukan tolak peluru gaya menyamping dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan dibentuk seperti peralatan yang
sebenarnya sehingga cukup baik memperkenalkan mengajarkan tahap gerak dasar tolak peluru gaya menyamping kepada peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini harus mengikuti urutan sebagai berikut: Pembukaan: yaitu tahap memperkenalkan keterampilan yang akan dipelajari:
Tahap ini bisa dilakukan dengan cara uraian lisan, demontrasi langsung, penayangan gambar atau foto atau lembaran tugas. Pada intinya tahap ini
memberikan gambaran tentang keterampilan yang akan dipelajari
.
Percobaan: yaitu tahap dimana semua siswa mencoba menguasai keterampilan yang dimaksud dengan cara melakukan sendiri dari tahap 1 sampai tahap II
melalui rangkaian keterampilan yang dipelajari. Keterampilan yang dipelajari tersebut adalah tolak peluru gaya menyamping melalui modifikasi
pembelajaran yaitu menggunakan bola tenis, maka semua siswa mencoba melakukan tolakan
Pengulangan : yaitu tahap dimana guru mengundang siswa untuk saling mengungkapkan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan. Atau
dalam kondisi kelas yang lebih bersifat satu arah, tahap ini sering digunakan guru untuk memberitahukan kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan.
Tahap ini diakhiri hingga semua siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang kekurangan dan kelebihan mereka.
Percobaan: anak diberi kesempatan mencoba kembali dengan tujuan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan. percobaan kedua ini dengan
menggunakan alat modifikasi berupa bola yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya yang diisi dengan semen, yang kemudian dilakukan pengulangan
kembali. Demikian seterusnya hingga keterampilan yang bersangkutan dicapai dengan baik.
Pemantapan; setelah beberapa kali terlibat dalam proses review dan percobaan ulang, maka siswa akan semakin mantap kemampuannya pada tahap ini
hendaknya guru sudah semakin spesifik dalam memberikan umpan balik yang berguna untuk memantapkan keterampilan.
E. Tolak Peluru Gerak Dasar Menyamping
Melempar atau menolak pada teknik tolak peluru merupakan rangkaian gerak yang berkelanjutan, sehingga pada perubahannya terdapat beberapa rangkaian
atau urutan gerak di dalamnya seperti: persiapan gerakan awal, meluncur, sikap melempar, pelepasan dan pemulihan. Jadi pada prosesnya gerak dasar tolak
peluru memerlukan penguasaan gerak lempar yang baik, sehingga pada pelaksanaanya nanti dapat dilakukan dengan baik pula.
Tolak peluru adalah suatu gerak menolak atau melempar suatu benda sejauh mungkin yang di dalamnya terdapat perubahan gerak pada saat persiapan dan
awalan akan melempar atau menolak, dan perubahan itu terjadi dengan cepat.
Menurut IAAF 2000 ada tiga macam gerak dasar tolak peluru yaitu: 1. Teknik menyamping orthodox
2. Teknik meluncur Obrien 3. Teknik memutar rotasi
Tolak peluru adalah nomor lempar tetapi pada praktiknya peluru harus ditolakan, hal ini sesuai dengan IAAF 2000 yaitu sebagai berikut:
“Sebuah tolakan yang baik dalam nomer ini adalah suatu dorongan atau tolakan terhadap sebuah peluru dengan satu tangan yang bermula dari pangkal
bahu”. Yang penting pada tolakan peluru adalah bahwa harus didorong keluar dengan
kecepatan keluar dengan kecepatan maksimal, dengan sudut 40 Jadi,
tekanannya pada kecepatan gerak, dan kaki adalah bagian yang terkuat dari badan, maka posisi untuk menolak harus menekankan pada kaki.
Pada tolak peluru gerak dasar menyamping terdiri dari tahap-tahap berikut ini : 1. Persiapan, 2. Awalan 3. Sikap tolak 4. Pelepasan 5. Pemulihan.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang perlu diperhatikan adalah sikap tubuh, tungkai peluru, lengan dan sikap badan. Dalam posisi persiapan ini pelempar berada di
samping sebelah kanan arah lemparan. Peluru diletak pada telapak tangan dengan ibu jari dan jari kelingking sedikit diluruskan di dalam cekungan
tulang selangka di sebelah kanan dagu pada leher.
Gambar 1. pegangan Grip, diadaptasi dari IAAF, 2000 Sifat-sifat teknis:
• Peluru terletak pada jari-jari tangan dan pangkal jari-jari.
• Jari-jari pararel dan sedikit agak terpisah.
• Peluru ditempatkan pada bagian depan leher, ibu jari pada tulang selangka.
• Siku keluar dengan sudut 45 derajat terhadap badan.
Gambar 2. Persiapan, diadaptasi dari IAAF, 2000
Sifat-sifat teknis:
-
Posisi menyamping ke arah kanan daerah lemparan dan kedua kaki dibuka selebar bahu.
- Tungkai kanan ditekuk, tungkai kiri lurus agak serong kekiri. - Lengan kiri diangkat ke atas sejajar bahu dan ditekuk, siku kanan sedikit
diangkat. - Badan condong, lurus ke samping kanan.
2. Awalan
Pada sikap awalan pelempar berdiri menyamping ke arah lemparan, berat badan pada kaki kanan dengan badan agak ditekuk. Condongkan badan ke samping
kanan . Tangan kiri diangkat sedikit ke atas dengan siku ditekuk. Dari posisi awal tariklah posisi kaki ke dalam atau mendekat ke kaki kanan.
Kemudian gerakan kaki kanan ke arah lemparan dengan didahului kaki kiri. kaki kiri menyentuh tanah segeralah memutar pinggul ke depan setengah
berputar. Selanjutnya peluru ditolakan ke depan atas dibantu dengan putaran badan.
Gambar 3. Awalan diadaptasi dari IAAF, 2000
Sifat-sifat teknis: - Posisi menyamping ke arah kanan daerah lemparan dan kedua kaki dibuka
selebar bahu - Tungkai kanan ditekuk; tungkai kiri lurus agak serong kekiri.
- Lengan kiri diangkat ke atas sejajar bahu dan ditekuk, siku kanan sedikit terangkat
- Badan condong, lurus ke samping kanan.
3. Sikap Tolak