EFEK TIFITAS MODIFIKASI PELURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING (ortodox ) MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2012 TAHUN AJARAN 2012/2013
ABSTRAK
EFEKTIFITAS MODIFIKASI PELURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING (ortodox)
MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2012 TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
KOKO HADI MARDANTO
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox) pada mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A FKIP Universitas Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan tiga siklus. Sedangkan subjek penelitian adalah mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A yang berjumlah 29 mahasiswa, terdiri dari 21 laki-laki dan 8 perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan skala observasi penilaian gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox).
Hasil penelitian menunjukkan: bahwa penilaian siklus pertama dengan penggunaan metode pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox) dengan peluru modifikasi dari bola kasti diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 34,48%, sedangkan tingkat efektivitas 27,76% itu berarti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan metode pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox) dengan modifikasi peluru yang terbuat dari kayu diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 48,27%, sedangkan tingkat efektivitas 46,04% itu berarti tindakan belum efektif. Pada siklus ketiga dengan metode pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox) dengan modifikasi peluru yang terbuat dari bola karet yang diisi degan semen dan pasir diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 86,21%, dengan perhitungan tingkat efektivitas 70,24%. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran atletik khususnya materi gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dengan modifikasi alat dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) pada mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A FKIP Universitas Lampung tahun ajaran 2012/2013.
Kata Kunci : Peningkatan, Gerak Dasar tolak Peluru Gaya Menyamping (orthodox), Modifikasi Peluru Bola Kasti, Peluru Kayu, Peluru Terbuat dari Semen dan Pasir.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tambah Dadi pada tanggal 30 Maret 1991, anak dari pasangan Bapak Wasono dan Ibu Misjiyem. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar Di SD Negeri 1 Tambah Dadi pada tahun 2003.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 2 Purbolinggo pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Purbolinggo pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur tes PKAB.
Pada bulan Maret s.d April 2013, penulis melaksanakan PTK (Penelitian Tindak Kelas) di lapangan sepak bola dan atletik Universitas Lampung untuk
menyelesaikan tugas akhir study Strata Satu dengan judul “Efektifitas Modifikasi Peluru Dalam Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodox) Mahasiswa Penjaskes Angkatan 2012 Tahun Ajaran 2012/2013”.
(7)
MOTO
Tolong menolong perlu,
Tetapi menolonglah pada orang yang tepat ( Koko Hadi Mardanto)
“Hasil yang baik memerlukan proses dan kerja keras yang tidak singkat”. ( Koko Hadi Mardanto)
Jangan menunda kesempatan selagi ada waktu. (Bapak/Mamak)
Jangan pernah merasa sombong ketika dalam kejayaan. (Ibu Metti)
No body is perfect but try to change your life be better (Erik Widiyanto)
Berhentilah setelah engkau sampai ditujuan dan janganlah berhenti ketika engkau merasa lelah
(8)
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Kepada
Ayahanda ku Wasono, Ibunda ku Misjiyem, serta adekku Meizar yang penulis sayangi, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta kasih
sayang dan kesabaran.
Untuk Alm Mbah Kakung dan Mbah Putri yang menyayangiku diwaktu kecilku dan Pakde Bude yang selalu memberikan Suport dan semangat.
Untuk Pak Rian, Pak Hadi, Bu Metti, Pak Dwi, Kak Ayung yang telah melatih untuk keberhasilanku, Kak Ijal, Kak Okto, Kak Parman, Kak Nyoman,
Mbak Mersi, Mbak Endang, Kak Danar, Mbak Lilis, Mbak Erna, Hendri, Silvi, Nur, Erik, Yogi, Nopi, Nining, Eko, Widi, Marlina, Danar, Lusia, Iwan,
Arief, Rizki, Juarti selaku senior dan junior di atletik.
Untuk Lisaku Tersayang yang selalu memberikan motivasi kepada penulis disaat menyelesaikan skripsi.
(9)
Untuk Mas Anto, Wiwid, Adit, Riski, Aghata, Duhita, Gery, Kajoy,fai,amoy,Catur,Listi dan teman seperjuangan angkatan 2009 yang
telah membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya
Para guru dan dosenku yang sederhan namun memberikan ilmu yang sangat luar biasa serta membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan
Almamater-ku FKIP Unila,
(10)
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul ” Efektifitas Modifikasi Peluru Dalam Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodox) Mahasiswa Penjaskes Angkatan 2012 Tahun Ajaran 2012/2013” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
2. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama dan selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Keseatan.
4. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
8. Mahsiswa Penjaskes Angkatan 2012 tahun pelajaran 2013/2014, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
(11)
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, November 2014 Penulis
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 7
A. Belajar ... 7
B. Konsep Belajar Motorik ... 8
C. Ketrampilan Gerak Dasar ... 11
D. Atletik ... 12
E. Dasar-dasar Melempar ... 14
F. Tolak Peluru ... 15
1. Peluru ... 16
2. Peraturan Tolak Peluru ... 17
3. Teknik Dasar Tolak Peluru ... 19
4. Teknik Tolak Peluru Gaya Menyamping (orthodox) ... 19
G. Model Latihan ... 23
H. Modifikasi ... 24
III.METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Setting Penelitian ... 30
C. Subjek Penelitian ... 31 D. Proses Pembelajaran Tolak Peluru
(13)
Gaya Menyamping (orthodox) ... 31
1. Siklus I ... 31
2. Siklus II ... 33
3. Siklus III ... 35
E. Instrumen dan Cara Pengambilanya ... 37
F. Analisis Data ... 39
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping (orthodox ... 40
2. Analisis Efektifitas Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 44
B. Pembahasan ... 45
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Nomor-nomor Perlombaan Atletik ... 13 2. Format Lembar Penilaian Pembelajaran Tolak Peluru ... 37 3. Konversi Nilai Akhir ke Huruf Mutu Berdasarkan Penafsiran
Stuargg ... 41 4. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) ... 41 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru
Gaya Menyamping (ortodox) Siklus-1 ... 42 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru
Gaya Menyamping (ortodox) Siklus-2... 43 7. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru
Gaya Menyamping (ortodox) Siklus-3... 43 8. Hasil Ketuntasan Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Di Setiap Siklus ... 44 9. Deskripsi Evektifitas Pembelajaran Pada Setiap siklus ... 45
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Surat Izin Penelitian... 54 2. Surat Keterangan Penelitian ... 55 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Siklus-1 ... 56 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Siklus-2 ... 59 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Siklus-3 ... 62 6. Langkah-langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 65 7. Hasil Tes Awal Ketrampilan Gerak Dasar Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) ... 67 8. Data Hasil Tes Siklus I Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) ... 68 9. Data Hasil Tes Siklus II Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) ... 69 10. Data Hasil Tes Siklus III Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) ... 70 11. Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Saat Berdoa dan Pemanasan ... 71 12. Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Cara Memegang dan Penempatan Peluru ... 72 13. Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Siklus I ... 73 14. Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Siklus II ... 74 15. Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping (ortodox) Siklus III ... 75 16. Alat Modifikasi Peluru Dari Bola Kasti, Peluru Kayu, Peluru Semen
dan Pasir ... 76 17. Kartu Bimbingan ... 77
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tolak Peluru Gaya Membelakangi (obrein) ... 15
2. Tolak Peluru Gaya Rotasi ... 15
3. Peluru ... 17
4. Diagaram Lingkaran Tolak Peluru ... 18
5. Balok Penahan Tolak Peluru ... 18
6. Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox)... 20
7. Awalan Kaki Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) ... 23
8. Sepiral Penelitian Tindak Kelas (PTK) ... 30
9. Diagram batang Perbandingan hasil Persentase Ketuntasan Belajar pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II, Siklus III ... 45
10. Berdoa Sebelum Pembelajaran Tolak Peluru ... 71
11. Pemanasan Dengan Gerak Statis ... 71
12. Pemanasan Dengan Gerak Dinamis ... 71
13. Gerak Koordinasi Drill ABC ... 71
14. Cara Memegang Peluru ... 72
15. Cara Penempatan Peluru ... 72
16. Sikap Persiapan Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) ... Siklus Pertama ... 73
17. Sikap Pelaksanaan Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Pertama ... 73
18. Sikap Menolak Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Pertama ... 73
19. Sikap Akhiran Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Pertama ... 73
20. Sikap Persiapan Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Kedua ... 74
21. Sikap Pelaksanaan Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Kedua ... 74
22. Sikap Menolak Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Kedua ... 74
23. Sikap Akhiran Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Kedua ... 74
24. Sikap Persiapan Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Siklus Ketiga... 75
(17)
25. Sikap Pelaksanaan Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox)
Siklus Ketiga... 75 26. Sikap Menolak Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox)
Siklus Ketiga... 75 27. Sikap Akhiran Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox)
Siklus Ketiga... 75 28. Alat Modifikasi Peluru dari Bola Kasti, Peluru Kayu, Peluru
(18)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah induk semua cabang olahraga, karena di da-lamnya mengandung unsur-unsur gerak dasar lari, lompat, dan lempar. Gerak-gerak dasar tersebut seharusnya sudah dipelajar oleh sesorang pada masa ka-nak-kanak saat mempelajari gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan mani-pulatif, sehingga dia tidak akan mengalami kesulitan gerak pada saat mempel-ajari gerak dasar suatu nomor atletik.
Nomor-nomor atletik yang dipelajari oleh mahasiswa Penjaskesrek FKIP Unila di antaranya adalah teknik dasar tolak peluru. Teknik dasar tolak peluru terdiri dari empat tahap gerak, yaitu : persiapan, awalan, pelepasan, pemulih-an. Keempat tahap gerak tersebut harus dilakukan dalam suatu rangkaian ge-rak yang berkesinambungan dan tidak terputus-putus untuk menghasilkan su-dut lintasan gerak peluru yang tepat. Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik dan tidak seperti nomor lempar lainnya, tolak peluru memiliki tiga gaya yang berbeda dalam melakukan awalan, yaitu cara menyamping (ortodoks), meluncur (O’brien), dan memutar (rotasi). Ketiga cara tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dan masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan dalam menghasilkan kecepatan
(19)
2
awal pada peluru. Di antara ketiga cara awalan tersebut, cara menyamping le-bih dahulu dikenal dan gerakannya relatif lele-bih sederhana dan mudah diban-dingkan dengan cara meluncur dan memutar. Pada saat membantu Dosen mata kuliah Atletik dalam mengajar teknik dasar tolak peluru gaya menyamping pa-da mahasiswa Penjaskesrek FKIP-Unila, penulis mengamati masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan gerak yang mendasar pada saat me-lakukan gerak dasar menolak peluru. Hal tersebut terbukti pada saat penilaian hasil belajar tolak peluru, yaitu 40% mahasiswa belum dapat mencapai ketun-tasan belajar tolak peluru sesuai dengan instrument penilaian yang dibuat.
Banyak faktor yang menyebabkan masih banyaknya mahasiswa tersebut bel-um dapat mencapai ketuntasan belajar. Hal ini dapat diduga karena masih ku-rangnya akumulasi pengalaman dan variasi gerak dasar yang diperoleh pada masa kanak-kanak, sehingga pada saat masa dewasa (mahasiswa) mereka me-ngalami kesulitan melakukan gerak dasar cabang olahraga dalam hal ini gerak dasar tolak peluru.
Untuk dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar tolak peluru mahasiswa tersebut, dapat dilakukan melalui pendekatan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kesiapan geraknya, yaitu pendekatan modifikasi dengan melakukan pentahapan peralatan peluru. Pentahapan peralatan peluru yang didesain se-cara khusus akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meng-eksplorasi gerak melemparnya secara lebih luas, sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar peluru gaya menyamping. Dalam hal ini tujuan modifikasi peluru adalah mempermudah tahap-tahap
(20)
3
proses pembelajaran dan dapat meberikan kemudahan kepada pengajar atau guru akan keterbatasan alat. Brdasarkan hasil beberapa pengamatan dan penilaian hasil belajar tolak peluru, maka dapat disimpulkan bahwa kurang-nya keterampilan mahasiswa angkatan 2012 Tahun Ajaran 2012/2013 dalam melakukan tahapan persiapan, tahap gelincir, tahap pelepasan, dan tahap pemulihan dalam pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (Orthodox).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dilakukan penelitian kaji tindak terhadap mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar tolak peluru dengan judul “Efektivitas Modifikasi Peluru Dalam Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodox) Mahasiswa
Penjaskes Angkatan 2012 Tahun Ajaran 2012/2013”, dengan harapan melalui penelitian ini akan tercapai pembelajaran atletik khususnya pada nomor tolak peluru yang efektif sekaligus menyenangkan, dan tujuan utama dalam meng-ajarkan keterampilan gerak tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi bel-ajar tolak peluru gaya menyamping (orthodox).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah dalam peneliti-an ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya keterampilan mahasiswa penjaskes angkatan 2012 Tahun Pel-ajaran 2012/2013 dalam melakukan tahap persiapan dalam pembelPel-ajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
(21)
4
2. Kurangnya keterampilan mahasiswa penjaskes angkatan 2012 Tahun Ajaran 2012/2013 dalam melakukan tahap gelincir dalam pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
3. Kurangnya keterampilan mahasiswa penjaskes angkatan 2012 Tahun Pel-ajaran 2012/2013 dalam melakukan tahap pelepasan dalam pembelPel-ajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
4. Kurangnya keterampilan mahasiswa penjaskes angkatan 2012 Tahun Pel-ajaran 2012/2013 dalam melakukan tahap pemulihan dalam pembelPel-ajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan menjadi lebih fokus dan dengan mempertimbangkan segala keterbatasan penulis, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada efektivitas modifikasi peluru terhadap peningkatan pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) pada mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A FKIP Universitas Lampung Tahun Pelajaran 2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah melalui alat modifikasi peluru dari bola kasti pada siklus pertama dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox)
(22)
5
pada mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A FKIP Universitas Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah melalui alat modifikasi peluru yang terbuat dari kayu pada siklus kedua dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) pada mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A FKIP Universitas Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
3. Apakah melalui alat modifikasi peluru yang terbuat dari bola karet yang diisi dengan bahan semen dan pasir pada siklus ketiga dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) pada mahasiswa penjaskes angkatan 2012 kelas A FKIP Universitas Lampung Tahun Ajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Ingin meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dengan menggunakan modifikasi alat peluru dari bola kasti pada siklus pertama.
2. Ingin meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dengan menggunakan modifikasi alat berupa peluru dari kayu pada siklus kedua.
3. Ingin meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dengan menggunakan modifikasi alat berupa peluru dari bola karet yang diisi dengan bahan semen dan pasir pada siklus ketiga.
(23)
6
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran motorik melalui model latihan dengan menggunakan modifikasi alat sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman dan penguasaan keterampil-an motorik mahasiswa penjaskes keterampil-angkatketerampil-an 2012 FKIP Universitas Lam-pung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Bagi Dosen
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan per-kembangan peserta didik sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan dapat mencapai ketuntasan belajar.
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk me-motivasi mahasiswa sehingga gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dapat meningkat, dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani di masa yang akan datang.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.
(24)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through experiencing) Hamalik (2008 : 36). Menurut pengertian ini, belajar adalah me-rupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Dalam menguasai teori belajar, seorang guru juga perlu mengetahui teori belajar sehingga dapat menjelaskan bagaimana seharusnya siswa belajar.
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Menurut Surya (1997 :10) “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memper-oleh perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalam-an individu itu sendiri dalam berinteraksi dengpengalam-an lingkungpengalam-annya”. Menurut Roestiyah (1998:8) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa perubahan pada individu “Menurut pendapat tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan ilmu pengetahuan”. Menurut Pidarta (1997:197) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang
(25)
8
relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, peng-aruh obat, atau kecelakaan) dan bisa mengatakan pada pengetahuan lain serta mengkomunikasikan kepada orang lain. Sedangkan menurut Rusyan (1989:9) Mengungkapkan bahwa “ belajar itu selalu menunjukkan suatu proses per -ubahan prilaku atau peribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”.
Menurut Sage yang dikutip Lutan (1988:75) Prilaku disini mempunyai peng-ertian yang luas, mencakup berbagai kegiatan manusia seperti mengindra, mempersepsi, memperhatikan, belajar, dan berbuat dengan gerak nyata. Ber-dasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses per-ubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perper-ubahan itu berupa penguasa-an, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
B. Konsep Belajar Motorik
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2) :
1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama.
(26)
9
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Menurut Sugiyanto, (2004:19) belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembe-kalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.
Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah me-nerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi ter-sebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara op-timal dalam bentuk keterampilan. Dalam proses untuk menyempurnakan su-atu belajar gerak menurut Winkel (1984:54) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :
a. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan menurut Winkel (1984: 53) adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara
(27)
melaku-10
kan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam meren-canakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
b. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Winkel (1984: 54) tahap latihan ada-lah tahap dimana siswa diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hen-dak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik ge-rak yang dipelajari. Apakah gege-rak yang dipelajari itu gege-rak yang melibat-kan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apa-bila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.
c. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, ka-rena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa
(28)
11
berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar. Winkel (1984: 55). Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
C. Keterampilan Gerak Dasar
Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ke-tangkasan yang lebih kompleks. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif. Suharsimi Arikunto (2008:123). Gerak lokomotor adalah ge-rakan-gerakan yang mendahului kemampuan berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding dan memanjat). Gerak nonlokomotor (memutar lengan, menekuk kaki) yaitu gerakan-gerakan yang dinamis di da-lam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak mani-pulatif yaitu gerakan-gerakan yang terkoordinasikan seperti dalam kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya. Suharsimi Arikunto (2008:123). Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Sugiyanto ( 1993:8) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk memin-dahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke
(29)
12
atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling. Gerak nonlokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, mi-salnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya lempar lembing dan lempar cakram. Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Sugiyanto (1993:13). Pembelajaran tolak peluru termasuk dalam gerak lokomotor karena dilakukan dengan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain atau memproyekan tubuh ke atas.
D. Atletik
Atletik adalah suatu cabang olahraga atau induk olahraga yang paling tua didunia yang terdiri dari nomor lempar, nomor lompat, dan nomor lari. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang berlomba atau
bertanding. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar. Dalam nomor atletik terdapat bermacam latihan fisik yang lengkap dan menyeluruh. Latihan fisik tersebut diharapkan akan memberikan kepuasan karena dengan melakukan berbagai kegiatan dalam olahraga atletik maka dorongan naluri seseorang untuk bergerak dapat terpenuhi. Atletik memegang
(30)
13
peranan penting dalam pendidikan dan pengembangan kondisi fisik individu pelaku olahraga. Atletik juga menjadi dasar pokok untuk pengembangan dan peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lainnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cabang olahraga atletik merupakan induk dari cabang-cabang olahraga lainnya, hal ini dikarenakan setiap memulai apapun cabang olahraga tersebut pasti menggunakan bagian dari nomor cabang atletik. Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu.
Nomor-nomor yang diperlombakan seperti pada tabel berikut ini : Tabel 1. Nomor-Nomor Perlombaan Atletik.
NO Nomor Atletik Nomor-Nomor Perlombaan
1 Jalan cepat 5 km, 10 km, 20 km, 50 km
2 Lari
100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m, 3000 m, 5000 m, 10000 m, marathon, lari gawang (untuk putri 100 m, 110 m untuk putra), 4x100 m estafet, dan 4x400 m estafet.
3 Lempar Lempar lembing, lempar cakram, tolak peluru, lontar martil.
4 Lompat Lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, lompat tinggi galah.
6 Saptalomba
Lari 100 m gawang, lompat jauh, lempar lembing, dan lari 200 m, lompat tinggi, tolak peluru, dan lari 800 m.
7 Dasalomba
Lari 100 m, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, lari 400 m, lari 110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing, dan lari 1500 m.
(31)
14
E. Dasar-dasar Melempar
Tiap-tiap event memiliki suatu set pembatasan-pembatasan yang meliputi: 1. Sifat-sifat sarana peralatan yang digunakan (ukuran, berat dan kualitas
aerodinamika).
2. Keterbatasan ruang (lingkaran tolak peluru, panjang jalur ancang-ancang lempar lembing, garis pembatas sektor lemparan).
3. Tuntutan teknik yang ditentukan oleh peraturan yang berpengauh kepada urutan gerak dan membuatnya unik. Harald Muller (129:2000)
Tujuan dalam event lempar adalah untuk memaxsimalkan jarak yang diukur, yang ditempuh oleh sarana peralatan. Jarak yang yang ditempuh oleh benda yang dilemparkan ditentukan oleh sejumlah parameter diantaranya tinggi, kecepatan, sudut, kualitas aerodinamik dari sarana peralatan dan faktor-faktor lingkungan. Bagi para atlet dan pelatih yang paling penting adalah tiga
parameter pelepasan yaitu: tinggi, kecepatan, sudut. Tingginya melepas alat ditentukan oleh tinggi badan si atlet meskipun ini dipengaruhi oleh posisi atlet saat melepaskannya. Kecepatan alat itu dilepaskan dan sudut-lepas adalah hasil dari gerakan atlet menjelang dan selama lepasnya alat. Bukan kualitas aerodinamik dari sarana peralatan juga bukan faktor lingkungan dapat dipengaruhi oleh si atlet, meskipun ini adalah untuk membuat suatu
pengaturan atau penyesuaian terhadap teknik yang akan memaximalkanjarak potensial lemparan. Gerakan event-event lempar dapat dirinci menjadi empat phase utama yaitu: persiapan, pembentukan momentum, pelepasan (delivery), pemulihan (recovery). Harald Muller (130:2000).
(32)
15
F. Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan salah satu jenis ketrampilan menolakan benda berupa peluru sejauh mungkinn. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya, tolak, bukan lempar, alat ini ditolak atau didorong dengan satu tangan, bermula diletakkan dipangkal bahu. Terdapat beberapa gaya dalam tolak peluru diantaranya adalah gaya membelakangi (obrein) dan gaya menyamping (ortodox) dan rotasi.
Gambar 1. Tolak Peluru Gaya Membelakangi (obrein) Di Adaptasi dari IAAF (179:2009)
Gambar 2. Tolak Peluru Gaya Rotasi Di Adaptasi dari IAAF (193:2009)
(33)
16
Dalam penelitian pengembangan ini peneliti peneliti memilih gaya menyam-ping (ortodox) sebagai materi penelitian yang sesuai dengan materi mata ku-liah atletik. Struktur gerakan dalam nomor tolak peluru dirinci menjadi empat phase utama yaitu persiapan, pembentukan momentum, pelepasan (delivery) dan pemulihan (recovery) Harald Muller (1996:184). Dalam phase persiapan si atlet memegang alat dan mengambil suatu sikap untuk memulai dengan phase pembentukan momentum, persiapan ini tidak ada pengaruh langsung terhadap jarak lemparan. Dalam phase pembentukan momentum tujuannya adalah untuk meningkatkan kemungkinan kecepatan pelepasan alat percepatan gerakan tubuh si atlet dan alat bersama-sama mencapai suatu tingkatan yang optimal. Dalam phase pelepasan alat, kecepatan disimpan, ditingkatkan dan dipindahkan dari badan si atlet kepada alat (implement) dan alat itu dilepas-kan. Rangkaian antara phase pembentukan momentum dan phase lepasnya alat adalah posisi power/kekuatan. Dalam phase pemulihan si atlet menahan terha-dap setiap sisa kecepatan dan menghindari kesalahan. Kurangnya perhatian dan bimbingan akan mengakibatkan pola gerakan yang salah dalam melaku-kan gerak dasar tolak peluru.
1. Peluru
Bahan peluru harus dibuat dari bahan yang padat seperti besi (solid iron), kuningan, atau logam lain yang yang tidak lebih lunak dari kuningan atau suatu kulit dari sejenis metal yang diisi oleh timah hitam atau bahan lainnya. Peluru harus berupa sebuah bola dan permukaannya harus licin atau halus. Ukuran peluru harus sesuai dan memenuhi persyaratan dengan berat minimum 7,26 kg untuk putra dan 4,00 untuk putri. Peluru yang
(34)
17
dipergunakan dalam suatu perlombaan yaitu 7,265-7,285 untuk putra dan 4,055-4,025 untuk putri dengan garis tengah minimum 110 mm untuk putra dan 95 mm untuk putri, garis tengah maksimum putra 130 mm dan 110 untuk putri. Depdiknas (208:2001).
Gambar 3. Peluru Di Adaptasi dari IAAF (179:2009)
2. Peraturan Tolak Peluru
Lingkaran tolak harus dibuat dari besi yang dilengkungkan, boleh dari baja atau bahan lain yang cocok, bagian atasnya harus datar/rata dengan per-mukaan tanah diluarnya. Bagian dalam lingkaran dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin.permukaan dalam lingkaran tolak harus datar rata dan antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bi-bir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat dari atas lingkaran besi menjulur panjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran. Garis ini dibuat dari cat, kayu atau bahan lainnya. Tapi belakang garis putih merupakan perpanjangan dari garis khayal siku-siku dengan garis tengah sektor lemparan dan tepi belakang garis ini melalui titik pusat lingkaran tolak. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m dan tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. (IAAF 2013)
(35)
18
Gambar 4. Diagram lingkaran Tolak Peluru Di Adaptasi dari IAAF (190:2013)
Balok stop atau penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam bentuk sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, yang dibuat sedemikian hingga kokoh terpancang ditanah. Lebar balok 11,2-30 cm, panjang 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm dalam hubungannya dengan bagian dalam lingkaran tolak.
Gambar 5. Balok Penahan Tolak Peluru Di Adaptasi dari IAAF (196:2013)
(36)
19
3. Teknik Dasar Tolak Peluru
Menurut cara penempatan jari pada peluru, ada tiga cara memegang peluru yaitu:
a. Jari-jari agak renggang, jari kelingking ditekuk berada disamping peluru, sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari-jari yang kuat dan panjang-panjang.
b. Jari-jari agak rapat, ibu jari disamping, jari kelingking berada disamping belakang peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan peluru agar tidak mudah bergeser, juga dapat membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan.
c. Bagi yang tangannya agak kecil dan jari-jarinya pendek, dapat menggunakan cara terakhir : jari-jari seperti pada cara yang ke dua tetapi lebih renggang, kelingking dibelakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, dan ibu jari untuk menahan geseran kesamping. Karena tangan pelempar kecil dan berjari-jari pendek, peluru
diletakan hampir pada seluruh lekuk tangan.
4. Teknik Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodox) Terdapat tiga gaya meluncur dalam tolak peluru, diantanya :
Meluncur dengan gerakan menggeser kaki ke samping atau dikenal dengan gaya menyamping (Ortodox), meluncur dengan gerakan kaki ke belakang arah lemparan (O’Brien) dan sambil berputar (Rotasi).
(37)
20
Gambar 6. Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodox) Di Adaptasi dari Soeprapto (133:1979)
Kelangsungan gerak tolak peluru gaya mennyamping (Ortodox) dapat diperinci sebagai berikut:
a. Persiapan Awalan
1) Kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakan disamping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan.
2) Peluru dipegang dengan tangan kanan dengan cara pegangan yang serasi.
3) Tangan yang memegang peluru mengatur letak peluru : peluru diletakan pada batas leher dengan pundak, dibawah telinga; ketiak membuka lengan terentang segaris dengan pundak. 4) Lengan kiri dimuka dada sedikit ditekuk.
5) Kaki kiri kendor dan menapak pada ujung kaki.
6) Kaki kanan sedikit ditekuk sebagai tumpuan berat badan. 7) Badan agak membongkok dan sedikit condong ke kanan. 8) Pandangan mata ditujukan kira-kira empat meter dimukanya.
(38)
21
9) Kaki kiri diayun ke muka dan ke belakang, ayunan ini bersifat psikologis untuk menenangkan dan merasakan apakah kaki kanan telah memperoleh posisi yang kokoh.
b. Awalan
1) Setelah ayunan kaki kiri yang merupakan persiapan awalan dirasa cukup, kaki kanan ditekuk lebih rendah.
2) Kaki kiri dari posisi dibelakang sewaktu melakukan ayunan persiapan, diayun ke samping kiri ke arah lemparan dan secepatnya mendarat dibelakang balok.
3) Bersama dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat dipertengahan lingkaran. Sewaktu mendarat kaki ditekuk lebih rendah, berat badan seluruhnya diterima oleh kaki kanan ini. Pemindahan kaki ini dilakukan dengan meluncur (gliding) tidak dengan melompat dan
mendaratkan kaki kanan ini segera diikuti dengan mendaratnya kaki kiri yang semula diayun lebih dulu. Diperlukan kecepatan yang tinggi untuk meluncurkan kaki kanan dan mendaratkan kaki kiri agar dapat memberikan daya eksplosi yang tinggi pula. 4) Sewaktu kaki kanan mendarat badan dalam keadaan makin
condong
Ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri, lengan kiri masih pada sikap semula dan pegangan peluru jangan sampai bergeser pada waktu melakukan gerakan meluncur ke
(39)
22
arah lemparan. Posisi ini adalah posisi siap melakukan tolakan peluru.
c. Tolakan pada Peluru
1) Tolakan kaki kanan dimulai sampai kaki terkedang lurus, panggul didorong ke atas-depan disertai badan diputar ke kiri, dilanjutkan dengan dorongan atau tolakan pada peluru, mulai dari gerakan bahu dan lengan, dan yang terakhir dorongan jari-jari, kaki kiri membantu tolakan kaki kanan.
2) Lengan kiri digerakkan untuk membantu memutar badan. 3) Pandangan mata di arahkan pada arah lemparan.
4) Jalannya dorongan pada peluru harus lurus satu garis, sudut lemparan kurang lebih 40 derajat.
d. Lepasnya peluru
Gerakan tolak peluru telah selesai dilakukan, dengan badan yang condong kedepan, menghabiskan daya dorong dari belakang, saat terakhir dari lepasnya peluru disertai dengan tolakan jari-jari. e. Memelihara keseimbangan
1) Pada saat lepasnya peluru, badan dalam keadaan condong ke depan dan berada diluar lingkaran, supaya jangan sampai jatuh ke luar lingkaran maka segera diikuti dengan kaki kanan digerakan ke muka sampai ujung kaki mennyentuh balok tolak. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditarik kebelakang, demikian pula lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
(40)
23
2) Setelah peluru jatuh dan juri memberi tanda bahwa leparan syah, atlet meninggalkan lemparan melalui belahan bagian belakang dengan tenang. Kalau keluarnya dengan melompat sebelum lemparan dinyatakan syah atau keluarnya tidak melalui belahan bagian belakang, lemparannya dinyatakan gagal.
Gambar 7. Awalan Kaki Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodox) Di Adaptasi dari Soeprapto (129:1979)
G. Model Latihan
Model juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Pengertian lainnya bahwa model diartikan sebagai barang tiruan, metafor atau kiasan yang dirumuskan. Latihan itu sendiri mengandung pengertian sebagai suatu proses yang
sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjannya. Harsono (1988 :101) Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 751), pengertian model disamakan dengan pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari
(41)
24
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Dengan pengertian di atas, peneliti dapat memberikan penjelasan bahwa model yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai ragam tindakan yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan aktivitas untuk meningkatkan prestasi belajar tolak peluru gaya menyamping (ortodox). Dengan demikian, model latihan ini harus berbentuk kgiatan-kegiatan yang menyenangkan dan juga mampu meningkatkan kemampuan nantinya.
H. Modifikasi
Modifikasi alat pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.
1. Pengertian modifikasi
Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat merupakan bagian dari fasilitas
pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
(42)
25
Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1), Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran. Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih tinggi.
2. Tujuan Modifikasi
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
a. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, b. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
c. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
d. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.
Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang :
a. Modifikasi tujuan pembelajaran, b. Modifikasi materi Pembelajaran,
(43)
26
c. Modifikasi kondisi lingkungan,
d. Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.
Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan
mahasiswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.
(44)
III. METOLDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK (classroom action
research), yang akan dilaksanakan pada mahasiswa Penjaskes Angkatan 2012 kelas A FKIP Universitar Lampung. Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. (Sukardi. 2003: 93).
Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembel-ajaran dikelasnya. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan yaitu :
1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
(45)
28
2. menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
3. Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan mahasiswa.
4. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok mahasiswa sekelas yang sama dari pendidik yang sama pula. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil
tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai per-soalan pembelajaran. Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
(46)
29
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar.
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah. 6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tin-dakan (planning), penerapan tintin-dakan (action), observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaik-an atau peningkatperbaik-an yperbaik-ang diharapkperbaik-an tercapai (kriteria keberhasilperbaik-an). Peneliti-an tindakPeneliti-an kelas dilakukPeneliti-an melalui putarPeneliti-an atau spiral dengPeneliti-an beberapa si-klus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi.
Berikut adalah putaran spiral penelitian yang tindakan kelas : a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. b. Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. c. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat melalui suatu tindakan.
(47)
30
d. Refleksi
Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
e. Perbaikan rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan tidak sesuai rencana.
Gambar 8. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Muhajir, 1997)
A. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian
Nama Universitas : Universitas Negeri Lampung Alamat : Lapangan sepak bola dan Atletik
(48)
31
2. Pelaksanaan penelitian : Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan ( selama Maret sampai April 2013).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa penjaskes kelas A FKIP Universitas Lampung yang berjumlah 29 mahasiswa yang terdiri dari 21 mahasiswa putra dan 8 mahasiswa putri.
C. Proses Pembelajaran Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodox)
1. Siklus Pertama a. Rencana
1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2) Menyiapkan alat-alat untuk proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.
3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera) 4) Menyiapkan bantuan alat modifikasi peluru dari bola kasti untuk
pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
5) Menyiapkan mahasiswa berbaris untuk pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
(49)
32
b. Tindakan
1)Mahasiswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap. 2)Kemudian mahasiswa melakukan pemanasan umum
3)Menjelaskan bentuk gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dengan menggunakan bantuan alat modifikasi peluru dari bola kasti. 4)Mahasiswa melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
(ortodox) menggunakan modifikasi alat dengan gerakan yang baik dan benar.
5)Setiap mahasiswa melakukan 3 sampai 5 kali pembelajaran tolak peluru
gaya menyamping (ortodox) secara bergantian dengan alat
modifikasi (bola kasti). Diberikan pengulangan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) secara berurutan sampai mahasiswa benar-benar menguasai gerakan dengan baik dan benar. 6)Menginstruksikan mahasiswa untuk melakukan jenis latihan pada
tatap muka hari tersebut. c. Observasi
1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat peluru dari bola kasti dapat berjalan dengan baik dan efektif,
2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.
(50)
33
d. Refleksi
1) Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan rencana tindakan untuk
selanjutnya, yaitu pada siklus kedua dengan menggunakan modifikasi alat peluru yang terbuat dari kayu.
2) Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan modifikasi alat peluru dari kayu.
2. Siklus Kedua a. Rencana
1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2) Menyiapkan alat-alat untuk proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.
3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4) Menyiapkan modifikasi alat peluru yang terbuat dari kayu
pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
5) Menyiapkan mahasiswa berbaris untuk pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan
1)Mahasiswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap. 2)Kemudian mahasiswa melakukan pemanasan umum
(51)
34
3)Menjelaskan bentuk pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu dengan me-nggunakan modifikasi alat peluru dari kayu.
4)Mahasiswa melakukan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) menggunakan modifikasi alat peluru dari kayu dengan ge-rakan yang benar .
5)Setiap mahasiswa melakukan 3 sampai 5 kali tolak peluru gaya me-nyamping (ortodox) secara bergantian dengan modifikasi alat peluru. 6)Diberikan pengulangan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox)secara berurutan sampai mahasiswa benar-benar menguasai gerakan dengan baik dan benar.
7)Menginstruksikan mahasiswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka hari tersebut.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses Pembelajaran dengan menggunakan bantuan modifikasi alat peluru dari kayu dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus kedua.
d. Refleksi
1) Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan rencana tindakan untuk selanjutnya, yaitu pada siklus ketiga dengan menggunakan
(52)
35
modifikasi peluru dari bola karet yang diisi dengan bahan semen dan pasir.
2) Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus ketiga adalah meng-gunakan peluru yang diisi dengan bahan semen dan pasir.
3. Siklus Ketiga a. Rencana
1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2) Menyiapkan alat-alat untuk proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dan instrumen yang dibutuhkan untuk meng-observasi tindakan.
3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4) Menyiapkan bantuan modifikasi alat peluru dari bola karet yang diisi
pasir dan semen untuk pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox).
5) Menyiapkan mahasiswa berbaris untuk pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
b. Tindakan
1)Mahasiswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap, kemudian maha-siswa melakukan pemanasan umum.
(53)
36
2)Menjelaskan bentuk pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu dengan menggunakan bantuan modifikasi alat peluru.
3)Mahasiswa melakukan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) menggunakan alat modifikasi peluru dari bola karet yang diisi semen dan pasir dengan gerakan yang benar .
4)Setiap mahasiswa melakukan 3 sampai 5 kali pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) secara bergantian dengan alat modifikasi Mahasiswa yang sudah melakukan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) berlari ke barisan paling bela-kang, dan barisan selanjutnya maju kedepan melakukan tolak peluru gaya menyamping (ortodox), dan seterusnya sampai mahasiswa sud-ah melakukan semuanya.
5)Diberikan pengulangan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) secara berurutan sampai mahasiswa benar-benar meng-uasai gerakan dengan baik dan benar.
6)Menginstruksikan mahasiswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka hari tersebut.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) dengan me-nggunakan bantuan modifikasi peluru dari bola karet yang diisi semen dan pasir dapat berjalan dengan baik dan efektif.
(54)
37
2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.
d. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan .
D. Instrumen dan Cara Pengambilannya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di setiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997;58) “dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian pembelajaran tolak peluru gaya menyamping (ortodox) bentuk indikatornya adalah: (1) Tahap awalan (2) Tahap) Tahap Pelaksanaan (3) Tahap Akhiran, (Harald Muller, 2000:158).
Tabel 2. Format Lembar Penilaian Pembelajaran Tolak Peluru
Aspek Indikator Skor
1 2 3 4 5
Tahap Awalan
1. Kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakan disamping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparanPeluru dipegang dengan tangan yang terkuat dengan cara pegangan yang serasi, tangan yang memegang peluru mengatur letak peluru : peluru diletakan pada batas leher dengan pundak, dibawah telinga; ketiak membuka lengan terentang segaris dengan pundak.
2. Lengan kiri dimuka dada sedikit ditekuk, kaki kiri kendor dan menapak pada ujung kaki, kaki kanan sedikit ditekuk sebagai tumpuan berat badan. 3. Badan agak membongkok dan sedikit condong ke
(55)
38
kanan, pandangan mata ditujukan kira-kira empat meter dimukanya.
Tahap Pelaksanaan
4. Tolakan kaki kanan dimulai sampai kaki terkedang lurus, panggul didorong ke atas-depan disertai badan diputar ke kiri.
5. Dorongan atau tolakan pada peluru, mulai dari gerakan bahu dan lengan, dan yang terakhir
dorongan jari-jari, kaki kiri membantu tolakan kaki kanan.
6. Lengan kiri digerakkan untuk membantu memutar badan.
7. Pandangan mata di arahkan pada arah lemparan, jalannya dorongan pada peluru harus lurus satu garis, sudut lemparan kurang lebih 34,92 derajat.
Tahap Akhiran
8. Pada saat lepasnya peluru, badan dalam keadaan condong ke depan dan berada diluar lingkaran, supaya jangan sampai jatuh ke luar lingkaran maka segera diikuti dengan kaki kanan digerakan ke muka sampai ujung kaki mennyentuh balok tolak. 9. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki
kiri ditarik kebelakang, demikian pula lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
10.Setelah peluru jatuh dan juri memberi tanda bahwa leparan syah, atlet meninggalkan lemparan melalui belahan bagian belakang dengan tenang. Kalau keluarnya dengan melompat sebelum lemparan dinyatakan syah atau keluarnya tidak melalui belahan bagian belakang, lemparannya dinyatakan gagal.
Jumlah Skor
Diadopsi dari Harald Muller, (2000:151)
Keterangan : 1 = Gerak Kurang Sekali 4 = Gerak Baik 2 = Gerak kurang 5 = Gerak Baik Sekali 3 = Gerak Sedang
(56)
39
E. Analisis data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
(Subagio dalam Surisman, 1997)
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes Efektivitas
(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997) Keterangan :
E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga Xi : Rerata tes awal
Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.
(57)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dissimpulkan bahwa :
1. Dengan menggunakan modifikasi peluru dengan bola kasti pada siklus pertama dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyam-ping (ortodox) mahasiswa penjaskes angkatan 2012 tahun ajaran 2012/2013.
2. Dengan menggunakan modifikasi peluru dengan peluru kayu pada si-klus kedua dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya meny-amping (ortodox) mahasiswa penjaskes angkatan 2012 tahun ajaran 2012/2013.
3. Dengan menggunakan modifikasi peluru dari pasir dan semen pada siklus ketiga dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) mahasiswa penjaskes angkatan 2012 tahun ajaran 2012/2013.
(58)
49
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bahwa : 1. Bagi mahasiswa
Upaya mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran motorik melalui model latihan dengan menggunakan modifikasi alat sehingga dapat memberikan pengaruh positip terhadap tingkat pemahaman dan penguasaan keterampilan motorik mahasiswa penjaskes.
2. Bagi dosen
Memberikan sumbangan pemikiran dan referensi dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga anak dapat mengoptimalkan kemampuan dan keterampilannya dalam mencapai ketuntasan belajar.
3. Bagi peneliti
Upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi mahasiswa sehingga pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox) dapat meningkat, dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran pendidikan jasmani di masa yang akan datang dan dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan.
4. Bagi program studi pendidikan jasmani dan kesehatan
Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara. . 2008. Belajar Motorik. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Conny, Semiawan dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta. PT. GramediaWidiasarana Indonesia.
Hamalik. 2008. Pengertian dan Tujuan Belajar. Solo. Pandawa Pustaka Ilmu. Harsono. 1988. Cheating dan Aspek-aspek Psikologi dalam Choaching. Jakarta. Tambak Kusuma.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta. Depdiknas.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Muhajir. 1997. Siklus Penelitian Kaji Tindak. Jakarta. PT. Gramaedia.
Muhajir dan Neong. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak. Yogyakarta. BPGSD.
Muller, H, dkk. 2000. Pedoman Mengajar Lari, Lompat, Lempar. Jakarta. AAF-RDC.
Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka .
Muler, Harald. 1996. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi. Jakarta. IAAF.
(60)
51
SMA/MA. Jakarta. Litera.
Soekamto, T dan Winataputra.1997. Teori Belajar dan Model- Model Pembelajaran. Jakarta. Depdikbud.
Soeprapto. 1979. Pembelajaran Atletik. Jakarta. Depdikbud.
Sopah, Djamah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 22
Tahun Ke 5 Edisi Maret 2000.
Subagio, DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok Universitas Terbuka.
Suhardjono,dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Suleiman, Amir Hamzah. 1988. Media Audio-Visual Untuk Pengajaran,
Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta. PT. Gramedia.
Sunarto dan Agung. Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Rineka Cipta.
Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta.
(1)
38
kanan, pandangan mata ditujukan kira-kira empat meter dimukanya.
Tahap Pelaksanaan
4. Tolakan kaki kanan dimulai sampai kaki terkedang lurus, panggul didorong ke atas-depan disertai badan diputar ke kiri.
5. Dorongan atau tolakan pada peluru, mulai dari gerakan bahu dan lengan, dan yang terakhir
dorongan jari-jari, kaki kiri membantu tolakan kaki kanan.
6. Lengan kiri digerakkan untuk membantu memutar badan.
7. Pandangan mata di arahkan pada arah lemparan, jalannya dorongan pada peluru harus lurus satu garis, sudut lemparan kurang lebih 34,92 derajat.
Tahap Akhiran
8. Pada saat lepasnya peluru, badan dalam keadaan condong ke depan dan berada diluar lingkaran, supaya jangan sampai jatuh ke luar lingkaran maka segera diikuti dengan kaki kanan digerakan ke muka sampai ujung kaki mennyentuh balok tolak. 9. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki
kiri ditarik kebelakang, demikian pula lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
10.Setelah peluru jatuh dan juri memberi tanda bahwa leparan syah, atlet meninggalkan lemparan melalui belahan bagian belakang dengan tenang. Kalau keluarnya dengan melompat sebelum lemparan dinyatakan syah atau keluarnya tidak melalui belahan bagian belakang, lemparannya dinyatakan gagal.
Jumlah Skor
Diadopsi dari Harald Muller, (2000:151) Keterangan : 1 = Gerak Kurang Sekali 4 = Gerak Baik
2 = Gerak kurang 5 = Gerak Baik Sekali 3 = Gerak Sedang
(2)
39
E. Analisis data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
(Subagio dalam Surisman, 1997) Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes Efektivitas
(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997) Keterangan :
E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga Xi : Rerata tes awal
Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.
(3)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dissimpulkan bahwa :
1. Dengan menggunakan modifikasi peluru dengan bola kasti pada siklus pertama dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyam-ping (ortodox) mahasiswa penjaskes angkatan 2012 tahun ajaran 2012/2013.
2. Dengan menggunakan modifikasi peluru dengan peluru kayu pada si-klus kedua dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya meny-amping (ortodox) mahasiswa penjaskes angkatan 2012 tahun ajaran 2012/2013.
3. Dengan menggunakan modifikasi peluru dari pasir dan semen pada siklus ketiga dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (ortodox) mahasiswa penjaskes angkatan 2012 tahun ajaran 2012/2013.
(4)
49
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bahwa : 1. Bagi mahasiswa
Upaya mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran motorik melalui model latihan dengan menggunakan modifikasi alat sehingga dapat memberikan pengaruh positip terhadap tingkat pemahaman dan penguasaan keterampilan motorik mahasiswa penjaskes.
2. Bagi dosen
Memberikan sumbangan pemikiran dan referensi dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga anak dapat mengoptimalkan kemampuan dan keterampilannya dalam mencapai ketuntasan belajar.
3. Bagi peneliti
Upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi mahasiswa sehingga pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping (orthodox) dapat meningkat, dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran pendidikan jasmani di masa yang akan datang dan dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan.
4. Bagi program studi pendidikan jasmani dan kesehatan
Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara. . 2008. Belajar Motorik. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Conny, Semiawan dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta. PT. GramediaWidiasarana Indonesia.
Hamalik. 2008. Pengertian dan Tujuan Belajar. Solo. Pandawa Pustaka Ilmu. Harsono. 1988. Cheating dan Aspek-aspek Psikologi dalam Choaching. Jakarta. Tambak Kusuma.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta. Depdiknas.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Muhajir. 1997. Siklus Penelitian Kaji Tindak. Jakarta. PT. Gramaedia.
Muhajir dan Neong. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak.
Yogyakarta. BPGSD.
Muller, H, dkk. 2000. Pedoman Mengajar Lari, Lompat, Lempar. Jakarta. AAF-RDC.
Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka .
Muler, Harald. 1996. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi. Jakarta. IAAF.
(6)
51
SMA/MA. Jakarta. Litera.
Soekamto, T dan Winataputra.1997. Teori Belajar dan Model- Model Pembelajaran. Jakarta. Depdikbud.
Soeprapto. 1979. Pembelajaran Atletik. Jakarta. Depdikbud.
Sopah, Djamah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 22
Tahun Ke 5 Edisi Maret 2000.
Subagio, DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok Universitas Terbuka.
Suhardjono,dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Suleiman, Amir Hamzah. 1988. Media Audio-Visual Untuk Pengajaran,
Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta. PT. Gramedia.
Sunarto dan Agung. Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Rineka Cipta.
Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta.