diagram, gambar, dan sebagainya. Data sekunder yang diperoleh antara lain sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan
contoh laporan keuangan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan.
1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara
langsung dengan staf PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit Teknik dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara pengamatan tidak
langsung terhadap objek yang diteliti seperti melalui pencatatan dan pengcopyan laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan
informasi lainnya yang berhubungan dengan judul yang diteliti. 2.
Teknik kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan untuk mendapatkan teori-teori mengenai BSC.
D. Metode Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan perhitungan counting yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data,
disusun, diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Kantor Pusat PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit yang beralamat di Jalan Jamin Ginting Km 47 Sibolangit. Jadwal
penelitian direncanakan sebagai berikut
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Okt
Nov Des
Jan Feb
Mar Pengajuan Proposal Skripsi
Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi
Bimbingan dan Penulisan Skripsi
Penyelesaian Skripsi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pendirian bank perkreditan rakyat di lingkungan pelayanan GBKP digagas oleh Pdt. Borong Tarigan setelah pada tahun 1976 mengikuti kursus Dewan
Gereja Asia yang diadakan di Filipina. Pada pertemuan tersebut muncul kesadaran bahwa Gereja bisa efektif berpartisipasi dalam pembangunan global
jika memiliki lembaga keuangan yang berorientasi pada jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Gagasan tersebut juga disampaikan kepada rekan-
rekan sesama Pendeta GBKP dan mendapat sambutan hangat terhadap tujuan pokoknya, yaitu untuk memerangi praktek rentenir demi meningkatkan
kesejahteraan jemaat dan masyarakat. Namun terhadap gagasan bahwa sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut adalah bank perkreditan, banyak
yang tidak antusias bahkan menentangnya. Kalangan yang berbeda pendapat menganggap bahwa Gereja belum siap untuk memiliki bank dan lebih baik
memilih sarana koperasiCU yang lebih sederhana.
Walaupun kontroversi masih terjadi namun gagasan Pdt. Borong Tarigan tersebut kemudian didukung penuh oleh rekan-rekannya terutama yaitu Pdt.
DR. E.P. Gintings, Pdt. Musa Sinulingga, Pdt. Selamat Barus, Pdt. Usman S. Meliala, dan Pt. Drs. Jhony Ginting. Pdt. Borong Tarigan yang kemudian
menjadi Kepala Biro Padat Karya pada Departemen Partisipasi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara
GBKP mengakomodasi gagasan untuk mengembangkan CU namun hal tersebut dilaksanakan tetap dalam rangka mewujudkan gagasan yang lebih
besar yaitu pendirian Bank Perkreditan Rakyat yang mungkin lebih rumit daripada CU tetapi diyakini lebih kokoh secara manajerial dan lebih mampu
meraih kepercayaan masyarakat.
Dalam perkembangannya, walaupun terdapat beberapa perbedaan pendapat namun secara umum telah muncul kesadaran di kalangan Pendeta
GBKP bahwa praktek rentenir di Tanah Karo sangat merugikan dan menjajah masyarakat luas dan jemaat GBKP khususnya. Manakala perlawanan terhadap
cengkeraman rentenir itu tidak dapat lagi sepenuhnya diharapkan dari pihak- pihak lain termasuk pemerintah maka Gereja perlu ikut terjun langsung untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Gereja perlu membangun lembaga perekonomian mikro sebagai sumbangsih Gereja terhadap masyarakat dan
jemaat dengan melampaui batas-batas suku, agama, ras, dan golongan SARA.
Karena tidak ada rohaniawan GBKP yang memiliki pengalaman dan kemampuan teknis untuk mendirikan bank perkreditan rakyat maka gagasan
yang telah ada sejak tahun 1976 tersebut tak kunjung terwujud. Baru pada tahun 1990 Pdt. Borong Tarigan menemukan orang yang memiliki
kemampuan tersebut, yaitu Mangara Pintor Ambarita, mantan Kepala Cabang BRI Kabanjahe, yang juga memiliki komitmen untuk memajukan lembaga
keuangan mikro. M.P. Ambarita kemudian diundang dan diminta untuk secara
Universitas Sumatera Utara
teknis mewujudkan gagasan yang telah ada tersebut agar menjadi kenyataan. M.P. Ambarita kemudian membuat surat dan dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk pengurusan ijin prinsip dan ijin operasional PT. BPR Pijer Podi Kekelengen.
Melalui surat No. 001BPR-PPK1991 tanggal 23 Desember 1991 yang ditanda tangani oleh Pdt. Borong Tarigan tentang pengajuan permohonan
persetujuan prinsip pendirian PT. Bank Perkreditan Rakyat Pijer Podi Kekelengen yang diterima oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia
pada tanggal 27 Desember 1991 maka akhirnya melalui surat nomor : S – 149MK.131992 tertanggal 28 Januari 1992 Departemen Keuangan RI
memberikan persetujuan prinsip pendirian bank perkreditan rakyat yang harus diikuti dengan pengajuan ijin operasional.
Persiapan demi persiapan terus dilakukan untuk melengkapi persyaratan pengajuan permohonan ijin operasional, namun kendala demi kendala terus
juga mengiringi yang hampir menimbulkan keputusasaan. Surat permohonan ijin operasional diajukan kepada Departemen Keuangan dengan surat
bernomor 002BPR-PPK1992 dan 003BPR-PPK1992 namun masih belum memenuhi syarat. Kemudian dengan bantuan Ir. Jusman Purba yang
melakukan penyempurnaan proposal permohonan ijin operasional tersebut, maka diajukan kembali permohonan ijin operasional kepada Departemen
Keuangan melalui surat no. 04BPR-PPK1992 tertanggal 1 Oktober 1992. Surat tersebut akhirnya direspon oleh Departemen Keuangan RI dengan
Universitas Sumatera Utara
menerbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep-081KM.17.1992 tentang Pemberian Ijin Usaha Operasional BPR –
Pijer Podi Kekelengen tertanggal 13 Nopember 1992. Sehubungan dengan persiapan - persiapan operasionalnya maka baru pada tanggal 11 Januari
1993, PT. BPR – Pijer Podi Kekelengen memulai operasionalnya kepada publik.
Pada awal berdirinya perusahaan ini hanya memiliki modal dasar sebesar Rp. 78 juta dimana hanya Rp. 28 juta dalam bentuk uang tunai. Pada saat ini
Mei 2010, modal perusahaan telah mencapai Rp. 1,5 milyar dengan total aset sebesar Rp. 33,15 milyar.
2. Visi dan Misi
Visi dari PT BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit adalah “Menjadi lembaga pelayanan keuangan mikro dengan kinerja terbaik di
tingkat regional.” Misi PT BPR Pijer Podi kekelengen Sibolangit adalah :
1. Memerangi kemiskinan, pengangguran, kebodohan, dan keterbelakangan.
2. Memajukan ekonomi kerakyatan melalui kegiatan intermediasi perbankan.
3. Memberikan pendampingan kepada nasabah untuk memajukan usaha dan
kesejahteraannya. 4.
Mendidik pekerja dan masyarakat untuk bertanggungjawab dan bermoral. 5.
Mendukung pelaksanaan pembangunan nasional melalui kewajiban pajak.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalakan aktivitas perusahaan PT BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit memiliki beberapa beberapa landasan yaitu :
1.Landasan teologis Keberpihakan kepada yang kelompok yang paling kecil dan tidak berdaya
2. Landasan filosofis Hakekat sebagai perantara keuangan financial intermediary.
3. Landasan operasional Undang-Undang no. 7 tahun 1992, sebagaimana telah diperbaharui dengan
Undang-Undang no. 10 tahun 1998 tentang Perbankan.
3. Stuktur Organisasi
PT BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit, menyusun struktur organisasinya sedemikian rupa dalam usaha untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,
sahib=ngga terlihat dengan jelas pembagian tugas yang dilegasikan. Dalam struktur organisasi PT BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit terlihat dari
tugas masing – masing bagian sebagai berikut.
a.
Pemegang Saham
Adapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab dari pemegang saham
adalah sebagai berikut :
1. Pemegang saham mengadakan rapat paling sedikit 1x dalam setahun, yang tujuannya mengadakan evaluasi atas seluruh kegiatan dan hasil –
hasil dari PT menentukan rencana selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemegang saham dalam rapat mengangkat komisaris dan direksi sesuai dengan periode yang ditentukan
3. Tiap akhir tahun diadakan rapat pemegang saham atas hasil2 kegiatan PT selam setahun buku.
b. Komisaris
Komisaris mewakili pemegang saham, mengawasi dan membantu Direkturdireksi dalam mengelola PT agar mencapai sasaran dengan
melaksanakan secara insidential managerial control dan audit control pada PT BPR
c. Direksi
Direksi yang mendapat tugas dari pemegang saham untuk mengelola seluruh kegiatan PT BPR Pijer Podi Kekelengen kearah tujuan sesuai
dengan kerja rapat pemegang saham, dengan memadukan seluruh dana dan sumber daya manusia yg dimiliki oleh PT.
Direksi tiap menerangkan seluruh aparat dan mengadakan evaluasi kerja dan membuat laporan harian sesudah ditutup buku bulanan kepada
komisaris dan instansi yang berwenang antara lain BI 1. Direktur Utama
Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Utama adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan pengawasan dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan
Universitas Sumatera Utara
serta mewakili perseroan baik dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan anggaran dasar.
b. Melakukan pengawasan dan koordinasi atas pengamanan terhadap hasil rapat umum pemegang saham, hasil rapat direksi dan
penyelenggaraan pembukuan perseroan. c. Melakukan koordinasi dengan dewan direksi dalam rangka
menanyakan lankah – langkah dan kebijaksanaan yang di ambil untuk kepentingan kemajuan dan pemecahan persoalan yg dihadapi
perseroan.
2.Direktur kredit Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Kredit adalah sebagai berikut
a. Melakukan pengawasan dan koordinasi serta bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional perkreditan perseroan dengan
berpedoman terhadap system penyaluran kredit yang sehat dengan tidak mengabaikan prinsip kehati- hatian.
b. Melakukan pengawasan dan koordinasi serta tangung jawab atas pelaksanaan pengadministrasian berkas – berkas pinjaman yang
telah direalisasikan atas pengaman benda – benda berharga atau surat berharga
c. melakukan pengawasan dan koordinasi serta tanggung jawab atas pelaksanaan operasional pengawasan dan penyelesaian terhadap
Universitas Sumatera Utara
kredit – kredit yang telah disalurkan di dalam tujuan pengamanan asset perusahaan.
d. Melakukan pengawasan dan koordinasi serta tanggung jawab atas pelaksanaan operasional pelaporan kredit baik untuk kebutuhan
perseroanmaupun utnuk kebutuhan diluar perseroan.
3. Direktur keuangan Umum Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Keuangan Umum adalah
sebagai berikut : a. Melakukan pengawasan dan koordinasi serta tanggung jawab atas
pelaksanaan operasional dan arus uang keluar masuk keuangan perseroan serta perkiraan kebutuhan transaksi perseroan
b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan operasional kesekretariatan maupun atas pemberian jawab surat menyurat.
c. Bertangung jawab atas pengadministrasian berkas – berkas personalia
d. Kepala Bagian Tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab sepenuhnya kepada direktur dalam hal pemberian keterangan, nasehat dan bantuan kepada direksi
2. Bertanggung jawab sepenuhnya yng berhubungan dengan tugas administrasi
Universitas Sumatera Utara
3. Berhak mengikuti rapat kredit dalam hal keterangan dan saran yang diberikan direktur kepada pemutusan atau penolakan dari calon debitur
4. Mengawasi serta melakukan penilaian kembali jaminan yang telah diserahkan oleh debitur.
e. Kepala Bagian Keuangan Umum Tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keuangan Umum adalah
sebagai berikut : 1. Bertanggung jawab kepada direktur dalam melaksanakna tugas yang
berhubungan dengan alat administrasi yg ditetapkan oleh dewan komisaris baik kebijaksanaan budget maupun prosedur.
2. Mengadakan verifikasi dan evaluasi atas dana dihimpun termasuk teknis operasionalnya.
3. Mengadakan pengawasan terhadap penutupan buku harian dan buku bulanan dan tahunan dan laporan – laporan ke BI
f. Petugas pembukuan Bagian Akuntansi Tugas dan tanggung jawab dari Petugagas Pembukuan Bagian Akuntansi
adalah sebagai berikut : 1. Membukukan seluruh transaksi harian
2. Menghitung bunga 3. Mengsaldokan kartu – kartu subledger dan ledger
4. Membuat rekap mutasi buku besar
Universitas Sumatera Utara
g. Kasir teller Tugas dan tanggung jawab dari Kasir Teller adalah sebagai berikut :
1. Menerima setoran – setoran nasabah sesuai dengan voucher setoran. 2. Membayar pengembalian simpanan atau pinjaman sesuai dengan
voucher kwitansi nasabah
h. Petugas Tabungan Deposito Tugas dan tanggung jawab dari Petugas Tabungan Deposito adalah sebagai
berikut : 1. Memproses aplikasi pembukuan tabungan dan meminta nasabah untuk
menyetor uang ke kas berdasarkan slip setoran. 2. Melaksanakan proses aplikasi pembukuan deposito, voucher dan
meminya nasabah untuk menyetorkan uangnya ke kas berdasarkan aplikasi yg telah dibuat.
i. Petugas Administrasi Kredit Tugas dan tanggung jawab dari Petugas Administrasi Kredit adalah
sebagai berikut : 1. Menyelesaikan pemeriksaan secara trade cheking baik secara formal
maupun informal 2. Memperhatikan perkembangan perbankan secara peraturan lainnya
yang dikeluarkan oleh pemerintah
Universitas Sumatera Utara
3. Mengadakan dan memlihara hubungan baik dengan dinas atau instansi terkait
j. Pemasara Kredit analisis Kredit Tugas dan tanggung jawab dari Pemasaran Kredit Analisis Kredit adalah
sebagai berikut : 1. Melakukan promosi pemasaran dan aktifitas Bank yg lain
2. Mengadakan analisa kredit dan melengkapi data – data yang diperlukan oleh bank dari calon debitur
k. Koordinator Unit Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Utama adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab pada bagian operasional pada kantor pusat 2. Mengkoordinir pelaksanaan tugas pelayanan unit- unit.
l. Unit – unit Kantor Pusat Tugas dan tanggung jawab dari Unit – Unit kantor Pusat adalah sebagai
berikut : 1. Melaksanakan pelayanan pada nasabah – nasabah kredit dan tabungan
dan mengadakan analisa kredit sesuai dengan wewenang yang diberikan
2. Memasarkan produk – produk perbankan secara langsung
Universitas Sumatera Utara
m. Pimpinan Cabang Tugas dan tanggung jawab dari Pimpinan Cabang adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab terhadap direksi atas seluruh kekayaan PT BPR 2. Melaksanakan fungsinya
n. Supervisor Tugas dan tanggung jawab dari Supervisor adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi seluruh kegiatan harian dan kegiatan operasional 2. Mengecek keabsahan warkat – warkat
3. Mengecek adanya selisih yang timbul dari transaksi – transaksi harian 4. Membuat laporan keuangan dan laporannya kepada pimpinan
o. Credit officer Bertugas untuk mengelola perkreditan
p. operasional officer Tugas bagian ini berhubungan dgn adm di kantor
q. Personalia Tugas dan tanggung jawab dari Personalia adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan adm personalia 2. Membuat daftar gaji pegawai
3. Membuat lap.keuangan SDM
Universitas Sumatera Utara
4. Menagdakan pembinaan kpd SDM
r. Tugas dan wewenang mobile unit Tugas dan tanggung jawab dari mobile unit adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab langsung kepada kantor cabang atau kepada bagian operasional di kantor pusat
2. Melaksanakan pelayanan kepada nasabah nasbah kredit dan tabungan dan mengadakan analisa kredit sesuai dengan wewenang yang
diberikan.
B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard
BSC
Bab ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan peneliti guna mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh dengan keempat perspektif BSC.
Hasil analisis pada data tersebut menjadi landasan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan memperhitungkan kaitan antara kinerja keuangan dan non-
keuangan. Penulis mencoba melakukan pengukuran kinerja perusahaan selama tahun 2008-2009. Kinerja yang diukur terkait dengan kegiatan perusahan dalam
menghasilkan dan menjual produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.1 Pengukuran Kinerja Pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam BSC memfokuskan pada penyediaan infrastruktur organisasi yang memungkinkan sasaran strategis dalam
ketiga perspektif lainnya dapat tercapai. Oleh karena itu, langkah-langkah yang
Universitas Sumatera Utara
harus diambil oleh PT. BPR Pijer Podi Sibolangit untuk mencapai sasaran strategis dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah meningkatkan
kapabilitas karyawan, meningkatkan retensi karyawan dan meningkatkan produktivitas karyawan.
a. Meningkatkan kapabilitas karyawan Meningkatnya kapabilitas karyawan akan berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas pelayanan kepada Nasabah dan pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Selama ini PT BPR Pijer Podi
Kekelengen Sibolangit telah mengadakan kegiatan pelatihan dan pengembangan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keahlian
karyawan. Berbagai bentuk pelatihan dan pengembangan yang diberikan adalah lokakarya workshop dan training.
b. Meningkatkan retensi karyawan Retensi karyawan dari suatu perusahaan berkaitan erat dengan tingkat
kepuasan karyawan. Perusahaan dapat menciptakan kepuasan bagi para karyawan dengan meningkatkan pelatihan dan pengembangan, meningkatkan
saranateknologi komputer yang berteknologi maju, serta menciptakan motivasi dan pemberdayaan karyawan. Dengan menciptakan kepuasan bagi
para karyawan, berarti perusahaan menekan tingkat perputaran karyawan dan meningkatkan tingkat retensi karyawan.
c. Meningkatkan produktivitas karyawan Peningkatan produktivitas dan kinerja karyawan merupakan dampak
keseluruhan dari usaha peningkatan kapabilitas karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yang mengikuti
pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan
dan produktivitas karyawan. 1. Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan
pengetahuan dan keahliannya. Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan pada tahun 2008 adalah sebanyak 50 orang,
b. jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan yang dilaksankan pada tahun 2009 adalah sebanyak 62 orang.
Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan pada tahun
2009 sebanyak 12 orang. 2. Rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk meningkatkan keahlian
karyawan terhadap laba operasi yang dihasilkan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah beban pelatihan dan pengembangan
dan laba operasi.
Universitas Sumatera Utara
a. Beban pelatihan dan pengembangan Adalah besarnya dana yang dikeluarkan untuk melaksanakan pelatihan
dan pengembangan karyawan dalam suatu periode. b. Laba operasi
Adalah laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Rasio beban pelatihan pengembangan=Beban pelatihan pengembangan x 100 Laba operasi
Tabel 4.1 Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan
Keterangan 2008
2009 Kenaikan
Penurunan Beban pelatihan
pengembangan 25.000.000
33.000.000 5.000.000
Laba operasi 1.776.996.430
2.169.122.116 40.285.032
Rasio beban pelatihan pengembangan
1,41 1,51
0,1
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi kenaikan rasio beban pelatihan dan pengembangan sebanyak 0,1.
3. Tingkat perputaran karyawan
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Data perusahaan yang digunakan dalam
ukuran ini adalah: a. jumlah karyawan yang keluarberhenti dari PT. BPR Pijer Podi
Kekelengen Sibolangit dalam suatu periode,
Universitas Sumatera Utara
b. jumlah seluruh karyawan yang bekerja di PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Tingkat perputaran karyawan = Jumlah karyawan keluar x 100
Jumlah seluruh karyawan
Tabel 4.2 Hasil pengukuran tingkat perputaran karyawan
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenurunan
Jumlah karyawan yang keluar orang
6 5
1 Jumlah seluruh karyawan orang
124 119
5 Tingkat retensi karyawan
4. 83 4.20
0,63
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan tingkat perputaran karyawan pada tahun 2008 sebesar 0,63.
d. Produktivitas karyawan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kontribusi setiap karyawan terhadap
laba bersih perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
1. laba bersih PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit dalam suatu periode,
2. jumlah karyawan yang bekerja dalam PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit dalam suatu periode.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Produktivitas karyawan = Laba bersih perusahaan
Jumlah karyawan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Rata – rata Laba Per Karyawan
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit. Rata - rata laba perkaryawan pada tahun 2009
mengalami penurunan mencapai Rp. 65.070.
2.2 Pengukuran Kinerja Pada Perspektif Proses Bisnis Internal
PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit telah melakukan perbaikan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui peningkatan pelatihan
dan pengembangan karyawan, pengadaan sarana berteknologi maju, serta penciptaan motivasi dan pemberdayaan karyawan.
Langkah-langkah yang diambil oleh PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit untuk mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif proses bisnis internal
adalah menciptakan pelayanan yang berkualitas, dan meningkatkan efisiensi biaya dalam proses operasional.
a. Menciptakan pelayanan jasa yang berkualitas PT BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit berusaha menciptakan pelayanan
jasa yang berkualitas untuk meningkatkan kepercayaan kepada setiap nasabah.
keterangan 2008
2009 KenaikanPenuruna
n
Laba bersih 807.033.727
766.748.695 40.285.032
Jumlah karyawan 124
119 5
Rata-rata laba per karyawan
6.508.336 6.443.266
65.070
Universitas Sumatera Utara
b. Meningkatkan efisiensi biaya dalam proses operasional Setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan efisiensi biaya dalam proses
operasionalnya. Melalui efisiensi biaya tersebut, perusahaan akan memiliki keuntungan bersaing. Disamping menciptakan pelayanan yang berkualitas.
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif proses bisnis internal adalah margin laba operasional, rasio beban operasi
terhadap pendapatan 1. Margin laba operasional
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi. Data perusahaan yang
digunakan dalam ukuran ini adalah: 2. Laba operasi PT. BPR Pijer Podi kekelengen dalam suatu periode,
3. Total pendapatan yang terjadi dalam suatu periode. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Margin laba operasional = Laba operasi x100 Penjualan bersih
Tabel 4.4 Hasil pengukuran margin laba operasional
Keterangan 2008
2009 Kenaikanpenuruna
n
Laba operasi Rp 1.776.996.430
2.169.122.116 40.285.032
Penjualan bersih Rp 27.037.902.035
25.410.339.213 1.201.285.000
Margin laba operasional
6.57 8.53
1.96
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi kenaikan margin laba operasional pada tahun 2009sebesar 1.96.
Universitas Sumatera Utara
c. Rasio beban operasi terhadap pendapatan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui efisiensi beban-beban operasi
perusahaan sehubungan dengan proses operasi perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
1. Beban operasi, yang terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi yang terjadi selama suatu periode,
2. Pendapatan perusahaan yang berasal dari penjualan produk dalam suatu periode.
Perhitungannya adalah sebagai berikut : Rasio beban operasi terhadap pendapatan = Beban operasi x 100
Pendapatan
Tabel 4.5 Hasil pengukuran rasio beban operasi terhadap pendapatan
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenuruna
n
Beban Operasi Rp 5.640.774.977
7.032.646.477 1.391.871.500
Pendapatan perusahaan Rp
7.417.771.407 9.201.768.593
1.783.997.186 Rasio beban operasi
terhadap pendapatan 131,5
130,8 0,7
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT.BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit.
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan rasio beban operasi terhadap pendapatan pada tahun 2009 sebesar 0,7.
2.3 Pengukuran Kinerja Pada Perspektif Pelanggan
Langkah-langkah yang diambil oleh PT. BPR Pijer Podi Kekelengen untuk mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif pelanggan adalah meningkatkan
retensi pelanggan dan menciptakan profitabilitas perusahaan per pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan Retensi Nasabah Perbaikan dalam perspektif proses bisnis internal berupa penciptaan produk
yang berkualitas sehingga dapat menjadi lembaga pelayanan keuangan mikro dengan
kinerja terbaik di tingkat regional. PT BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit akan meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pelanggan. Semakin tinggi kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan perusahaan. b. Menciptakan Profitabilitas Perusahaan Per Pelanggan
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif pelanggan adalah jumlah pelanggan perusahaan, rata-rata laba per pelanggan
dan beban operasi per pelanggan. 1. Jumlah Nasabah perusahaan
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan jumlah pelanggan perusahaan dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam
ukuran ini adalah jumlah Nasabah yang menabung dan melakukan peminjaman.
Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Jumlah pelanggan PT.BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit selama tahun 2008 adalah sebanyak 207 nasabah,
b. Jumlah pelanggan PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit selama tahun 2009 adalah sebanyak 216 nasabah
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah pelanggan pada tahun 2009 sebanyak 9 Nasabah
2. Rata-rata laba per pelanggan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan yang diperoleh
perusahan dalam melayani seorang pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
a. Laba bersih PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit dalam suatu periode,
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Rata-rata laba per pelanggan = Laba bersih
Jumlah pelanggan
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Rata-rata Laba Per Pelanggan
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenurunan
Laba bersih Rp 807.033.727
766.748.695 40.285.032
Jumlah Nasabah orang
207 216
9 Rata-rata laba per
pelanggan Rp 3.898.713
3.596.058 302.655
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan rata- rata laba pada tahun 2009 sebesar Rp. 302.655 pelanggan
3. Beban Operasi Per Pelanggan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata beban operasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam melayani seorang pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Beban operasi, yang terdiri dari administrasi yang terjadi dalam suatu periode,
b. Jumlah seluruh Nasabah yang melakuka n transaksi Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Beban operasi per pelanggan = Beban operasi Jumlah pelangga
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Beban Operasi Per Pelanggan
Keterangan 2008
2009 Kenaikan Penurunan
Beban operasi Rp
5.640.774.977 7.032.646.477
1.391.871.500 Jumlah pelanggan
orang 207
216 9
Beban operasi per pelanggan Rp
27.250.120 32.558.548
5.308.428
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan beban operasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.308.428 per pelanggan
. 2.4 Pengukuran Kinerja Pada Perspektif Keuangan
a. Pertumbuhan pendapatan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan dari
penjualan bersih yang diperoleh dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah seluruh penjualan bersih perusahaan
dalam suatu periode.
Tabel 4.8 Hasil pengukuran pertumbuhan pendapatan
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenurunan
Penjulan bersih Rp
27.037.902.035 25.410.339.213
1.627.562.822
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. BPR PIjer Podi Kekelengen Sibolangit
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.627.562.822.
b. Return On Investment ROI Ukuran ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
1. Laba bersih PT. BPR Pijer Podi Kekelengen Sibolangit 2. Rata-rata total aktiva merupakan seluruh aktiva yang dimiliki oleh PT Pijer
Podi Kekelengen Sibolangit dan digunakan untuk kegiatan normal perusahaan.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Rerurn On Investment ROI = Laba bersih x 100
Rata-rata total aktiva
Tabel 4.9 Return On Investment
Sumber: Data diolah peneliti Dari informasi di atas, diketahui bahwa Return On Investment ROI PT. BPR Pijer Podi Sibolangit pada tahun 2009 di bandingkan
2008 hampir tidak ada peningkatan. Pada tahun 2008 ROI yang terealisasi sebesar 2.41 dan tahun 2009 ROI yang terealisasi sebesar 2.42..Peningkatan yang terjadi
sangat kecil, hanya sebesar 0.1 .
Keterangan 2008
2009 Kenaikan Penurunan
Laba bersih 807.033.727
766.748.695 40.285.032
Rata- rata total aktiva 33.464.041.744
31.730.168.945 1.733.872.799
2.41 2.42
0.01
Universitas Sumatera Utara
c. Net Profit Margin Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kesuksesan dari suatu operasi
perusahaan dan untuk memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
1. Laba bersih PT. BPR Pijer Podi Sibolangit dalam suatu periode, 2. Jumlah seluruh penjualan bersih perusahaan dalam suatu periode.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Net Profit Margin = Laba bersih x 100
Penjualan bersih
Tabel 4.10 Net Profit Margin
Keterangan 2008
2009 Peningkatanpenurunan
Laba Bersih 807.033.727
766.748.695 40.285.032
Penjualan Bersih 27.037.902.03
5 25.410.339.213
1.627.562.822 2.98
3.02 0.04
Sumber: Data diolah peneliti dari informasi di atas, diketahui bahwa Net Profit Margin PT. BPR PIjer Podi Kekelengen Sibolangit tahun 2009 dibanding
tahun 2008 meningkat sebesar 0,04. Tidak terjadi peningkatan yang berarti
C. Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja Pada Setiap Perspektif