Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP SETIA BUDI

(1)

SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED

SCORECARD

PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI

OLEH

Pasca Aprilani Sihombing

100523036

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRACT

MEASUREMENT OF PERFORMANCE BASED ON BALANCED SCORECARD AT PT. BPR NBP SETIA BUDI

The objective of this research is to discuss and to know how the performance of the company if measured by using Balanced Scorecard method at PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. The type of applied data is primary and secondary data, and the applied data collecting method is interview, documentation and library study. The result of this research is that PT.BPR NBP Setia Budi Medan applies the Balanced Scorecard approach to measure the performance in the company.

The performance of firm in all of perspective such as perspective of financial, costumer, internal business and growth and teaching indicates the better output than previously that indicated by the increasing of these perspective. The financial perspective indicatedby the increasing of NPL (Non Performing Loan) ratio, Operational cost and LDR (Loan to Total Deposit Ratio), in costumer perspective it indicated by the increasing of satisfaction level of costumer, internal business perspective which the health condition of bank is better than before and in growth and teaching perspective to the satisfaction of employee to the company increase.

The results of measurement of performance by Balanced Scorecard at PT. BPR NBP Setia Budi Medan indicate the better achievement from year to year. After do this research it concluded that the using of Balanced Scorecard method can be implemented to each companies others than PT. BPR NBP Setia Budi Medan in calculate or measure the performance at a company


(3)

ABSTRAK

PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI

Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah PT. BPR NBP Setia Budi Medan menerapkan pendekatan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja dalam perusahaan tersebut.

Kinerja perusahaan pada semua perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang semakin baik dari sebelumnya, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan yang dilihat dari masing-masing perspektif. Pada perspektif keuangan ditandai dengan peningkatan ratio pada NPL (Non Performing Loan), Biaya Operasional dan LDR (Loan to Total Deposit Ratio), perspektif nasabah meningkatnya tingkat kepuasan dari nasabah, perspektif bisnis internal dimana tingkat kesehatan pada bank semakin baik dari sebelumnya dan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kepuasan karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat.

Hasil dari pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan telah menunjukkan pencapaian yang bagus dari tahun ke tahun. Setelah melakukan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan penggunaan metode Balanced Scorecard dapat diterapkan pada setiap perusahaan – perusahaan selain PT. BPR NBP Setia Budi Medan dalam menghitung atau mengukur kinerja pada suatu perusahaan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP SETIA BUDI”. Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program studi ilmu Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melibatkan banyak pihak yang dengan sepenuh hati memberikan bantuan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua saya Junjungan Sihombing dan Sri Wardhani br Tarigan yang selalu memberikan motivasi dan doa dalam setiap langkah.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.,Ac.Ak sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah berdedikasi bagi institusi.

3. Bapak Wahyu Aryo Pratomo, M.Ec sebagai Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si sebagai Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Bapak Kasyful Mahalli, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi dengan berbagai arahan, ilmu dan saran-sarannya.

6. Bapak Syarif Fauzie, SE, M.Ak, Ak sebagai Dosen pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara yang telah mendidik dan membekali ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

8. Seluruh staf dan pegawai Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.

9. Karyawan dan nasabah PT. BPR NBP Setia Budi Medan atas

bantuannya kepada penulis dalam mendapatkan data skripsi.

10.Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2010 yang membuat penulis bersemangat dalam setiap perkuliahan.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan dan doanya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Semoga semua bantuan dan jerih payah yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran


(6)

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, September 2013

NIM. 100523036


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kinerja ... 7

2.2 Persyaratan Sistem Pengukuran Kinerja ... 8

2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 8

2.4 Balanced Scorecard ... 10

2.4.1 Keunggulan Balanced Scorecard ... 12

2.4.2 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard ... 14

1. Perspektif Keuangan ... 15

2. Perspektif Pelanggan ... 16

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 18

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 19

2.4.3 Tolak Ukur dalam Balanced Scorecard ... 21

2.5 Peneliti Terdahulu ... 25

2.6 Kerangka Konseptual ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28


(8)

3.2 Jenis Data ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4 Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 36

4.3 Perkembangan Perusahaan ... 37

4.4 Produk dan Jasa PT. NBP Setia Budi Medan ... 38

4.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

4.6 Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard. ... 50

1. Perspektif Keuangan ... .... 50

2. Perspektif Nasabah .. ... 52

3. Perspektif Bisnis Internal ... 56

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ... 57

5. Kinerja Bank secara Keseluruhan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

4.1 Kinerja Keuangan PT. BPR NBP Setia Budi Tahun 2011 dan 2012 ... 51

4.2 Perbandingan Perspektif Nasabah pada Tahun 2011 dan 2012 ... 53

4.3 Hasil Uji Relibilitas Nasabah ... 54

4.3.1 Tabel Tingkat Kenyamanan Konseumen ... 54

4.4 Hasil Uji Validitas Nasabah ... 55

4.4.1 Tabel tingkat kepercayaan Konsumen ... 55

4.5 Perbandingan Ratio Bisnis Internal tahun 2011 dan 2012 ... 56

4.6 Perbandingan Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran pada tahun 2011 dan 2012 ... 57

4.7 Hasil Uji Relibilitas Karyawan ... 58

4.7.1 Tabel tingkat kenyamanan karyawan ... 58

4.8 Hasil Uji Validitas Karyawan ... 59

4.8.1 Tabel Tingkat masa depan karyawan ... 59


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Perspektif Balanced Scorecard

2. Uji validitas dan reliabilitas Kepuasan Nasabah


(11)

ABSTRACT

MEASUREMENT OF PERFORMANCE BASED ON BALANCED SCORECARD AT PT. BPR NBP SETIA BUDI

The objective of this research is to discuss and to know how the performance of the company if measured by using Balanced Scorecard method at PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. The type of applied data is primary and secondary data, and the applied data collecting method is interview, documentation and library study. The result of this research is that PT.BPR NBP Setia Budi Medan applies the Balanced Scorecard approach to measure the performance in the company.

The performance of firm in all of perspective such as perspective of financial, costumer, internal business and growth and teaching indicates the better output than previously that indicated by the increasing of these perspective. The financial perspective indicatedby the increasing of NPL (Non Performing Loan) ratio, Operational cost and LDR (Loan to Total Deposit Ratio), in costumer perspective it indicated by the increasing of satisfaction level of costumer, internal business perspective which the health condition of bank is better than before and in growth and teaching perspective to the satisfaction of employee to the company increase.

The results of measurement of performance by Balanced Scorecard at PT. BPR NBP Setia Budi Medan indicate the better achievement from year to year. After do this research it concluded that the using of Balanced Scorecard method can be implemented to each companies others than PT. BPR NBP Setia Budi Medan in calculate or measure the performance at a company


(12)

ABSTRAK

PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI

Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah PT. BPR NBP Setia Budi Medan menerapkan pendekatan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja dalam perusahaan tersebut.

Kinerja perusahaan pada semua perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang semakin baik dari sebelumnya, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan yang dilihat dari masing-masing perspektif. Pada perspektif keuangan ditandai dengan peningkatan ratio pada NPL (Non Performing Loan), Biaya Operasional dan LDR (Loan to Total Deposit Ratio), perspektif nasabah meningkatnya tingkat kepuasan dari nasabah, perspektif bisnis internal dimana tingkat kesehatan pada bank semakin baik dari sebelumnya dan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kepuasan karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat.

Hasil dari pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan telah menunjukkan pencapaian yang bagus dari tahun ke tahun. Setelah melakukan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan penggunaan metode Balanced Scorecard dapat diterapkan pada setiap perusahaan – perusahaan selain PT. BPR NBP Setia Budi Medan dalam menghitung atau mengukur kinerja pada suatu perusahaan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, banyaknya perubahan dan perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produk pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia dan pelayanan terhadap nasabah. Keadaan yang kompleks ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Dengan strategi dan kegiatan operasional yang baik, perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang mengikuti perkembangan dunia bisnis yang ada. Untuk dapat menjalankan strategi dan kegiatan operasional yang baik, diperlukan suatu mekanisme perusahaan, sehingga sasaran strategis beserta target yang sudah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena pengukuran kinerja merupakan usaha memetakan strategi kedalam tindakan pencapaian tertentu (Giri, 1998).

Kondisi sekarang adalah pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh perusahaan umumnya terfokus pada aspek keuangan saja, seperti : Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin, dan Economic Value Added (EVA). Namun pengukuran kinerja tersebut sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan aspek keuangan hannya


(14)

menggambarkan pengukuran efektifitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tertentu. Aspek keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal lain diluar sisi financial, misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal ada dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton 1996:40).

Kondisi yang diinginkan adalah perusahaan dapat mengukur seberapa besar berbagai unit bisnis mereka ciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi didalam sumber daya manusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan datang sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif financial.

Untuk mengatasi keterbatasan kinerja keuangan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi memperhatikan juga aspek non-keuangan. Sistem pengukuran ini dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menerjemahkan misi dan strateginya sehingga perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja ini dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC). BSC menekankan bahwa kinerja keuangan dan non keuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi semua pekerja di semua lini.

BSC melengkapi seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard


(15)

diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari 4 perspektif : financial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberikan kerangka kerja bagi Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan non keuangan (Mahmudi, 2007 : 48).

Balanced Scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan yaitu Bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun kegiatan Bank di Indonesia adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana dari masyarakat serta memberikan jasa-jasa lain.

PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi adalah Bank yang memiliki visi “ Menjadi lembaga pelayanan keuangan mikro dengan kinerja terbaik di tingkat regional”. Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini, Kaplan juga mengungkapkan pentingnya melihat aspek-aspek diluar aspek keuangan dalam rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran kinerja. Usaha ini berkaitan pihak – pihak di dalam dan diluar organisasi yang digunakan sebagai tolak ukur guna mengimbangi scorecard yang berdimensi profitabilitas, contohnya aspek kepuasan pelanggan, kualitas produk dan jasa


(16)

sekaligus loyalitas karyawan.

Konsep Balanced Scorecard membantu memberikan rerangka

komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran – sasaran strategik. Kondisi Perusahaan PT. BPRNBP Setia Budi untuk saat ini diukur dari aspek keuangan pada tahun 2012 mengalami peningkatan hanya 1,20%. Pada tahun 2011 Return On Investment yang terealisasi sebesar 2,14%, pada tahun 2011 yang terealisasi 1,87%. Sedangkat Net Profit Margin mengalami peningkatan sebanyak 0,58% ditahun 2012. Dalam evaluasi diatas diperlukan suatu standart pengukuran kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam mengadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan, seperti kepuasan konsumen, kualitas produk dan jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Peningkatan yang terjadi tidak terlalu berpengaruh bagi kinerja perusahaan, sehingga penulis mengadakan penelitian di perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa bertahan hidup adalah kinerja bank.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi”.

B. Perumusan Masalah


(17)

merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimana perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi?

2. Bagaimana kinerja PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi bila diukur berdasarkan Balanced Scorecard ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Tingkat perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi. 2. Kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan penggunaan

Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti, bagi perusaaan dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Memberikan masukan kepada pihak manjemen mengenai penereapan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.

2. Memeberikan informasi mengenai pengukuran kinerja dengan


(18)

3. Memberikan wawasan mengenai pengukuran kinerja dengan

pendekatan Balanced Scorecard dalam suatu perusaaan dan

membandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan Balanced Scorecard.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Kinerja

Pengertian Kinerja menurut Mohammad Pabundu (2004:50) “kinerja sebagai hasil — hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu oraganisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.”

Pengertian pengukuran menurut Nawawi (2003:36) “pencatatan hasil yang dicapai dalam melaksanakan fungsi – fungsi khusus suatu pekerjaan atau kegiatan kerja selama suatu periode tertentu”. Sementara itu, pengukuran kinerja menurut Mohammad Mahsun (2008:58) “suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa ; kualitas barang dan jasa ( seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan.


(20)

2.2 Persyaratan Sistem Pengukuran Kinerja

Wahjudi Prakarsa (1997:46) dalam Soiny Yumono (2002 : 29), mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja yang efektif, paling tidak harus memiliki syarat — syarat sebagai berikut :

1. Didasarkan pada masing — masing aktifitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan.

2. Evaluasi atas berbagai aktifitas, menggunakan ukuran — ukuran kinerja yang validated.

3. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.

4. Memberikan umpan batik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenali masalah — masalah yang ada kemungk inan perbaikan.

Persyaratan pengukuran kinerja tersebut berfokus kepada pelanggan, hat tersebut diakui sangat penting karena jika pelanggan tidak puas dengan pelayanan atau produk perusahaan maka mereka akin mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Lynch dan Cross dalam Yuwono et-al (2007), manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :

1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggaran sehingga akan


(21)

kepuasan kepada pelanggan.

2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.

3. Mengindentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste) 4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih

konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

5. Membangun konsep untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi hadiah atas perilaku yang diharapkan tersebut.

Manfaat pengukuran kinerja akan sangat penting bagi perusahaan. Melalui pengukuran kinerja perusahaan dapat membenahi kinerja melalui aspek keuangan maupun non keuangan. Dengan adanya pengukuran kinerja, visi dan misi perusahaan akan terlihat jelas apakah selama ini masih sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.


(22)

2.4 Balanced Scorecard

Balanced Scorecard terdiri dari 2 kata : (1) kartu skore/nilai (scorecard) dan (2) Berimbang (balanced). Kartu Skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Melalui kartu skor/nilai, nilai yang hendak diwujudkan personel di masa depan dapat dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan im digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel di ukur secara berimbang dari dua aspek yaitu, Keuangan dan Non Keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukutan kinerja eksekutif pada aspek keuangannya. Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan implementasi tidak hanya sebagai alas pengukur kinerja eksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi.

Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riser kantor akuntan public KPMG di USA yang dipimpin oleh David P Norton mensponsori studi tentang “Pengukutan kinerja dalam Organisasi Masa Depan”. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artiker berjudul “Balanced Scorecard – Measure That Drive” menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja eksekutif masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif : keuangan, customer, proses bisnis / intern, dan


(23)

pembelajaran pertumbuhan. Pada awal tahun 2000, balanced Scorecard telah menjadi bagian inti sistem manajemen strategi, tidak hanya bagian eksekutif, namun bagi seluruh personel perusahaan, terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. (Mulyadi, 2001:74)

Menurut Kaplan dan Norton (2000:1 17), Balanced Scorecard merupakan : ... a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business.. indudes financial measures that tell the result oj'actions already taken.. complements the financial measures withoperastional measures on customer satisfaction, internal process, and the organizations innovation and improvement activities-operational measurethat are the drivers of future financial performance.

Luis dan Biromo (2007:30) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai “suatu alai manajemen kinerja (Performa Management Tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indicator financial dan non-financial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat”.

Balance Scorecard sebagai sistem manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungkan sasaran strategic kepada indicator yang komprehensif.


(24)

Untuk itu diperjelas jugs bahwa indicator yang digunakan harus merupakan kegiatan dan proses kegiatan inti lingkungan beroperasi.

2.4.1 Keunggulan Balanced Scorecard

Mulyadi (2001:18) menyatakan bahwa balanced scorecard sebagai inti manajemen perbankan strategis memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

1. Memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategis dalam membawa perusahaan menuju ke masa depan untuk melipat gandakan kinerja keuangan perusahaan, personel perlu menempuh langkah — langkah strategis berupa pembangunan tiga macam modal (capital) firm equity, organizational capital, menghasilkan total business yang koheren dan menghasilkan sasaran — sasaran strategis yang terukur. Balanced Scorecard menuntut karyawan untuk merumuskan sasaran — sasaran yang bersifat strategis dalam tahap perencanaan strategis.

2. Menghasilkan total business plan yang komprehensif, balanced scorecard tidak hanya terbatas pada perspektif keuangan namun meluas ke perspektif customer, proses bisnis / intern, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan sasaran strategis ke perspektif non keuangan tersebut dan mengarahkan perhatian karyawan ke seluruh usaha dalam memacu kinerja keuangan.


(25)

3. Balanced Scorecard dapat menghasilkan dua macam kekoherenan : a. Kekoherenan antara misi dan visi perusahaan dengan program dan

rencana laba jangka pendek (anggaran). Tahap perumusan strategi menghasilkan dokumen penting berikut ini:

i. Pernyataan misi, visi dan keyakinan dasar ii. Tujuan (goals)

iii.Strategi

Dalam tahap perencanaan strategis telah dipilih kemudian diterjemahkan tujuan ke sasaran strategis dalam empat perspektif : keuangan, pelangaan, proses bisnis intern dan pembelajaran. Dalam tahap penyusunan anggaran bagian program yang akan dilakukan dalam tahun tertentu kemudian dijabarkan dalam langkah — langkah tahunan beserta taksiran anggarannya. Dengan sistematikan penerjemahan visi dan misi sampai dengan penyusunan anggaran akan menghasilkan kekoherenan antara visi dan misi perusahaan dengan program rencana laba jangka pendek.

b. Kekoherenan antara berbagai sasaran strategis yang dirumuskan dalam tahap perencanaan strategis. Disamping memperluas sasaran strategis, balanced scorecard juga memberikan hubungan rasional antara berbagai sasaran strategis yang dirumuskan dalam perencanaan strategis. Human capital dimanfaatkan untuk membangun firm equity dengan mendesain dan memproduksi produk dan jasa yang menghasilkan hasil terbaik bagi pelanggan.


(26)

Kekoherenan berbagai sasaran strategis dengan balance scorecard sangat menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan.

4. Menghasilkan sasaran strategis yang seimbang harus diarahkan ke dua perspektif secara seimbang :

i. Seimbang antara fokus ke proses pembelajaran dan pertumbuhan. j. Seimbang antara fokus ke intern dan ekstern perusahaan.

5. Menghasilkan sasaran strategis yang terukur dalam balanced scorecard yang menghasilkan keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategis sesuai dengan yang dirumuskan dan mengukur faktor yang memacu pencapaian keberhasilan tersebut.

2.4.2 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

1. Perspektif — perspektif dalam Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton (130 : 2000), dalam Balanced Scorecard pengukuran kinerja suatu perusahaan dikelompokkan ke dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

i. Perspektif Keuangan

Pelaksanaannya telah memberikan kontribusi bagi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukutan ketiga perspektif lainnya. Dalam menentukan tujuan dan ukuran keuangan ini, perlu diidentifikasi posisi perusahaan saat ini. Menurut Kaplan dan Norton (136:2000) posisi perusahaan ada tiga, yaitu tahap


(27)

pertumbuhan (growth), tahap bertahan (sustain) dan tahap menuai (harvest).

a. Tahap Pertumbuhan (growth)

Perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan memiliki produk (barrang atau jasa) yang bertumbuh secara signifikan, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan pada tingkat pertumbuhan penjualan diberbagai pangsa pasar.

b. Tahap Bertahan (sustain)

Perusahaan yang berada pada tahap bertahan memiliki produk (barang atau jasa) yang bertumbuh secara stabil, sehingga strategi dan pengukuran perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat pegendalian investasi (return on investment), peningkatan keuntungan bersih (net profit margin).

c. Tahap Menuai (harvest)

Pada tahap ini, perusahaan memiliki produk (barang atau jasa) yang bertumbuh secara lambat, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan dapat difokuskan pada pengelolaaan aras kas (cash flow management), nilai tambah ekonomis (economic value added), dan nilai tambah kas (cash flow added).


(28)

ii. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelaanggan memfokuskan pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Saat itu banyak perusahaan yang mempunyai kebijakan kerjasama dengan memfokuskan kepada pelanggan. Untuk menjadi nomor satu, perusahaan harus memberi nilai lebih kepada pelanggan. Kaplan dan Norton (150 : 2000) membagi pengukuran atas pelanggan ini menjadi dua, yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama dan pengukuran di luar kelompok utama.

Kelompok pengukuran pelanggan utama terdiri dari pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan.

a. Pangsa pasar

Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu.

b. Retensi pelanggan

Mengukur suatu tingkatan dimana peruhsaan dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan.

c. Akuisisi pelanggan

Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan perusahaan menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis baru.

d. Kepuasan pelanggan

Menilai tingkat kepuasan atas kinerja-kinerja tertentu dalam proporsi nilai. e. Profitabilitas pelanggan


(29)

Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

Kelompok pengukuran diluar kelompok utama terdiri dari atribut produk dan jasa , hubungan peinggan, citra dan reputasi.

iii.Perspektif Proses Bisnis internal

Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis rantai nilai. Disini manajemen mengindentifikasi proses bisnis internal kritis yang harus diunggulkan oleh perusahaan. Balanced Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

Kaplan dan Norton, membagi proses bisnis internal kedalam tiga proses bisnis utama (169 : 2000), yaitu

a. Proses Inovasi

Dalam Proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Pengukuran yang dilakukan untuk proses inovasi ini antara lain presentasse penjualan produk baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh


(30)

generasi produk berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu (break even time).

b. Proses Operasi

Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Pengukuran proses operasi dapat menggunakan pengukuran-pengukuran seperti : waktu, kualitas dan biaya ditambah dengan fleksibilitas dan karakteristik spesifik dari produk/jasa yang menciptakan nilai untuk pelanggan.

c. Proses Pelayanan Purna Jual

Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Pengukuran yang digunakan dalam layanan puma jual sama dengan pengukuran pada proses operasi yaitu : waktu, kualitas dan biaya.

iv.Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan

Perspektif terakhir dalam Balanced scorecard mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan di dalam perspektif pembelajran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan dan ambisi dalam tercapainya ketiga perspektif lainnya. Tujuan dari perspektif ini adalah mendorong menghasilkan kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard yang sebelumnya. Balanced Scorecard menekankan petingnya investasi untuk kepentingan masa depan, dalam perspektif proses


(31)

pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga faktor yang diperhatikan (Kaplan & Norton (174:2000), Yaitu :

a. Kemampuan Karyawan (Employee Capabilities)

Akibat adanya pergeseran teknologi yang menunjukkan seluruh pekerjaan diotomasi, maka pekerjaan yang sama yang dilakukan secara terus-menerus pada tahap efisiensi dan produktivitas yang tidak sama, tidak lagi cukup bagi tercapainya keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus menerus.

b. Kemampuan Sistem Informasi (Information system)

Motivasi dan keahlian karyawan diperlukan dalam mencapai tujuan pelanggan dan bisnis internal, namun itu saja tidak cukup jika mereka tidak nemiliki informasi yang tepat, cepat dan akurat sebagai umpan batik. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang pelanggan, proses bisnis internal, keuangan dan keputusan yang dibuat oleh karyawan.

c. Motivasi, kekuasaan dan Keselarasan (Motivation, Empowerment, and Alignment)

Ukuran dari motivasi karyawan adalah jumlah saran per-pegawai, dimana Ukuran ini menangkap partisipasi karyawan yang sedang berlangsung dalam memperbaiki kinerja perusahaan, dan tingkat kualitas partisipati karyawan dalam memberikan saran untuk peluang perbaikan.


(32)

2.4.3 Tolak ukur Kinerja dalam Balanced Scorecard (BSC)

Menurut Kaplan dan Norton (122 :2000) berbagai Ukuran kinerja yang digunakan pada masing-masing perpektif antara lain pengukuran kinerja pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

1. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Keuangan

Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif keuangan adalah pertumbuhan pendapatan, Return On Investmen (ROI) dan Net Profit Margin.

i. Pertumbuhan Pendapatan ii. Return on Investment

��� = ����������������������

���� − ��������������� �100%

Ukuran ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Nilai persentase R01 yang semakin tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik.

iii. Net Profit Margin

���=����������������������

��������� �100%

Ukuran ini digunakan untuk menggambarkan kesuksesan dari suatu operasi perusahaan dan ukuran ini biasa digunakan untuk memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. Semakin


(33)

tinggi nilai persentase laba bersih dibandingkan dengan penjualan maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan berada dalam posisi baik.

2. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pelanggan

Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pelanggan adalah jumlah pelanggan perusahaan, rata-rata laba per pelanggan dan beban operasi per pelanggan.

i. Jumlah Pelanggan Perusahaan ii. Rata-rata Laba per Pelanggan

Rata-rata Laba per Pelanggan = ����������

���������������100%

Ukuran ini mencerminkan rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam melayani pelanggan.

iii.Beban Operasi per Pelanggan

Beban Operasi per Pelanggan = ������������

���������������100%

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dalam melayani pelanggan.

3. Pengukuran Kinerja pada Perspektif proses bisnis internal

Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal adalah terpenuhinya sertifikat intemasional, margin laba operasional, rasio beban operasi terhadap pendapatan dan jumlah kunjungan bisnis ke pelanggan.


(34)

i. Terpenuhinya sertifikat internasional ii. Margin Laba Operasi

Margin Laba Operasi = ������������

�������������� �100%

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi.

iii.Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan =

������������

��������������� �100%

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memelihara dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan kunjungan bisnis ke pelanggan.

iv.Jumlah Kunjungan bisnis ke pelanggan

4. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pembelajara dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yuang mengikuti pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap laba operasi, organization capital dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan dan produktivitas karyawan.


(35)

ii. Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan Karyawan terhadap Laba Operasi

Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan =

��������������������������

����������� �100%

Ukuran ini digunakan untuk mengukur kontribusi atas pelatihan dalam pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap laba operasi.

iii.Organization Capital dan Kepuasan Karyawan iv.Tingkat Perputaran Karyawan

Tingkat Perputaran Karyawan ��������������� ����������

��������������������� �100%

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mempertahankan karyawannya.

v. Produktivitas Karyawan

Produktivitas Karyawan ���������� �������������

Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan dalam menghasilkan bagi perusahaan.


(36)

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Sri Wahyum pada penelitiannya membahas dengan judul Analisis

Balanced Scorecard sebagai alas pengukuran kinerja pada PT. Semen Bosowa Maros. Hasil Penelitian Penilaian Kinerja menggunakan metode balanced scorecard dapat mengetahui keberhasilan perusahaan tidak hanya segi internal dalam hal in] perspektif keuangan saja, melainkan semua aspek.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuanisa Dhira Kemalasari (2010) mengenai Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional dengan Balanced Scorecard bahwa Hasil dari penelitian tersebut adalah Keempat perspektif pada balanced scorecard dapat dilihat perkembangan perusahaan yang tidak diukur pada perspektif keuangan saja namun secara keseluruhan.

3. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Novella Aurora (2010) tentang Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolak ukur pengukuran Kinerja pada RSUD Tugurejo Semarang adalah peneliti dapat memformulasikan visi, misi dan strateginya dan hasilnya menunjukkan bahwa kinerja rumah sakit dikatakan cukup baik dengan menggunakan balanced scorecard dan rumah sakit kurang dalam memberikan pelithan terhadap karyawannya guna meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta keahlian para karyawannya.


(37)

2.6 Kerangka Konseptual

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data-data tersebut akan digunakan untuk pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif-perspektif dalam balanced scorecard sehingga kesimpulan dan saran dapat diperoleh. Kesimpulan dan saran tersebut dituangkan di dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi. Berdasarkan uraian sebelumya maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

PT. BPR NBP SETIA BUDI

Visi dan Misi

Strategi

Penerapan Balanced Scorecard sebagai alternative dalam pengukuran kinerja melalui empat perspektif :

1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Pelanggan

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kondisi Perusahaan diukur dari Financial dan Non Financial


(38)

Dari kerangka konseptual diatas penulis mencoba untuk menguraikan bagaimana penerapan pengukuran kinerja Perusahaan bila diukur dengan metode Balanced Scorecard. Dengan melakukan pengukuran ini akan terlihat bagaimana kinerja perusahaan secara keseluruhan apakah mengalami peningkatan kinerja yang baik atau sebaliknya.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (dependen) tanpa menibuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2004). Unit analisi adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda, atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Unit analisis yang digunakan peneliti adalah karyawan tetap (staf administrasi) PT. BPR NBP Setia Budi yang menjadi objek dan pusat pembahasan.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer din data sekunder. 1. Data Primer adalah data yang didapat dari surnber pertama yang

merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya dari individu atau perseorangan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang susah diolah sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak yang berkepentingan, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, gambar, diagram, dan sebagainya. Data sekunder yang diperoleh secara lain adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi


(40)

perusahaan dan contoh laporan keuangan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan.

1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan staf PT.BPR NBP Setia Budi

2. Teknik Dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara pengamatan tidak langsung terhadap objek yang diteliti seperti melalui pencatatan dan pengcopyan laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul yang diteliti.

3. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan untuk mendapatkan teori -teori mengenai Balanced Scorecard

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif dan perhitungan (counting) yaitu suatu metode dengan pengumpulan data, disusun dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahanmasalah yang dihadapi.

Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh ratio dalam perspektif balanced scorecard yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan persentase, dan bobot rasio-rasio tersebut adalah :


(41)

1. NPL / NPF (Non Performing Loans)

Standar terbaik NPL menurut Bank Indonesia adalah bila NPL berada dibawah 5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut ;

Jika NPL bernilai :

a. Lebih dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 5% - 8%, skor nilai = 80 c. Antara 3% - 5%, skor nilai = 90 d. Kurang dari 3%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki NPL 2%, maka skor akhir NPL adalah 20%* 100= 20.

2. Rasio Maya Operasional (BOPO)

Standar terbaik untuk rasio biaya operasional menurut Bank Indonesia adalah 92%. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai untuk rasio biaya operasional ditentukan sebagai berikut :

Jika BOPO bernilai

a. Lebih dari 125 %, skor nilai = 0 b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80 c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100 d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90

Misainya suatu bank memiliki BOPO 86,44%, maka skor akhir BOPO adalah 15 %*100 = 15


(42)

3. LDR( Loan to Deposit Ratio)

Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85% - 110%. Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 20%. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut ;

Jika LDR bernilai :

a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0 b. Antara 50% - 85%, skor nitai = 80 c. Antara 85%-110%, skor nilai =100 d. Lebih dari 110%, skor nilai = 90

Misalnya suatu bank memiliki LDR 88,56%, maka skor akhir LDR adalah 20%* 100 = 20

4. Tingkat kepuasan Nasabah

Standar terbaik tingkat kepuasan nasabah adalah 80%. Bahwa jumlah nasabah yang menyatakan puas diatas 80% berarti bank dapat memberikan kepuasan kepada nasabah. Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 15%. Skor tingkat kepim. an nasabah ditentukan sebagai berikut ;

Jika tingkat kepuasan nasabah bemilai a. Kurang dari 40%, skor nilai = 0 b. Antara 40% - 60%, skor nilai = 80 c. Antara 60% - 80%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 80%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki nilai tingkat kepuasan 85%, maka skor akhir tingkat kepuasan nasabah adalah 15 %* 100 = 15


(43)

5. AETR (Administrative Expense to Total Revenue)

Standar terbaik AETR adalah 10%, bank dengan tingkat AETR antara 8,5% - 10% berarti bank dapat mengendalikan biaya administrasi tetapi tetap memberikan pelayanan dengan baik. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai AETR ditentukan sebagai berikut :

Jika AETR bemilai:

a. Lebih dari 12%, skor nilai = 0 b. Antara 10%- 12%, skor nilai = 80 c. Antara 8,5%-10%, skor nilai =100 d. Kurang dari 8,5%, skor nilai = 90

Misalnya suatu bank memiliki AETR 9,88%, maka skor akhir AETR adalah 15%* 100 = 15


(44)

6. Tingkat Kepuasan Karyawan

Standar terbaik tingkat kepuasan karyawan adalah 80%. Bahwa jumiah karyawan yang menyatakan puas diatas 80% berarti bank dapat memberikan kepuasan kepada karyawannya dengan baik. Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai tingkat kepuasan karyawan ditentukan sebagai berikut;

Jika tingkat kepuasan karyawan bernilai a. Kurang dari 40%, skor nilai = 0 b. Antara 40% - 60%, skor nilai = 80 c. Antara 60% - 80%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 80%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki nilai tingkat kepuasan karyawan 87%, maka skor akhir tingkat kepuasan karyawan adalah 15%* 100 = 15.

Selanjutnya, skor masing-masing variabel tersebut dijumlahkan. Berdasarkan contoh diams maka total skornya adalah 20+15+20+15+15+15 = 100. Jadi contoh total skor kineda bank adalah 100.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Bank Perkreditan Rakyat Bona Pasogit (BPR-NBP) sebagai anak perusahaan PT. Nusantara Bona Pasogit (NBP Grup) telah dirintis persiapan pendiriannya sejak awal tahun 1991 oleh ASIH GROUP. Sifat dari perusahaan ini adalah Holding Company. PT. Nusantara Bona Pasogit ini didirikan dengan maksud untuk mengupayakan penggalangan "kepedulian" membangun perekonomian masyarakat bona pasogit pada khususnya dan perekonomian nusantara pada umumnya. Pendirian perseroan ini dirintis sejak Januari 1989 oleh Pemrakarsa dan Pendiri Forum Komunikasi Mitra – Mitra Pembangunan Bona Pasogit yang didukung oleh kurang lebih 500 orang tokoh – tokoh masyarakat.

Dengan tujuan umum pendirian dari PT. Nusantara Bona Pasogit yaitu mendirikan, membangun, dan mengembangkan lembaga usaha yang transparan (trustable, accountable, and credible) yang memberi manfaat dan keuntungan bagi masyarakat, karyawan dan pemegang saharn PT. Nusantara Bona Pasogit sampai saat ini telah mendirikan banyak anak perseroan yang telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, yaitu antara. lain : Bank Perkreditan Rakyat, Hotel, Penerbitan, dan Percetakan (Majalah Bona Ni Pinasa), Money Changer (PT. Trivalas Nusantara Bona Pasogit), Property dan Konstruksi, serta Trading dan. Agrobisnis. Peresmian berdirinya 10 BPR khususnya di Sumatera Utara sebagai anak perusahaan NBP.


(46)

Group ini diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 November 1991 dengan falsafah :

“Atas Dasar Kasih, mengembangkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan masyarakat” telah berkembang menjadi 33 BPR yang tersebar luas di Sumatera Utara dan 12 cabang BPR yang tersebar luas di Jawa. Adapun cabang – cabangnya yang tersebar luas di daerah Sumut dan Jawa adalah Sumatera.

1. Wilayah Jawa Barat

Terdapat 12 BPR NBP yang tersebar di wilayah Jawa Barat 2. Wilayah Sumatera

Terdapat 21 BPR NBP yang Tersebar di wilayah Sumatera

Sebagai salah sate cabang dari Bank Perkreditan Rakyat yang dikelola oleh PT. Nusantara Bona Pasogit ini maka, PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusantara Bona Pasogit 22 mulai melaksanakan operasional bank sejak tanggal 19 Juni 1995 dengan akte pendirian No. 558 tahun l992 oleh Notaris R.N. Sinulingga, S.H. Pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. Kep. 101/1993 tanggal 21 September 1993 dan ijin Menteri Keuangan No. Kep. 106/KM.17/1995 tanggal 28 April 1995.

PT. Bank Perkreditan Rakyat yang berlokasi di Jalan Setia Budi No. 54 Medan, Sumatera Utara, sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah berdasarkan KEPPPRES : No. 193 tahun 1998 dan sesuai dengan SK DIR BANK INDONESIA : No. 31/166/KEP/DIR tanggal 1 Desember 1998.


(47)

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT.BPR NBP Setia Budi adalah Menjadi lembaga pelayanan keuangan mikro dengan kinerja terbaik di tingkat regional.

Misi dari PT.BPR NBP Setia Budi adalah

1. Memerangi Kemiskinan dan Pengangguran.

2. Memajukan ekonomi kerakyatan melalui kegiatan intermediasi perbankan

3. Memberikan pendampingan kepada nasabah untuk memajukan

usaha dan kesejahteraannya.

4. Mendidik pekerja dan masyarakat untuk bertanggung jawab dan bermoral.

5. Mendukung pelaksanaan pembangunan nasional melalui kewajiban pajak.

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan PT. BPR NBP Setia Budi Medan memiliki beberapa landasan yaitu :

1 . Landasan Teologis Berpihak kepada kelompok yang paling kecil dan tidak berdaya.

2 . Landasan Filosofis Hakekat sebagai perantara keuangan (Financial intermidiary)

3. Landasan Operasional

Undang-undang No. 7 tahun 1992, sebagaimana telah diperbaharui dengan Undang – Undang no . 10 tahun 1998 tentang perbankan.


(48)

4.3Perkembangan Perusahaan

Perkembangan pada Perusahaan PT. BPR NBP Setia Budi dapat dillihat dari Tingkat Nasabah dan Jumlah deposito dari nasabah

1. Tingkat Nasabah

Perkembangan suatu perusahaan adalah dimana adanya kenaikan dalam mendapatkan konsumen atau nasabah. Marketing dan customer Service merupakan inti dalam menaikan kinerja dalam suatu perusahaan. Dalam PT. BPR NBP Setia Budi tingkat nasabah pada Tahun 2011 adalah 1390 nasabah dan pada Tahun 2012 1549 nasabah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa PT. BPR NBP Setia budi dalam hal tingkat nasabah memiliki peningkatan nasabah sebanyak 159 orang dalam periode tahun 2011-2012. Dalam hal ini kinerja karyawan dalam meningkatkan perkembangan perusahaan harus kerja keras guna mendapatkan hasil yang lebih bagus lagi sehingga tercapainya titik maksimal tujuan dari perusahaan.

2. Jumlah Deposito

Jumlah Deposito pada BPR merupakan kemampuan dalam perusahaan tersebut agar dapat bertahan dalam mempertahankan jumlah nasabah dan menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Jika tingkat deposito dari nasabah sedikit maka tingkat kepercayaan nasabah pada PT. BPR kurang sehingga dapat kita perkirakan kedepannya mungkin perusahaan akan collapse atau bangkrut. Namun setelah dilakukan penelitian tingkat deposito dari perusahaan PT. BPR NBP Setia Budi pada


(49)

tahun 2011 adalah Rp. 4.389.488.656 dan pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 tingkat deposito Rp. 5.087.424.980. peningkatan jumlah deposito dari PT. BPR NBP Setia Budi memungkinkan perusahaan tersebut dapat bertahan lama dan tingkat kepercayaan nasabah yang semakin tinggi. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat deposito dari suatu perusahaan maka semakin bagus perusahaan tersebut.

4.4 Produk dan Jasa pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan

Dari segi pengumpulan dana dari masyarakat yang makmur, PT. BPR NBP Setia Budi Medan menawarkan dua jenis produk yaitu:

a. Tabungan

Tabungan adalah dana simpanan pihak ketiga kepada bank, yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu dan diatur oleh Bank. PT. BPR NBP Setia budi Medan dalam menarik minat masyarakat menabung memberikan suatu fasilitas yang cukup menarik, selain dapat diambil atau disetor setiap hari yaitu sistem jemput bola.

Sistem jemput bola adalah suatu fasilitas yang diberikan PT. BPR NBP Setia budi Medan yaitu dengan cara petugas bank yang akan mendatangi nasabah untuk melakukan transaksi yang sama seperti yang dilakukan nasabah di Bank tanpa harus ke Bank dan dapat menghemat waktu serta tanpa harus meninggalkan segala aktifitas yang dilakukan oleh si nasabah.

PT. BPR NBP Setia Budi Medan menawarkan dua jenis produk tabungannya kepada masyarakat, yaitu


(50)

1) Tabungan Sejahtera

Tabungan ini dapat digunakan oleh seluruh masyarakat untuk mempermudah semua transaksi dengan relasi kerja nasabah clan dapat diambil setiap saat. Tabungna ini dapat dijadakan sebagai jaminan kredit. Besarnya setoran awal minimum adalah Rp. 20.000 serta bunga tabungan yang diberikan sebesar 5% per tahun, dengan biaya administrasi Rp 1000 per bulannya.

2) Tabungan Pelajar

Tabungan ini terkhusus kepada para pelajar sebagai nasabahnya. Tabungan ini memberikan kemudahan dalam penyetoran clan pengambilan. Besarriya setoran awal Rp. 20.000 dengan suku bunga 5% per tahun, tidak dikenakan biaya administrasi.

3) Tabungan Pundi

Tabungan pundi merupakan tabungan berhadiah clan diundi setiap persemester dengan berbagai hadiah menarik sepeda motor, hadiah favorit dan hadiah unggulan berupa mobil. Dengan setoral awal Rp 25.000,- dengan suku bunga 3% per tahun serta biaya administrasi Rp. 1.500,-

b. Deposito

Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan Bank.

Deposito ini berjenis ARO ( Automatic Roll Over), yaitu jenis deposito yang jangka waktunya dapat langsung diperpanjang apabila telah jatuh tempo oleh


(51)

pihak Bank apabila tidak ada konfirmasi dari nasabah untuk mengambil depositonya tetapi sebelum diperpanjang pihak Bank terlebih dahulu pihak Bank memberikan konfirmasi kepada nasabh untuk memperpanjang jangka waktu dari deposito tersebut. Saldo minimum pembukaan Rp 1.000.000,-.

Deposito PT. BPR NBP Setia budi Medan, selain dapat dijadikan sebagai jaminan kredit juga memberikan keuntungan kepada nasabah depositonya yaitu berupa pemberian bunga yang cukup tinggi yaitu:

− Deposito 3 bulan : 6% per tahun

− Deposito 6 bulan : 7% per tahun

− Deposito 12 bulan : 8% per tahun

Dan seluruh simpanan masyarakat baik tabungan maupun deposito dijamin Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sesuai dengan fungsinya sebagai bank, maka P'T. BPR NBP Setia budi Medan menyalurkan dana (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan. Pemberian kredit ini sebagai usaha bank untuk memperoleh pendapatan dari usahanya. Disamping itu kredit ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat.

PT. BPR NBP Setia budi Medan memberikan tiga jenis kredit yang ditawarkan kepada masyarakat, yaitu:

1. Kredit Modal Kerja


(52)

membiayai keperluan modal kerja. 2. Kredit Investasi

Kredit ivestasi adalah kredit yang digunakan un tuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, moredenisasi, ekspansi, dan realokasi proyek atau pendirian usaha baru.

3. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang dibeikan bank untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasabah, seperti kendaraan bermotor, kredit kepemilikan rumah, biaya pendidikan sekolah, dan kebutuhan lainnya.

c. Produk Kredit

3. Kredit Umum

Kredit ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat dan agunannya dapat berupa BPKB kendaraan dan surat tanah (SHM, SK Camat, Akta Notaris). 4. Kitara ( Kredit Tabungan Sejahtera)

Kredit ini ditujukan kepada calon debitur yang sudah memiliki tabungan terlebih dahulu di PT. Bank Perkreditin Rakyat Nusantara Bona Pasogit 22 Medan.

5. Kredit Tanpa Agunan Seratus Hari (KTA SERI)

Kredit ini ditujukan kepada pedagang kecil dengan jumlah nominal Rp.1.000.000,- dengan jangka waktu selama 100 hari.

6. Kredit Instansi ( Krista)


(53)

Dan pihak Bank akan menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut sehingga seluruh karyawan atau pegawai dapat diberikan kredit dengan agunan berupa ijasah terakhir.

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Deskripsi Jabatan pada Perusahaan PT. Bank Perkreditan Rakyat

Nusantara Bona Pasogit 22 Medan dipimpin oleh dewan direksi yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Sahara (RUPS) dan diawasi oleh Dewan

Komisaris Perusahaan.

Didalam menjalankan aktifitasnya, dewan direksi dibantu oleh beberapa orang staf/pegawai, yang mana setiap staf memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing, sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

a. Memilih pemilik/pemegang saham untuk melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan direksi dan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh direksi. b. Membuat persetujuan atas rencana kerja dan anggaran yang telah disusun

oleh direksi baik sesudah maupun sebelumnya.

c. Membuat laporan hasil pengawasan setiap akhir semester.

d. Melakukan rapat rutin secara bulanan dengan direksi untuk membahas hasil usaha serta menjadwalkan RUPS.

e. Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit.


(54)

langkah langkahperbaikan apabila pelaksanaan pemberian kredit tersebut menyimpang dari rencana yang telah dibuat.

g. Meminta penjelasan atau pertanggungjawaban Direksi apabila terdapat penyimpangan yang trcantum dalam PKP B.

h. Memantau perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai yang menangani perkreditan

i. Melaporkan hasil pengawasan terhadap Pedoman kebijakan Perkreditan BPR kepada Bank Indonesia yang merupakan bagian dari Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja yang disampaikan secara semester sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yang berlaku

j. Memberikan persetuajuan atas pemberian kredit untuk plafon diatas wewenang direksi.

2. Dewan Direksi

a. Bertanggung jawab atas penyusunan Pedoman Kebijakan Perkreditan BPR yang memuat semua aspek yang tercantum dalam pedoman standart KPB untuk dimintsksn persetujuan kepada Dewan Komisaris.

b. Menyetujui prosedur perkreditan yang mengacu pada PKPB yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris.

c. Memastikan ketaatan BPR terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku dibidang perkreditan.

d. Memastikan bahwa PKPB diterapkan ketentuan perundang undangan dan peraturan yang berlaku dibidang perkreditan.


(55)

e. Memastikan bahwa PKPB diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuensi dan konsisten.

f. Menetapkan anggota komite kredit.

g. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja perkreditan yang dituangkan dalam rencana kerja BPR yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

h. Memastikan bahwa rencana kerja perkreditan telah terlaksana.

i. Melaporkan langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang dan akan kepada Dewan Komisaris secara berkala dan tertulis.

j. Menetapkan rencana pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang menangani perkreditan dan memastikan pelaksaanan pedidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan karyawan.

k. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusantara, Bona Pasogit 22 Medan.

l. Memberikan keputusan pembiayaan, pengeluaran dan kenaikan pangkat dan gaji pegawai.

m. Mempelajari perkembangan usaha serta menganalisa penyimpangan yang terjadi alas target dan bila perlu mengambil tindakan penangkalan.

n. Mengupayakan ekpansi kredit yang lebih berkualitas. o. Memantau semua kegiatan yang berkualitas.

p. Melihat, mengawasi memotivasi dam memberi penghargaan dan

mengevaluasi performance karyawan.


(56)

diperlukan.

3. Internal Control

a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap transaksi keuangan di bank baik bersifat kas maupun non kas.

b. Memastikan bahwa data – data keuangan perusaham sudah tepat.

c. Melakukan pemeriksaan secara dadakan terhadap kas opname minimal sekali dalam sebulan.

d. Melakukan pemeriksaaan terhadap kepatuhan dari bagian – bagian bank terhadap sistem dan prosedur yang ada.

e. Melakukan kas opname terhadap, aktiva tetap minimal sekali dalam setahun.

f. Memberikan report kepada pimpinan atas hasil pemeriksaan.

g. Memberikan komentar terhadap, bagian – bagian yang melakukan kesalahan atau kelalaian.

4. Credit Support

a. Melakukan pemeriksaan terhadap, dokumen — dokumen calon nasabah baik peminjam maupun penabung.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap agunan (jaminan) debitur kepada bank. c. Membuat laporan hasil pemeriksaan untuk memlai kelayakan agunan

calon debitur.

d. Menghubungi notaris dalam rangka pengikatan kredit.


(57)

nasabah.

f. Membuat laporan kepada dewan direksi atas pinjaman dan agunan yang ada pada bank.

g. Mendaftarkan Fiducia terhadap agunan kredit yang diikat secara Fiducia h. Membuat tanda terima agunan dan peminjaman agunan

i. Memonitoring penyelesaian proses sertifikasi agunan kredit yang dilakuan oleh notaris, termasuk biaya yang timbul

j. Memberikan saran di bidang hukum yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan.

5. Accounting (Pembukuan)

a. Mencatat dalam jumal tabelaris sesuai dengan ketentuan bank.

b. Memeriksa setiap dokumen penyetoran maupun pengambilan yang akan dilayani oleh kasir.

c. Menyusun rekapitulasi mutasi untuk vahan masukan kedalam buku besar yang bersumber dari Jurnal tabelaris.

d. Membuat laporan keuangan secara berkala baik untuk kepentingan intern bank maupun untuk Bank Indonesia.

e. Menyusun arsip bukti — bukti pembukuan sesuai dengan peraturan perundang — undangan yang berlaku secara tertib dan aman.


(58)

6. Administrasi Kredit

a. Melaksanakan kegiatan administrasi untuk kepentingan BPR sesuai dengan ketentuan, peraturan dan prosedur yang berlaku.

b. Menginput dan mengupdate struktur kredit pada komputer sesuai file kredit.

c. Membuat bukti transaksi yang berhubungan dengan kredit. d. Membuat surat persetujuan kredit.

e. Membuat surat peringatan kepada debitur.

f. Menghitung angsuran pokok, bunga dan denda terhadap tagihan yang akan dibayar debitur.

g. Memonitoring terhadap pembayaran angsuran kredit. h. Membuat nominatif sesuai dengan kolektibilitasnya.

i. Memberikan laporan kepada seluruh account officer (pemasaran) sebagai bahan dalam mengetahui pinjaman yang bermasalah.

j. Membuat laporan posisi kredit untuk intern perusahaan maupun ekstern seperti Bank Indonesia dan Komisaris.

k. Membantu bagian pemasaran membuat somasi (peringatan) terhadap debitur yang bermasalah.

l. Membuat dam mengerjakan pcdan - iian kredit intara bank dengan debitur. m. Menghitung PPAP sesuai ketentuan kredit sesuai kolektibilitasnya.

n. Membuat daftar penagihan angsuaran kredit yang menunggak dan jatuh tempo.


(59)

p. Menatausahakan file kredit.

q. Bersama dengan EDP, membuat laporan bulanan BI dan SID yang

berhungan dengan kredit.

7. Teller

a. Menerima uang setoran dari nasabah.

b. Membayar uang kepada nasabah setelah bukti — bukti pengambilan memenuhi syarat.

c. Membuat perhitungan kebutuhan kas bagi bank.

d. Mencatat setiap transaksi kas dalam transaksi teller dan memvalidasi bukti kas tersebut.

e. Menyetor setiap ada kelebihan maksimum kas selama jam kerja dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari kekas khasana.

f. Menyusun register kas teller pada setiap tutup kas.

8. Customer Service

a. Melayani atau memantau calon nasabah yang akan menggunakan jasa bank (simpanan, pinjaman, dan lain — lain), khususnya dalam pengisian formulir aplikasi.

b. Memberikan informasi tentang jasa yang akan digunakan oleh nasabah. c. Menyusun register — register yang berhubungan dengan pelayanan

penyimpanan dam peminjaman.

d. Menyiapkan kartu contoh tanda tangan bagi setiap nasabah dan


(60)

e. Menyiapkan kartu — kartu sub buku besar dan kartu besar yang akan digunakan untuk pembukuan penyimpanan dan peminjaman.

f. Membuat laporan berkala sesuai yang telah ditetapkan tentang simpanan, pinjaman, dan jasa — jasa bank yang lain.

g. Membuat dan mengatur pengiriman nota — nota yang diperlukan oleh nasabah sesuai dengan aturan bank.

9. Account Officer (AO)

a. Bertanggung jawab terhadap pengumpulan dana (funding) maupun pengerahan dana (lending).

b. Bertanggung jawab melakukan pendekatan terhadap calon-calon kreditur dan debitur bank.

c. Melakukan pemeriksaan terhadap calon debitur.

d. Membuat laporan kepada dewan direksi atas kredit — kredit yang bermasalah.

e. Melakukan penagihan terhadap kredit — kredit yang bermasalah.

f. Memberikan saran kepada dewan direksi atas produk — produk yang dimiliki oleh bank.

g. Mengundang rapat Komite kredit

10. Assistant Account Officer (Ass. AO)

a. Membantu pemasaran di dalam menagih cicilan pembayaran kredit.


(61)

terhadap nasabah — nasabah di pasar — pasar maupun di rumah — rumah.

c. Bertugas mempromosikan produk – produk bank terhadap masayarakat agar menjadi nasabah baru (funding).

d. Bersama – sama dengan account officer menagih kredit bermasalah.

e. Membuat laporan kepada, account officer atas tagihan – tagihan yang diberikan kepadanya.

4.5 Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard

(BSC)

Hal ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan peneliti guna mengukur kinerja perusaaan secara menyeluruh dengan keempat perspektif Balanced Scorecard. Hasil analisis pada data tersebut menjadi landasan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan memperhitungkan kaftan antara kinerja keuangan dan non keuangan. Penulis mencoba melakukan pengukuran kinerja selama tahun 2011-2012. Kinerja yang terkait dengan kegiatan perusahaan dalam menghasilkan, dan menjual produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

1. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Keuangan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan dari penjualan bersih yang diperoleh dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah seluruh penjualan bersih


(62)

perusahaan dalam suatu periode.

Tabel 4.1

Kinerja Keuangan PT. BPR NBP Setia Budi Tahun 2011 dan 2012 Keterangan 2011 2012 Kenaikan/Penurunan

%

NPL 3,46 2,59 0.87

BOPO 70,35 80,44 10,09

LDR 85,88 89,45 3.57

Sumber : Laporan Keuangan Per Oktober 2010 dan 2011

a. Analisis Ratio NPL (Non Performing Loan)

Pada Tabel 4.1 dapat terlihat bahwa PT. BPR NBP Setia Budi memiliki ratio NPL pada tahun 2011 sebesar 3,46% dan pada tahun 2012 2,59%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011 — 2012 terdapat penurunan ratio sebesar 0,87%, walaupun begitu kualitas NPL PT. BPR NBP Setia Budi berada pada kondisi ideal jika dilihat dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah dibawah 5%.

Keadaan ini menunjukkan bahwa sistem pembiayaan pada PT. BPR NBP Setia Budi semakin baik dari tahun 2011 ke tahun 2012. Meski dilihat memiliki ratio yang bagus sebagai resiko bisnis dan dampak perekonomian yang tidak stabil, kondisi ini harus dipertahankan.

b. Analisis Ratio BOPO (Biaya Operasional)


(63)

memiliki ratio BOPO pada tahun 2011 sebesar 70,35% dan pada tahun 2012 sebesar 80,44%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011 — 2012 terdapat kenaikan ratio sebesar 10,09%. Jika mengacu kepada, ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar minimal BOPO 92% maka PT. BPR NBP Setia Budi berada pada kondisi yang baik.

c. Analisis Ratio LDR (Loan to Total Deposit Ratio)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa PT. BPR NBP Setia Budi memiliki ratio LDR pada tahun 2011 sebesar 85,88 dan pada tahun 2012 sebesar 89,45. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011 — 2012 terdapat kenaikan ratio sebesar 3,57.

2. Perspektif Nasabah

Pengukuran kinerja perspektif nasabah pada PT. BPR NBP Setiia Budi Medan menggunakan tingkat kepuasan nasabah.

Perspektif Nasabah ini merupakan bagian dalam penghitungan Balanced Scorecard. Digunakan untuk menghitung naik turunnya tingkat nasabah dalam suatu perusahaan.

Tingkat Kepuasan Nasabah

Kepuasan nasabah menunjukkan sejauh mana derajat kualitas pelayanan kepada nasabahnya. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 responden. Hasil analisi dari perspektif ini dapat dilihat


(64)

dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Perbandingan Perspektif Nasabah Pada Tabun 2011 dan 2012 Perspektif Nasabah Kenaikan/Penurunan

2011 2012

Tingkat Kepuasan 59,67% 92,65% 2.98%

Sumber : Data Primer yang diolah

Hasil Survey kepuasan nasabah adalah tedadi kenaikan sebesar 2,98%. Dimana pacla. tahun 2011 53,44% menyatakan puas dan 36,23% menyatakan sangat puas sedangkan pada tahun 2012 54,35% menyatakan puas dan 38,30% menyatakan sangat puas.

Untuk mengetahui kelayakan clan keandalan dari basil survey tersebut, maka dilakukan pengujian dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson dengan basil koefisien korelasi dari tiap, jenis pertanyaan dengan skor masing-masing total pertanyaan adalah signifikan secara statistik. Uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha dihasilkan Cronbac's Alpha > 0,60 sehingga koesioner dinyatakan andal. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.


(65)

Tabel 4.3 Hasil Uji Relibilitas

No. Jenis Pertanyaan 2011 2012

1 Tanggapan Nasabah Terhadap Fasilitas 0.699 0.814

2 Tanggapan Nasabah Terhadap Pelayanan

Bank

0.740 0.745

3 Tanggapan Nasabah Terhadap Pelayanan

Karyawan

0.717 0.742

4 Tanggapan Nasabah Terhadap Ketenangan

dan Kenyamanan

0.686 0.680

5 Tanggapan Nasabah Terhadap Total Kualitas

Karyawan

0.616 0.711

Sumber : Output SPSS versi 13 dan data primer yang diolah.

Pada tabel 4.3 diatas dalam hasil uji reliabilitas dalam periode tahun 2011 dan 2012 dilihat bahwa pertanyaan yang diajukan kepada 30 konsumen yang terdiri dari atas laki-laki dan perempuan menanggapi bahwa tingkat kenyamanan konsumen atau nasabah pada tahun 2011 dan 2012 berada pada level yg baik atau dikatakan bagus. Berdasarkan perhitungan tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3.1

Tabel Tingkat Kenyamanan Konsumen

Level Jarak

1. Kurang 0.000 – 0.3999

2. Cukup 0.400 – 0.5999

3. Baik 0.600 - 0.9999


(66)

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

No. Jenis Pertanyaan 2011 2012

1 Memberikan pelayanan yang baik 0.806 0.837

2 Cabang Bank terletak di dekat pusat pasar 0.771 0.747

3 Karyawan berpakaian rapi dan sopan 0.507 0.628

4 Bank tidak pernah salah dalam memberikan informasi 0.834 0.805

5 Nasabah menerima layanan yang cepat dan tepat dari karyawan

0.692 0.740

6 Bank ini adalah bank terpercaya 0.680 0.703

7 Bank memberikan pelayanan lewat telepon (telephone Banking)

0.826 0.855

8 Karyawan berperilaku ramah dalam melayani nasabah 0.773 0.785

9 Nasabah tidak perlu dating berkali-kali menyelesaikan masalah tertentu

0.746 0.754

10 Karyawan bank mempunyai pengetahuan yang cukup

untuk melayani nasabah.

0.861 0.872

Sumber : Output SPSS versi 13 dan data primer yang diolah.

Pada tabel 4.4 diatas dalam hasil uji validiitas dalam periode tahun 2011 dan 2012 dilihat bahwa pertanyaan yang diajukan kepada 30 konsumen yang terdiri dari atas laki-laki dan perempuan menanggapi bahwa tingkat kepercayaan konsumen atau nasabah pada tahun 2011 dan 2012 berada pada level yg baik atau dikatakan bagus dari tahun ketahun. Berdasarkan perhitungan tabel sebagai berikut.

Tabel 4.4.1

Tabel Tingkat Kepercayaan Konsumen

Level Jarak

4. Kurang 0.000 – 0.3999

5. Cukup 0.400 – 0.5999


(67)

3. Perspektif Bisnis Internal

Tolak ukur yang digunakan adalah Administrative Expense to Total Revenue dari transaksi yang dilakukan dengan tetap mengacu pada ketentutan BI tentang Tingkat Kesehatan Bank semakin sedikit waktu proses yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi maka biaya yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas tersebut akan semakin rendah sehingga kepuasan nasabah akan meningkat karena dilayani dengan cepat dan keuntungan perusahaan akan meningkat. Hasil analisis dari perspektif ini dapat dilihat dari tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5

Perbandingan Rasio Bisnis Internal tahun 2011 – 2012

Administrative Expense to Total Revenue (dalam persen)

2011 2012

AETR 6,54 6,67

Sumber : Laporan Keuangan per November 2011 dan 2012

Seiring bergejolaknya pangsa pasar PT.BPR NPB Setia Budi memiliki banyak jaringan dengan PT. BPR yg lain di Medan, yang diharapkan untuk meningkatkan target pasar yang ingin dicapai secara optimal.


(68)

4. Perspektif Pertumbuan dan Pembelajaran

Tingkat Kepuasan Karyawan

Hakikat kepuasan dalam hal ini adalah ukuran seberapa harapan-harapan karyawan dapat terpenuhi dibandingkan dengan persepsi mereka terhadap apa yang telah diperolch dari perusahaan, termasuk kompensasi, iklim kerja, dan budaya kerja. Dengan demikian tolok ukur ini dapat ditentukan melalui survei terhadap karyawan dengan metode kuesioner.

Hasil analisis dari perspektif ini dapat dilihat dalam tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6

Perbandingan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran pada Tahun 2011-2012

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

2011 2012 Kenaikan/Penurunan

Tingkat Kepuasan Karyawan

82,86% 87,18% 4,32%

Sumber : Data Primer yang diolah

Dari tabel diatas tingkat kepuasan karyawan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan yg cukup tinggi yaitu 4,32%. Dimana pada tahun 2011 51,64% menyatakan puas dan 31,22% menyatakan sangat puas dan pada tahun 2012 53,13% menyatakan puas dan 34,05% menyatakan sangat puas. Untuk mengetahui kelayakan dan keandalan dari hasil survey tersebut, maka dilakukan pengujian dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson dengan hasil koefisien korelasi dari tiap jenis


(1)

Correlations

q10 q11 q12 qq3

q10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

qq12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

N

qq3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 30 .647(**) .000 30 .438(*) .016 30 .807(**) 0.000 30

.647(**) .000 30 1 30 .471(**) .009 30 .820(**) .000 30

.438(*) .016 30 .471(**) .009 30 1 30 .832(**) .000 30

.807(**) 0.000 30 .820(**) 0.000 30 .832(**) .000 30 1 30

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standarized

Items

N of Items

.734 .763 3

Item-Total Statistics Sclae Mean if Item

Deleted

Scale variance if Item Deleted

Corrected Item-total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q10 7.83 1.178 .605 .441 .609

q11 7.70 1.183 .637 .462 .583


(2)

q13 q14 q15 qq4 q13 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

q14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

qq4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 30 .575(**) .001 30 .283 .130 30 .714(**) 0.000 30

.575(**) .001 30 1 30 .496(**) .005 30 .884(**) .000 30

.283 .130 30 .496(**) .005 30 1 30 .780(**) .000 30

.714(**) 0.000 30 .884(**) 0.000 30 .780(**) .000 30 1 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standarized

Items

N of Items

.700 .711 3

Item-Total Statistics Sclae Mean if Item

Deleted

Scale variance if Item Deleted

Corrected Item-total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q13 7.67 2.230 .501 .331 .662

q14 8.13 1.292 .652 .451 .416


(3)

Correlations

q16 q17 q18 q19 q20 qq5

q16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q20Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 30 .381(*) .030 30 .723(**) .004 30 .792(**) 0.005 30 .763(*) 0.029 30 .698(*) .012 30

.397(*) .030 30 1 30 .419(*) .021 30 .563(**) 0.91 30 .329 0.76 30 .175 .355 30

723(**) .004 30 .419(*) .021 30 1 30 .298 .110 30 .528(**) .003 30 .667(**) .000 30

.792(**) 0.005 30 .563(**) 0.91 30 .298 .110 30 1 30 .291 .118 30 .334 .072 30

.763(*) 0.029 30 .329 0.76 30 .528(**) .003 30 .291 .118 30 1 30 .535(**) .002 30

.698(*) .012 30 .175 .355 30 .667(**) .000 30 .334 .072 30 .535(**) .002 30 1 30

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standarized

Items

N of Items

.783 .782 5

Item-Total Statistics Sclae Mean if Item

Deleted

Scale variance if Item Deleted

Corrected Item-total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q16 15.57 4.047 .524 .323 .757

q17 15.57 3.771 .707 .528 .690

q18 15.53 4.878 .326 .132 .811

q19 15.57 4.116 .625 .534 .722


(4)

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEPUASAN NASABAH

PT.BPR NBP Setia Budi

Correlations

q1 q2 q3 q4 q5 qq1

q1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

qq1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 30 .332 .073 30 .131 .489 30 .103 .589 30 .137(*) .029 30 .458(*) .011 30

.332 .073 30 1 30 .567(**) .001 30 .521(**) .003 30 .250 .183 30 .806(**) .000 30

.131 .489 30 .567(**) .001 30 1 30 .372(*) .043 30 .396(*) .030 30 .771(**) .000 30

.103 .589 30 .521(**) .003 30 .372(*) .043 30 1 30 .260 .166 30 .697(**) .000 30

.137(*) .469 30 .250 .183 30 396(*) .030 30 .260 .166 30 1 30 .596(**) .001 30

.458(*) .011 30 806(**) .000 30 . .771(**) .000 30 .697(**) .000 30 .596(**) .001 30 1 30

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standarized

Items

N of Items

.699 .689 5

Item-Total Statistics Sclae Mean if Item

Deleted

Scale variance if Item Deleted

Corrected Item-total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q1 16.00 5.517 .233 .130 .725

q2 16.03 4.033 .654 .493 .561

q3 16.17 3.868 .555 .398 .602

q4 16.27 4.340 .466 .299 .645


(5)

Correlations

q6 q7 q8 q9 q10 q11 qq2

q6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

qq2Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 30 .164 .387 30 .144 .447 30 .252 .179 30 .284 .129 30 .208 .270 30 .507(**) .004 30

.164 .387 30 1 30 .174 .357 30 .588(**) .001 30 .330 0.75 30 .454(*) .012 30 .692(**) .000 30

.144 .447 30 .174 .357 30 1 30 .126 .508 30 .246 .191 30 .211 .264 30 .440(*) .015 30

. 252 .179 30 .588(**) .001 30 .126 .508 30 1 30 .737(**) .000 30 .453(*) .012 30 .834(**) .000 30

. .284 .129 30 .330 0.75 30 . 246 .191 30 737(**) .000 30 1 30 .265 .157 30 .759(**) .000 30

. .208 .270 30 .454(*) .012 30 . 211 .264 30 . 453(*) .012 30 . .265 .157 30 1 30 .667(**) .000 30

.507(**) .004 30 .692(**) .000 30 440(*) .015 30 . 834(**) .000 30 759(**) .000 30 .667(**) .000 30 1 30

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standarized

Items

N of Items

.740 .729 5

Item-Total Statistics Sclae Mean if Item

Deleted

Scale variance if Item Deleted

Corrected Item-total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q6 17.50 14.190 .305 .103 .747

q7 17.53 12.533 .530 .417 .689

q8 17.40 14.938 .256 .126 .754

q9 17.80 10.717 .713 .706 .627


(6)

q12 q13 q14 q15 q16 qq3 q12 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

q13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

q16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

qq3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 30 .309 .097 30 .283 .129 30 .432(*) .017 30 .161 .397 30 .608(**) .000 30

.309 .097 30 1 30 .305 .101 30 .332 .073 30 .147 .439 30 .565(**) .001 30

.283 .129 30 . .305 .101 30 1 30 .581(**) .001 30 .494(**) .006 30 .773(**) .000 30

432(*) .017 30 . .332 .073 30 .581(**) .001 30 1 30 .355 .054 30 .826(**) .000 30

.161 .397 30 . .147 .439 30 .494(**) .006 30 .355 .054 30 1 30 .649(**) .000 30

608(**) .000 30 .565(**) .001 30 . . 773(**) .000 30 .826(**) .000 30 . 649(**) .000 30 1 30

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standarized

Items

N of Items

.717 .720 5

Item-Total Statistics Sclae Mean if Item

Deleted

Scale variance if Item Deleted

Corrected Item-total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q12 15.23 7.289 .414 .218 .693

q13 15.33 7.540 .368 .161 .708

q14 15.20 6.441 .634 .444 .615

q15 15.57 4.944 .620 .430 .606