Analisis pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard (studi kasus pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan).
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Laurencia Dina Dwi Rahmawati 132114006
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Laurencia Dina Dwi Rahmawati 132114006
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, Jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan (Yesaya 41:10).
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23:18)
Karena itu Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58)
Segala Perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)
Kupersembahkan untuk:
Bapak Thomas Sugiyono dan Ibu Yustina Wiwin
Kakakku dan Adikku
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. ManfaatPenelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja dan Pengukuran Kinerja ... 7
B. Bank ... 8
C. Balanced Scorecard... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 19
D. Jenis dan Sumber Data ... 20
(11)
x
F. Populasi dan Sampel... 22
G. Uji Kualitas Data ... 23
H. Alat Analisis ... 23
I. Rangkuman Hasil Pengukuran ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Kembang Parama ... 35
B. Penilaian Kinerja PT. BPR Kembang Parama Muntilan ... 36
C. Jenis Produk/ Jasa pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan 37
D. Visi, Misi, dan Budaya Kerja PT. BPR Bank Kembang Parama Muntilan ... 39
E. Struktur Organisasi ... 43
F. Job Description Struktur Organisasi PT. BPR Kembang Parama Muntilan ... 44
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perspektif Keuangan ... 53
B. Perspektif Pelanggan/ Nasabah ... 58
C. Perspektif Bisnis Internal ... 68
D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ... 72
E. Rangkuman Pengukuran Balanced Scorecard ... 82
BAB VI PENUTUP A. Simpulan ... 87
B. Keterbatasan Penelitian ... 89
C. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Bank ... 26
Tabel 3.2. Hasil pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard ... 35
Tabel 5.1. Return On Asset PT. BPR Kembang Parama Muntilan ... 53
Tabel 5.2. Profit Margin ... 54
Tabel 5.3. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional ... 55
Tabel 5.4. Non Performing Loan (NPL) ... 56
Tabel 5.5. Loan Deposit Ratio (LDR) ... 57
Tabel 5.6. Market Share PT. BPR Kembang Parama ... 58
Tabel 5.7. Akuisi Nasabah PT. BPR Kembang Parama ... 59
Tabel 5.8. Retensi Nasabah ... 60
Tabel 5.9. Hasil Uji Validitas Kepuasan Nasabah ... 62
Tabel 5.10. Hasil Uji Reliabilitas ... 63
Tabel 5.11. Urutan Atribut Penting Menurut Nasabah ... 63
Tabel 5.12. Bobot Atribut ... 64
Tabel 5.13. Perhitungan Kusioner Kepuasan (belief) ... 65
Tabel 5.14. Tabel Perhitungan Kuisioner Kepuasan Nasabah (Ideal) ... 66
Tabel 5.15. Selisih Mutlak Rata-rata Ideal dan Belief ... 67
Tabel 5.16. Proses Operasi Pelayanan PT. BPR Kembang Parama... 69
Tabel 5.17. Proses Layanan Purna Jual ... 70
Tabel 5.18. Efisiensi Waktu Transaksi ... 71
Tabel 5.19. Efisiensi Proses Peminjaman ... 72
Tabel 5.20. Produktivitas Karyawan PT. BPR. Kembang Parama ... 73
Tabel 5.21. Tingkat Pelatihan Karyawan PT. BPR Kembang Parama ... 74
Tabel 5.22. Uji Validitas Kepuasan Karyawan ... 75
Tabel 5.23. Uji Reliabilitas Kepuasan Karyawan ... 76
Tabel 5.24. Urutan Atribut Penting Menurut Karyawan... 77
Tabel 5.25. Bobot Atribut ... 77
Tabel 5.26. Perhitungan Kuisioner Kepuasan Karyawan (belief) ... 78
(13)
xii
Tabel 5.28. Selisih Mutlak Rata-rata ideal dan belief ... 80 Tabel 5.29. Hasil Pengukuran Keseluruhan Balanced Scorecard PT. BPR.
(14)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 4.1. Gambar Struktur Organisasi PT. BPR. Kembang PARAMA Muntilan ... 43
(15)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I
Surat Keterangan Penelitian di PT. BPR Kembang Parama Muntilan... 95
LAMPIRAN II Kuisioner Tingkat Kepuasan Karyawan ... 96
Kuisioner Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 100
LAMPIRAN III Data belief (sesungguhnya) Nasabah ... 104
Data ideal (yang diharapkan) Nasabah ... 107
Data belief (sesungguhnya) Karyawan ... 110
Data ideal (yang diharapkan) Kayawan ... 111
LAMPIRAN IV Tabel Nilai r Product Moment ... 112
LAMPIRAN V Output Correlation Belief Pelanggan (validitas) ... 113
Output Correlation Ideal Kepuasan Pelanggan (validitas) ... 116
Output Correlation Belief Kepuasan Karyawan (validitas) ... 119
Output Correlation ideal Kepuasan Karyawan (validitas) ... 123
LAMPIRAN VI Output Belief Kepuasan Nasabah (Reliabilitas) ... 126
Output Belief Kepuasan Karyawan (Reliabilitas) ... 127
LAMPIRAN VII Laporan Laba Rugi ... 128
Laporan Neraca ... 129
Informasi lain ... 131
Nasabah PT. BPR Kembang Parama th. 2013-2015 ... 132
Pengaduan Nasabah ... 132
Efisiensi Waktu Transaksi dan Peminjaman ... 132
(16)
xv LAMPIRAN VIII
(17)
xvi
ABSTRAK
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
(Studi Kasus pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan)
Laurencia Dina Dwi Rahmawati NIM : 132114006 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT. BPR Kembang Parama Muntilan yang diukur dengan metode balanced scorecard. Pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard dapat dijadikan sebagai dasar dalam perbaikan strategi perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilaksanakan di PT. BPR Kembang Parama Muntilan. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan dokumentasi, kuisoner, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis balanced scorecard yaitu mengukur kinerja dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Hasil yang ditunjukkan dari pengukuran perspektif keuangan ROA, BOPO berada pada kategori sangat baik dan profit margin dapat dikatakan baik meskipun mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan NPL tahun 2013 berada pada kategori tidak baik, tahun 2014-2015 berada kategori sangat tidak baik dan LDR pada tahun 2013-2014 berada pada tingkat cukup baik, pada tahun 2015 berada pada kategori baik. Perspektif pelanggan (market share) memiliki kecenderungan membaik, retensi pelanggan dan akuisisi pelanggan berada pada kategori baik, dan kepuasan nasabah berada pada kategori sangat puas. Perspektif bisnis internal proses layanan purna jual, efisiensi proses transaksi,efisiensi proses peminjaman berada pada kategori baik dan AETR berada pada kategori tidak baik. Sedangkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu produktifitas karyawan mengalami penurunan, pelatihan karyawan berada pada kategori baik dan kepuasan karyawan berada pada kategori sangat puas.
(18)
xvii ABSTRACT
THE ANALYSIS OF PERFORMANCE MEASUREMENT BY USING BALANCED SCORECARD METHOD (Case Study at PT. BPR Kembang Parama Muntilan)
Laurencia Dina Dwi Rahmawati NIM: 132114006
Sanata Dharma University Yogyakarta 2017
The aim of this research was to discover the performance of PT. BPR Kembang Parama Muntilan measured by using balanced scorecard method. The performance measurement by using balanced scorecard method could be used as the foundation of corporate strategy improvement.
This research was a case study. It was done at PT. BPR Kembang Parama Muntilan. There were two kinds of data collection shown in this research, namely qualitative and quantitative data. Documentation, questioner and interview were employed as data gathering technique. The researcher applied balanced scorecard method to analyze the data. This method measured the performance through financial perspective, customer perspective, internal business perspective, and also development and learning perspective.
The result seen from the measurement of financial perspective was ROA,
BOPO belonged to „excellent‟ category. Besides, NPL of 2013 belonged to „bad‟
category, NPL of 2014-2015 belonged to „very bad‟ category, LDR of 2013-2014
belonged to „fairly good‟ category, and LDR of 2015 belonged to „good‟ category. Customer perspective (market share) had an improved tendency, customers‟ retention and acquisition belonged to „good‟ category, and customers‟ satisfaction belonged to „very satisfied‟ category. Moreover, internal business perspective, after-sales service process, the efficiency of transaction process, the efficiency of
lending process belonged to „good‟ category. Yet, the result of AETR was slightly different since it belonged to „bad‟ category. Lastly, development and learning
perspective, which covered employees‟ productivity, was declining. However, employees‟ training was in „good‟ category and employees‟ satisfaction belonged to „very satisfied‟ category.
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian
suatu negara. Perbankan merupakan suatu perusahaan yang menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksaanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Semakin baik keadaan perbankan
maka semakin baik juga perekonomian negara. Pada era globalisasi ini tidak
dipungkiri lagi bahwa persaingan badan usaha perbankan semakin kompetitif.
Persaingan ini membuat dunia perbankan harus melakukan strategi yang tepat
sehingga dapat meningkatkan daya saing yang berkelanjutan. Strategi yang
tepat yang dapat meningkatkan daya saing salah satunya adalah dengan
meningkatkan berbagai macam program layanan jasa yang diberikan kepada
masyarakat.
Dalam menghadapi persaingan yang kompetitif maka organisasi tersebut
harus mampu memberikan program layanan jasa yang maksimal serta
memiliki keunggulan dibandingkan dengan organisasi lain. Program-program
unggulan tersebut yang nantinya akan menarik minat dan kepercayaan yang
luas. Salah satu program unggulan yang menarik minat dan kepercayaan yang
(20)
Kinerja dari sebuah perusahaan dapat dijadikan sebagai tolok ukur dari
kemampuan suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya
Kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam suatu
organisasi (Krismiaji, 2011: 346). Semakin kinerja yang dilakukan maksimal
maka akan mampu memberikan hasil yang maksimal juga. Kinerja dalam satu
periode tertentu dapat menjadi acuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
organisasi, sehingga organisasi tidak hanya mampu bertahan namun juga
dapat bersaing dan berkembang. Pengukuran kinerja ini tidak hanya untuk
memonitor kinerja manajer dan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
yang diinginkan tetapi juga membantu para manajernya dalam memonitor
posisi strategis perusahaan.
Pada umumnya pengukuran atau penilaian kerja yang dilakukan oleh
perusahaan atau organisasi masih menggunakan laporan keuangan atau
finansial sebagai satu-satunya tolok ukur kinerja perusahaan. Sistem
pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan laporan keuangan
atau finansial memiliki kelemahan dan keterbatasan. Menurut Tahaka (2013),
pengukuran kinerja dari aspek keuangan mudah dimanipulasi sesuai dengan
kepentingan manajemen sehingga hasil pengukuran kinerja tradisional
semacam ini kurang tepat jika diterapkan dalam perusahaan perbankan.
Tujuan utama perusahaan perbankan adalah memberikan layanan jasa yang
sebaik-baiknya kepada masyarakat, selain itu dengan pengukuran kinerja
yang hanya berdasarkan keuangan saja mengakibatkan banyaknya potensial
(21)
perusahaan-perusahaan khususnya perbankan diharuskan dalam melakukan penilaian
kinerja organisasi tidak hanya dari segi finansial saja namun juga dari segi
non-finansial.
Penilaian kinerja dengan memperhatikan sisi finansial dan non-finansial
dapat menggunakan balanced scorecard. Pengukuran kinerja dengan metode
balanced scorecard didasarkan pada 4 persepektif yaitu meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan/nasabah, perspektif proses bisnis serta
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Keunggulan penerapan balanced
scorecard adalah dapat memberikan ukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam perbaikan strategis perusahaan. (Arum: 2013)
Oleh karena itu, peneliti termotivasi melakukan pengukuran kinerja
dengan metode balanced scorecard, sehingga dapat diketahui tingkat kinerja
dari perspektif keuangan, perspektif nasabah, perspektif bisnis internal,
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dari uraian diatas maka penulis
tertarik melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard Studi Kasus pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini “Bagaimana kinerja PT. BPR Kembang Parama Muntilan jika diukur dengan menggunakan metode
(22)
C. Tujuan Penelitian
Mengukur kinerja PT. BPR Kembang Parama Muntilan jika diukur
menggunakan metode balanced scorecard yang meliputi perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. BPR Kembang Parama Muntilan
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui seberapa tingkat
kualitas kerja yang sudah diberikan oleh PT. BPR Kembang Parama
Muntilan kepada masyarakat. Apabila kinerja PT. BPR Kembang Parama
dirasa kurang memenuhi standar maka segera dilakukan perbaikan
kualitas pelayanan demi mempertahankan nasabah. Hal ini dilakukan agar
PT. BPR Kembang Parama dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan menambah wawasan pembaca mengenai pengukuran kinerja
perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard.
3. Bagi Masyarakat
Mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan dan dapat memenuhi
standar pelayanan yang baik dan berkualitas sehingga nasabah merasakan
kepuasan atas pelayanan yang diberikan PT. BPR Kembang Parama
(23)
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan
sehingga ketika memasuki dunia kerja dapat memberikan
keputusan-keputusan yang baik untuk mempertahankan perusahaan dalam
menghadapi persaingan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sitematika
penulisan.
Bab II Kajian Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai pengertian kinerja dan pengukuran
kinerja, pengertian bank, penilaian kinerja bank, jenis bank,
pengertian balanced scorecard, keunggulan balanced scorecard,
aspek-aspek yang diukur dalam balanced scorecard meliputi:
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu,
subjek dan objek penellitian, teknik pengumpulan data, populasi
dan sampel, jenis data, sumber data, instrumen pengujian data,
(24)
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan tentang data perusahaan terdiri dari gambaran
umum perusahaan yang meliputi sejarah dan perkembangan
perusahaan, visi, misi, budaya, struktur organisasi dan job
description struktur organisasi PT. BPR Kembang Parama Muntilan.
Bab V Analisis Dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang hasil analisis dan pembahasan
mengenai pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard
pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan.
Bab VI Penutup
Bab ini menjelaskan tentang simpulan, keterbatasan dan saran bagi
peusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja
(25)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja dan Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2013: 67), Kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance (Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Menurut Robertson (2002) dalam Mahsun (2013: 141), pengukuran
kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya
dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa
baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa
jauh pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud
yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
3. Manfaat Pengukuran Kinerja
(26)
manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut:
a) Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan
membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya
memberi kepuasan kepada pelanggan.
b) Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian
dari mata-rantai pelanggan dan pemasok internal.
c) Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong
upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut
(reduction of waste)
d) Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur
menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran
organisasi
e) Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan
memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
B. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
(27)
2. Jenis Bank
Menurut Ismail (2010: 13), bank sesuai dengan fungsinya dibedakan
menjadi:
a. Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur
bank-bank yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada satu di
setiap negara dan mempunyai kantor hampir di setiap provinsi. Bank
sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia.
b. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Fungsi BPR umumnya yaitu hanya memberikan
pelayanan jasa dalam menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kepadamasyarakat BPR tidak memberikan pelayanan
(28)
C. Balanced Scorecard
1. Pengertian Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000: 16) balanced scorecard adalah suatu
kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang
diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa
lalu, balanced scorecard juga memperkenalkan pendorong kinerja
finansial masa depan. Pendorong kinerja yang meliputi perspektif
pelanggan, perspektif bisnis internal dan pembelajaran serta
pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan
yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat kedalam berbagai tujuan dan
ukuran yang nyata.
Menurut Yuwono, et.al. (2007: 8), balanced scorecard merupakan suatu
sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat,
tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer
tentang performance bisnis.
2. Keunggulan Balanced Scorecard
Menurut Salman (2016: 12), empat keunggulan yang diperoleh
perusahaan dengan menerapkan balanced scorecard adalah:
a. Komprehensif (comprehensive)
Pengukuran yang holistik, luas dan menyeluruh (komprehensif) ini
berdampak pada perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih
strategi perusahaaan dan memberikan kemampuan bagi perusahaan
(29)
b. Koheren (coherence)
Di dalam balanced scorecard ada istilah hubungan sebab akibat
(causal relationship). Setiap perspektif (keuangan, costumer, proses
bisnis dan pembelajaran-pertumbuhan) mempunyai tujuan atau
sasaran strategis (strategic objective)
c. Seimbang (balance)
Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan dalam empat
perspektif meliputi sasaran jangka pendek dan sasaran jangka
panjang yang berfokus pada faktor internal dan eksternal.
d. Terukur (measured)
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya
keyakinan bahwa „if we can measure it, we can manage it, if we can
manage it, we can achieve it‟ artinya perusahaan dapat mengukur sesuatu, perusahaan dapat mengelolanya dan jika perusahaan dapat
mengelola sesuatu, perusahaan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
3. Perspektif dalam Balanced Scorecard
Menurut Yowono, et al. (2007: 31), pengukuran kinerja dengan
menggunakan balanced scorecard dibagi dalam empat aspek yaitu
sebagai berikut:
a. Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
(30)
siklus kehidupan bisnis yaitu:
1) Tahapan Pertumbuhan (Growth)
Growth adalah tahap awal dari siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara
signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini,
manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan
suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan
suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan
operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan
distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta
membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan,
2) Tahapan Bertahan (Sustain)
Tahapan kedua perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian
terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan
pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika
mungkin.
3) Tahapan Menuai (Harvest)
Tahapan ketiga perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil
investasi pada tahap-tahap sebelumnya. Sasaran keuangan dalam
tahap ini adalah memaksimumkan arus kas masuk dan
(31)
Laksmita (2011) menyatakan pengukuran kinerja keuangan untuk
bank dapat diukur melalui rasio sebagai berikut:
a) Kualitas Aset – NPL (Non Performing Loan)
NPL merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah
terhadap total kredit yang diberikan. Credit risk adalah risiko
yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk
pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai sebab, debitur
mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajiban kepada bank
seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan
lain-lain.
b) Likuiditas – LDR (Loan to Deposit Ratio)
LDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Loan to
deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh
pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban
bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin
menarik uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
(32)
c) Profit margin
Profit margin merupakan rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
(Dendawijaya, 2009: 122)
d) ROA (Return On Assets)
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset.(Dendawijaya, 2009: 120)
e) BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional)
BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional.Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya
adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan
pendapatan operasional bank didiminasi oleh biaya bunga dan
(33)
b. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Perpekstif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran yaitu
sebagai berikut:
1) Customer Core Measurement
Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen dalam pengukurannya yaitu:
a) Pangsa Pasar (Market Share)
mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas
keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain:
jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit
penjualan.
b) Retensi Pelanggan (Customer Retention)
mengukur tingkat di mana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan konsumen.
c) Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)
mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik
pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
d) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria
kinerja spesifik dalam value proposition.
(34)
mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen
setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk
mendukung pelanggan tersebut.
2) Customer Value Proposition
Customer value proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada
atribut sebagai berikut:
a) Product/service attributes (Atribut Produk/Jasa), meliputi
fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas.
b) Customer relationship (Hubungan Pelanggan), mencakup
penyampaian produk/jasa kepada pelanggan, yang meliputi
dimensi waktu tanggap dan penyerahan, serta bagaimana
perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari
perusahaan yang bersangkutan.
c) Image and reputation (Citra dan Reputasi), menggambarkan
faktor–faktor tak berwujud yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan.
c. Perspektif Bisinis Internal (Perspective Internal business)
Analisis proses bisnis interal perusahaan dilakukan dengan
menggunkan analisis value-chain. Di sini, manajemen
mengidentifikasi proses internal bisnisyang krits yang harus
diunggulkan perusahaan. Dalam perspektif ini memungkinkan
(35)
apakah prodduk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi
pelanggan. Kaplan dan Norton membagi proses bisnis internal ke
dalam:
1) Proses Inovasi
Proses inovasi adalah proses dimana perusahaan mampu
memahami kebutuhan dari nasabah dan menciptakan produk dan
jasa yang dibutuhkan.
2) Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan meyampaikan
produk jasa. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses
operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas dan biaya.
3) Proses Pelayanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada nasabah setelah
penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Perusahaan dapat
mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini
telah memenuhi harapan pelanggan.
Menurut Hilton (2011: 427), bisnis internal dapat diukur dengan:
1) Efisiensi Transaksi
Efisiensi transaksi dapat terlihat dari persentase transaksi
online dan persentase dari transaksi yang eror setiap nasabah.
2) Efisiensi Proses Peminjaman
Efisiensi proses peminjaman dapat dilihat dari rata-rata waktu
(36)
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth
Perspective)
Perspektif pembelajran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor
sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Dalam
perspektif ini, perusahaan melihat tolok ukur:
1) Produktifitas karyawan
Adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha
peningkatan moral dan keahlian karyawan, inovasi dan kepuasan
pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang
dihasilkan oleh para karyawan dengan jumlah yang dikerahkan
untuk menghasilkan keluaran tersebut.
2) Persentase Pelatihan karyawan yang terampil
Untuk meningkatkan kompetensi dalam mengelola manajemen,
sehingga karyawan dapat terus berkembang dan terampil di
masing-masing unit kerja.
3) Kepuasan Karyawan
Kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat
penting dan hal ini merupakan pra-kondisi untuk meningkatkan
daya tanggap mutu, produktivitas dan layanan pelanggan. Untuk
mencapai kepuasan karyawan, maka pihak manajer dapat
(37)
19 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dimana peneliti
melakukan observasi secara langsung untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian.
B. Waktu dan Tempat penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016 – Januari 2017 2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Kembang Parama Muntilan yang
beralamat di Jalan Pemuda No. 12 Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan dan
nasabah PT. BPR Kembang Parama Muntilan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan neraca dan laba rugi PT.
BPR Kembang Parama Muntilan periode 2013-2015 dan hasil kuisioner
(38)
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data kualitatif adalah data yang diperoleh melalui wawancara untuk
memperoleh informasi yaang terkait dengan perusahaan. Data kuantitatif
hasil perhitungan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan
empat perspektif dalam balanced scorecard.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil penyebaran
kuisioner kepada karyawan dan nasabah PT. BPR Kembang Parama
Muntilan.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan neraca dan
laba rugi tahun 2013-2015, jumlah data karyawan dan nasabah.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan langsung kepada Direksi PT. BPR Kembang
Parama Muntilan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi
mengenai perkembangan PT. BPR Kembang Parama baik dari keuangan
maupun non keuangan.
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada nasabah dan
(39)
digunakan mengacu pada penelitian Ade Gustika (2011) dan Bertalia
Kartika (2016). Ada 2 kuisioner yang yang digunakan yaitu:
a. Kuisioner Kepuasan pelanggan bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan nasabah terhadap pelayanan bank.
b. Kuisioner kepuasan karyawan bertujuan untuk megetahui tingkat
kepuasan dan pandangan karyawan terhadap PT. BPR Kembang
Parama Muntilan. Kuisioner dibagikan kepada seluruh karyawan
yang berjumlah 33 orang.
Menghitung skor kuisioner kepuasan pelanggan dan kepuasan karyawan
menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban: Pada faktor belief
(yang sesungguhnya) yaitu 1 sangat tidak setuju; 2 tidak setuju; 3 kurang
setuju; 4 setuju; 5 sangat setuju dan pada faktor ideal (yang diharapkan)
yaitu 1 sangat tidak berharap; 2 tidak berharap; 3 kurang berharap; 4
berharap; 5 sangat berharap.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mencatat dan atau mengcopy data yang diperoleh dari PT. BPR Kembang
Parama Muntilan adalah sebagai berikut:
a. Gambaran umum perusahaan
b. Struktur organisasi
c. Laporan keuangan neraca dan laba rugi tahun 2013-2015
d. Jumlah karyawan dan jumlah nasabah tahun 2013-2015
e. Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan
f. Jumlah pengaduan nasabah
(40)
h. Standar operasional waktu proses peminjaman tahun 2013-2015
F. Populasi dan Sampel
Menurut Siregar (2013: 56), populasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu
“population” yang berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek peneliti yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya.
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta
ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik pemilihan
sampel non probabilitas, yaitu pemilihan sampel yang tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan Convenience sampling. Menurut Siregar, (2013:
60) Convinience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi
responden untuk dijadikan sampel.
Rumus yang menentukan besarnya sampel yang diinginkan menggunakan
rumus solvin (Siregar, 2013: 61)
n =
Keterangan: n = Sampel N = Populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan
n =
(41)
G. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Menurut Riduwan (2011: 194) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen.
Jika r hitung < r tabel, maka item dinyatakan tidak valid
Jika r hitung > r tabel, maka item dinyatakan valid
Suatu indikator pernyataan dikatakan valid jika korelasi antara
masing-masing indikator menunjukkan hasil yang signifikan. Pengujian
instrumen penelitian ini menggunkan teknik korelasi pearson dengan
tingkat signifikan sebesar 1%.
2. Reliabilitas
Menurut Riduwan (2011: 194) reliabilitas menunjukkan pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap
baik. Suatu variabel dikatakan reliable jika memiliki cronbach alpha >
0.60
H. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mengimplementasikan metode balanced
scorecard terdiri dari empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif pembelajaran dan
(42)
1. Perspektif Keuangan
a. Return On Asset (ROA)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari seluruh aktiva yang dimiliki. Bank
Indonesia menetapkan ROA (Return On Asset) dikatakan
perolehan laba tinggi jika diatas 1,5%.
ROA =
b. Profit Margin
Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh oleh Bank
untuk setiap pendapatan. Besarnya profit margin PT. BPR Kembang
Parama Muntilan dapat dibandingkan dengan rata-rata profit margin
seluruh bank yang terdaftar di BEI. Rumus untuk mencari profit
margin adalah sebagai berikut:
Profit margin =
c. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya atau rasio digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional. Bank Indonesia menetapkan
bahwa tingkat efisiensi dapat dikatakan baik apabila mencapai
(43)
BOPO =
%
d. Non Performing Loan (NPL)
Rasio NPL menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mengendalikan resiko kredit yang dikaitkan dengan kemungkinan
kegagalan klien membayar kewajibannya atau debitur tidak
melunasi hutangnya. Standar terbaik NPL menurut Bank Indonesia
NPL < 2%
NPL =
e. Loan Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio perbandingan antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan
jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Bank Indonesia
menetapkan standar terbaik LDR 50%-75%
LDR =
Berdasarkan perhitungan perspektif keuangan diatas terdapat
kriteria penetapan peringkat komponen bank menurut Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
(44)
Tabel 3.1 Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Bank
(Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011)
No Komponen Penilaian
Peringkat
1 2 3 4 5
1 Return On Asset (ROA) ROA>1,5% 1,25%<ROA≤1,5% 0,5%<ROA≤1,25% 0%<ROA≤0,5% ROA≤0% 2
Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO≤83% 83%<BOPO≤85% 85%<BOPO≤87% 87%<BOPO≤89% BOPO>89% 3 Non Performing Loan
(NPL)
NPL<2% 2%≤NPL<5% 5%≤NPL<8% 8%≤NPL<12% NPL≥12% 4 Loan Deposit Ratio
(LDR)
50%<LDR≤75% 75%<LDR≤85% 85%<LDR≤100% 100%<LDR≤120% LDR≥120%
Keterangan:
Peringkat 1 : Sangat Baik Peringkat 2 : Baik
Peringkat 3 : Cukup Baik Peringkat 4 : Tidak Baik
(45)
2. Perspektif Pelanggan/Nasabah
a. Pangsa Pasar (Market Share)
Pengukuran pangsa pasar dapat dianalisis secara deskriptif melalui
data sekunder pangsa pasar PT. BPR Kembang Parama Muntilan.
Pengukuran bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase
penguasaan pasar dibandingkan dengan bank umum lainnya.
Semakin tinggi persentase nilai pangsa pasar maka semakin baik
penguasaan segmen pasarnya. Rumus untuk mengetahui tingkat
penguasaan segmen pasar adalah sebagai berikut (Laksmita, 2011)
Market share =
b. Akuisisi Pelanggan
Yaitu mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik
pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. Semakin tinggi
tingkat akuisisi pelangggan maka semakin baik karena bank
diangggap mampu memenangkan nasabah baru dari pesaing. Tolok
ukurnya (Tahaka, 2011)
Akuisisi Pelanggan =
c. Retensi Pelanggan (CustomerRetention)
Kondisi dimana bank mampu mempertahankan nasabahnya.
Semakin tinggi tingkat retensi nasabah maka semakin baik, karena
bank dianggap mampu mempertahankan nasabah lama. Untuk
(46)
lama dalam satu periode dengan total nasabah. Tolok ukurnya
(Tahaka, 2011)
customer retention =
d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Tingkat kepuasan dapat diketahui melalui analisis kuantitatif dan
deskriptif melalui Multiatribute Attitude Model. Dalam model atribut
ini, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dua faktor,
yaitu: kekuatan kepercayaan menonjol yang diasosiasikan dengan
objek dan evaluasi atas kepercayaan tersebut (Peter, J. Paul dan Jerry
C. Olson 2013: 138). Langkah-langkah analisis Multiatribute
Attitude Model adalah sebagai berikut:
1) Menentukan atribut yang menjadi pertimbangan responden.
2) Menentukan bobot masing-masing atribut (Wi) berdasarkan
urutan
Wi =
3) Menghitung rata-rata ideal dan belief dalam skala
Ideal merupakan kondisi atau keadaan yang diharapkan oleh responden. Sedangkan belief merupakan kondisi atau keadaan
yang dipercaya responden. Untuk menghitung ideal dan belief
dengan menggunakan rumus:
Rata – rata Ideal =
(47)
Rata – rata Belief =
4) Memasukkan hasil data ideal dan belief kedalam tabel,
kemudian dihitung ke dalam model.
5) Menghitung sikap nasabah dengan menggunakan rumus:
∑
Keterangan:
Ab :Sikap terhadap objek Wᵢ :Bobot terhadap atribut
Iᵢ :Nilai rata-rata ideal dari responden pada atribut i Xᵢ :Nilai rata-rata belief dari responden untuk atribut i n :Jumlah atribut
6) Hasil perhitungan dari langkah sebelumnya diinterprestasikan
menggunakan skala likert, dengan:
(Sikap-1) x 100 dan hasilnya (5-1) x 100 = 400
Hal ini dapat dilihat dengan skala sikap dibawah ini:
0 80 160 240 320 400
Keterangan:
0 – 80% : sangat puas 81 – 160% : puas
161 – 240% : cukup puas 241 – 320% : tidak puas
321 – 400% : sangat tidak puas
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
a. Proses Operasi Pelayanan
Digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang diberikan
(48)
Expense to Total Revenue (AETR) untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu proses transasksi yang dilakukan
bank. Menurut Rangkuti, (2011: 105) AETR dikatakan sangat baik
jika < 8,5%, dikatakan baik jka 8,5%-10%, dikatakan cukup baik
jika berada di 10%-12% dan dikatakan tidak baik jika >12%.
AETR =
b. Proses Layanan Purna Jual
Pengukuran purna jual diukur melalui data pengaduan nasabah dari
tahun 2013-2015. Pengaduan bisa berupa kritik maupun saran
terhadap proses pelayanan terhadap bank. Pengaduan yang dimaksud
yaitu pengaduan mengenai layanan kredit, tabungan, dan operasional
bank (Pelayanan costumer service, Pelayanan yang tidak tepat
waktu). Layanan purna jual dilakukan untuk mengetahui data
pengaduan nasabah, yang diukur melalui jumlah pengaduan
terselesaikan dan belum terselesaikan dari tahun 2013-2015. Hasil
pengukuran purna jual nantinya menunjukkan tingkat keseriusan
bank untuk menyelesaikan pengaduan yang diberikan oleh nasabah.
Semakin tinggi persentase penyelesaian pengaduan bank akan
meningkatkan kepuasan dan kepercayaan nasabah. (Tahaka: 2011)
c. Efisiensi Proses Transaksi
Proses pengukuran efisiensi proses transaksi dilakukan analisis
desktiptif yaitu dengan menjelaskan data perbedaan waktu pelayanan
(49)
dilihat dari seberapa besar tingkat efisiensi sistem operasional (SOP)
yang telah ditetapkan oleh bank. Tingkat efisiensi transaksi dilihat
dari jumlah nasabah yang dapat dilayani waktu 1 jam untuk proses
tabungan dan kredit. Semakin banyak jumlah nasabah yang dapat
dilayani dalam kebutuhan tabungan dan kredit maka akan semakin
meningkatkan kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan
oleh karyawan. (Hilton, 2011: 427)
d. Efisiensi Proses Peminjaman
Pengukuran efisiensi proses peminjaman dilakukan melalui analisis
deskriptif yaitu dengan menjelaskan data waktu pengajuan pinjaman
sampai dengan pencairan pinjaman dari tahun 2013-2015 yang telah
ditetapkan oleh bank. Semakin cepat proses pencairan pinjaman
maka akan semakin baik tingkat efisiensi proses peminjaman dan
tingkat kepuasan nasabah akan semakin tinggi. (Hilton, 2011: 427)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth)
a. Produktifitas Karyawan (employee productivity)
Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
produktivitas karyawan sebagai upaya untuk meningkatkan
penjualan. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung produktifitas karyawan (Arum, 2013: 14)
Produktivitas karyawan =
(50)
b. Tingkat Pelatihan Karyawan
Pelatihan atau training merupakan kegiatan yang sangat penting bagi
perusahaan untuk meningkatkan daya saing serta meningkatkan
profesionalitas karyawan. Semakin tinggi tingkat pelatihan karyawan
maka semakin baik karena bank dianggap mampu menghasilkan
karyawan yang terampil untuk meningkatkan kinerja bank. Tolok
ukur yang digunakan untuk mengetahui seberapa sering perusahaan
memberikan pelatihan dan pengembangan kepada sumber daya
manusia yang dimilikinya adalah: (Laksmita, 2011: 14)
Tingkat Pelatihan Karyawan =
c. Tingkat kepuasan karyawan (employee satisfaction)
Tingkat kepuasan dapat diketahui melalui analisis kuantitatif dan
deskriptif melalui Multiatribute Attitude Model. Dalam model atribut
ini, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dua faktor,
yaitu: kekuatan kepercayaan menonjol yang diasosiasikan dengan
objek dan evaluasi atas kepercayaan tersebut (Peter, J. Paul dan Jerry
C. Olson 2013: 138). Langkah-langkah analisis Multiatribute
Attitude Model adalah sebagai berikut:
1) Menentukan atribut yang menjadi pertimbangan responden.
2) Menentukan bobot masing-masing atribut (Wi) berdasarkan
urutan
(51)
3) Menghitung rata-rata ideal dan belief dalam skala
Ideal merupakan kondisi atau keadaan yang diharapkan oleh responden. Sedangkan belief merupakan kondisi atau keadaan
yang dipercaya responden. Untuk menghitung ideal dan belief
dengan menggunakan rumus:
Rata – rata Ideal =
Rata – rata Belief =
4) Memasukkan hasil data ideal dan belief kedalam tabel,
kemudian dihitung ke dalam model.
5) Menghitung sikap nasabah dengan menggunakan rumus:
∑
Keterangan:
Ab :Sikap terhadap objek Wᵢ :Bobot terhadap atribut
Iᵢ :Nilai rata-rata ideal dari responden pada atribut i Xᵢ :Nilai rata-rata belief dari responden untuk atribut i n :Jumlah atribut
6) Hasil perhitungan dari langkah sebelumnya diinterprestasikan
menggunakan skala likert, dengan:
(Sikap-1) x 100 dan hasilnya (5-1) x 100 = 400
Hal ini dapat dilihat dengan skala sikap dibawah ini:
(52)
Keterangan:
0 – 80% : sangat puas 81 – 160% : puas
161 – 240% : cukup puas 241 – 320% : tidak puas
321 – 400% : sangat tidak puas
I. Kesimpulan
Tabel 3.2 Hasil pengukuran kinerja menggunakan balanced scorecard di PT. BPR Kembang Parama Muntilan
Rasio Hasil Perhitungan Analisis
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Perspektif Keuangan 1. ROA
2. Profit margin 3. BOPO 4. NPL 5. LDR
Perspektif Pelanggan
1. Pangsa Pasar 2. Akuisisi Pelanggan 3. Retensi Pelanggan 4. Kepuasan Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Proses Operasi
2. Proses Layanan Purna Jual 3. Efisiensi Proses Transaksi 4. Efisiensi Proses Peminjaman
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1. Produktivitas Karyawan 2. Pelatihan Karyawan 3. Kepuasan Karyawan
(53)
35 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan PT. BPR Kembang Parama
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR Kembang Parama) secara resmi
didirikan pada tanggal 14 Maret 1991, dengan akta notaris Hendranata No.
326 tertanggal 26 Mei 1990. Ijin prinsip keputusan menteri kehakiman
Republik Indonesia Nomor: C2-4530-HT.01.TH 90 tanggal 31 Juli 1990. Ijin
usaha keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No.
Kep-054/KM.13/1991 tertanggal 25 Februari 1991.
Pada awal operasional PT. BPR Kembang Parama menempati gedung di
ruko PJKA AI/5 Muntilan, dan seiring dengan berjalannya waktu mengalami
perluasan gedung dengan menambah ruko disebelahnya yaitu ruko PJKA
AI/4. Untuk meningkatkan pelayanan kepada para nasabah, PT. BPR
Kembang membuka kantor pelayanan kas di ruko Prayudan Permai Blok A
No. 15 Mertoyudan Magelang dengan persetujuan Bank Indonesia No.
4/1111/DP BPR/ID BPR/Sm tertanggal 7 Juni 2002.
Selanjutnya manajemen PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR Kembang
Parama) mengembangkan pasar dengan membuka kantor cabang yang
pertama di Kotamadya Salatiga dengan ijin Bank Indonesia No 6/1150
DPBPR/IDBPR/Sm tertanggal 26 Mei 2004 dan secara resmi mulai
beroperasi pada tanggal 19 Juni 2004 di Pertokoan Makutarama Jl. A Yani no
(54)
alamat di Pertokoan Makutarama Jl. A Yani No 3 dengan pertimbangan
tempat pelayanan yang lebih luas.
Dalam perkembangannya manajemen PT. BPR Kembang Parama terus
melakukan perluasan jaringan kantor dengan membuka kantor cabang di
Kabupaten Klaten dengan Ijin Prinsip No.13/1813/DKBU/Idad/Sm tertanggal
30 November 2011. Ijin Operasional No. 14/293/DKBU/Idad/Sm tertanggal
21 Februari 2012. Secara resmi kantor cabang Kabupaten Klaten mulai
beroperasi pada tanggal 8 Maret 2012 di Jalan Pemuda No 209 Klaten.
Semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap PT. BPR
Kembang Parama, maka manajemen perlu untuk meningkatkan pelayanan
bank secara lebih baik. Guna memenuhi hal tersebut, maka manajemen mulai
tahun 2013 membangun gedung baru untuk kantor pusat yang terletak di
Jalan Pemuda No. 12 Muntilan, dengan luas tanah hasil pembelian seluas 510
m2, yang dibangun untuk 3 lantai. Pembangunan gedung telah selesai dan
siap ditempati pada bulan September 2014. Pada tanggal 13 November 2014
memperoleh persetujuan pemindahan alamat kantor ke gedung baru dengan
surat persetujuan OJK No. S-340/KR.41/2014, dan secara resmi kantor pusat
PT. BPR Kembang Parama pindah alamat ke gedung baru pada tanggal 26
November 2014.
B. Penilaian Kinerja PT. BPR Kembang Parama Muntilan
PT. BPR Kembang Parama merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang perbankan. Tujuan didirikan PT. BPR Kembang Parama untuk
(55)
sampai saat ini PT. BPR Kembang Parama mendapatkan kepercayaan oleh
masyarakat sekitar sebagai Bank yang memberikan pelayanan baik.
Pelayanan yang baik terus dikembangkan oleh bank sebagai sarana demi
tercapainya tujuan perusahaan.
Selama ini PT. BPR Kembang Parama menilai tingkat keberhasilan
dengan melihat Laporan Keuangan. Dengan laporan keuangan dapat dilihat
tingkat kesehatan bank pada dalam satu tahun kinerja. Penilaian laporan
keuangan PT. BPR Kembang Parama ini dapat dikatakan sehat karena
memiliki sumber daya manusia yang baik dan berkompeten. Berbagai cara
yang dilakukan PT. BPR Kembang Parama agar memiliki sumber daya
manusia yang berkompeten adalah dengan mengadakan training bagi
karyawan. Hasil yang diperoleh setelah karyawan mengikuti training adalah
kinerja yang baik berdasarkan training yang sudah diperoleh, maka hal ini
akan memberikan dampak yang baik bagi kepuasan nasabah. Kepuasan
nasabah yang tinggi akan meningkatkan daya tarik orang banyak pada PT.
BPR Kembang Parama.
C. Jenis Produk/Jasa pada PT. BPR Kembang Parama
PT. BPR Kembang Parama mengembangkan produk dan jasa yang
dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Produk yang ditawarkan
berupa tabungan, deposito dan kredit. Setiap tahunnya produk yang
ditawarkan berbeda, hal tersebut untuk meningkatkan kepuasan nasabah.
Untuk pelayanan penghimpunan dana tabungan deposito di sentra-sentra
(56)
dengan sistem jemput bola, dimana petugas akan datang ke tempat usaha
nasabah. Pelayanan dengan sistem jemput bola ini akan memberikan
kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi tanpa harus
meninggalkan pekerjaannya sehingga tidak mengganggu transaksi bisnisnya.
Demikian juga untuk penyetoran dalam jumlah tertentu akan dilakukan
dengan memberikan pelayanan dengan pengambilan serta mengantarkan dana
jika ada nasabah yang akan menyetorkan tabungan atau melakukan penarikan
tabungan dalam jumlah tertentu. Untuk produk tabungan, juga beberapa
macam dengan keunggulan-keunggulan yang prima. Beberapa produk
tabungan arisan yang berjalan dengan hadiah yang sangat menarik berupa
produk-produk unggulan yang selama ini telah sukses dilaksanakan. Untuk
tabungan umum, memiliki keunggulan pada “bebas beaya adminitrasi kredit
bulanan” sehingga nasabah tidak akan mengalami kerugian akibat tergerus
dana tabungan untuk beaya adminitrasi tersebut. Dalam penghimpunan dana
deposito, para nasabah ditawarkan suku bunga yang tentunya sangat menarik.
Dalam proses pemberian kredit kepada masyarakat luas, kami
memberikan layanan program-program unggulan, dan serba “CERAH” (Cepat dan Murah) dengan proses yang cukup cepat serta bunga yang
tergolong sangat murah dibandingkan dengan lainnya. Untuk proses
pengajuan sangat mudah yaitu dengan persyaratan yang lengkap maka proses
pencairan hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari saja. Demikian juga
(57)
atau uang pelicin dari nasabah”, sehingga tidak menambah biaya biaya pencairan kredit.
D. Visi, Misi dan Budaya Kerja PT. BPR Kembang Parama
1. Visi
Menjadi BPR yang terdepan dan terpercaya
2. Misi
Meningkatkan kinerja BPR yang sehat, inovatif dan mampu memberikan
kontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan.
3. Budaya Kerja
K : Kreatif P : Positive Thinking
E : Excellent A : Adaptatif
M : Motivatif R
B : Brilliant A
A : Assertif M Ramah N : Normatif A
G : Gigih
a. Kreatif
Kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan hal- hal yang baru atau
cara baru dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Untuk menjaga
persaingan dalam berbagai bidang maka karyawan dituntut untuk
menciptakan ide kreatif guna untuk pengembangan perusahaan dalam
(58)
b. Excellent
Excellent adalah kemampuan dalam menciptakan keunggulan dan mutu yang baik. Dalam hal ini karyawan diharapkan untuk
memberikan service Excellent atau pelayanan prima kepada nasabah
dan calon nasabah. Dimana karyawan akan berani mengambil resiko
untuk memulai kebiasaan baru dengan melakukan sesuatu yang
berbeda dan dengan cara yang berbeda sehingga akan menantang
dirinya dalam melakukan pekerjaan.
c. Motivatif
Motivatif adalah kemampuan dalam melakukan aktivitas dengan
penuh motivasi atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Karyawan dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan
ketekunan yang tinggi dan semangat yang tinggi karena adanya
dorongan motivasi dari dalam diri masing-masing.
d. Brilliant
Brilliant adalah kemampuan untuk menciptakan ide yang cerdas dan cemerlang untuk pengembangan perusahaan. Ide-ide baru tersebut
digunakan untuk menciptakan produk perbankan dan untuk
melakukan kinerja sehari-hari agar lebih baik.
e. Assertif
Assertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun
(59)
dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak
lain.
f. Normatif
Normatif adalah kemampuan dalam melakukan pekerjaan dengan
berpegang teguh pada norma, aturan dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Dalam hal ini kata normatif mengacu kepada sikap, loyalitas
dan kesetiaan seseorang terhadap aturan atau kaidah yang berlaku di
lingkungan perusahaan.
g. Gigih
Gigih adalah kemampuan dalam melakukan pekerjaan dengan usaha
yang penuh semangat tanpa pantang menyerah. Usaha akan terus di
lakukan guna untuk perkembangan perusahaan dengan tekad, kerja
keras dan sifat optimis.
h. Positive Thinking
Positive Thinking adalah cara pandang dalam melihat dan menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih baik. Berfikir positif
akan menghasilkan pemikiran dan sikap yang baik sehingga akan
membuat hubungan antar karyawan menjadi baik, bersemangat dan
mampu bekerja sama dengan baik.
i. Adaptatif
Adaptatif adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan
(60)
perusahaan. Pekerja yang baik adalah pekerja yang mampu
beradaptasi dengan baik.
j. Ramah
Ramah adalah kemampuan karyawan dalam menunjukkan sikap yang
baik terhadap hubungan relasinya. Sikap-sikap tersebut dapat di
lakukan dengan murah senyum, sopan santun, sering menyapa, tulus
(61)
E. Struktur Organisasi RUPS KOMISARIS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR SPI VERIFIKASI KABAG OPERASIONAL KABAG KREDIT KPL.KTR CBG KPL.KTR. CBG
SALATIGA KLATEN
KPL KTR
KAS KASI DANA & PLYN
KASI KREDIT
KARYAWAN TABUNGAN/DEPOSITO CS BAGIAN UMUM ACCOUN ADM LEGAL
KANTOR
KAS TELLER AKUNTANSI PERSONALIA OFFICER
KREDIT &
SID OPERASIONAL
(62)
F. Job Description Struktur Organisasi PT. BPR Kembang Parama
1. Direktur Utama
a. Menterjemahkan dan melaksanakan ketentuan/ peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentangan atau berkaitan usaha dibidang
perbankan
b. Mengembangkan rencana dan strategi bisnis sesuai skala prioritas
serta sasaran yang telah ditetapkan.
c. Menetapkan pengadaan saran/fasilitas kantor dalam menunjang
kegiatan operasional bank.
d. Menciptakan dan mengembangkan produk-produk bank untuk tujuan
menguasai pasara dan atau mengantisipasi persaingan.
e. Memastikan bahwa setiap kebijakan yang ada relah ditetapkan dan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
f. Memberikan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan.
2. Direksi
a. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bagian-bagian
dikantor Bank.
b. Memperbaiki pelayanan terhadap nasabah, menampung
keluhan-keluhan nasabah dan mengupayakan pemecahannya.
c. Membimbing, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan,
pengetahuan serta ketrampilan aparat bank sehingga bisa memberikan
(63)
d. Menetapkan dan mengawasi pengeluaran untuk investasi maupun
pengeluaran biaya sesuai prinsip efisiensi.
e. Menyampaikan laporan baik berkala maupun insidentil kepada Bank
Indonesia dan Dewan Komisaris.
3. Kepala Bagian Kredit
a. Membantu Direksi dalam bidang kegiatan pemasaran kredit.
b. Mengelola dan mengkoordinir kegiatan seluruh bagian kredit.
c. Mengembangkan serta memasarkan produk-produk Bank.
d. Memantau target pelemparan kredit, penagihan kredit dan posisi
tunggakan kredit.
e. Mencari dan menentukan pasar sasaran (target market) kredit..
4. Petugas Administrasi Kredit
a. Memasukan data permohonan kredit ke dalam komputer.
b. Melakukan pengecekan di data SID untuk setiap permohonan kredit
yang masuk.
c. Memasukkan data realisasi, angsuran dan pelunasan kredit ke progam
SID.
d. Mengelola dan menyimpan dokumen-dokumen kredit secara
sistematis, tertib, rapi dan aman.
e. Mempelajari dan memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang
(64)
5. Bagian Legal
a. Melakukan pengecekan berkas perjanjian kredit yang telah diketik
sehingga di pastikan bahwa data tersebut benar & akurat.
b. Memeriksa kelengkapan persyaratan kredit sehingga dipastikan bahwa
persyaratan kredit telah lengkap.
c. Melakukan/meminta tanda tangan terhadap nasabah sebagai proses
akan kredit.
d. Mengeluarkan dan menyerahkan barang jaminan kepada nasabah yang
telah lunas kreditnya sesuai dengan prosedur yang berlaku.
e. Mendampingi nasabah yang melakukan penandatanganan kredit di
notaris.
6. Account Officer
a. Mengumpulkan data calon nasabah yang dianggap potensial, dan
dicatat dalam buku register khusus.
b. Membuat laporan hasil survei berikut rekomendasi putusan kredit atas
data permohonan kredit nasabah.
c. Meningkatkan jumlah penyaluran kredit kepada masyarakat/
Outstanding kredit.
d. Melakukan aktivitas penagihan kepada debitur yang mengalami
keterlambatan angsuran.
e. Melakukan eksekusi barang jaminan baik secara mandiri maupun
dengan bantuan pihak lain (Pengadilan negeri,Kepolisian,Aparat Desa
(65)
7. Kepala Bagian Operasional
a. Membantu Direksi dalam menjalankan kegiatan operasional bank.
b. Membantu Direksi dalam menyusun rencana anggaran.
c. Mengatur dan mengawasi likuiditas harian.
d. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi pengeluaran biaya.
e. Membuat surat surat teguran atas tindakan indisipliner pegawai.
8. Kepala Seksi Dana dan Pelayanan
a. Membantu Direksi dalam bidang kegiatan penghimpunana dana baik
tabungan maupun deposito kegiatana pekayanan kas dan costumer
service.
b. Meneliti dan mengawasi pengadminitrasian aplikasi pembukuan
rekening tabungan deposito.
c. Mengelola rekening yang menjadi tanggung jawabnya secara
profesional.
d. Melakukan pembinaaan secara aktif terhadap nasabah tabungan dan
deposito.
e. Meneliti kebenaran dan kelengkapan slip setoran penarikan.
9. Tabungan dan Deposito
a. Menata dan memelihara slip tabungan/deposito dengan tertib sehingga
selalu siap apabila digunakan.
b. Membuat rekapitulasi harian atau uang tarikan.
c. Melakukan pemasaran atau penawaran tabungan dan deposito
(66)
d. Menjumlah slip-slip tarikan dan menghitung uang yang terkumpul dan
dipastikan tidak terjadi selisih.
10.Kepala Seksi Pembukuan
a. Mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan proses akuntansi.
b. Mengelola dan mengkoordinasi penyajian laporan keuangan baik
supaya tepat waktu dan akurat.
c. Menyajikan laporan keuangan secara up to date dan akurat
d. Mengawasi seluruh proses akuntansi.
11.Teller
a. Mempersiapkan persediaan uang kas untuk kepentingan pelayanan
sebelum jam kas buka.
b. Memelihara ruang teller agar selalu dalam keadaan bersih dan tertata
rapi.
c. Menghindari penerimaan uang palsu.
d. Mencatat atau memasukkan semua semua transaksi tersebut ke dalam
komputer dengan tertib dan akurat.
e. Membuat rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran serta perincian
sisa kas harian dan mencocokannya dengan petugas akuntansi.
12.Petugas Akuntansi
a. Meneliti dengan cermat setiap dokumen atau voucher baik yang
bersifat tunai maupun non tunai.
b. Memeriksa kebenaran kode rekening, bukti-bukti pendukung, jumlah
(67)
c. Menyususn laporan likuiditas untuk kepentingan intern.
d. Melakukan posting dari jurnal ke rekening buku besar maupun sub
rekening buku besar.
e. Menyiapkan dan menyajikan data keuangan harian dengan up to date
dan akurat yaitu berupa neraca dan rincian laba/rugi.
f. Menyimpan dokumen-dokumen pembukuan dengan sisitemastis, rapi
dan aman.
13.Satuan Pengawas intern
a. Menterjemahkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan atau
peraturan pemerintah dan Otoritas moneter.
b. Merahasiakan hal-hal yang menurut sifatnya dan sesuai dengan
instruksi Dewan Komisaris maupun Direksi.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap dana dan operasional.
d. Membuat laporan serta menyampaikan laporan secara lisan maupun
tertulis tentang hasil kerja dan pengawasannya serta
temuan-temuannya saat pemeriksaan.
e. Melakukan penilaian independen terhadap pelaksanaan operasional
bank serta memantau dan mengevaluasi efektifitas serta efesiensi
operasional bank secara keseluruhan.
14.Staf Verifikasi
a. Memeriksa kebenaran transaksi angsuran maupun realisasi kredit.
(68)
c. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen dalam pembukuan
rekening tabungan/deposito.
d. Memeriksa keabsahan proses adminitrasi pembukuan dan penutupan
rekening tabungan/deposito.
e. Memeriksa kebenaran perhitungan biaya bunga tabungan/deposito.
15.Staff SPI
a. Memeriksa jaminan asli yang dipakai sebagai anggunan kredit berikut
kelengkapan legalitas serta kebenaran hasil cek phsik jaminan kredit.
b. Memastikan kebenaran pengeluaran jaminan karena pelunasan
maupun perubahan kredit.
c. Memeriksa kebenaran bukti transaksi dan melakukan pengecekan data
komputer.
d. Memeriksa kebenaran perhitungan biaya bungan tabungan/deposito.
e. Melakukan on the spot lapangan nasabah tabungan dan kredit.
16.Staff Umum
a. Mengatur dan melaksanakan pembukuan dan penutupan kantor.
b. Mengatur dan melaksanakan pengamanan kantor baik pada jam kerja
maupun diluar jam kerja.
c. Membuat catatan dengan tertib dan up to date mengenai jumlah, tipe
dan macam-macam barang inventaris kantor dan inventaris lainnya.
d. Mengelola, mencatat dan menyimpan surat-surat atau
dokumen-dokumen kesekretariatan dengan tertib dan aman.
(69)
17.Kepala kantor KAS
a. Memimpin seluruh rangkaian kegiatan pelayanan kas di kantor
pelayanan kas.
b. Meneliti kebenaran transaksi harian, memberikan validasi atau
memintakan validasi dari pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Mengelola dan mengatur kelancaran pelayanan nasabah di Kantor
Pelayanan Kas.
d. Memberitahu rencana kebutuhan likuiditas kas kepada kantor pusat.
e. Menyerahkan saldo uang tunai dan rekapan transaksi harian kepada
teller kantor pusat setelah kas tutup. 18.Kepala Kantor Cabang
a. Menterjemahkan dan melaksankan ketentuan-ketentuan/peraturan
pemerintah dan otoritas moneter sesuai dengan kapasitasnya sebagai
Kepala Cabang.
b. Memperbaiki pelayanan terhadap nasabah, menampung
keluhan-keluhan nasabah dan mengupayakan pemecahannya.
c. Memantau dan mengevaluasi performance Kantor Cabang secara
keseluruhan.
d. Mengembangkan rencana dan strategis bisnis sesuai skala prioritas
serta sasaran yang telah ditetapkan.
e. Membimbing, mengarahkan dan memngembangkan kemampuan,
(1)
Pos-Pos 2013 2014 2015
Kewajiban
Kewajiban Segera 150,599 190,545 595,057
Utang Bunga 229,996 284,792 300,119
Utang Pajak 190,279 0 264,509
Simpanan
a.Tabungan 27,318,659 29,530,074 30,965,400
b.Deposito 53,169,718 61,876,520 69,250,165
Jumlah Simpanan 80,488,377 91,406,594 100,215,565 Simpanan dari Bank Lain 4,151,038 1,007,056 1,305,326
Pinjaman Diterima 0 0 0
Dana Setoran Modal-Kewajiban 0 0 0
Kewajiban Imbalan Kerja 0 0 0
Pinjaman Subordinasi 0 0 0
Modal Pinjaman 0 0 0
Kewajiban Lain-lain 443,496 349,949 177,423
Jumlah Kewajiban 85,653,785 93,238,936 102,857,999
Ekuitas
Modal
Modal Dasar 15,000,000 15,000,000 15,000,000
Modal yang Belum Disetor 6,428,000 4,180,000 4,180,000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham) 0 0 0
Modal Sumbangan 0 0 0
Jumlah 8,572,000 10,820,000 10,820,000
Dana Setoran Modal-Ekuitas 0 0 0
Laba/Rugi yang Belum Direalisasi 0 0 0
Surplus Revaluasi Aset Tetap 0 0 0
Saldo Laba
Cadangan Umum 1,714,400 2,164,000 2,164,000
Cadangan Tujuan 0 0 0
Belum ditentukan tujuannya 4,363,898 3,646,535 3,711,240
Total 6,078,298 5,810,535 5,875,240
Jumlah Ekuitas 14,650,298 16,630,535 16,695,240
(2)
131
INFORMASI LAIN
KETERANGAN 2013
L KL D M Jumlah
1. Penempatan pada bank lain
21,686,703 0 0 0 21,686,703
2. Kredit yang diberikan
a. BPR 0 0 0
b. Bank Umum 0 0 0
c. Non bank-pihak terkait
87,022 0 0 87,022
d. Non bank-pihak tidak terkait
67,099,711 1,857,234 684,701 4,799,559 74,411,205
3. Jumlah aset produktif 88,873,436 1,857,234 684,701 4,799,599 96,214,930
KETERANGAN 2014
L KL D M Jumlah
1. Penempatan pada bank lain
26,947,477 0 0 0 26,947,477
2. Kredit yang diberikan
a. BPR 0 0
b. Bank Umum 0 0
c. Non bank-pihak terkait
350,697 0
d. Non bank-pihak tidak terkait
66,462,220 1,975,751 4,262,241 5,138,610 77,838,822
3. Jumlah aset produktif 93,760,376 1,975,751 4,262,241 5,138,610 105,136,978
KETERANGAN 2015
L KL D M Jumlah
1. Penempatan pada bank lain
29,673,103 0 0 0 29,673,103
2. Kredit yang diberikan
a. BPR 0 0 0 0 0
b. Bank Umum
0 0 0 0 0
c. Non bank-pihak terkait
408,785 0 0 0 408,785
d. Non bank-pihak tidak terkait
70,350,650 3,209,876 2,407,775 8,585,070 84,553.371
3. Jumlah aset produktif
(3)
NASABAH
PT. BPR Kembang Parama Muntilan Tahun 2013-2015
Tahun 2013 2014 2015
Nasabah Lama 452 390 654
Nasabah Baru 11.569 11.842 12.007
Total Nasabah 12.021 11.842 12.661
PENGADUAN NASABAH PT. BPR Kembang Parama Muntilan
Tahun 2013-2015
Tahun 2013 2014 2015
Tabungan 66 45 72
Kredit 113 81 77
Operasional 47 59 55
Pengaduan Tidak terselesaikan 43 31 58
Total Pengaduan 226 185 204
EFISIENSI WAKTU TRANSAKSI DAN PEMINJAMAN PT. BPR Kembang Parama Muntilan
Tahun 2013-2015
Tahun 2013 2014 2015
Lama pelayanan per nasabah 8 menit 6 menit 4 menit
Proses Peminjaman 6 hari 5 hari 4 hari
TINGKAT PELATIHAN KARYAWAN PT. BPR Kembang Parama Muntilan
Tahun 2013-2015
Tahun 2013 2014 2015
Pelatihan Karyawan 26 30 28
(4)
133
Lampiran VIII
ProfIt Margin Seluruh Bank yang terdaftar di BEI
Code Bank 2013 2014 2015
AGRO PT. Bank ICB Bumiputera Tbk 11,13 9,71
BABP Â PT. Bank Capital Indonesia Tbk -10,71 -11,06 0,8
BACA PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk 28,57 9,05 7,78
BAEK PT. Bank Central Asia Tbk 10,78 6,13
BBCA  PT. Bank Bukopin Tbk 34,28 31,22 30,49
BBKP Bank Bukopin Tbk 13,66 21,19 10,13
BBMD PT. Bank Negara Indonesia Tbk 34,28 27,11 23,13 BBNI PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 25,23 36,61 18,47 BBNP PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10,96 20,16 6,38 BBRI PT. Bank Tabungan Negara (Persero) 31,48 28,71 25,96
BBTN PT. Bank Mutiara Tbk 6,93 8,14 11,51
BCIC Bank Danamon Tbk -82,45 -58,39
BDMN PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk 15,23 9,04 8,47 BEKS Bank BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 8,88 -8,81 -30,11
BJBR BPD Jawa Timur Tbk 15,98 11,93 12,93
BJTM Bank Kesawen Tbk 22 28,86 17,54
BKSW 0,51 8,44 6,93
BMAS PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 8,52 13,46 7,55
BMRI  PT. Bank Bumi Arta Tbk 25,5 22,77 20,38
BNBA PT. Bank CIMB Niaga Tbk 23,33 21,02 8,29
BNGA PT. Bank International Indonesia Tbk 20,09 10,02 1,74
BNII PT. Bank Permata Tbk 11,46 4,56 6,9
BNLI Bank Sinarmas Tbk 12,94 21,39 2,96
BSIM PT. Bank Swadesi Tbk 13,28 12,51 6,55
BSWD PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 26,68 22,33 -7,71 BTPN PT. Bank Victoria International Tbk 18,79 14,22 12,41 BVIC PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk 15,38 22,51 4,24 INPC PT. Bank Mayapada International Tbk 28,39 10,56 2,82 MAYA PT. Bank Windu Kentjana International Tbk 34,73 34,59 12,91
MCOR PT. Bank Mega Tbk 11,36 16,8 6,63
MEGA 9,1 14,47 12,54
NAGA PT. Bank OCBC Nisp Tbk 13,68 4,68
NISP Bank Nationalnobu Tbk 16,17 15,03 14,9
NOBU Bank Pan Indonesia Tbk 6,15 3,58
PNBN PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15,77 16,92 7,85
SDRA 11,53 32,13 14,61
(5)
ABSTRAK
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
(Studi Kasus pada PT. BPR Kembang Parama Muntilan) Laurencia Dina Dwi Rahmawati
NIM : 132114006 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT. BPR Kembang Parama Muntilan yang diukur dengan metode balanced scorecard. Pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard dapat dijadikan sebagai dasar dalam perbaikan strategi perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilaksanakan di PT. BPR Kembang Parama Muntilan. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan dokumentasi, kuisoner, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis balanced
scorecard yaitu mengukur kinerja dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Hasil yang ditunjukkan dari pengukuran perspektif keuangan ROA, BOPO berada pada kategori sangat baik dan profit margin dapat dikatakan baik meskipun mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan NPL tahun 2013 berada pada kategori tidak baik, tahun 2014-2015 berada kategori sangat tidak baik dan LDR pada tahun 2013-2014 berada pada tingkat cukup baik, pada tahun 2015 berada pada kategori baik. Perspektif pelanggan (market share) memiliki kecenderungan membaik, retensi pelanggan dan akuisisi pelanggan berada pada kategori baik, dan kepuasan nasabah berada pada kategori sangat puas. Perspektif bisnis internal proses layanan purna jual, efisiensi proses transaksi,efisiensi proses peminjaman berada pada kategori baik dan AETR berada pada kategori tidak baik. Sedangkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu produktifitas karyawan mengalami penurunan, pelatihan karyawan berada pada kategori baik dan kepuasan karyawan berada pada kategori sangat puas.
(6)
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF PERFORMANCE MEASUREMENT BY USING BALANCED SCORECARD METHOD (Case Study at PT. BPR Kembang Parama Muntilan)
Laurencia Dina Dwi Rahmawati NIM: 132114006
Sanata Dharma University Yogyakarta 2017
The aim of this research was to discover the performance of PT. BPR Kembang Parama Muntilan measured by using balanced scorecard method. The performance measurement by using balanced scorecard method could be used as the foundation of corporate strategy improvement.
This research was a case study. It was done at PT. BPR Kembang Parama Muntilan. There were two kinds of data collection shown in this research, namely qualitative and quantitative data. Documentation, questioner and interview were employed as data gathering technique. The researcher applied balanced scorecard method to analyze the data. This method measured the performance through financial perspective, customer perspective, internal business perspective, and also development and learning perspective.
The result seen from the measurement of financial perspective was ROA, BOPO belonged to ‘excellent’ category. Besides, NPL of 2013 belonged to ‘bad’ category, NPL of 2014-2015 belonged to ‘verybad’ category, LDR of 2013-2014 belonged to ‘fairly good’ category, and LDR of 2015 belonged to ‘good’ category. Customer perspective (market share) had an improved tendency, customers’
retention and acquisition belonged to ‘good’ category, and customers’ satisfaction
belonged to ‘very satisfied’ category. Moreover, internal business perspective, after-sales service process, the efficiency of transaction process, the efficiency of
lending process belonged to ‘good’ category. Yet, the result of AETR was slightly
different since it belonged to ‘bad’ category. Lastly, development and learning perspective, which covered employees’ productivity, was declining. However, employees’ training was in ‘good’ category and employees’ satisfaction belonged to ‘very satisfied’ category.