BAB l PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasan Hanafi bukanlah nama yang asing di telinga akademis masyarakat Indonesia, terutama yang gemar membaca karya tentang kebangkitan Islam.
Dalam pemikirannya ia dapat disejajarkan dengan tokoh pemikir Islam yang lain seperti Fazlur Rahman, Mohammad Arkoun, Ali Syariati, M. Sahrur, Ismail Raji
Al Faruqi, Sayyed Hossein Nasr, Salman Rushdie, Ali Asghar E. dan lain-lain. Hasan Hanafi merupakan tokoh yang berbeda dengan pemikir Islam yang
lain, pemikirannya lebih mengedepankan al turats wa tajdid tradisi dan pembaharuan. Dalam golongan intelektual Hasan Hanafi dikategorikan sebagai
sosok intelektual yang bersifat kritis. Dalam kebangkitan Islam bagi Hasan Hanafi adalah kebangkitan rasionalisme dan menghidupkan kembali khasanah klasik,
melakukan wacana perlawanan terhadap kebudayaan barat dan menganalisis realitis dunia Islam. Hasan Hanafi dalam forum internasional juga dikenal dengan
“Kiri Islam”. Dalam membaca pemikiran Hasan Hanafi, yang terasa adalah adanya
gugatan terhadap tradisi lama Islam. Gugatan tersebut bukan hanya terhadap tradisi paradigma klasik dalam ushuluddin tetapi juga terhadap terdisi dan
konvensi teknis dikalangan muttakalimun dalam pembahasan ilmu ini. Bahwa menurut Hasan Hanafi ulama klasik dalam mukadimahnya, telah memperlihatkan
pembahasan keimanan pada pendahuluan hingga seakan-akan merupakan kesimpulan. Sedangkan pembahasan diantara mukadimah dan kesimpulan
merupakan sesuatu yang tidak berarti. Sebenarnya ungkapan muatan keimanan sering mengabaikan argumentasi, menghancurkan dalil-dalil, menyia-nyiakan
keilmuan, lebih-lebih jika keimanan kita hendak tidak diterapkan. Keimanan kami adalah tradisi dan modernisasi dan pemecahan terhadap krisis modernitas yang
menengok warisan Islam klasik, serta mencari kemungkinan untuk
1
merekonstruksi bangunan warisan intelektual klasik guna memberikan sesuatu yang baru bagi zaman modern untuk mencapai kemajuan.
B. Rumusan Masalah