Pengertian Aksesori Pengembangan Pembelajaran yang Mendidik

103 Seni Budaya SD KK D Kegiatan Pembelajaran 4 Membuat Benda Pakai Dari Bahan Sintetis Tujuan A. Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini melalui uraian pengetahuan dan keterampilan, Saudara diharapkan dapat membuat produk kerajinan berupa benda pakai dari bahan sitetis sesuai fungsi dan prosedurnya dengan memperhatikan kedisplinan, kemandirian, kreativitas, dan rasa cinta pada seni budaya bangsa Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi B. Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, Saudara diharapkan mampu membuat produk kerajinan berupa benda pakai dari bahan sitetis yang ditandai dengan kecapakan dalam: . Menjelaskan pengetian tentang aksesoris benda pakai . Melaksanakan teknik pembuatan aksesoris benda pakai dengan menggunakan bahan sintetis Uraian Materi C.

1. Pengertian Aksesori

Aksesoris adalah benda‐benda yang dikenakan seseorang untuk mendukung atau sebagai pelengkap dalam berbusana. Bentuk aksesori bermacam‐macam dan banyak di antaranya terkait dengan peran gender pemakainya. Jenis aksesori bermacam‐ macam, seperti perhiasan anting‐anting atau giwang, kalung, gelang, bros , selendang, sabuk, dasi, syal, sarung tangan, sapu tangan, tas, topi, arloji, kacamata, dan masih bayak lagi jenis aksesori yang lain. Aksesori yang akan dipraktekkan pada modul ini adalah pembuatan aksesori berupa bros. Bros merupakan pelengkap busana wanita yang dikenakan di dada seseorang baik anak‐anak, remaja ataupun dewasa. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 104 Gambar . Contoh aneka bros

2. Teknik Pembuatan Aksesori

Teknik pembuatan benda pakai yang digunakan sangat mudah dan sederhana yaitu menggunakan teknik potong, lipat dan rakit. Dari ketiga teknik tersebut diterapkan dalam pembuatan produk benda pakai berupa aksesori yang dalam hal ini adalah bros. Bahan yang sudah ada diukur sesuai kebutuhan. Selanjutnya mulai dipotong‐ potong sesuai dengan pola. Dilipat menjadi bentuk‐bentuk lipatan yang dikehendaki baru dilakukan perakitan menjadi berbagai jenis produk. Bahan yang digunakan bisa dari berbagai jenis bahan sintetis atau dapat juga menggunakan berbagai jenis limbah bahan sintetis. memanfaatkan dari limbah plastik yang dibentuk menjadi helaian‐helaian, dilipat, kemudian dirangkai menjadi aneka jenis bros.

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat bros pada modul ini dengan memanfaatkan bahan limbah sintetis, seperti bungkus minuman, bungkus makanan dan sebagainya. Aneka limbah sintetis Sebagai bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan bros adalah bahan sintetis. Tentunya bahan yang jenisnya lunak. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahan sintetis yang lain dikembangkan menjadi suatu produk aksesori. Bahan yang digunakan sebaiknya yang ada di daerah masing‐ DRAFT 105 Seni Budaya SD KK D masing. Bahan plastik limbahpun dapat dimanfaatkan menjadi bros yang unik dan indah. Gambar . Contoh bahan limbah Kancing Kancing digunakan sebagai salah satu bahan tambahan pada pembuatan bros. Banyak jenis dan bahan kancing yang dapat digunakan. Gambar . Kancing Renda Emas Renda juga digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan bros. Tidak harus renda emas. Saudara dapat mengembangkan dengan bahan yang lain. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 106 Gambar . Renda Emas Peniti Bros Peniti digunakan untuk menyematkan bros ketika digunakan. Gambar . Peniti bros Kain Flanel Kain flanel sering digunakan sebagai bahan karya seni karena tipe bahannya yang mudah untuk dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan. Salah satu ciri dari kain flanel adalah memiliki tekstur yang mirip dengan kain wol. Dengan tekstur yang sedikit kaku membuat kain flanel mudah dibuat bermacam‐macam kerajinan tangan. DRAFT 107 Seni Budaya SD KK D Gambar . Kain Flanel

b. Alat

Alat yang digunakan untuk pembuatan bros antara lain: Lem tembak Lem tembak digunakan sebagai bahan perekat dalam merangkai pembuatan produk Gambar . Lem tembak dan isi lem tembak DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 108 Gunting Untuk memotong bahan‐bahan yang lunak Gambar . Gunting Penggaris Untuk mengukur kebutuhan ukran bahan digunakan. Gambar . Penggaris

c. Tahapan Pembuatan Bros

Persiapan Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan Menyiapkan gambar kerja DRAFT 109 Seni Budaya SD KK D Proses Pembuatan Siapkan bahan limbah yang sudah dibersihkan, selanjutnya ukur dan potonglah sesuai ukuran di bawah ini atau Saudara dapat menentukan sendiri ukurannya sebanyak buah Gambar . Potongan bahan kelopak bunga Selanjutnya lembaran potongan‐potongan tadi, dilipat ke arah lebar bahan menjadi empat bagian sama lebarnya, sehingga ukuran menjadi cm x cm. Gambar . Lipatan bahan kelopak bunga Ambilah lembaran‐lembaran bahan yang sudah dilipat, selajutnya lengkungkan menjadi dua sama panjang, kemudian satu persatu bagian ujung lipatan disatukan dengan lem tembak sehingga membentuk kelopak bunga. Gambar 64. Lengkungan bahan kelopak bunga Satukan dua lengkungan bahan mahkota bunga, dengan cara salah satu lengkungan dimasuki lengkungan mahkota bunga Gambar . Merangkai bahan mahkota bunga DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 110 Agar menjadi kuat, satukan dulu dengan lem tembak Gambar . Merangkai bahan dengan lem tembak Rekatkan kedua permukaan mahkota, sehingga bentuknya akan menjadi seperti gambar di bawah ini. Gambar . Bentuk mahkota Setelah selesai satu persatu mahkota bunga disatukan dengan lem tembak juga, sehingga membentuk rangkaian bunga. Gambar . Rangkaian dua mahkota DRAFT 111 Seni Budaya SD KK D Selanjutnya rangkaikan satu persatu mahkota bunga Gambar . Rangkaian beberapa mahkota Rangkaikan sampai seluruh mahkota terangkai semuanya Gambar . Rangkaian semua mahkota Pasanglah renda emas sebagai aplikasi tambahan pada bagian tengah, depan, atau muka dengan lem tembak Gambar . Memasang renda emas DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 112 Pasangkan lagi kancing, diatas renda, sebagai aplikasi tambahan juga dengan menggunakan lem tembak Gambar . Memasang aplikasi kancing Untuk bagian belakang, tutuplah dengan sedikit kain flanel, potonglah kain flanel bentuk melingkar dengan ukuran kurang lebih berdiameter cm. Gambar . Memasang flanel Kemudian tempelkan peniti bros pada bagian belakang bros di atas flanel dengan lem tembak DRAFT 113 Seni Budaya SD KK D Gambar . Memasang peniti bros Penyelesaian Akhir Rapikan hasil karya Saudara. Guntinglah bagian‐bagian yang tidak terpakai. Gambar . asil jadi bros Aktivitas Pembelajaran D. Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni kerajinan maka sangat diperlukan juga pendekatan estetik. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 114 ntegrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran selalu mengait norma atau nilai‐nilai perilaku yang akan terefleksikan dalam kehidupan sehari‐hari. Penanaman nilai dalam pendidikan karakter tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan masyarakat. Di bawah adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Saudara lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini. . Pada tahap pertama, Saudara dapat membaca uraian materi membuat benda hias dari bahan sintetis atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi, serta mengamati gambar‐gambar produk benda hias dari bahan sintetis dan proses pembuatan benda hias pada modul ini. . Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini. . Fokuslah pada materi ataupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya. . Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Saudara terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul. . Setelah semua materi Saudara pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut. DRAFT 115 Seni Budaya SD KK D Lembar Kerja 4.1 Pembuatan Bros Tujuan Melalui kerja kelompok Saudara diharapkan mampu mermbuat bros dari bahan sintetis dengan memperhatikan kerjasama, kedisiplinan, kreativitas dan rasa cinta pada budaya bangsa. Langkah Kerja Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator. Pelajarilah lembar kerja pembuatan bros Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya. silah lembar kerja pembuatan bros untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti. Lembar Kerja Pembuatan Bros No. Aspek Perencanaan Uraian, visualisasi dan proses Kerja . Gambar rencana . Mediaalat dan bahan yang digunakan Alat: Bahan: DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 116 . Teknik yang digunakan . Langkah rerja . dst Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 4.1 ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja 4.1 ini Saudara kerjakan pada saat on the job training On secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 In‐2 sebagai bukti hasil kerja. DRAFT 117 Seni Budaya SD KK D Latihan Kasus Tugas E. Setelah Saudara melakukan presentasi hasil dari pengamatan, menanya, mengumpulkan informasi dan mengasosiasi atau mengolah data, Saudara dipersilahkan untuk mengembangkan pembuatan benda pakai berupa bros dengan bahan sintetis yang ada di lingkungan Saudara sesuai dengan kreasi masing‐masing. Rangkuman F. Aksesoris adalah benda‐benda yang dikenakan seseorang untuk mendukung atau sebagai pelengkap dalam berbusana. Jenis aksesori bermacam‐macam, seperti perhiasan anting‐anting atau giwang, kalung, gelang, bros , selendang, sabuk, dasi, syal, sarung tangan, sapu tangan, tas, topi, arloji, kacamata, dan masih bayak lagi jenis aksesori yang lain. Alat yang digunakan: lem tembak, gunting, penggaris. Bahan yang digunakan: limbah sintetis dan bahan sintetis. Umpan Balik dan Tindak Lanjut G. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran membuat benda pakai dari bahan sintetis, beberapa pertanyaan berikut perlu Saudara jawab sebagai bentuk umpan balik: Apakah setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini Saudara mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memadai tentang membuat benda pakai dari bahan sintetis? Apakah materi kegiatan pembelajaran ini telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan proses pembelajaran? Apakah Saudara merasakan manfaat penguatan pendidikan karakter terutama dalam hal kerjasama, disipilin, dan menghargai pendapat orang lain dan mandiri selama aktivitas pembelajaran? al apa saja yang menurut Saudara kurang dalam penyajian materi kegiatan pembelajaran ini sehingga memerlukan perbaikan? DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 118 Apakah rencana tindak lanjut Saudara dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah setelah menuntaskan kegiatan pembelajaran membuat benda pakai dari bahan sintetis. Dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut, pada umumnya akan mencakup hal‐ hal sebagai berikut: Apa, yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya. Bagaimana, yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar. Siapa, yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga. Kapan, yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir. Dimana, yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan Widyaiswara dan perangkat Lembaga lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya. Berikutnya, susunlah rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran ini dengan format sebagai berikut. No. Rencana Tindak Lanjut . Materi pembelajaran . Waktu . Tempat . Metode DRAFT 119 Seni Budaya SD KK D . Peserta Pembahasan Latihan Tugas Kasus H. Silahkan untuk mencari referensi melalui berbagai media, kemudian kembangkan pembuatan produk benda pakai berupa bros dengan bahan sintetis yang ada disekitar Saudara Format Penilaian Membuat Bros No. ASPEK YANG D NLA SKOR Persiapan Prosedur Estetika Kerapihan Total Skor Rubrik Penilaian Membuat Bros No. Aspek yang di nilai Skor Persiapan Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Menyiapka n alat dan bahan yang diperlukan Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 120 No. Aspek yang di nilai Skor Prosedur Pilih bahan, lipat, rakit, pasang asesoris, Pilih bahan, ukur, lipat, rakit, pasang asesoris, Pilih bahan, ukur, lipat, rakit, pasang asesoris, rapikan Pilih bahan, ukur, potong, lipat, rakit, pasang asesoris, rapikan Estetika Tidak rapi, tidak sesuai contoh Tidak rapi, sesuai contoh Rapi, tidak sesuai contoh Rapi, bentuk sesuai contoh Kerapihan Tidak membersihka n alat yang digunakan Membersih kan sebagian alat yang digunakan Membersihka n sebagian alat yang digunakan dan mengembalik an pada tempatnya Membersihk an semua alat dan mengembali kan pada tempatnya NA = Jumlah skor yang diperoleh X Skor maksimal DRAFT

Bagian I Kompetensi Pedagogik

DRAFT DRAFT 123 Seni Budaya SD KK D Kegiatan Pembelajaran 5 Pembelajaran Yang Mendidik Tujuan A. Setelah mempelajari dengan seksama kegiatan pembelajaran baik melalui uraian bersifat pengetahuan maupun keterampilan, Saudara diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran yang mendidik dalam proses belajar mengajar di sekolah dengan memperhatikan aspek kemandirian, kedisiplinan, kerjasama dan terbuka terhadap kritik dan saran. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi B. Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, Saudara diharapkan mampu menerapkan pembelajaran yang mendidik yang ditSaudarai dengan kecakapan dalam: . Menjelaskan pengembangan pembelajaran yang mendidik dengan memperhatikan aspek kemandirian, kedisiplinan, dan kerjasama. . Menguraikan tujuan pembelajaran yang mendidik dengan memperhatikan aspek kemandirian dan kedisiplinan. . Menerapkan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik dalam praktek belajar mengajar dengan memperhatikan aspek kemandirian, kedisiplinan, kerjasama dan terbuka terhadap kritik dan saran. Uraian Materi C. Undang‐Undang Nomor Tahun UU No. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan di dalam Pasal ayat bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, DRAFT Kegiatan Pembelajaran 5 124 akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan bunyi pasal ayat tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan ke perkembangan peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Pada prinsipnya, dalam pembelajaran yang mendidik hendaknya berlangsung sebagai proses atau usaha yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu banyak ragamnya baik sifat maupun jensnya perubahan dalam arti belajar. asil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. asil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa perubahan tingkah laku yang disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif.

1. Pengembangan Pembelajaran yang Mendidik

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan desain sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik. tulah sebabnya dalam belajar, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sember belajar yang di pakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Paradigma pembelajaran yang mendidik, yaitu pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar‐dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yangkuat serta penguasaan kecakapan hidup soft skills , sehingga tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama compassion serta menjunjung tinggi etika di samping terampil dalam bekerja.anya gurulah yang dalam tugas kesehariannya mampu melaksanakan DRAFT 125 Seni Budaya SD KK D pembelajaran yang mendidik tersebut, dan yang layak dihargai oleh masyarakat dan pemerintah. Untuk menunaikan tugasnya, guru yang profesional memiliki kompetensi akademik yang meliputi kemampuan: a Mengenal peserta didik secara mendalam serta memiliki visi yang jelas tentang lintasan perkembangannya developmental trajectory dalam peta tujuan utuh pendidikan. b Menguasai bidang studi dari sisi keilmuan dan kependidikan. c Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik meliputi; perancangan, implementasi, penilaian proses dan hasilpembelajaran, dan pemanfaatan hasilpenilaian untuk melakukan perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan, sehinggadapat memfasilitas perkembangan karakter, softskills dan pembentukan hard skills. d Mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Perencanaan penilaian pembelajaran yang mendidik diawali dengan kegiatan mengkaji stSaudarar kompetensi lulusan dan mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi. Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi tersebut, guru melaksanakan proses bembelajaran dengan tetap berada pada koridor materi pokok pembelajaran. Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi guru juga menyusun instrumen penilaian. nstrumen penilaian tersebut harus memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas agar hasil penilaian yang diperoleh dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru dalam proses pembelajaran selanjutnya. Agar proses belajar mengajar mengarah kepada pembelajaran yang menjunjung tinggi potensi peserta didik langkah utama minimal mengandung dua unsur yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik yaitu kegiatan peserta didik dan materi, syarat penting yang harus dipenuhi adalah: a endaknya memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru b Merupakan pola yang mencerminkan ciri khas dalam pengembangan keterampilan dalam mata pelajaran yang bersangkutan, misalnya observasi di lingkungan sekitar, penyeliikan, eksperimen, pemecahan masalah, simulasi, wawancara dengan narasumber, penggunaan peta, dan pemanfaatan kliping c Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 5 126 d Bervariasi dengan mengombinasikan antarkegiatan belajar perseorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal e Memerhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga,sosial ekonomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik yang bersangkutan. f indari indoktrinasi dengan membiarkan peserta didiknya aktif dalam: bersikap, bertanya, bersikap kritis terhadap apa yang dipelajarinya, mengungkapkan alternatif pSaudarangan yang bahkan berbeda dengan pSaudarangan gurunya g indari paham bahwa hanya ada satu nilai saja yang benar. Guru tidak berpSaudarangan bahwa apa yang disampaikannya adalah yang paling benar, seharusnya yang dikembangkan adalah memberi ruang yang cukup lapang akan hadirnya gagasan alternatif dan kreatif terhadap penyelesaian suatu persoalan h Beri kebebasan untuk berbicara, diam itu emas dan banyak bicara di kelas adalah menganggu perlu dihindari. Peserta didik perlu dibiasakan untuk berbicara. Peserta didik berbicara dalam konteks penyampaian gagasan serta proses membangun dan meneguhkan sebuah pengertian i Berilah peluang bahwa peserta didik boleh berbuat salah. Kesalahan merupakan bagian penting dalam pemahaman. Guru perlu menelusuri bersama dimana telah terjadi kesalaham dan membantu meletakkannya dalam kerangka yang benar. j Kembangkan cara berpikir ilmiah dan berpikir kritis, dengan ini peserta didik diarahkan untuk tidak selalu mengiyakan apa yang dia terima, melainkan dapat memahami sebuah pengertian dan memahami mengapa harus demikian. k Berilah kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bemimpi dream atau berfantasi gagasan paulo freire . Kesempatan berfantasi bagi peserta didik menjadikan dirinya memiliki waktu untuk dapat berSaudarai‐Saudarai dan bermimipi tentang sesuatu yang menjadi keingintahuannya. Dengan cara demikian, peserta didik dapat berSaudarai‐Saudarai mengenai berbagai kemungkinan cara dan peluang untuk mencapai inspirasi, serta untuk mewujudkan rasa ingin tahunya. al demikian pada gilirannya menanti dan menantang peserta didik untuk menelusuri dan mewujudkannya dalam aktifitas yang sesungguhnya. DRAFT 127 Seni Budaya SD KK D Pada tahun , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun sebuah perangkat Kurikulum yang mengacu pada Pendekatan Scientific. Pembelajaran ini merupakan salah satu contoh pengembangan pembelajaran yang mendidik di sekolah. Di dalam penerapannya menekankan aspek‐aspek yang terdapat di dalam Kompetensi nti, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berbagai metode dapat digunakan oleh guru di dalam penerapannya. Lebih jelasnya adalah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus mampu menguasai berbagai metode yang paling tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Penguasaan terhadap metode, alatmedia dan teknik pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program pembelajaran. Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode yang digunakan tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing‐masing anak dapat dikembangkan secara optimal. Berbagai tuntutan di atas akan dapat terlaksana dengan baik apabila guru yang bersangkutan memiliki kemampuan profesional, artinya baik dalam motivasi untuk mengajar maupun kemampuan secara teknis instruksional, guru tersebut benar‐ benar dapat diSaudaralkan. Salah satu bentuk profesionalitas seorang guru adalah jika yang bersangkutan mampu menerapkan metode mengajar yang baik, salah satunya adalah metode diskusi dalam pembelajaran. Secara lebih terperinci langkah‐langkah yang harus ditempuh guru dalam mempersiapkan penerapan metode tersebut, antara lain: a Para peserta didik dengan bimbingan guru mempersiapkan alat atau sarana untuk melaksanakan diskusi. b Salah satu teknik penerapan diskusi adalah dengan cara panel . Ditunjuk beberapa anak untuk menjadi panelis, memperagakan proses tukar pendapat di depan sehingga anak‐anak lain menyaksikan dan terpancing untuk mengemukakan pendapat mereka. dan seterusnya. c Untuk lebih meningkatkan semangat para peserta didik, topik yang didiskusikan bisa saja ditentukan dengan cara diundi. Sebelum tampil para peserta didik yang memilih pertanyaan dalam kotak yang sama diminta berdiskusi sesama temannya. Walaupun demikian saat tampil di depan merupakan tanggung jawab masing‐masing secara individual. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 5 128 d Pada akhir pertemuan guru dibantu para peserta didik memberi kesimpulan atas jawaban berbagai pertanyaan yang ada. Pada intinya kesimpulan juga mengakomodasi jawaban‐jawaban dari peserta didik yang dianggap benar. Dalam proses diskusi bukan hanya faktor kecerdasan peserta didik yang dapat mempengaruhi anak dalam berbicara. Tidak kalah pentingnya adalah faktor mental anak keberanian anak dalammengemukakan pendapatnya. Tepatnya adalah faktor kejiwaan anak. Kejiwaan ini banyak mempengaruhi anak untuk berani bergaul, berani mengemukakan pendapat, berani menyanggah pendapat orang lain, dan juga berani mengakui kebenaran pendapat orang lain jika memang benar. Proses diskusi tidak lepas dari kebiasaan bergaul dengan sesama orang lain, anak yang biasa bergaul akan memiliki kepercayaan diri, karena itu guru hendaknya membentuk suasana sedemikian rupa agar anak tidak canggung‐canggung bergaul dengan sesamanya. Persoalan kejiwaan anak memang merupakan persoalan yang prinsip, sebab masa kanak‐kanak di dalam konteks psikologis merupakan masa yang penuh kepekaan. Diharapkan, guru‐guru senantiasa selalu berusaha mengasah diri untuk mengembangkan kemampuan profesional secara optimal, baik dalam penguasaan: kurikulum, materi pelajaran, penggunaan metode pembelajaran, pemilihan dan penggunaan alatmedia belajar secara tepat dan penerapan alat evaluasi secara tepat pula. Kegiatan belajar sesuai dengan bentuk belajar keterampilan, menekankan pada proses latihan. Tahapan latihan ini dimulai dengan pencapaian hasil belajar kognitif, baik berupa konsep dan prinsip. Selanjutnya, dilakukan latihan menyesuaikan gerakan dengan aturan‐aturan tertentu, dan melalui latihan lebih lanjut, diberi kebebasan untuk mengembangkan kemampuan sampai mencapai kemampuan atau ketrampilan yang berbentuk pola‐polarespon. Praktek pengajaran dengan pendekatan keaktifan Guru‐Peserta didik menuntut upaya guru dalam merancang berbagai bentuk kegiatan belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajar aktif pada diri peserta didik. Rancangan itu merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri, maupun bagi peserta didik. Kadar keaktifan dalam pengajaran dengan pendekatan keaktifan Guru‐Peserta didik tercermin dalam kegiatan baik dilakukan guru, maupun peserta didik. DRAFT 129 Seni Budaya SD KK D Tolok ukur derajat keaktifan suatu proses pembelajaran dapat dipandu dengan mengamati ciri sebagai berikut: a Peserta didik terlibat aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menentukan tolok ukur keberhasilan belajar. b Segi intelektual‐emosional peserta didik ikut aktif dalam berbagaikegiatan yang ditSaudarai kesertaannya dalam keanekaragaman kegiatan, baik secara jasmaniah maupun secara mental. c Guru berupaya memberikan kemudahan belajar dan mengkoordinasi kegiatan peserta didik, namun sedapat‐mungkin tidak ada kesan besarnya dominasi guru dalam proses nelajar mengajar. d Adanya keanekaragaman penggunaan metode mengajar serta penggunaan media dan alat pelajaran. Penjabaran di atas ialah sebuah contoh penerapan perencanaan dan pembelajaran yang mendidik di sekolah. Pembelajaran tersebut harus dapat mendidik peserta didik tidak hanya mengajari dalam rangka pembentukan karakter peserta didik. Seperti telah dibahas di depan, bahwa belajar adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Bila ada peserta didik yang duduk di kelas pada saat pelajaran berlangsung, tetapi mental emosionalnya tidak terlibat aktif di dalam situasi pembelajaran itu, pada hakikatnya peserta didik tersebut tidak ikut belajar. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran yang mendidik guru perlu membimbing dan mengontrol para peserta didik. Lebih jauh dari sekedar mengaktifkan peserta didik belajar, guru harus berusaha meningkatkan kadar aktivitas belajar tersebut.

2. Tujuan Pembelajaran Mendidik