Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT.PLN (Persero) UPT Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT.PLN (PERSERO)

UPT MEDAN

Oleh :

ADRIAN FALANDA 112102117

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ADRIAN FALANDA

NIM : 112102117

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA

TETAP PADA PT.PLN (PERSERO) UPT MEDAN


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunianya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “ Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT.PLN (Persero) UPT Medan” . sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terimahkasih :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua program Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan perbaikan dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar,M.Si, AK selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Pimpinan PT PLN (Persero) UPT Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset dan seluruh staf PT PLN (Persero)


(5)

UPT MEDAN yang sudah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam tugas akhir ini.

5. Ucapan teristimewa kepada Ibunda tercinta Siti Fatimah lubis yang telah memberikan segalanya kepada ananda dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman semasa kuliah saya yang telah banyak memberikan dukungan kepada saya selama masa perkuliahan.

Penulis menyedari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari ketidak sempurnaan oleh karena kurangnya pengetahuan penulis maupun keterbatasan kemampuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis

Adrian Falanda NIM.112102117


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan masalah... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II : PT.PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN ... 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi ... 11

C. Job Discription ... 12

D. Jaringan Usaha ... 22

E. Kinerja Usaha Terkini ... 22

F. Rencana Usaha ... 23

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN ... 24

A. Pengertian Aktiva Tetap ... 24

B. Jenis-jenis Aktiva Tetap ... 25

C. Metode Penyusutan ... 29

D. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 35


(7)

F. Sistem Pengendalian Aktiva Tetap ... 41

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir... 4


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sektor perekonomian saat ini, dunia usaha semakin banyak berkembang dan tentu diikuti dengan tingkat persaingan yang semankin ketat juga. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya perusahaan yang bermunculan baik perusahaan nasional milik pemerintah, perusahaan swasta nasional, hingga perusahaan asing. Banyaknya perusahaan yang didirikan tentu akan memberikan manfaat yang sangat baik pada perekonomian suatu negara.

Setiap perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba seoptimal mungkin . Hal tersebut bertujuan untuk melanjutkan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan ke tingkat yang lebih baik lagi, untuk itu diperlukan sistem pengendalian yang baik dalam suatu perusahaan. Sistem pengendalian tersebut yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mempertahankan kelangsungan jalan perusahaan serta meningkatkan efektifitasnya.

Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, perusahaan jasa, maupun perusahaan dagang pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor-faktor produksi ini dikelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Faktor produksi ini salah satunya adalah aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk


(11)

siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dimana hal ini harus didukung oleh adanya struktur organisasi yang baik dan penempatan personil yang tepat di dalam suatu perusahaan.

Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin dan harta berwujud lainnya. Aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya opersional perusahaan dengan lancar. Jika Aktiva tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan/kurangnya pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa pengaruh kepada jalannya kegiatan ekonomi perusahaan.

Aktiva tetap di dalam suatu perusahaan merupakan hal penting karena hampir dari setiap operasional dan kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan selalu berhubungan dengan aktiva tetap. Mengamati begitu besarnya pengaruh aktiva tetap bagi perusahaan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aktiva tetap dalam Tugas Akhir ini yang berjudul “Pengendalian Aktiva Tetap Pada PT. PLN ( PERSERO ) UPT Medan”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam menghadapi kegiatan perusahaannya. Pengelolaan aktiva tetap seringkali tidak


(12)

hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan itu berbeda dengan satu sama lainnya, begitu juga halnya dengan PT. PLN UPT Medan. Dengan demikian masalah yang dihadapi oleh perusahaan mengenai “Apakah Sistem Pengendalian Aktiva Tetap Pada PT. PLN ( PERSERO ) UPT Medan sudah dijalankan dengan baik?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III FE USU.

b) Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya oleh PT .PLN (PERSERO) UPT MEDAN. c) Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian aktiva tetap yang

dilakukan oleh PT .PLN (PERSERO) UPT MEDAN B. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Sebagai bahan masukan agar dapat tercipta “ Sistem Pengendalian Aktiva tetap” yang baik pada masa yang akan datang sehingga perusahaan menjadi lebih baik.

b) Bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan memperluas wawasan mengenai pengendalian maupun pengawasa terhadap aktiva tetap suatu perusahaan.

c) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis – penulis berikutnya khusunya pada topik yang sama untuk meneyempurnakan penelitiannya lebih baik pada masa yang akan dating.


(13)

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan dilaksanaan di PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN Tabel I.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO

Kegiatan

Juni 2014

Juli 2014

I II III IV I

1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing


(14)

NO

Kegiatan

Juni 2014

Juli 2014

I II III IV I

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam 4 bab.

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan

BAB II: PT .PLN (PERSERO) UPT MEDAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, job description, dan jaringan usaha, dan kinerja usaha terkini, rencana usaha BAB III: SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA


(15)

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan pengertian aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, metode penyusutan, cara perolehan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap, sistem pengendalian aktiva tetap.

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan pada pembahasan dan saran guna menunjang kemajauan kedepan.


(16)

BAB II

PT PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Proses restrukturisasi pengusahaan tenaga listrik di Indonesia masih terus berjalan. Salah satunya adalah dengan penyiapan PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pengatur Beban Sumatera (P3B Sumatera). P3B Sumatera bukanlah lembaga yang benar-benar baru. Sebab P3B Sumatera merupakan penggabungan fungsi penyaluran dari PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan fungsi penyaluran PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagut.

PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel secara praktis organisasinya akan dihapus. Terutama dengan rencana pembetukan PT PLN Pembangkitan Sumatera Utara (KSU) dan PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (KSS), yang usahanya mengelola

Dengan demikian penggabungan ini akan semakin menempatkan posisi organisasi P3B Sumatera pada posisi yang sentral. P3B Sumatera lah yang akan membuat “hitam-putihnya” pasokan listrik di dalam Sistem Interkoneksi Sumatera setelah energi listrik dibangkitkan oleh perusahaan pembangkit, baik itu yang dikelola PT PLN Pembangkitan Sumatera Utara (KSU) dan PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (KSS) maupun swasta. Sebab, P3B lah yang mengelola lalu-lintas energi listrik di Sistem Interkoneksi Sumatera. Setidaknya pada proses pengelolaan energi inilah, menempatakan P3B Sumatera sebagai pihak yang harus berperan aktif. Bahkan bertanggung jawab penuh terhadap keandalan pasokan energi listrik yang disalurkan ke knsumen.

Pembentukan P3B Sumatera disadari betul kemanfaatannya oleh PT PLN (Persero). Setelah dipisahkannya fungsi pembangkitan sebagai anaka perusahaan,


(17)

BUMN yang menangani pengusahan tenaga listrik di tanah air ini menempatkan fungsi operasi dan pengelolaan penyaluran tenaga listrik (transmisi) sebagai kegiatan yang perlu disiapkan untuk mendukung terciptanya efisiensi tenaga listrik. Di wilayah interkoneksi Sumatera. P3B Sumatera akan menangani sektor transmisi sejak perencanaan, konstruksi, hingga pemeliharan.

Pengoperasian sistem tenaga listrik dilakukan melalui manajemen energi dengan menggunakan mekanisme transaksi energi. Melalui transaksi energi memang memungkinkan didaptanya keuntungan dari selisih herga pembelian dari pembangkit dengan penjualan energi listrik kepada konsumennya. Meskipun demikian, sebagai penyelenggara transaksi energi P3B Sumatera wajib memberikan pasokan listrik secara handal, ekonomis dan berkualitas kepada konsumennya.

1. Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera UPT Medan Visi

P3B Sumatera diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban Sistem Tenaga Listrik dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi

1. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal,

2. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien, andal, dan akrab lingkungan,

3. Mengelola transaksi tenga listrik secara kompetitif, transparan dan adil, 4. Melakukan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik sumatera.


(18)

2. Makna Logo PLN

Gambar II.1 Logo PT. PLN (Persero)

Sumber: PT. PLN (Persero) UPT Medan

PT. PLN (Persero) mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari: a. Bidang Persegi Penjang Vertikal

Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. b. Petir atau Kilat

Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.


(19)

Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.

B. Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT PLN (Persero) UPT Medan menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) Manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada asisten manajer untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.


(20)

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) UPT Medan dipimpin oleh seorang Manager yang membawahi asisten manajer bagian yang terdiri dari :

1. Asisten manajer perencanaan dan evaluasi, 2. Asisten manajer pemeliharaan,

3. Asisten manajer administrasi dan umum.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) UPT Medan dapat dilihat pada Lampiran. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) UPT Medan adalah: 1. Manajer

a) Identitas jabatan

Sebutan jabatan : Manajer unit pelayanan transmisi medan Kode jabatan : -

Jenis jabatan : Manajerial

Pohon profesi : Pemeliharan Penyaluran

Sub pohon profesi : Pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk Jenjang jabatan : Manajer Dasar

Grade : System 2-1 dan Optimization 1-4 Unit kerja : Unit Pelayanan Transmisi...


(21)

Jabatan atasan langsung : General Manajer b) Tujuan Jabatan

Merumuskan sasaran kerja UPT Medan, mengarahkan dan mengkordinasi dan mengevaluasi pekerjaan bawahan, mengkaji dan, mengendalikan RAO/UAI/AT serta memeriksa laporan bawahan secara periodik serta membina hubungan kerja baik sesama PLN sekitar maupun instasnsi pemerintah agar pelaksanaan rencana kerja dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan tercapainya sasaran kinerja perusahaan

c) Tanggung jawab utama

1. Merumuskan sasaran kerja upt medan berdasarkan target yang telah ditetapkan kantor induk (P3B Sumatera),

2. Menentukan SOP sesuai instruksi P3BS untuk pedoman kerja UPT, 3. Mengendalikan anggaran biaya melalui laporan cash control agar

anggaran dapat dipergunakan sesuai dengan rencana kerja,

4. Mengkordinasi hasil penyusunan RAO/UAI sebagai usulan ke kantor induk sesuai dengan ketentuan,

5. Mengevaluasi hasil pelaksanaan dan memantau penerapan sistem baru dalam rangka peningkatan efisensi,

6. Mengambil keputusan mengenain hal-hal yang berhubungan dengan operasi dan pemeliharaan transmisi dan gardu induk,

7. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas,

8. Membuat keputusan untuk tender pengandaan baraang dan jasa sesuai KEPRES dan wewenang yang diberikan kantor induk untuk kelancaran


(22)

9. Membina dan mengarahkan bawahan berdasarkan bidang tugasnya sesuai dengan sasaran kerja,

10. Membuat laporan berkala sesuai dengan bidang tugasnya,

11. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab pokoknya.

d) Wewenang jabatan

1. Menandatangani persetujuan pembayaran (bukti kas) baik kepada pegawai maupun kepada pihak ketiga (rekanan) sesuai dengan bukti-bukti pembayaran yang sah,

2. Mengesahkan dan menandatangaani nota pembukuan ke unit lain, 3. Menilai kinerja bawahan,

4. Menyetujui dan menandatangani surat permohonan cuti pegawai pada bidangnya,

5. Mengesahkan dan menandatangani pembayaran kepda pihak ketiga (Rekanan) dengan nilai s/d Rp ... juta, untuk pengadaan barang/jasa berdasarkan RAB yang sudah dievaluasi asmen enjinring dan disetujui oleh General Manajer,

6. Menyetujui/menandatangani dafatar penghasilan dan pembayaran hak pegawai yang diterbitkan oleh seksi SDM & Diklat,

7. Menandatangani Cheque/Giro bank, untuk pengambilan uang, pembayaran kepada rekanan bersama dengan Asisten Manager Keu Sdm & Adm.

2. Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi a) Identitas Jabatan


(23)

Kode Jabatan : -

Pohon Profesi : Pemeliharaan Penyaluran

Sub Pohon Profesi : Pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk Jenis Jabatan : Supervisori

Jenjang Jabatan : Supervisori Atas

Grade : Specific 1-3 s/d System 1-4 Unit Kerja : Unit Pelayanan Transmisi

PT PLN (Persero) P3B Sumatera Jabatan Atas Lngsung : Manajer UPT

b) Tujuan Jabatan

Merencanakan dan mengevaluasi Operasi Sistem, pemeliharaan peralatan Gardu Induk, Jaringan, Proteksi, meter, SCADA dan Telekomunikasi serta melaksanakan assesmen kondisi sistem transmisi dan Pengelolaan Sarana Sistem Informasi untuk mencapai terget Kinerja Unit. c) Tanggung jawab utama

1. Menyusun rencana kegiatan Bidang Rencana & Evaluasi Unit untuk kelancaran pelaksanaan tugas,

2. Mengkoordinir pelaksanaan asesmen kondisi sistem transmisi untuk pembuatan rencana kerja pemeliharaan / perbaikan / penggantian peralatan Gardu Induk, jaringan, proteksi, meter, kontrol, dan SCADATEL,

3. Memberikan rekomendasi hasil asesmen untuk perbaikan kinerja peralatan,

4. Menyusun usulan rencana pengembangan dan perbaikan instalasi penyaluran yang dilengkapi dengan justifikasi Teknis dan Enterprise


(24)

Risk Management (ERM) untuk memenuhi kelayakan operasi dan investasi,

5. Menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran) dan TMP (Tingkat Mutu Pelayanan) Unit untuk diusulkan ke Region,

6. Merencanakan jadwal dan mengevaluasi pemeliharaan peralatan Gardu Induk, Jaringan, proteksi, meter, kontrol, dan SCADATEL untuk mencapai target kinerja,

7. Menyusun usulan target dan realisasi kinerja (angka-angka usaha, realisasi pemeliharaan dan EDP) untuk dilaporkan ke Region,

8. Memeriksa data dan fisik serah terima instasi baru sebagai dasar untuk pembuatan berita acara serah terima ke Region,

9. Membina dan mengembangkan kompetensi SDM melalui Coaching, Mentoring, Counseling dan Knowledge Management untuk memenuhi kebutuhan kompetensi jabatan,

10. Menyusun laporan berkala sesuai bidang tugasnya sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,

11. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dan atau kompetensinya.

d) Wewenang Jabatan 1. Menyusun RKA unit,

2. Merekomendasikan hasil asesmen, 3. Merencanakan jadwal pemeliharaan,


(25)

4. Merekomendasikan tindak lanjut sesuai hasil evaluasi kinerja Operasi Sistem, Operasi dan pemeliharaan peralatan transmisi, proteksi, meter, kontrol, dan SCADATEL,

5. Mengelola sarana sistim informasi dan pemeliharaan 3. Asisten Manajer Pemeliharaan

a) Identitas Jabatan

Sebutan Jabatan : Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan

Kode Jabatan : -

Pohon Profesi : Pemeliharaan Penyaluran Sub Pohon Profesi : Pemeliharaan Instalasi

Jenis Jabatan : Supervisori Jenjang Jabatan : Supervisori Atas

Grade : Specific 1-3 s/d system 1-4 Unit Kerja : Bagian Operasi dan Pemeliharaan Unit Pelayanan Transmisi

PT PLN (Persero) P3BS

Jabatan Atasan Langsung : Manajer UPT b) Tujuan Jabatan

Mengelola operasi dan pemeliharaan penyaluran tenaga listrik serta keandalan sistem penyaluran untuk mendukung kinerja perusahaan.

c) Tangung jawab utama

1. Mengelola pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharan (O&M) instalasi Transmisi dan Gardu Induk, Proteksi Scadatel, Instalasi Sipil dan


(26)

2. Mengendalikan realisasi hasil pemeliharaan instalasi Transmisi dan Gardu Induk untuk keperluan operasi (SE 032 dan Suplemennya), 3. Mengendalikan pemeriksaan fisik dan spesifikasi teknik instalasi

terpasang yang akan diserahkan proyek berdasarkan kontrak,

4. Menentukan persyaratan operasi pada instalasi (baru/lama) meliputi hasil uji peralatan, koordinasi setting rele proteksi dan sertifikasi laik operasi guna memastikan pengoperasian instalasi dengan baik dan aman,

5. Mengendalikan dan menindaklanjuti gangguan operasi/peralatan instalasi di Unit Tragi,

6. Membuat usulan pengembangan instalasi untuk keandalan operasi, 7. Mengkoordinir pembuatan dan pemutakhiran Buku Petunjuk

Pengoperasian Gardu Induk dan Instruksi kerja peralatan sebagai pedoman operasi,

8. Mengusulkan pelatihan sesuai kebutuhan dibidang Operasi dan Pemeliharaan

d) Wewenang Jabatan

1. Menyusun jadwal pemeliharaan Transmisidan Gardu Induk, 2. Membuat laporan gangguan kerusakan dan data Operasi,

3. Mengevaluasi laporan dari unit TRAGI dan Supervisor di bagian OP-HAR,

4. Menandatangani ijin cuti bawahannya,

5. Memantau pekerjaan pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk, 6. Melakukan penilaian SMUK di Bagian OP-HAR

4. Asisten Manajer Administrasi dan Keuangan a) Identitas Jabatan


(27)

Sebutan Jabatan : Asisten Manajer Administrasi dan Keuangan

Kode Jabatan : -

Pohon Profesi : Manajemen Keuangan Sub Pohon Profesi : Manajemen Keuangan

Jenis Jabatan : Supervisori Jenjang Jabatan : Supervisori Atas

Grade : Specific 1-3 s/d system 1-4

Unit Kerja : Bagian Administrasi dan Keuangan Unit Pelayanan Transmisi

PT PLN (Persero) P3BS

Jabatan Atasan Langsung : Manajer UPT b) Tujuan Jabatan

Mengendalikan, mengelola fungsi sekretariat, SDM & Diklat, Keuangan & Anggaran, Akuntansi dan Logistik sebagai pendukung Operasi & Pemeliharaan dalam mencapai sasaran kinerja yang sudah ditetapkan oleh Manajemen Perusahaan.

c) Tanggung Jawab Utama

1. Merancang rencana kerja tahunan Bagian Keuangan, SDM dan Administrasi sebagai pedoman kerja untuk mencapai target kinerja, 2. Mengevaluasi/mengusulkan RKAP Pos 5.2, Pos 5.3 Tata Usaha, dan

Pos 5.4,

3. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan fungsi Sekretariat meliputi kendaraan dinas, tata laksana surat, penerbitan SPPD, pengamanan lingkungan, dan fasilitas sarana kantor, RAB


(28)

4. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan funsi SDM & Diklat, meliputi pembayaran penghasilan, penerbitan SK mutasi, usulan penilaian kenaikan grade/skala, kesejahteraan pegawai, tunjangan emolumen, pelaporan SIPEG, dan Diklat,

5. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan fungsi Logistik meliputi tata usaha gudang (TUG), pengadaan barang dan pengendalian materi,

6. Mengendalikan, mengelola, dan mengevaluasi pekerjaan fungsi Anggaran & Keuangan, meliputi perencanaan, pengajuan anggaran ke P3BS, pembayaran, cash flow, monitoring, dan melaporkan realisasi SKKO/SKKI serta penerimaan dan penyetoran pajak,

7. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan fungsi Akuntansi, meliputi jurnal transaksi, laporan Tata Usaha Keuangan Gudang (TUKG), AT/PDP, Neraca, Rugi/Laba, dan DTE

d) Wewenang Jabatan

1. Mengesahkan/menandatangani Invoice untuk pembayaran baik kepada pegawai maupun kepada pihak ketiga (Rekanan) sesuai dengan bukti-bukti pembayaran yang sah dan dalam batas kewenangan yang diberikan oleh Manager,

2. Mensahkan/menandatangani TUG dalam penerimaan dan pengeluaran barang di gedung UPT,

3. Mensahkan/menandatangani Laporan Keuangan, nota buku akuntansi dari dan atau ke unit lain,


(29)

4. Persetujuan Surat perintah perjalanan dinas untuk pegawai yang melakukan perjalanan dinas sesuai peraturan yang ada dan dalam batas kewenangan yang diberikan oleh Manajer,

5. Menandatangani Nota Dinas SKKO untuk Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan RAB hasil evaluasi Asmen Enjiniring dan disetujui Manajer,

6. Menilai kinerja bawahan (MUK),

7. Persetujuan surat cuti pegawai, sesuai batas kewenangan yangan diberikan oleh Manager,

8. Persetujuan penggunaan kendaraan dinas (Model C) bagi pegawai yang bertugas menggunakan kendaraan dinas,

9. Mensahkan/menandatangani daftar penghasilan dan pembayaran hak pegawai lainnya yang diterbitkan oleh Seksi SDM & Diklat,

10. Mensahkan/menandatangani PO untuk pengadaan barang/jasa dengan proses pembelian langsung nilai s/d 50 juta,

11. Menandatangani Cheque/Giro Bank bersama dengan Manager, 12. Menandatangani surat pengantar berobat ke Dokter/Rumah Sakit.

D. Jaringan Usaha

Jaringan Usaha PT PLN (Persero) UPT Medan adalah untuk mengatur beban sumatera utara dan untuk bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi dan pengoperasian sistem tenaga listrik.


(30)

Pada tahun 2014 ini PT. PLN (Persero) UPT Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain: a. Penggantian selector switch UFR

b. Pengadaan spare terminasi dan kabel skun 20 kv.

c. Peninggian tembok pagar sisi barat gardu induk Kualanamu. d. Penggantian konduktor diameter II switchyard GI Belawan.

e. Pengadaan dan pemasangan material remote reading download setting & disturbance record.

f. Material pendukung pekerjaan penggantian PMT AB 3 garduk induk Belawan.

g. Penguatan proteksi tapak tower 51 segmen Titi Kuning-Berastagi.

h. Pekerjaan penggantian PMT 150 dan penyempurnaan wiring control workshop di GI Namurambe.

F.Rencana Usaha

Rencana usaha PT. PLN (Persero) UPT Medan pada tahun 2014 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(31)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN

A. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Arti penting aktiva tetap berwujud berbeda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, tergantung pada sifat, jenis dan skala usahanya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai jenis aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relative lama.

Secara umum, aktiva tetap berwujud didefenisikan sebagai barang yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur atau masa kegunaan yang relative permanen.

Menurut Warren,Reeve,Fess( 2006 : 504 )

“pengertian aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (Tangible Assets) karena ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal”.


(32)

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a) Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Asset)

Contohnya : Lahan, Mesin, Gedung, Peralatan, dan lainnya. b) Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contohnya : Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, dan lainnya. 2. Umur

Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya , karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :

a) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

b) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.


(33)

c) Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain. 3. Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidk mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :

a) Depreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.

b) Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan , seperti : Tanah.

4. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :

1. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan


(34)

khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :

a. Harga Beli

b. Ijin dari pemerintah c. Komisi Pialang d. Fee nama baik e. Biaya survey 2. Bangunan/Gedung

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara lain:

a. Fee arsitek b. Biaya asuransi c. Ijin dari pemerintah d. Bea balik nama


(35)

3. Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesi-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujian sebelum digunakan b. Sewa mesin

4. Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu : semua jenis kemdaraan seperti alat pengangkutan, meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

5. Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain .

Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain : a. Reparasi pembelian (peralatan bekas)


(36)

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan. Inventaris kantor dapat berupa :

a. Komputer b. Perabot kantor c. Meja Tulis d. Telepon e. Kursi

f. Alat-alat tulis kantor

C. Metode Penyusutan

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian, harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation ).

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :

Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.


(37)

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen – elemen

2. Penyusutan Fungsional

Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan ( inadequancy ) dan ketinggalan zaman ( obsolence )

Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya untuk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi. Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk menentukan besarnya pennyusutan aktiva tetap, yaitu :

1. Metode Garis Lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus : Penyusutan tahunan = Harga perolehan- Nilai ekonomis

Umur ekonomis

Contoh : Sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp 7.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 400.000. Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai


(38)

Penyusutan tahunan = Rp 7.900.000 – Rp 400.000 5

= Rp 1.500.000

Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak:

Beban Penyusutan Mesin Rp 1.500.0000

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 1.500.000 2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari niali buku ( harga perolehan-akumulasi penyusutan).

Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 50.000.000 , nilai residu Rp 10.000.000 , umur ekonomis 10 tahun.

Maka penyusutannya = Rp 50.000.000 – Rp 10.000.000 10

= Rp 4.000.000 Tarif Ganda = 100%

10 = 20%

Maka, besarnya akumulasi penyusutan setiap tahun, dapat dihitung sebagai berikut :

Tahun I = 20% X Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000 Tahun II = (20% X Rp 40.000.000) + Rp 10.000.000 = Rp 18.000.000 Tahun III = (20% X Rp 32.000.000 )+ Rp 18.000.000 = Rp 24.400.000


(39)

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periodeakuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap- tiap periode belum tentu sama.

Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 10.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000.Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk.

Maka beban penyusutan per satuan produksi

= Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 80.000 unit

= Rp 100

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 X Rp 100 = Rp 1.000.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 X Rp 100 = Rp 900.000 4. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil.


(40)

Jumlah angka tahun = n ( n+1 ) 2

n = Lama penyusutan ( umur ekonomis aktiva )

contoh : Jika harga beli sebuah aktiva Rp 10.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya tiap tahun adalah :

Tahun I = 5/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.666.667 Tahun II = 4/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.133.333 Tahun III = 3/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.600.000 Tahun IV = 2/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.066.667 Tahun V = 1/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 533.333

Pada PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutannya akan berubah.

D. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aktiva itu, pemasangan, sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam proses kegiatannya. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya :


(41)

1. Pembelian Tunai

2. Pembelian dengan harga tergabung 3. Pembelian Angsuran

4. Sewa guna usaha

5. Pertukaran dengan aktiva lain 6. Pertukaran dengan sekuritas 7. Dibangun sendiri

8. Donasi atau sumbangan

1. Pembelian Tunai

Nilai perolehan aktiva tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannnya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.

2. Pembelian dengan harga tergabung

Perusahaan bisa saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan sebagai berikut : Jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.


(42)

Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

4. Sewa guna usaha pembiayaan

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih ( optie ) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha. Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa ( operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa

guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha

b. Sewa guna usaha dianggap seabgai transaksi pembelian/penjualan ( finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. 5. Pertukaran dengan aktiva lain

Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu : a) Pertukaran dengan aktiva tetap yang sejenis


(43)

Adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran.

b) Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin- mesin, gedung, dan lain- lain. Perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/ rugi pertukaran aktiva tetap.

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bias mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b. Harga pasar yang didapat

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.


(44)

Kadang – kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :

a) Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b) Menghemat biaya konstruksi

c) Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d) Agar dapat segera dioperasikan

Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian, aktiva tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai.

8. Donasi atau sumbanganan

Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non- resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.

Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara perolehan aktiva tetap, sedangkan PT. PLN (Persero) UPT Medan melakukan perolehan aktiva tetap dengan cara kontak berjangka tidak langsung.


(45)

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasioanal perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara , yaitu :

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar. Apabila suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.

2. Dengan Cara Dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang telah aiilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3. Dengan Cara Tukar dengan Aktiva Lain Keuntungan dari pertukaran :

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat ditentukan dengan salah satu cara berikut :


(46)

Keuntungan pertukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal.

Kerugian dari pertukaran :

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva baru adalah harga pasar aktiva tersebut.

Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara yang paling sering digunakan dalam penggantian aktiva tetap, sedangkan PT. PLN (Persero) UPT Medan melakukan penggantian aktiva tetap dengan cara dilelang

F. Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap

Sistem pengendalian internal atau internal control meliputi evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional penyimpangan dan pencataan, serta pengawasan fisik atas kekayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya, dalam upaya meningkatkan efisiensi usaha, serta mondorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.

Pada PT.PLN ( Persero ) UPT Medan, pengendalian internal adalah pengawasan terhadap kegiatan / aktivitas yang ada dalam suatu


(47)

wilayah kerja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam wilayah kerja tersebut.

Menurut Information System Audit and control Association ( ISACA, dalam Cangemi, 2003 : 65 )

internal control adalah the policies, procedures, practice and

organizational structures, designed to provide reasonable assurance that business objective will be achieved and that events will be prevented, or

detected, and corrected”.

Menurut Gondodiyoto dan Hendarti ( 2007 : 122 )

“Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan semua metode serta kebijakan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha serta mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan”.

Dari uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan pengertian pengendalian internal adalah evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan cara membandingkan antara prosedur- perosedur yang telah dibuat oleh manajemen suatu oraganisasi dengan keadaan yang sebenarnya yang telah dilaksanakan oleh organisasi tersebut, apakah kegiatan operasional telah dilaksanakan dengan baik atau terdapat penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.

Menurut Hartadi ( 1999 : 3 ) Pengendalian internal meliputi 2 hal yaitu pengendalian internal bidang akuntansi dan pengendalian internal bidang administrasi.


(48)

Pengendalian akuntansi yaitu meliputi rencana organisasi, metode dan ukuran, prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang dikoordinasikan terutama untuk menjamin kekayaan organisasi dan mengecek ketentuan dan keandalan data organisasi.

2. Pengendalian administrasi

Pengendalian administrasi yaitu meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang mengarah kepada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang.

Pengendalian internal atas aktiva tetap meliputi penjagaan dan pencatatan akuntansi aktiva tetap yang memadai yang dimiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan dari aktiva tetap meliputi :

1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aktiva tetap tersebut

2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan pencatatan aktiva tetap tersebut.

3. Memiliki asuransi aktiva tetap terhadap kejadian –kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian, dan lain-lain.

4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secara benar pengoperasikan aktiva tetap tersebut.


(49)

6. Melindungi aktiva tetap dari hujan, panas, dan sebagainya.

7. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut,misalnya orang-orang yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk ke daerah tersebut.


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian dan evaluasi pada PT.PLN (Persero) UPT Medan, maka pada bab IV ini penulis akan menarik kesimpulan yang Penulis anggap penting bagi perusahaan tersebut:

1. Dalam struktur organisasi PT.PLN (Persero) UPT Medan dapat dilihat bahwa setiap staff memiliki tugas dan kewajibannya sesuai dengan job describtionnya masing-masing.

2. Aktiva tetap yang terdapat dalam PT.PLN (Persero) UPT Medan umunya diperoleh melalaui pengadaan (kontrak) jangka pendek dan panjang.

3. Metode penyusutan yang dipakai pada PT.PLN (Persero) UPT Medan adalah metode garis lurus / straight line method.

4. Penggantian Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya dilakukan dengan cara dilelang.

5. Sistem pengendalian aktiva tetap cukup baik pada PT.PLN (Persero) UPT Medan dapat dilihat dari adanya kartu aktiva tetap.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang ingin saya berikan kepada PT.PLN (Persero) UPT Medan adalah:

1. Pengendalian pada aktiva tetap sebaiknya teru ditingkatkan untuk mencapai pengendalian yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya


(51)

penyelewengan atas aktiva tetap, hal ini akan membantu manajemen mengelola harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jery J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting

Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

John J. Wild . K. R. Subramanyam . Robert F. Halsey.2005. Financial Statement

Analysis, Buku Satu, Edisi Ke Delapan, Penerbit : Salemba Empat,

Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip –Prinsip Akuntansi, Edisi Ke-21,Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta. S.R, Soemarso, 2005, Akutansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit:

Salemba Empat, Jakarta

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke -21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(53)

Lampiran 1


(54)

Lampiran 3


(55)

Lampiran 4


(56)

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jery J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting

Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

John J. Wild . K. R. Subramanyam . Robert F. Halsey.2005. Financial Statement

Analysis, Buku Satu, Edisi Ke Delapan, Penerbit : Salemba Empat,

Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip –Prinsip Akuntansi, Edisi Ke-21,Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta. S.R, Soemarso, 2005, Akutansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit:

Salemba Empat, Jakarta

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke -21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(58)

Lampiran 1

Surat Izin Riset dari PT.PLN (Persero) UPT Medan

Lampiran 2


(59)

(60)

Lampiran 4

Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap di PT.PLN (Persero) UPT Medan


(61)

(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jery J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

John J. Wild . K. R. Subramanyam . Robert F. Halsey.2005. Financial Statement Analysis, Buku Satu, Edisi Ke Delapan, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip –Prinsip Akuntansi, Edisi Ke-21,Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta. S.R, Soemarso, 2005, Akutansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit:

Salemba Empat, Jakarta

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke -21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(3)

Lampiran 1

Surat Izin Riset dari PT.PLN (Persero) UPT Medan


(4)

Lampiran 3


(5)

Lampiran 4

Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap di PT.PLN (Persero) UPT Medan


(6)