Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. PLN (Persero) UPT Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (PERSERO)

UPT MEDAN

Oleh :

ARIEF PRASETYO 112102169

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya untuk menyelesaikan studi dan menyusun Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. PLN (Persero) UPT Medan” ini dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Diploma Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan baik dalam penyampaian bahasa, kata maupun dalam hal penyajian. Untuk itu penulis dengan berbesar hati dan dengan tangan terbuka menerima saran maupun kritik sehat yang bersifat membangun dari para pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE. M.Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I dan sekaligus sebagai supervisi magang Mahasiswa program diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi dan sekaligus sebagai dosen pembimbing penulis yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan


(4)

serta dukungan yang sangat berharga bagi penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengajarkan beragam mata kuliah yang sangat bermanfaat. 6. PT. PLN (Persero) UPT Medan yang telah menerima saya dengan baik untuk

bisa melakukan riset guna memenuhi syarat membuat Tugas Akhir

7. Teristimewa untuk Kedua Orangtua saya yang tercinta, Subroto dan Siti Nurmawati, yang telah membesarkan dan mendidik serta memberikan bimbingan, dorongan, semangat, nasihat dan do’a di setiap kesempatan sehingga penulis berhasil menyusun tugas akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Serta untuk kedua adik saya tercinta Adiel Pracahyo dan Arzety Pratiwi yang telah memberikan saya dorongan dan semangat yang tiada henti.

8. Untuk sahabat-sahabat saya Adrian, Ari, Deo, Johannes, Lusi, Mutia, Oyi, Tari, Ferdi, Dan Fadia serta kepada semua teman-teman saya khususnya DIII Akuntansi Grup C dan semua mahasiswa D3 Akuntansi yang masuk pada tahun akademik 2011 para pengurus HMD D3 Akuntansi periode 2013/2014 serta abang dan kakak senior dan adik-adik junior di Fakultas Ekonomi dan


(5)

Bisnis yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga akan memperoleh balasan yang berlipat ganda dariNya, dan Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi amal bagi penulis. Amin yaa Rabbal Alamin.

Medan, 2014 Penulis

Arief Prasetyo NIM. 112102169


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... .vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

a. Tujuan Penelitian ... 4

b. Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Penelitian ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : PT. PLN (PERSERO) UPT MEDAN... 7

A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) UPT Medan... 7

B. Struktur Organisasi... 13

C. Job Description ... 14

D. Jaringan Usaha ... 20

E. Kinerja Usaha Terkini ... 21


(7)

BAB III : SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) UPT MEDAN 22

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap... 22

B. Faktor-faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap... 23

C. Jenis-jenis Aktiva Tetap... 24

D. Metode Penyusutan... 29

E. Cara Perolehan dan Penghapusan Aktiva Tetap... 35

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN... 46


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ... 4


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

II.1 Logo PT. PLN (Persero) ... 11


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara yang ditempuh dalam hal perolehan aktiva tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara kredit jangka panjang, pembelian dengan surat-surat berharga, pertukaran, diperoleh dari hadiah atau sumbangan, dan dibangun sendiri. Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa committed costs, yang dalam masa pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya. Karena pengendalian aktiva tetap dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem aktiva tetap menyediakan


(11)

mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat pelaksanaan perolehan aktiva tetap.

Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain.

Mengingat pentingnya keberadaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem aktiva tetap. Sistem aktiva tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem aktiva tetap yang disusun oleh perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam hal perolehan, pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi aktiva tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam mengadakan analisa perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu.


(12)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN”

B. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa aktiva tetap mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan operasional perusahaan, maka perlu di bentuk sebuah sistem akuntansi aktiva tetap sehingga kegiatan perusahaan berjalan secara optimal dan meningkatkan kapasitas produksi. Adapun hal pokok yang menjadi permasalahan sehubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap adalah “Apakah Sistem Akuntansi Aktiva Tetap pada PT PLN (Persero) UPT MEDAN telah berjalan dengan baik?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai peneliti adalah untuk mengetahui Apakah Sistem Akuntansi Aktiva Tetap pada PT PLN (Persero) UPT Medan telah berjalan dengan baik.

Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada PT PLN (Persero) UPT Medan diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi perusahaan, dan bagi peneliti lain.

a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan apabila di kemudian hari dimintai pendapat mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero) UPT Medan.


(13)

b. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem akuntansi aktiva tetap yang sudah berjalan selama ini.

c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penulisan yang berhubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian

Survey/observasi dilakukan di PLN (PERSERO) UPT MEDAN. Berikut ini akan diuraikan jadwal survey peneliti.

Tabel 1.1

jadwal penelitian dan penyusunan tugas akhir

No KEGIATAN

JUNI 2014 JULI 2014 I II III IV I II 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(14)

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam 4 bab

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar dari penulisan yang mencakup apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.

BAB II : PT. PLN (Persero) UPT MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja terkini, dan rencana kegiatan

BAB III : SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) UPT MEDAN

Pada bab ini penulis akan mencoba untuk menganalisa sistem akuntansi aktiva tetap yang berjalan di dalam perusahaan, menganalisa metode penyusutan yang digunakan dan cara perolehan dan penghapusan yang digunakan di perusahaan.


(15)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan dimasa yang akan datang bagi perusahaan.


(16)

BAB II

PT PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN

A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) UPT Medan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM ( Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil


(17)

alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum.

Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka, dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiders No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan Pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula – mula dikepalai R.Soekarno (Merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No 16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi 1. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksplotasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu


(18)

sektor, yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik ke seluruh wilayah Negara RI.

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan. Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

B. Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT PLN (Persero) UPT MEDAN menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :


(19)

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) UPT MEDAN dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi beberapa manajer bagian yang terdiri dari : 1. Manajer bidang perencanaan,

2. Manajer bidang operasi,

3. Manajer bidang SDM administrasi dan keuangan.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN dapat dilihat pada Lampiran

Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) UPT MEDAN adalah: 1. General Manager

Rincian tugas pokok general manajer PT PLN ( Persero ) UPT Medan adalah :

a. Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan pembangunan Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang


(20)

tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan Anggaran Investasi (AI),

b. Bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan mutu sesuai target kinerja proyek induk yang tersedia

c. Memastikan bahwa semua program pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah diketahui oleh direksi

d. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk,

e. Mengolah kegiatan proyek dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner),

f. Menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu proyek induk serta pengendaliannya,

g. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian proyek,

h. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang proyek induk,

i. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja proyek induk,

j. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dan PT. PLN (Persero) jasa konstruksi,


(21)

2. Kepala Audit Internal

Rincian tugas kepala audit internal PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah :

a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk menjamin pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi dengan ketentuan dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,

b. Merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja Proyek Induk,

c. Melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk, keuangan, system sumber daya manusia dan administrasi, d. Merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses

manajemen dan operasional,

e. Memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal.

3. Manajer Bidang Perencanaan

Rincian tugas pokok manajer bidang perencanaan PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja proyek induk serta mendukung restrukturisasi organisasi proyek induk,


(22)

b. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan, c. Melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada

organisasi proyek,

d. Merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola kegiatan soil investigation,

e. Menyiapkan AMDAL, UPL, dan RKL serta perijinan, f. Mengolah dan membina sistem manajemen mutu,

g. Merumuskan standar produk/materi, serta membina penerapannya, h. Melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi

bersama jasa manajemen konstruksi, i. Menetapkan laporan proyek induk.

4. Manajer Bidang Operasi

Rincian tugas manajer bidang operasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, konsolidasi unit-unit proyek sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasik kerja jasa manajemen konstruksi untuk pencapaian target kinerja produksi,

b. Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk.


(23)

c. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi penerapannya

d. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran, e. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja

proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas,

f. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas,

g. Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk Menghindari keterlambatan,

h. Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung,

i. Memberi laporan manajemen sesuai bidangnya.

5. Manajer Bidang SDM, Administrasi dan Keuangan

Rincian tugas pokok manajer bidang SDM, Administrasi dan Keuangan PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan Keuangan untuk mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk dalam mencapai kinerja target proyek induk sesuai penetapan direksi,


(24)

b. Merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan di proyek induk,

c. Melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM, penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan latihan,

d. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data pegawai,

e. Melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat serta menjamin kerahasiaannya,

f. Mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat kerasnya,

g. Melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor,

h. Melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran serta membuat laporan rekonsiliasi keuangan,

i. Melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek induk,

j. Melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap, k. Menetapkan laporan manajemen di bidangnya.


(25)

6. Proyek Pembangkit

Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek pembangkit sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kierja proyek yang ditetapkan oleh perusahaan,

b. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

c. Melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik (owner) dari poyek induk,

d. Menyusun Basic Communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

e. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak konstruksi,

f. Menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan pihak jasa manajemen konstruksi,


(26)

7. Proyek Jaringan

Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan proyek jaringan sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kinerja proyek,

b. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

c. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik, (owner) dari proyek induk,

d. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

e. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak konstruksi.

D. Kinerja Kegiatan Terkini

Pada tahun 2011 ini PT. PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan,


(27)

c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan – Belawan.

E. Rencana Usaha/Kegiatan

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) UPT MEDAN pada tahun 2014 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(28)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut Mulyadi (2001;106)

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan”.

Aktiva tetap pada PT PLN (Persero) UPT Medan terdiri dari alat pembangkit, tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam proses operasi perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan


(29)

aktiva yang dapat disusutkan (depreciable), mencakup tanah/hak atas tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya ataupun sumber-sumber alam. Menurut Sofyan Syafri (1999;221)

aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Aktiva tetap dicantumkan di neraca dalam lajur assets (aktiva) dengan judul land, building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, property and equipment atau aktiva lain-lain.

B. Faktor-Faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PLN (Persero) UPT Medan diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer. Menurut Zaki Baridwan (1994) penyusunan sistem akuntansi aktiva tetap untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut:

1. sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai,

2. sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta


(30)

milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern,

3. sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.

C. Jenis-jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

a. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.

Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Asset)

Contohnya : Lahan, Mesin, Gedung, Peralatan, dan lainnya. 2. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)


(31)

b. Umur

Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya , karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.

3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain. c. Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidk mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :


(32)

1. Depreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.

2. Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan , seperti : Tanah.

d. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :

Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :

a. Harga Beli

b. Ijin dari pemerintah c. Komisi Pialang d. Fee nama baik


(33)

e. Biaya survey  Bangunan/Gedung

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara lain:

a. Fee arsitek b. Biaya asuransi c. Ijin dari pemerintah d. Bea balik nama  Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesi-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :


(34)

a. Pengujian sebelum digunakan b. Sewa mesin

Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu : semua jenis kemdaraan seperti alat pengangkutan, meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain. Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :

a. Reparasi pembelian (peralatan bekas) b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)  Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan. Inventaris kantor dapat berupa :

a. Mesin Tik b. Komputer c. Perabot kantor


(35)

d. Meja Tulis e. Telepon  Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.

Prasarana

Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana, seperti jalan, jembatan, roil, pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.

Ada beberapa jenis aktiva tetap yang dimiliki Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara , antara lain :

a. Tanah b. Bangunan c. Mesin d. Kendaraan e. Peralatan Kantor f. Komputer

g. Peralatan kantor lainnya

D. Metode Penyusutan

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian,


(36)

harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation ).

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :

“ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen – elemen

2. Penyusutan Fungsional

Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan ( inadequancy ) dan ketinggalan zaman ( obsolence )

Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya untuk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi.


(37)

Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk menentukan besarnya pennyusutan aktiva tetap, yaitu :

1. Metode Garis Lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur

ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus :

Contoh : Sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp 3.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 645.000. Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

= Rp 651.000

Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak:

Beban Penyusutan Mesin Rp 651.000


(38)

2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari niali buku ( harga perolehan-akumulasi penyusutan).

Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 30.000.000 , nilai residu Rp 10.000.000 , umur ekonomis 10 tahun.

= Rp 2.000.000

Tarif Ganda

=

= 20%

Maka, besarnya penyusutan setiap tahun, dapat dihitung sebagai berikut :

Tahun I = 20% X Rp 30.000.000 = Rp 6.000.000

Tahun II = 20% X ( Rp 30.000.000 – Rp 6.000.000 )


(39)

Tahun III = 20% X ( Rp 24.000.000 – Rp 19.200.000 )

= Rp 3.480.000

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap- tiap periode belum tentu sama.

Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000.Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk.

Maka beban penyusutan per satuan produksi :

= Rp 125

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 X Rp 125 = Rp 1.125.000


(40)

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan periodic akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus :

Jumlah angka tahun =

n = Lama penyusutan ( umur ekonomis aktiva )

contoh : Jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya tiap tahun adalah :

Tahun I = 5/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 5.000.000

Tahun II = 4/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 4.000.000

Tahun III = 3/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 3.000.000

Tahun IV = 2/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 2.000.000


(41)

Pada PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutannya akan berubah.

E.Cara Perolehan Aktiva Tetap dan Penghapusan Aktiva Tetap

I. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aktiva itu, pemasangan, sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam proses kegiatannya. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya :

 Pembelian Tunai

 Pembelian dengan harga tergabung  Pembelian Angsuran

 Sewa guna usaha

 Pertukaran dengan aktiva lain  Pertukaran dengan sekuritas  Dibangun sendiri


(42)

1. Pembelian Tunai

Nilai perolehan aktiva tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannnya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.

2. Pembelian dengan harga tergabung

Perusahaan bisa saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan sebagai berikut : Jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.

3. Pembelian Angsuran

Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.


(43)

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih ( optie ) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha

b. Sewa guna usaha dianggap seabgai transaksi pembelian/penjualan ( finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

5. Pertukaran dengan aktiva lain

Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :

a. Pertukaran dengan aktiva tetap yang sejenis

Adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut


(44)

menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran.

b. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin- mesin, gedung, dan lain- lain. Perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/ rugi pertukaran aktiva tetap.

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bias mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b. Harga pasar yang didapat

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.


(45)

7. Dibangun sendiri

Kadang – kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :

a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan

Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian, aktiva tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai.

8.Donasi atau sumbangan

Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non- resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.


(46)

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT.PLN (PERSERO) UPT MEDAN pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai.

Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya- biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu dikurangi potongan harga yang diberikan, baik karena pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

Aktiva tetap yang dimilki oleh perusahaan dengan cara pembelian tunai, yaitu: komputer, AC, meja dan peralatan-peralatan kantor.

I. PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasioanal perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara , yaitu :

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar. Apabila suatu aktiva belum disusutkan


(47)

sepenuhnya, maka penyusutan trelebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.

2. Dengan Cara Dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang telah aiilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3. Dengan Cara Tukar dengan Aktiva Lain Keuntungan dari pertukaran :

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat ditentukan dengan salah satu cara berikut :

a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – keuntungan yang tidak diakui

b. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + Keuntungan yang tidak diakui

Keuntungan pertukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal.

Kerugian dari pertukaran :

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku


(48)

peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva baru adalah harga pasar aktiva tersebut. PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN melakukan penggantian aktiva tetap dengan beberapa cara yaitu :

Dengan Cara Dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di non aktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan opersional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu dan nilai pasar.


(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data dan hasil riset (survey) yang dilakukan pada PT PLN (Persero) UPT Medan, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini.

1. Sistem akuntansi aktiva tetap perusahaan telah berjalan dengan baik

2. Perusahaan menetapkan fungsi yang terkait dalam sistem aktiva tetap untuk mengetahui pihak mana saja yang mempunyai kepentingan terhadap aktiva tetap perusahaan.

3. sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method) yang diterapkan perusahaan pada aktiva tetap yang dimiliki sudah tepat, hal ini dapat dilihat dari hubungan antara penurunan nilai aktiva tetap dengan penggunaan dan waktu. Selain itu aktiva tetap tersebut baik dipergunakan maupun tidak dipergunakan tetap disusutkan selama umur ekonomisnya. 4. Sistemm perolehan yang ditetapkan di perusahaan dengan cara pembelian

tunai dan sistem penghapusan yang dilakukan dengan cara dibuang

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut ini.


(50)

1. Perusahaan harus selalu mengawasi sistem akuntansi aktiva tetap yang telah berjalan selama ini untuk menghindari terjadinya tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan kerusakan secara permanen dan penyelewengan dalam hal penggunaan dana untuk pengadaan aktiva tetap tersebut.

2. Perusahaan harus selalu memeriksa dokumen-dokumen yang terkait dalam transaksi pengadaan aktiva tetap karena hal ini menyangkut jumlah yang besar, sehingga perlu diawasi setiap surat permintaan otorisasi investasi dan bukti kas keluar aktiva tetap.

3. Perusahaan harus selalu mengawasi setiap fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi aktiva tetap karena fungsi-fungsi ini berperan penting dalam transaksi pengadaan aktiva tetap perusahaan.

4. Sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap yang diterapkan perusahaan pada aktiva tetap yang dimiliki sudah tepat. Namun dengan pertimbangan perubahan yang kerap terjadi pada biaya reparasi dan pemeliharaan sejumlah aktiva tetap seperti mesin dan kendaraan, peneliti menyarankan agar perusahaan menggunakan metode penyusutan service hours method pada aktiva tetap yang didasarkan pada penggunaan jam kerja aktiva tetap tersebut yang dipakai dalam berproduksi.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan.1999.Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke -21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(52)

Lampiran 1


(53)

Lampiran 2


(54)

Lampiran 3


(55)

Lampiran 4

Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap di PT.PLN (Persero) UPT Medan


(56)

Lampiran 5


(57)

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan.1999.Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke -21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(59)

Lampiran 1


(60)

Lampiran 2


(61)

Lampiran 3


(62)

Lampiran 4

Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap di PT.PLN (Persero) UPT Medan


(63)

Lampiran 5


(64)

(1)

(2)

(3)

(4)

Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap di PT.PLN (Persero) UPT Medan


(5)

(6)