1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk  bersosialisasi  dengan  orang-orang  disekitarnya,  manusia memerlukan  suatu  komunikasi.  Manusia  tidak  selalu  berkomunikasi  dengan
kata-kata  atau  dengan  ucapan,  namun  secara  sadar  atau  tidak  gerak  tubuh dapat  digunakan  untuk  menyampaikan  suatu  informasi  atau  pesan  yang
termasuk dalam jenis komunikasi non verbal Sumarna, 2013: 10. Gerak tubuh  merupakan suatu pengungkapan ekspresi perasaan yang
paling jujur, karena juga dapat mencerminkan suasana hati seseorang, seperti halnya  gerak  tubuh  kegelisahan,  marah,  sedih,  dan  lain  sebagainnya.  Dalam
pengertiannya  tubuh  manusia  merupakan  keseluruhan  jasad    manusia  yang terlihat dari bagian ujung kaki sampai ujung kepala yang di dalamnya tedapat
berbagai macam jaringan otot, sel, darah,tulang, serta daging Kamisa, 2013: 626.  Namun  tubuh  manusia  bukan  hanya  sekedar  gumpalan  daging  yang
didalamnya  terdapat  darah,  tulang,  jaringan  otot  dan  lainnya.  Tetapi,  dalam konteks  karya  seni  tubuh  telah  berubah  menjadi  inspirasi,  dengan
mengeksplorasi gerak tubuh untuk mendistribusikan idegagasan. Banyak  peristiwa  yang  telah  terjadi  sebagai  bagian  dari  pergerakan
tubuh.  Pada  tataran  karya  seni  rupa,  perubahan-perubahan  makna  atas  gerak tubuh  amat  terasa  dalam  perkembangan  sejarah  seni  rupa  itu  sendiri.  Sejak
awal manusia mengenal aktivitas menggores, gerak tubuh telah menjadi objek yang  selalu  menjadi  perhatian.  Zaman  prasejarah,  manusia  saat  itu
menggunakan  visual  gerak  tubuh  sebagai  perangkat  atas  tujuan-tujuan  religi dan  kerjanya  untuk  berburu.  Mereka  tidak  menggambarkan  secara  nyata,
namun  mereka  mencoba  berbicara  mengenai  makna  kerja  gerak  tubuh  yang sedemikian  berkesan,  baik  kesan  gerak  tubuh  kesakitan  akibat  serangan
binatang  maupun  kesan  berbahayanya  kerja  berburu  saat  itu.  Di  zaman Renaissance  makna  gerak  tubuh   seringkali  dihadirkan  dalam  pemaknaan
yang  lebih  mengarah  pada  fungsi  pencapaian  karakter  ideal-rasionalistik. Dimana  keanggunan,  keserasian,  keplastisan,  keperkasaan,  menjadi
2
pencapaian  yang  utama,  kebaikan  digambarkan  dengan  tubuh  yang  segar, kokoh  atau  molek,  sedang  keburukan  dimanifestasikan  dengan  tubuh
termutasi. Eksplorasi  gerak  tubuh  sangat  terkait  erat  dengan  sejarah
perkembangan  seni,  gerak  tubuh  manusia  selalu  memiliki  daya  tarik  yang kuat  bagi  para  seniman  yang  ingin  hadir  dalam  karya-karya  mereka.  Gerak
tubuh  manusia  telah  memberi  banyak  inspirasi  bagi  seniman  dari  masa  ke masa.  Hal  tersebut  yang  juga  menjadikan  gerak  tubuh  manusia  dipilih
pencipta  sebagai  sumber  inspirasi  dalam  berkarya  seni  lukis,  karena  dalam gerak tubuh manusia sudah terdapat keindahan bentuk dalam gerakan tersebut
Djelantik, 2008: 3. Gerak tubuh juga dapat mencerminkan suasana hati dan ekspresi  jiwa  seseorang,  dimana  dengan  melukisan  gerak  tubuh,  pencipta
dapat  menuangkan  suasana  hati  serta  ekspresi  jiwa  pada  saat  melukis. Ditambah  dengan  adanya  suatu  wacana  atau  pesan  yang  ingin  disampaikan
melalui  gerakan  tubuh.  Hal-hal  tersebut  menjadi  alasan  pencipta  dalam memilih  gerak  tubuh  manusia  sebagai  sumber  ispirasi  dalam  berkarya  seni
lukis  serta  menjadikan  gerak  tubuh  manusia  sebagai
subject  matter
dalam lukisan pencipta.
Visualisasi karya akan dilukiskan  di atas bidang dua dimensi, dengan menggunakan  media  kanvas,  serta
acrylic
,  dan  cat  minyak  sebagai  warna dalam  lukisan.  Karya-karya  yang  diungkapkan  ke  dalam  bahasa  visual
cenderung  mendekati  bentuk  aslinya  atau  real  namun  dengan  teknik pewarnaan  yang  sedikit  berbeda  dari  aslinya.  Elemen-elemen  visual  titik,
garis, bidang, warna, bentuk, volume, serta tekstur  disusun secara harmonis sehingga tercipta karya lukis yang diinginkan.
Berangkat  dari  gerak  tubuh  manusia  maka  munculah  ide-ide  yang mempengaruhi gerak tubuh manusia itu sendiri yang kemudian dilukiskan di
atas  kanvas.  Seperti  halnya  gerak  tubuh  ketakutan,  kegelisahan,  terjepit, kebebasan  dan  lain  sebagainnya.    Seperti  ide  tentang  salah  satu  lukisan
pencipta  yaitu  karya  yang  berjudul  “Makin  Terjepit”  dimana  ide  tersebut berawal  dari  inspirasi  gerak  tubuh  manusia  saat  menghadapi  situasi  yang
3
hampir  terjepit    dan  tertindih  oleh  suatu  benda.  Maka  dalam  visualisi  karya ini, dilukiskan seorang laki-laki yang berusaha mempertahankan dirinya agar
tidak  terjepit  dan  tertindih  dari  benda  yang  digambarkan  sebagai  gedung- gedung beton  dalam karya tersebut. Pemanfaatan tekstur  serta teknik lelehan
dan  cipratan  warna  menambah  kesan  dramatis  dalam  pengekspresian  karya lukis  pencipta.  Karya  ini  menggambarkan  lingkungan  alam  sekitar  pencipta
yang saat ini semakin terjepit oleh pembangunan gedung-gedung besar yang semakin gencar.
Adapun beberapa karya seniman yang menjadi inspirasi bagi pencipta antara  lain  karya  seniman  seperti  Putu  S
utawijaya  yang  berjudul  “Mikir Banyak Aku Tinggal
” 2005,  di mana pencipta tertarik pada goresan garis, bentuk    dan  komposisi  gerak  tubuh  manusia  yang  menarik.  Serta  karya  Ida
Bagus  Put u  Purwa    yang  berjudul  “
Sign
14 ”  2009,  pencipta  tertarik  pada
gerak tubuh yang ditampilkan dengan otot-otot yang dilukiskan secara detail. Pencipta  secara  sadar  mengambil  semua  itu  hanya  sebagai  refrensi,
secara  ide  dan  pengolahan  estetik  serta  bahasa  ungkap  tetap  menjadi kreativitas  pencipta  sendiri.  Begitu  juga  dalam  wujud  visual  pencipta  tidak
mentah-mentah memindahkan refrensi tersebut kedalam karya, namun hanya menjadikan  panduan  atau  landasan  dalam  proses  berkarya  seni.  Dalam
berkarya  pencipta  ingin  menampilkan  karya-karya  yang  berbeda  dari  karya seniman-seniman  di  atas,  agar  memiliki  suatu  ciri  khas  karya  yang
membedakan,  sehingga  diharapkan  dari  penciptaan  ini  akan  menemui  nilai- nilai  baru dalam karya seni lukis.
B. Ide penciptaan