PENDAHULUAN PENDAHULUAN 33 Model Kurikulum Inov Dikdas

Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 i DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR i ABSTRAK ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B.

Tujuan C.Lingkup Pengembangan Model Kurikulum Inovatif Kelompok Mata Pelajaran Estetika BAB II KONSEP KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK MATA PELAJARAN ESTETIKA

A. Konsep Kurikulum Kelompok Mata Pelajaran Estetika

B. Model Pembelajaran Terpadu bentuk tematikdi Sekolah Dasar

C. Model Pembelajaran Seni Terpadu BAB III PELAKSANAAN KURIKULUM KELOMPOK

MATA PELAJARAN ESTETIKA A. Pengelolaan Pembelajaran

B. Pemilihan Bahan Ajar C. Sistem Penilaian

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Contoh Silabus SD MI dan SMP MTs

2. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SD MI dan SMP MTs

3. Model-model pembelajaran

. Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 1 menyebutkan bahwa: Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3 Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja;g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama ; i. dinamika perkembangan global; dan j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.4 Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Dalam pasal 37 disebutkan bahwa 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan Dalam Peraturan Pemerintah NOMOR 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Pasal 6 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yaitu: 1 Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika; e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan 5 Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah. Dengan mengacu tuntutan peraturan perundang-undangan yang berlaku di atas Pusat Kurikulum berdasarkan Permen Diknas no 24 tahun 2006 mempunyai tugas mengembangkan dan mengujicobakan model-model kurikulum dalam hal ini model kurikulum inovatif Non-IPTEK, kelompok mata pelajaran estetika.. Penyusunan model tersebut tetap dalam 8 standar pendidikan yang telah ditetapka Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.yaitu: Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 2

1. S

S t t a a n n d d a a r r I I s s i i Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikanakademik. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan. Kerangka dasar dan struktur kurikulum mengatur tentang kelompok mata pelajaran serta kedalaman muatan kurikulum yang dituangkan dalam kompetensi, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. Beban belajar mengatur tentang jam pembelajaran dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, pelaksanaan pembelajaran sistem paket dan satuan kredit semester SKS, serta pemberian pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan berbasis keunggulan lokal.

2. Standar

P P r r o o s s e e s s Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3. Standar

K K o o m m p p e e t t e e n n s s i i L L u u l l u u s s a a n n Standar kompetensi lulusan SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar ini meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran

4. Standar

P P e e n n d d i i d d i i k k d d a a n n T T e e n n a a g g a a K K e e p p e e n n d d i i d d i i k k a a n n Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar ini mengatur tentang pendidik yang harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, Rasio pendidik terhadap peserta didik, kelengkapan dan kualifikasi tenaga kependidikan satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan.

5. Standar

S S a a r r a a n n a a d d a a n n P P r r a a s s a a r r a a n n a a Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 3 komunikasi. Standar ini mengatur tentang kelengkapan, jenis dan kualitas sarana dan prasarana satuan pendidikan.

6. Standar

P P e e n n g g e e l l o o l l a a a a n n Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar ini terdiri atas standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh pemerintah daerah dan standar pengelolaan oleh pemerintah. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan mengatur tentang penerapan prinsip manajemen berbasis sekolah MBS, proses pengambilan keputusan, pedoman, rencana kerja tahunan, Pelaksanaan pengelolaan dan pengawasan satuan pendidikan. Standar pengelolaan oleh pemerintah daerah dan pemerintah mengatur tentang rencana kerja tahunan, penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf internasional.

7. Standar

P P e e m m b b i i a a y y a a a a n n Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar ini mengatur tentang biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal satuan pendidikan.

8. Standar

P P e e n n i i l l a a i i a a n n P P e e n n d d i i d d i i k k a a n n Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Standar ini mengatur tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik, oleh satuan pendidikan dan oleh pemerintah, serta tentang kelulusan peserta didik. Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP bertugas melakukan pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar nasional pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya BSNP menunjuk tim ahli yang bersifat ad-hoc sesuai kebutuhan. Sedangkan evaluasi pendidikan meliputi: • evaluasi kinerja pendidikan oleh satuan pendidikan pada tiap akhir semester, • evaluasi kinerja pendidikan oleh pemerintah menteri • evaluasi kinerja pendidikan oleh pemerintah propinsi • evaluasi kinerja pendidikan oleh pemerintah kabupatenkota • evaluasi kinerja pendidikan oleh lembaga mandiri Kedelapan standar pendidikan tersebut merupakan acuan penyusunan model kurikulum inovasi kelompok mata pelajaran Non–IPTEK kuhusunya kelompok mata pelajaran Estetika. Oleh karena itu penetapan model sekolah yang ideal bagi penerapan kurikulum inovatif tersebut adalah yang telah sesuai dengan kedelapan standar pendidikan di atas. Dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum Inovatif Non-IPTEK kelompok mata pelajaran Estetika setiap sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan mau serta bersedia membantu Pusat Kurikulum Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 4 mengembangan model kurikulum inovatsi kelompok mata pelajaran estetika tersebut. Dalam konsep pendidikan seni suatu perwujudan dari aktivitas kehidupan manusia sering kita namakan kebudayaan atau peradaban manusia, yang mencakup filsafat pikiran mengenai logika, etika, dan estetika, ilmu pengetahuan sebagai metoda, teknologi yang merupakan aplikasi ilmu pengetahuan dan seni sebagai ungkapan estetis. Sudah tidak asing lagi masalah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari, namun kita selalu mempersoalkannya, baik di lingkungan pendidikan maupun sosial kemasyarakatan. Masalah kreativitas sangat dipengaruhi oleh kemampuan kreatif, dimana orang hanya mementingkan ratio dan logika saja sehingga akan kehilangan identitas kreatifnya. Kreativitas sebagai suatu proses, hal ini tidak hanya dimiliki oleh anak genius, seniman, dewasa, penemu saja akan tetapi setiap manusia memilikinya. Seperti tiap-tiap manusia memiliki ratio dan fisik, akan tetapi berbeda tingkat intensitasnya karena setiap tindak sikap manusia pada hakekatnya merupakan integrasi dari ketiga tingkat kemampuan, fisik, rasio, dan kreativitas. Dalam pertumbuhan dan perkembangan pada orang dewasa peranan fisik tidak begitu penting dan setiap rangsang untuk bertindak kreatif lebih cenderung dipahami secara rasional. Sedang dalam pendidikan selama ini masalah kreativitas dalam mengembangkan rasio dan penemuan inovasi baru. Kreativitas dalam proses kreatif penciptaan diperlukan adanya kematangan pribadi dan integrasi dengan lingkungan yang meliputi sarana, keterampilan, orisinalitas, sebagai ungkapan dan identitas yang khas. Disinilah kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat membentuk kemampuan-kemampuan lainnya baik kematangan pribadinya dan integrasi dengan lingkungannya hingga tercipta sesuatu yang baru atau yang lebih baik. Dengan latar belakang tersebut maka kegiatan penelitian tahun anggaran 2007 melakukan pembuatan model.

B. Tujuan

Tujuan pengembangan model kurikulum Inovatif kelompok mata pelajaran Estetika adalah sebagaiacuan untuk mengembangkan lebih lanjut pembelajaran seni budaya yang mencakup seni rupa, musik, tari, teater dan sastra yang spesifik berdasarkan nilai-nilai budaya yang berkembang dimasing-masing daerah mencakup: 1. memberikan guideline bagi pengajar dan pembina dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar 2. membantu pengajar dalam melakukan pengelolaan kelas 3. membantu pengajar dalam memilih materibahan ajar yang sesuai dan bermakna

C. Lingkup Pengembangan Model Kurikulum Inovatif Kelompok Mata Pelajaran

Estetika Lingkup pengembangan model Kurikulum Inovatif Kelompok Mata pelajaran Estetika memcakup: 1. Konsep pembelajaran kesenian yang bermakna dan disesuaikan dengan karakteristik anak usia pendidikan dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya ,dan Sastra Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 5 2. Model pemelajaran seni dan satra yang menumbuhkan kreativitas dan peka dalam berkesenian 3. Prosedur memilih materi bahan ajar yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat 4. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran seni dan sastra Model Kurikulum Inovatif Pendidikan Dasar - 2007 6

BAB II KONSEP KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN