85
Tabel 4.39. Hasil Uji Regresi Logistic Kecamatan STM Hulu
Variabel Koeffisien Odds
Ratio Keterangan
Variabel Sarana Sosial Dasar
1,526 4,600
Signifikan Sarana Ekonomi
1,477 4,380
Signifikan Lapangan Kerja
2,643 14,055
Signifikan Konstanta
-2,807 0,060
- Sumber: Penelitian Lapangan, 2007.
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai odds ratio untuk variabel sarana
sosial dasar sebesar 4,600 artinya kemungkinan keberhasilan pengentasan kemiskinan dengan adanya program penyediaan sarana sosial dasar sebesar 4 sampai 5 kali lebih
besar dibandingkan tanpa adanya program penyediaan sarana sosial dasar. Demikian juga dengan variabel penyediaan sarana ekonomi mempunyai kemungkinan sebesar
4 kali berhasil mengentaskan kemiskinan, serta variabel lapangan kerja mempunyai kemungkinan sebesar 14 kali berhasil mengentaskan kemiskinan dibandingkan tanpa
adanya program penyediaan lapangan kerja di Kecamatan STM Hulu.
4.7.2. Kecamatan Pantai Labu
Berdasarkan hasil estimasi pengaruh penyediaan sarana sosial dasar, sarana ekonomi, dan lapangan kerja terhadap Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Pantai
Labu Tabel 4.25, maka diperoleh basil uji statistik sebagai berikut: 1. Uji Seluruh Model Overall Model Fit
Hasil uji model menggunakan maximum Likelihood diperoleh parameter yang menunjukkan peningkatan kemampuan memaksimumkan program pengembangan
kecamatan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu. Hal ini
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
86
ditunjukkan penurunan nilai -2 Log Likelihood pada awal block-0 = beginning block sebesar 135,489 menjadi 40,646 pada block-1. Penurunan nilai ini
menunjukkan model regresi yang lebih baik. Penurunan nilai ini menunjukkan model regresi logistik yang lebih baik, artinya terdapat kesesuaian atau kecermatan regresi
logistik yang menunjukkan persentase kebenaran pendugaan atau dengan kata lain terdapat kemiripan sangat tinggi antara hasil dugaan dengan nilai pengamatan.
2. Uji Wald Uji Wald digunakan untuk menguji apakah intercept signifikan terhadap
model. Hasil uji statistik menunjukkan adanya signifikan nilai intercept, Hal ini ditunjukkan peningkatan nilai Wald pada uji awal block-0 = beginning block
sebesar 0,367 menjadi 21,355 pada uji block-1. Peningkatan nilai ini menunjukkan probability kemungkinan peningkatan pendapatan penduduk miskin sebagai
indikator tingkat kemiskinan semakin besar dengan adanya variabel sarana sosial dasar, sarana ekonomi, dan lapangan kerja.
a. Dampak Penyediaan Sarana Sosial Dasar terhadap Pengentasan Kemiskinan Penyediaan sarana sosial dasar melalui program pengembangan kecamatan
memberikan damapak positif terhadap pengentasan kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu.
Nilai β pada variabel penyediaan sarana sosial dasar dan constant berturut-
turut menyatakan nilai koefisien β
1
dan nilai β
pada model persamaan. Dengan demikian maka persamaan yang diperoleh untuk fX adalah :
fX = β
+ β
1
X
1
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
87
fX = -3.155 + 1.990 X
1
Jika pada 9 desa di Kecamatan Pantai Labu yang mendapatkan bantuan melalui program pengembangan kecamatan, terdapat persentase keluarga miskin
27,6 maka : f27,6 = -3.166 + 1.990 × 0.276 = -2.617
dan nilai peluang untuk terjadinya keberhasilan pengentasan kemiskinan melalui penyediaan sarana sosial dasar adalah:
1 P
1
= = 0.932
1 – e
– -2.617
Hal ini berarti Kecamatan Pantai Labu dengan tingkat kemiskinan 27,6 mempunyai peluang kemungkinan untuk berhasil sebesar 93,2 dan berdampak
pisitif dalam pengentasan kemiskinan, sedangkan 6,8 kemungkinan tidak berhasil karena pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya dengan penyediaan sarana sosial
dasar. Dalam regresi logistik Pambudhi, 2003 kalau peluangnya lebih besar dari 50 maka eventnya terjadi dalam penelitian ini event adalah berhasilnya
pengentasan kemiskinan melalui penyediaan sarana sosial dasar dan kalau lebih kecil dari 50 eventnya tidak terjadi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diduga
bahwa penyediaan sarana sosial dasar yang dilaksanakan pada 9 desa di Kecamatan Pantai Labu tersebut akan berhasil.
Penyediaan sarana sosial dasar yang dikembangkan di Kecamatan Pantai Labu relatif kecil dibandingkan sarana ekonomi, karena pada sebagian besar desa yang
mendapatkan bantuan dana dari Program Pengembangan Kecamatan dialokasikan
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
88
untuk kegiatan simpan pinjam. Jenis kegiatan fisik untuk penyediaan sarana sosial dasar yang dilakukan hanya sebatas perbuatan pagar jambur
Sesuai dengan Atmawikarta 2007 dimensi akses terhadap infrastruktur dasar merupakan salah satu indikator kemiskinan dari segi non-pendapatan, dan hal ini
adalah masalah yang lebih serius dibandingkan dari kemiskinan dari segi pendapatan.
Mengacu kepada pendapat Atmawikarta tersebut kontribusi penyediaan sarana-sarana sosial dasar terutama di daerah kantong-kantong kemiskinan merupakan upaya yang
secara signifikan dapat menurunkan angka kemiskinan. b. Dampak Penyediaan Sarana Ekonomi terhadap Pengentasan Kemiskinan
Penyediaan sarana sosial dasar melalui program pengembangan kecamatan memberikan dampak positif terhadap pengentasan kemiskinan di Kecamatan Pantai
Labu. Nilai
β pada variabel penyediaan sarana ekonomi dan constant berturut-turut menyatakan nilai koefisien
β
1
dan nilai β
pada model persamaan. Dengan demikian maka persamaan yang diperoleh untuk fX adalah :
fX = β
+ β
1
X
2
fX = -3.151 + 2.653 X
2
Jika pada 9 desa di Kecamatan Pantai Labu yang mendapatkan bantuan melalui program pengembangan kecamatan, terdapat persentase keluarga miskin
27,6 maka : f26,7 = -3.151 + 2.653 × 0.276 = -2.434
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
89
dan nilai peluang untuk terjadinya keberhasilan pengentasan kemiskinan melalui penyediaan sarana ekonomi adalah:
1 P
1
= = 0.919
1 – e
– -2.424
Hal ini berarti Kecamatan Pantai Labu dengan tingkat kemiskinan 27,6 mempunyai peluang kemungkinan untuk berhasil sebesar 91,9 dan berdampak
positif dalam pengentasan kemiskinan, sedangkan 8,1 kemungkinan tidak berhasil karena pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya dengan penyediaan sarana
ekonomi. Dalam regresi logistik Pambudhi, 2003 bila peluangnya lebih besar dari 50 maka event terjadi atau berhasilnya pengentasan kemiskinan melalui penyediaan
sarana ekonomi yang dilaksanakan pada 9 desa di Kecamatan Pantai Labu tersebut akan berhasil.
Sarana ekonomi yang dikembangkan melalui program PPK di Kecamatan Pantai Labu umumnya pada sektor perbankan melalui kegiatan simpan pinjam,
dimana masyarakat diberikan kesempatan mendapatkan pinjaman modal usaha dengan bunga rendah, tanpa agunan serta sistem pengembalian yang tidak
memberatkan masyarakat. Sesuai dengan pendapat Sahdan 2004 bahwa membuat pertumbuhan
ekonomi bermanfaat bagi rakyat miskin tetap menjadi landasan bagi pengentasan kemiskinan. Langkah-langkah pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan
ekonomi adalah a membuat pertumbuhan bermanfaat bagi rakyat miskin, merupakan kunci bagi upaya untuk mengkaitkan masyarakat miskin dengan proses
pertumbuhan baik dalam konteks pedesaan-perkotaan ataupun dalam berbagai
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
90
pengelompokan berdasarkan daerah dan pulau. Hal ini sangat mendasar dalam menangani aspek perbedaan antar daerah, b dalam menangani ciri kerentanan
kemiskinan yang berkaitan dengan padatnya konsentrasi distribusi pendapatan di Indonesia, apapun yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat akan dapat
dengan cepat mengurangi angka kemiskinan serta kerentanan kemiskinan c. Dampak Penyediaan Lapangan Kerja terhadap Pengentasan Kemiskinan
Penyediaan lapangan kerja melalui program pengembangan kecamatan memberikan dampak positif terhadap pengentasan kemiskinan di Kecamatan Pantai
Labu. Nilai
β pada variabel penyediaan lapangan kerja dan constant berturut-turut menyatakan nilai koefisien
β
1
dan nilai β
pada model persamaan. Dengan demikian maka persamaan yang diperoleh untuk fX adalah :
fX = β
+ β
1
X
3
f fX = -3.151 + 3.194 X
3
Jika pada 9 desa di Kecamatan Pantai Labu yang mendapatkan bantuan melalui program pengembangan kecamatan, terdapat persentase keluarga miskin
27,6 maka : f26,7 = -3.151 + 3.194 × 0.276 = -2.284
dan nilai peluang untuk terjadinya keberhasilan pengentasan kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja adalah:
1 P
1
= = 0.908
1 – e
– -2.284
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
91
Hal ini berarti Kecamatan Pantai Labu dengan tingkat kemiskinan 27,6 mempunyai peluang kemungkinan untuk berhasil sebesar 90,8 dan berdampak
positif dalam pengentasan kemiskinan, sedangkan 9,2 kemungkinan tidak berhasil karena pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya dengan penyediaan lapangan
kerja. Dalam regresi logistik Pambudhi, 2003 bila peluangnya lebih besar dari 50 maka event terjadi atau berhasilnya pengentasan kemiskinan melalui penyediaan
lapangan kerja yang dilaksanakan pada 4 desa di Kecamatan STM Hulu tersebut akan berhasil.
Jenis lapangan kerja yang diupayakan melalui program PPK adalah dengan mengembangkan pengelolaan lembaga keuangan dalam skala kecil oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dalam kegiatan simpan pinjam. Terbukanya lapangan kerja tidak hanya terbatas pada kegiatan simpan pinjam itu sendiri, namun lapangan kerja
juga terbuka dengan tersedianya modal untuk membuka usaha baru maupun mengembangkan lembaga usaha kecil menjadi lebih besar dan membutuhkan tenaga
kerja yang lebih banyak. Sesuai dengan fokus penanggulangan kemskinan yang dikembangkan Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK tahun 2006 ditujukan kepada penduduk yang berusia antara 15-55 tahun, yaitu usia sedang tidak produktif usia
kerja tetapi tidak mendapat pekerjaan, menganggur, program yang dilaksanakan bersifat investasi ekonomi, kelompok inilah yang seharusnya menjadi sasaran utama
penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan pengelompokan tersebut maka program penanggulangan kemiskinan harus difokuskan kepada penanganan penduduk miskin
dalam usia produktif melalui peningkatan kesempatan kerjaberusaha, peningkatan
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
92
kapasitaspendapatan dan untuk selanjutnya mampu mewujudkan kesejahteraan dan
perlindungan sosial secara mandiri dan berkelanjutan.
Tabel 4.40. Hasil Uji Regresi Logistic Kecamatan Pantai Labu
Variabel Koeffisien Odds
Ratio Keterangan
Variabel Sarana Sosial Dasar
1,990 7,315
Signifikan Sarana Ekonomi
2,653 14,191
Signifikan Lapangan Kerja
3,194 24,394
Signifikan Konstanta
-3,151 0,043
- Sumber: Penelitian Lapangan, 2007.
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai odds ratio untuk variabel sarana sosial dasar sebesar 7,315 artinya kemungkinan keberhasilan pengentasan kemiskinan
dengan adanya program penyediaan sarana sosial dasar sebesar 7 kali lebih besar dibandingkan tanpa adanya program penyediaan sarana sosial dasar. Demikian juga
dengan variabel penyediaan sarana ekonomi mempunyai kemungkinan sebesar 14 kali berhasil mengentaskan kemiskinan, serta variabel lapangan kerja mempunyai
kemungkinan sebesar 24 kali berhasil mengentaskan kemiskinan dibandingkan tanpa adanya program penyediaan lapangan kerja di Kecamatan Pantai Labu.
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan.
1. Penyediaan sarana sosial dasar melalui program pengembangan kecamatan
berdampak positif terhadap pengentasan kemiskinan di Kecamatan STM Hulu p=0,041 dengan OR=4,600 dan Kecamatan Pantai Labu p=0,020
dengan OR=7,315. 2.
Penyediaan sarana ekonomi melalui program pengembangan kecamatan berdampak positif terhadap pengentasan kemiskinan di Kecamatan STM Hulu
p=0,034 dengan OR=4,380 dan Kecamatan Pantai Labu p=0,002 dengan OR=14,191.
3. Penyediaan lapangan kerja melalui program pengembangan kecamatan
berdampak positif terhadap pengentasan kemiskinan di Kecamatan STM Hulu p=0,000 dengan OR=14,055 dan Kecamatan Pantai Labu p=0,000 dengan
OR=24,394.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat dibuat beberapa saran sebagai berikut.
1. Perlu peningkatan penyediaan sarana sosial dasar melalui program
pengembangan kecamatan yang berkaitan langsung dengan peningkatan 93
James Erik Siagian: Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang, 2007.
USU e-Repository © 2008