Prinsip Pengelolaan Struktur Organisasi Pelaksana Fasilitasi oleh Organisasi Struktural

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2014 28

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Prinsip Pengelolaan

Pengelolaan kegiatan dalam melaksanakan kegiatan agar mengacu pada prinsip Good Governance dan Clean Government, yaitu: 1. Mentaati Peraturan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN; 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

B. Struktur Organisasi Pelaksana

Pelaksanaan kegiatan pengembangan tebu didaerah, menjadi tanggung jawab Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan atas nama Kepala daerah Provinsi dan Dinas KabupatenKota yang membidangi Perkebunan atas nama Kepala Daerah KabupatenKota, sedangkan di Pusat dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman Semusim.

C. Fasilitasi oleh Organisasi Struktural

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh organisasi struktural untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan program. Di tingkat Pusat dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim dan pada tingkat Provinsi dibentuk Tim Teknis Provinsi, sedangkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2014 29 di tingkat KabupatenKota dilaksanakan oleh Tim teknis KabupatenKota. 1. Tim Pusat Fasilitasi koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Tebu dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim. dengan kegiatan, antara lain: a. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi ditingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan; b. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Provinsi dan Kabupaten dalam pembinaan, pengawalan dan pendampingan serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan; c. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama antara lain dengan BUMNSwasta PG berbasis tebu, organisasi profesi bidang pergulaan, perguruan tinggi, APTRI, KPTRKoperasi berbasis tebu, dan pihak terkait lainnya; d. Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian dari Provinsi, KabupatenKota serta lapangan dan menyampaikan laporan ke Direktur Jenderal Perkebunan. 2. Tim Teknis Provinsi. Fasilitasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengembangan tebu dilaksanakan oleh Tim Teknis Provinsi, dengan kegiatan antara lain: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2014 30 a. Menyiapkan kebijakan operasional yang dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Juklak; b. Memberikan arahan dan membantu dalam perencanaan serta pelaksanaan kegiatan; c. Melakukan pembinaan, pengawalan dan pendampingan kepada kelompok taniKoperasi berbasis tebu penerima bantuan termasuk menyelesaikan masalah yang dihadapi; d. Melakukan pembinaan, pengawalan dan pendampingan terhadap SDM, kelembagaan serta pengembangan manajemen usaha; e. Membuat laporan hasil pembinaan, pengawalan dan pendampingan serta menyampaikan kepada Ditjen perkebunan tembusan Direktorat Tanaman Semusim setiap triwulan dan tahunan serta laporan yang bersifat insidentil. 3. Tim Teknis Kabupaten. Fasilitasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Pengembangan tebu dilaksanakan oleh Tim Teknis KabupatenKota, dengan kegiatan: a. Menyiapkan kebijakan operasional yang dituangkan dalam Petunjuk teknis Juknis; b. Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan dan pembinaan dibidang teknis produksi dan operasional termasuk rencana pemanfaatan dana bansos, manajemen usahatani dan pengembangan kelembagaan usaha kelompok; c. Melaksanakan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran penerima bantuan; d. Membuat laporan hasil pembinaan, pengawalan dan pendampingan serta menyampaikan kepada Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2014 31 Provinsi secara berkala setiap triwulan dan tahunan serta laporan yang bersifat insidentil.

D. Perencanaan Operasional